FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT WANITA PASANGAN USIA SUBUR DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI AKDR DI PUSKESMAS KUTALIMBARU TAHUN 2018
SKRIPSI
Oleh : MELA NOPITA SARI 1701032205
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2018
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT WANITA PASANGAN USIA SUBUR DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI AKDR DI PUSKESMAS KUTALIMBARU TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan (Str.Keb) Pada Program Studi D4 Kebidanan Minat Studi Administrasi Dan Kebajikan Kesehatan Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Umum Institut Kesehatan Helvetia
Oleh :
MELA NOPITA SARI 1701032205
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2018
Telah di Uji pada Tanggal : 04 Oktober 2018
PANITIA PENGUJI SKRIPSI Ketua penguji : Syahroni Damanik, S.S.T., M.Kes Anggota : 1. Dwiana Kartika Putri, S.S.T., M.Kes 2. Elvi Era Liesmayeni, S. Tr., M.K.M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI Nama
: Mela Nopita Sari
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
:Kemantan, 10 oktober 1996
Agama
: Islam
Alamat Lengkap
: Desa Kemantan Agung Rt.08. Kec. Air Hangat Timur. Kab. Kerinci Prov. Jambi
Hobby
: Membaca
No Hp
: 082377999865
Jumlah Saudara
: 1 (Satu) dari 2 (Dua) Bersaudara
II. IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah
: Ridwan
Nama Ibu
: Siswanti
III. PENDIDIKAN Tahun 2002-2008
: SDN 267/III Kemantan Tinggi
Tahun 2008-2011
: SMP Negeri 26 Kerinci
Tahun 2011-2014
: SMA 2 Kerinci
Tahun 2014-2017
: STIKes Prima Jambi
Tahun 2017-2018
: D-IV Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan
ABSTRACT THE RELATED FACTORS OF FERTILE AGE WOMEN INTEREST IN THE USE OF IUD CONTRACEPTION AT KUTALIMBARU HEALTH CENTER IN 2018 MELA NOPITA SARI 1701032205 D4 Midwifery Study Program of Health Institute of Helvetia The high rate of population growth is a problem faced by Indonesia. The Uterine Contraception Device (IUD) is one of the most effective and safe longterm contraceptives compared to other contraceptives. IUD is very effective in controlling the population growth rate because the level of effectiveness of use is up to 99.4%. The purpose of this study was to determine the related factors of fertile age women insterest in the use of IUD contraception at Kutalimbaru Health Center in 2018. The type of this study is an analytical survey with a cross sectional design that is to determine the factors related to the interest of fertile age women in IUD contraceptive use at Kutalimbaru Health Center in 2018. The populations of this study were 5224 women. The data was collected by using a questionnaire and analyzed using Chi-Square test. The results showed that there was a relationship of knowledge with the interest in the use of IUD contraception with the results of calculations p value = 0,000 <α = 0.05, there was a relationship of education with interest in the use of contraceptive IUD results of calculations p value = 0,000 <α = 0.05 and there was a relationship support age with interest in the use of IUD contraception with the calculation results p value = 0.005 <α = 0.05. And there was no relationship of income and interest in the use of IUD contraception with the results of the calculation p value = 0.166> α = 0.05. The conclusion of this study shows that there is a relationship between knowledge, education, age and no income relationship with fertile age women interest in the use of IUD contraception at Kutalimbaru Health Center in 2018. It is recommended for local health workers to provide information about the IUD in the Health Center through cross-program collaboration or with related institutions. Keywords: Knowledge, Education, Age, Income, Interest, IUD.
