Emulsi 3.docx

  • Uploaded by: azwar
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Emulsi 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,889
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat. Terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok . emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain (Anief, 2008). Dispersi ini tidak stabil, butir-butir ini bergabung (koalesen) dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsa yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk film (lapisan) disekeliling butirbutir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu tipe emulsi m/a dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase extern adalah minyak (Anief, 2008). C.M.C. (Natrii carboxymethylcellulosum) dalam perdagangan terdapat 3 macam kualitas C.M.C. yang berbeda tentang viskositasnya yaitu ditandai dengan C.M.C. HV (high viscosity). Penggunaan sebagai emulgator dalam kadar 0,5— 1%. Larutannya C.M.C. dapat dicampur dengan asam maupun basa, juga larutan alkohol sampai 40% alkohol. Cara melarutkan C.M.C. yang baik adalah ditaburkan dalam air dingin dan dibiarkan beberapa jam lalu diaduk perlahanlahan sampai larut. Atau diaduk kuat-kuat dengan pengaduk cepat (mikser). Emulsi dibuat dengan mencampur larutan C.M.C. dengan parafinum liquidum atau minyak lemak dan diaduk dengan mikser (pengaduk cepat) atau menggunakan alat homogenizer. Twen dan span ( surfaktan) merupakan senyawa derivat sorbitran, merupakan surfaktan dari atlas company. Span merupakan ester dari sorbitan dengan asam lemak. Di samping mengandung ikatan eter dengan oksi etilen (Anief, 2008).

1.2 Prinsip Percobaan Pada percobaan kali ini yaitu “Pengaruh emulgator terhadap sifat fisik sediaan emulsi” pembuatannya menggunakan C.M.C dan air panas sebagai fase air dan twen 80 dan minyak kelapa sebagai fase minyak dengan adanya uji dan laju pemisahan, volume sedimentasi, uji redispersi dan penentuan tipe emulsi dengan adanya penambahan metylen blue.

1.3

Tujuan Percobaan a) Mengetahui cara pembuatan emulsi. b) Menentukan tipe emulsi dalam percobaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Emulsi Menurut FI IV,emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairanya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi ada dua yaitu oil in water (O/W) , atau minyak dalam air (M/A) dan water in oil (W/O) atau air dalam minyak (A/M). Emulsi dapat di stabilkan dengan penambahkan bahan pengemulsi

yang di sebut emulgator atau surfaktan yang dapat mencegah

koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah . Surfaktan menstabilkan emulsi dengan cara menempati antar permukaan tetesan dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik di sekeliling partikel

yang akan berkoalesensi . Surfaktan juga

mengurangi tegangan permukaan

antar fase sehingga meningkatkan proses

emulsifikasi selama pencampuran (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). 2.2

Komponen Emulsi Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu :

1. Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam emulsi terdiri atas : a. Fase dipersi/fase internal/fase diskontinu/fase terdispern/fase dalam, yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil didalam zat cair lain. b. Fase eksternal/fase kontinu/fase pendispern/fase luar, yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar ( Bahan penfukung) emulsi tersebut. c. Emulgator adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. 2. Komponen tambahan adalah bahan tambahan yang sering ditambahkan kedalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik, misalnya corrigen

saporis, odoris, coluoris, pengawet (Preservative) dan anti oksidan (Syamsuni, 2006).

2.2

Jenis Emulsi Emulsi dapat dibedakan dalam :

1. Emulsi vera (emulsi alam) dan 2. Emulsi spuria (emulsi buatan)

1. Emulsi vera Emulsi vera dibuat dari biji atau buah dimana terdapat disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur. Emulsi yang dibuat dari biji adalah Amydaia amara, lini semen, cucurbitae semen, emulsi dikatakan baik pembuatannya kalau emulsi berwarna putih seperti susu, kalau kebiruan berarti kurang cukup pelumatan biji. 2. Emulsi spuria 

Emulsi dengan minyak lemak Pembuatan emulsi minyak lemak biasanya dibuat dengan emulgator gom arab dengan perbandingkan untuk 10 bagian minyak lemak dibuat 100 bagian emulsi.



Emulsi dengan praffinum liquidium Dibuat dengan menggunakan P.G.A.



Emulis dengan cera atau lemak padat Dibuat dengan melebur lemak padat atau cera diatas tangas air, setelah meleleh tambahan P.G.A. sama berat lemak dan tambahkan segera air panas sebagai 1,5x berat P.G.A. dan dibuat korpus emulsi. Setelah diencerkan dengan air hangat dimasukkan dalam botol dan digojok sampai emulsi dingin.