The Legitimate Right by:
Helvetia Language Center
i
ABSTRAK FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT WANITA PASANGAN USIA SUBUR DALAM PENGGUNAN KONTRASEPSI AKDR DI PUSKESMAS KUTALIMBARU TAHUN 2018 MELA NOPITA SARI 1701032205 Program Studi D4 Kebidanan Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan yang dihadapi Indonesia. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah salah satu Alat Kontrasepsi Jangka Panjang yang paling efektif dan aman dibandingkan alat kontrasepsi lainnya. AKDR sangat efektif untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena tingkat efektifitas penggunaan sampai 99,4%.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor yang Berhubungan dengan Minat Wanita PUS dalam Penggunaan Kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross sectional yaitu untuk mengetahui Faktor yang berhubungan dengan minat wanita pasangan usia subur dalam penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita PUS sebanyak 5224. Sampel sebanyak 98 responden. Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR dengan hasil perhitungan p value = 0,000 < α = 0,05, ada Hubungan pendidikan dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR hasil perhitungan p value = 0,000 < α = 0,05 dan ada Hubungan dukungan umur dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR dengan hasil perhitungan p value = 0,005< α = 0,05. Serta tidak terdapat hubungan penghasilan dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR dengan hasil perhitungan p value = 0,166 > α = 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat Hubungan pengetahuan, pendidikan, umur dan tidak terdapat hubungan penghasilan dengan Minat Wanita PUS dalam Penggunaan Kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018. Disarankan bagi tenaga kesehatan setempat untuk memberikan penyuluhan tentang AKDR di Puskesmas melalui kerjasama lintas program ataupun dengan lembaga terkait. Kata Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, Umur, Penghasilan, Minat, AKDR Sumber : 17 buku, 10 jurnal, 8 website
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebahagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada program studi D4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan. Judul Skripsi ini adalah “Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Wanita Pasangan Usia Subur Terhadap Penggunaan Kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018”. Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang membantu, baik berbentuk moril maupun materiil yang tidak ternilai harganya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat : 1. Dr.dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan Institut Kesehatan Helvetia. 2. Imam Muhammad SE, S. Kom . MM,. M.Kes selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan Helvetia. 3. Dr.H. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia . 4. Dr.dr. Arifah Devi Fitria, M.Kes., selaku Wakil Rektor Institut Kesehatan Helvetia. 5. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Kesehatan Umum Institut Kesehatan Helvetia. 6. Elvi Era Liesmayani, S.Si.T, M.Keb., Selaku ketua Prodi D4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia dan sekaligus sebagai dosen penguji III. 7. Syahroni Damanik SST.,M.Kes., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membantu dan membimbing saya dalam penyusunan Proposal ini. 8. Dwiana Kartika Putri SST.,M.Kes., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu dan membimbing saya dalam penyusunan Proposal ini. 9. Seluruh Bapak/ibu dosen pengajar jurusan D4 Kebidanan yang telah membimbing para mahasiswi khususnya penulis yang telah berusaha mengarahkan kami menjadi manusia cerdas dengan transformasi ilmu yang selama ini diberikan.
iii
10. Pimpinan Puskesmas Kutalimbaru yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian . 11. Kepada Orang tua saya untuk dukungan dan doa restu kepada saya dalam menyelesaikan proposal ini baik Materi, Motivasi dan lain-lainnya yang tidak dapat saya dapatkan dari orang lain hingga tersusunnya Skripsi ini. 12. Sahabat dan Rekan-rekan mahasiswi program D4 Kebidanan serta semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Penulis masih menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberi rahmat dan hidayah-Nya atas segala kebaikan yang diberikan.
Medan, 04 Oktober 2018 Penulis
Mela Nopita Sari
iv
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRACT ............................................................................................................. i ABSTRAK ............................................................................................................... KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii DAFTAR TABEL............................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................7 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................8 1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 8 1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ..............................................................10 2.2. Telaah Teori ............................................................................................12 2.2.1. Definisi Kontrasepsi ............................................................... 12 2.2.2. Definisi KB............................................................................. 12 2.2.3. Tujuan Program KB ............................................................... 13 2.2.4. Sasaran Program KB .............................................................. 14 2.2.5. Pengertian AKDR................................................................... 14 2.2.6. Jenis-Jenis AKDR .................................................................. 15 2.2.7. Mekanisme Kerja AKDR ....................................................... 18 2.2.8. Keuntungan Kontrasepsi AKDR ............................................ 19 2.2.9. Kerugian Kontrasepsi AKDR ................................................. 20 2.2.10. Efektivitas AKDR .................................................................. 21 2.2.11. Indikasi Dan Kontraindikasi AKDR ...................................... 22 2.2.12. Cara Pemasangan dan Pencabutan AKDR ............................. 23 2.2.13. Kunjungan Ulang ................................................................... 24 2.2.14. Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi AKDR ..............25 v
2.3.
Hipotesis Penelitian ................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 33 3.1. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................33 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................33 3.2.1. Lokasi Penelitian ......................................................................... 33 3.2.2. Waktu Penelitian ......................................................................... 33 3.3. Populasi dan Sampel ..............................................................................33 3.3.1. Populasi ....................................................................................... 33 3.3.2. Sampel ......................................................................................... 33 3.4. Kerangka Konsep ...................................................................................35 3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ......................................35 3.5.1. Defenisi Operasional ................................................................... 35 3.5.2. Aspek Pengukuran ...................................................................... 36 3.6. Metode Pengumpulan Data ...................................................................37 3.6.1. Jenis Data .................................................................................... 37 3.6.2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 38 3.6.3. Uji Vadilitas dan Reliabilitas ...................................................... 38 3.7. Metode Pengolahan Data .......................................................................41 3.8. Analisa Data ............................................................................................42 3.7.1. Analisa Univariat ........................................................................ 42 3.7.2. Analisis Bivariat .......................................................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 44 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................44 4.1.1. Visi dan misi Puskesmas Kutalimbaru........................................ 44 4.1.2. Letak Geografis Puskesmas ........................................................ 45 4.1.3. Struktur Organisasi Puskesmas Kutalimbaru .............................. 46 4.2. Hasil penelitian .......................................................................................47 4.2.1. Karakteristik Responden............................................................. 47 4.2.2. Analisis Univariat........................................................................ 47 4.2.3. Analisis Bivariat .......................................................................... 52 4.3. Pembahasan .............................................................................................56 4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR ................................................................................................... 56 4.3.2. Hubungan Pendidikan dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR ................................................................................................... 59 4.3.3. Hubungan Umur dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR ................................................................................................ 622
vi
4.3.4. Hubungan Penghasilan dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR ................................................................................................... 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 67 5.1. Kesimpulan..............................................................................................68 5.2. Saran ........................................................................................................70 5.2.1. Saran Teoritis .............................................................................. 70 5.2.2. Saran Praktis................................................................................ 70 DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Kerangka Konsep ........................................................................
35
Gambar 4.1. Struktur Organisasi .....................................................................
46
viii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran................................
36
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan .................................
39
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Minat ..............................................................
39
Tabel 3.4. Hasil uji reliabilitas kuisioner pengetahuan ..................................
40
Tabel 3.5. Hasil uji reliabilitas kuisioner minat .............................................
41
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 .............................................
47
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi jawaban responden tentang pengetahuan wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 .....................................................................................
47
Tabel 4.3. Distribusi frekuensi pengetahuan wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018. ........................................
49
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi pengetahuan wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018 ........................................
49
Tabel 4.5. Distribusi frekuensi umur wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018 ............................................
50
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi penghasilan wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018 ..............................
50
Tabel 4.7. Distribusi frekuensi jawaban responden tentang minat wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 .....................................................................................
51
Tabel 4.8. Distribusi frekuensi minat wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018 ............................................
52
Tabel 4.9. Hubungan pengetahuan dengan minat dalam penggunaan AKDR pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 ................................................................ Tabel 4.10. Hubungan pendidikan dengan minat dalam penggunaan AKDR pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas
ix
52
Kutalimbaru tahun 2018 ................................................................
53
Tabel 4.11. Hubungan umur dengan minat dalam penggunaan AKDR pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 ................................................................