Emulsi dengan extractum spissum Apabila jumlah ekstrak terdapat minyak lemak, maka digunakan P.G.A. 2,5% dari berat total emulsi bila disamping ekstrak terdapat minyak lemak maka esktrak dicampur dulu dengan minyak lemak dan selanjutnya

diemulsi dengan P.G.A. jumlah P.G.A. yang digunakan adalah untuk ekstraknya sama berat dan untuk minyaknya lemak sparo berat minyak lemak . 

Emulsi dengan minyak Eteris Kreosotorum, Benzylis Benzoat Zat-zat dengan Benzylis Benzoat untuk kulit sebaiknya dibuat dengan trietanda dan asam stearat dalam perbandingan 1:4 Asam stearat dilelehkan diatas tangas air dan tritandamin dilarutkan dalam air dan emulsi dibuat pada suhu kira-kira 700C.



Emulsi dengan bromoformum Karena berat jenis bromoformum 2,8 maka sulit dibuat emulsi yang stabil dan tidak mudah segera pecah, untuk menurunkan berat jenis maka perlu ditambah minyak lemak sebanyak 10 kali berat bromoformum. Penambahan minyak lemak sebanyak 1 kali berat bromoformum akan menurunkan besar jenis bromoformum menja + 1.



Emulsi dengan Emulgator lainnya Puivis gummosur, agar-agar, CMC (Natri Carboxymethyl celiulosum) (Anief, 1987).

Bahan-bahan pengemulsi (Emulgator) Emulgator alam Emulgator alam yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit dapat dogolongkan menjadi tiga golongan yairu : 1. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan Pada umumnya termasuk golongan karbohidrat dan merupakan emulgator tipe O/W sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol kadar tinggi dan dapat dirusak oleh bakteri, oleh karena itu pembuatan emulsi dengan emulgator ini harus selalu menambah bahan pengawet: a. Gom Arab Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk obat minum emulsi yang terbentuk sangat stabil dan tidak terlalu kental.

b. Tragakan Dipsersi tragakan dalam air sangat kental sehingga untuk memperoleh emulsi dan qan viskositas yang baik hanya diperlukan tragakan sebanyak satu persepuluh kallqom arab saja. c. Agar-agar Emulgator ini kurang efektif jika digunakan sendiri pada umumnya zat ini ditambahkan untuk menambah viskositas dan emulsi dengan qom arab. d. Chondrus Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak ikan karena dapat munutupi rasa dan bau minyak ikan tersebut. e. Emulgator lain Pektin metil selulosa karboksimetilselulosa (CMC) biasa digunakan 1-2 %. 2. Emulgator Hewani a. Kuning telur Kuning telur mengandung lesitin (golongan protein atau asam amino) dan kolesterol yang semuanya itu dapat berfungsi sebagai emulgator. b. Adeps lanae Zat ini banyak megandung kolesterol merupakan emulgator tipe O/W dan banyak digunakan pemakaian luar. 3. Emulgator mineral a. Magnesium alumunium sulikat (veegum) Merupakan senyawa anorganik yang terdiri dari atas garam-garam Mg dan Al. b. Bentonit Tanah liat terdiri atas senyawa alumunium sulikat yang dapat mengabsorpsi sejumlah besar air sehingga membentuk masaa seperti gel (Syamsuni, 2006). Salah satu inovasi terbaru dalam teknologi emulsi adalah pengembangan emulsi ganda yakni emulsi yang fase terdispersinya mengandung tetesantetesan kecil atau globul dengan emulsi ganda terbagi atas dua tipe emulsi

yakni emulsi tipe M/A/M artinya fase minyak terdispersi pada fase air emulsi A/M, dan tipe emulsi A/M/A dengan fase air terdispersi pada fase minyak emulsi M/A (Mirawati, 2010). Virgin

Coconut

Oil

(VCO)

mempumyai

efek

fisiologi

yang

menguntungkan kesehatan seperti membunuh virus, bakteri, meningkatkan daya tahan tubuh dan sebagainya. Saat ini VCO dikonsumsi sebagai obat ataupun suplemen yang diminum secara langsung. Salah satu cara untuk mengatasi rasa berminyak VCO yaitu denagn membuat VCO menjadi bentuk emulsi dengan penambahan bahan lain untuk rasa, aroma dan pewarna (Setiasih, 2007). Mungkin properti emulsi pertama dan yang paling penting untuk ditentukan adalah jenisnya, yaitu minyak dalam air atau minyak dalam air, dan akhirnya terjadinya beberapa emulsi. Pada dasarnya ini setara dengan menentukan yang merupakan fase eksternal emulsi. Ada beberapa metode yang berbeda untuk dilakukan. Karena fase eksternal adalah salah satu yang menyentuh apa pun yang ada dalam kontak dengan emulsi, fase eksternal dan emulsi menunjukkan keterbasahan dan proporsi dispersi yang serupa. Misalnya sedikit emulsi O/W akan meluas pada substrat hidrofilik seperti lempengan glss bersih atau kertas saring, sedangkan W/O tidak akan. Jika sejumlah kecil emulsi O/W dituangkan dalam media berairnya fase eksternal akan larut dalam fase air dan tetesan minyaknya akan bubar,dan sebaliknya (Marti, 2000).