54
Tabel 4.12. Hubungan penghasilan dengan minat dalam penggunaan AKDR pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 ................................................................
x
55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Master Data Uji Validitas Lampiran 3 Master Data Penelitian Lampiran 4 Output Hasil Uji Validitas Lampiran 5 Output Hasil Uji Penelitian Lampiran 6 Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi (Revisi) Lampiran 7 Surat Izin Survei Awal Lampiran 8 Surat Izin Uji Validitas Lampiran 9 Surat Izin Penelitian Lampiran 10 Surat Balasan Izin Survei Awal Lampiran 11 Surat Balasan Izin Uji Validitas Lampiran 12 Surat Balasan Izin Uji Penelitian Lampiran 13 Lembar Konsultasi Pembimbing I Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing II Lampiran 15 Dokumentasi
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Setiap keluarga menginginkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera,
salah satu hambatan untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera yaitu laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, Indonesia berada di urutan keempat negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan tingginya jumlah penduduk akan menghambat terwujudnya kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Berdasarkan permasalahan kependudukan tersebut, pemerintah menetapkan serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi lonjakan jumlah penduduk yang lebih besar dengan cara menggalakkan program keluarga berencana. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan
Kependudukan
dan
Pembangunan
Keluarga,
Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.(1) Program KB sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang kependudukan, memiliki implikasi yang tinggi terhadap pembangunan kesehatan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif oleh karena itu, program KB memiliki posisi strategis dalam upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui
1
2
kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan (secara kuantitatif), maupun pembinaan ketahanan dan peningkatan kesejahteraan keluarga (secara kualitatif) dalam
mewujudkan
keluarga
kecil
bahagia
dan
sejahtera,
sehingga
memungkinkan program dan gerakan KB diposisikan sebagai bagian penting dari strategi pembangunan ekonomi. Apabila program KB tidak berhasil akan berimplikasi negatif terhadap sektor lainnya seperti pendudukan, kesehatan, ekonomi dan sektor lainnya. (2) Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS) hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama 25 tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,5 juta pada tahun 2035. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata pertahun penduduk indonesia selama periode 2010-2035 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam periode 2010-2035 laju pertumbuhan penduduk turun dari 1,38 persen menjadi 0,62 persen pertahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian. Tingkat penurunan kelahiran lebih cepat daripada tingkat penurunan karena kematian. (3) Berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2018 mencapai 256 juta jiwa yang meliputi 133,17 juta jiwa laki-laki dan 131,88 juta jiwa perempuan. Dari proyeksi tersebut, jumlah kelahian pada tahun ini mencapai 4,81 juta jiwa sedangkan jumlah kematian 1,72 juta jiwa.(4) Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat terbesar dalam jumlah penduduknya di Indonesia setelah Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa
3
Tengah. Berdasarkan Data BPS Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 tercatat memiliki jumlah penduduk 14.102.911 jiwa dan rata-rata kepadatan penduduk 193 per km2.Tingkat kepadatan penduduk yang umumnya tinggi terdapat di wilayah perkotaan. Adapun Kota dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kota Medan yakni sebesar 8.412,96 jiwa per km2.