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1

Alat alat yang di gunakan Lumpang dan alu, objek glass, deck glass,wadah botol dan mikroskop.

3.2

Bahan- bahan yang di gunakan Minyak kelapa, tween 80, CMC Na, akuadest.

3.3

Spesifikasi bahan Polisorbat 80 Nama lain : Tween 80 Khasiat

: Emulgator

Pemerian : Cairan kental seperti minyak, jernih kuning, bau asam lemak, khas. 3.4

Prosedur percobaan Di kembangkan CMC Na dengan air panas sebanyak 20 kali jumlah CMC Na, lalu di tambahkan minyak dan tween 80 pada lumpang yang berbeda kemudian di gerus cepat sampai terbentuk emulsi.

3.5 1.

Formula dan perhitungan bahan Formula 1 Minyak

12,5

Tween 80

0,5

CMC Na

0,5 (1%)

Aquades ad 50 – (12,5 + 0,5 + 0,5 +10) = 26,5 2. Formula 2 Minyak

12,5

Tween 80 0,5 CMC Na

0,5 (2%)

Akuadest ad 50 – (12,5 + 0,5 + 0,5 + 20) = 16,5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan gambar Emulsi Minyak Kelapa Bentuk: kental Warna: putih Bau

:khas minyak kelapa

Hari Pertama Formula 1

Formula 2

Hari Kedua Formula 1

Formula 2

4.2 Pembahasan Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Anief, 2005). Pada percobaan kali ini, digunakan dua lumpang untuk dua formula. Diantara formula satu dan dua, hanya berbeda kadar CMC-Na. Pada formula pertama kembangkan CMC-Na dengan air panas 20 kali dari CMC-Na lalu tunggu hingga menggembang. Begitu juga pada formula kedua. Setelah menggembang

dan menjadi bening sempurna lalu gerus dan kemudian tambahkan minyak kelapa dan tween 80 lalu digerus cepat hingga homogen. Setelah terbentuk emulsi, lalu di uji sifat fisiknya dengan cara menentukan tipe emulsi. Menentukan tipe ini menggunakan zat warna metilen biru dan diamati pada microskop. Jika emulsi tersebut bertipe M/A, zat warna tersebut akan melarut didalamnya dan berdifusi merata. Dan jika temulsi tesebut A/M, zat warna tersebut akan akan bergerombol pada permukaan. Formula pertama sebelum dilakukan penyimpanan adalah emulsi tipe M/A dan homogen. Formula kedua sebelum dilakukan penyimpanan adalah emulsi tipe M/A dan homogen tetapi,setelah penyimpanan selama 1 hari sediaan emulsi terpisah antara fase air dan fase minyak, karena terlihat pada hasil mikroskop.

BAB V KESIMPULAN

5.1

Kesimpulan a. Dalam pembuatan emulsi kali ini caranya dengan mengembangkan C.M.C Na dengan air panas sebanyak 20 kali jumlah. C.M.C Na ditambahkan minyak kelapa dan twen 80 pada lumpang yang berbeda, lalu dicampur dan digerus dengan cepat keduanya. b. Tipe emulsi pada percobaan kali ini adalah tipe M/A (minyak dalam air).

5.2

Saran Hendaknya seorang pratikan pada pembuatan emulsi kali ini harus

memperhatikan : 1. Ketelitian agar di dapat hasil yang sesuai. 2. Kelarutan bahan pembuatan emulsi. 3. Kestabilan bahan untuk membuat sediaan emulsi.

DAFTAR PUSTAKA Anief, M. 2006. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Hal: 133-148. Ditjen POM. 1995.Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.Hal: 6-7. Marti, G. Nielloud, F. Mestres. 2000. Emulsion Characteristics. Universite Montpeller: France. Hal:1-2. Mirawati. Pakki, E. Darwis, M. 2000. Emulsi Ganda Tipe A/M/A Dengan Emulgator. UMI. Universitas Hasanuddin: Makassar. Hal: 1-2. Setiasih, S. I. Irawati, D. Tensiska. 2007.Minuman Emulsi Virgin Coconut Oil (VCO). UNPAD: Bandung. Hal:1. Syamsuni, H.A.2006. Ilmu Rese p:Jakarta.Hal: 118-130.

Related Documents


More Documents from "Fauzi Widi"