(5) Berdasarkan Hasil data SDKI tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan status kekayaan peserta KB berhubungan dengan akses mereka terhadap informasi KB sehingga dapat menentukan kontrasepsi yang akan digunakan berdasarkan informasi tersebut. Penggunaan metode kontrasepsi bervariasi menurut tingkat pendidikan. Suntikan KB merupakan metode yang paling populer pada semua kategori pendidikan wanita. IUD, kondom dan sterilisasi wanita lebih banyak digunakan oleh wanita berstatus kawin dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi. Namun, mereka juga lebih banyak menggunakan metode tradisional. Pil dan susuk KB merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh wanita dengan tingkat pendidikan SD. Dilihat dari segi umur akseptor KB wanita yang lebih muda (umur 15-19 tahun) dan yang lebih tua (umur 45-49 tahun) lebih sedikit yang memakai kontrasepsi dibandingkan dengan wanita pada pertengahan usia subur (umur 2044 tahun). Pemakaian kontrasepsi pada wanita kawin semua kelompok umur didominasi oleh metode kontrasepsi modern. Namun, preferensi untuk metode tertentu bervariasi menurut umur. Sebagai contoh, meskipun suntik KB paling banyak digunakan pada setiap kelompok umur, metode ini paling populer di kalangan wanita di bawah usia 30 tahun. Pada kelompok wanita yang lebih tua
4
(umur 30-44 tahun), selain suntikan KB, pemakaian pil dan metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implan dan sterilisasi wanita lebih tinggi daripada wanita yang lebih muda. Berdasarkan hasil survei Tingkat putus pakai lebih tinggi pada pil (41 persen), kondom (31 persen), dan suntikan (25 persen) dibandingkan dengan metode jangka panjang seperti IUD (6 persen) dan implant (8 persen).(6) Berdasarkan data SDKI tahun 2013 Pemakaian kontrasepsi non-MKJP lebih besar dibandingkan dengan pemakaian kontrasepsi MKJP. Padahal couple years protection (CYP) Non-MKJP yang berkisar 1-3 bulan memberi peluang besar untuk putus penggunaan kontrasepsi (20-40%). Sementara itu CYP dari MKJP yang berkisar 3-5 tahun memberi peluang untuk kelangsungan yang tinggi, namun pengguna metode ini jumlahnya kurang banyak. Hal ini mungkin disebabkan karena penggunaan metode ini membutuhkan tindakan dan keterampilan profesional tenaga kesehatan yang lebih kompleks.(7) Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) sebagian besar peserta KB baru maupun KB aktif memilih suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi. Jumlah keseluruhan PUS di Indonesia terdiri dari 48.536.690 jiwa, dan Peserta KB baru sebesar 6.66.156 meliputi
suntik sebanyak (51,3%)
kemudian urutan kedua pil (23,7%), implan (11,37 %), kondom sebanyak (4,78%) , IUD (7,23 %), Motode Operatif Wanita (MOW) sebanyak (1,73 %) dan terakhir Metode Operatif Pria (MOP) dengan persentase (0,18 %) . Cakupan peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi tahun 2016 dengan total jumlah PUS 36.306.662 suntik juga menempati urutan pertama sebanyak(47,96 %), pil (22,81 %), Implant (11,20%) , IUD/AKDR menempati urutan keempat yaitu (10,61 %),
5
MOW (3,54%), kondom (3,23 %) dan diurutan terakhir yaitu MOP sebanyak (0,64%).(8) Presentase penggunaan alat kontrasepsi di Sumatra Utara yaitu penggunaan alat kontrasepsi oleh peserta KB aktif yang paling dominan adalah penggunaan alat kontrasepsi suntik yaitu (45,52%) dan tidak jauh berbeda Pil (42.41%), penggunaan impant sebanyak (20,63 %) dan penggunaa IUD/ AKDR hanya sebanyak
(10,11%)
disusul dengan MOW 6,95 %
dan MOP 0,95
%.Cakupan penggunaan alat kontrasepsi di Kota Medan sendiripun tidak jauh berbeda dengan sumatra utara, dimana IUD/AKDR berada pada peringkat keempat dengan jumlah cakupan (11,77 %).(5) Berdasarkan paparan data diatas dapat dilihat bahwa cakupan kontrasepsi AKDR/IUD masih rendah dibandingkan dengan suntik, pil dan implan baik itu di Indonesia, Sumatra Utara maupun di Kota Medan. Hasil Penelitian Pitriani (2015) Ibu dengan pendidikan yang rendah beresiko 23 kali tidak menggunakan Kontrasepsi AKDR daripada yang berpendidikan tinggi. Ibu dengan tingkat pengetahuan yang rendah beresiko 7 kali tidak menggunakan kontrasepsi AKDR dari pada yang berpendidikan tinggi. Penelitian Desitavani (2017) ada hubungan ekonomi dengan pemilihan kontrasepsi AKDR,seseorang dengan tingkat ekonomi rendah akan lebih berkonsentrasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar yang menunjang kehidupannya sebaliknya orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan mempunyai kesempatan untuk menempuh pendidikan dimana orang yang tingkat ekonomi tinggi akan lebih mudah menerima informasi sehingga akan memperhatikan kesehatan diri dan keluarga. Penelitian Dewi (2017) menyatakan
6
ada hubungan umur dengan pemilihan kontrasepsi AKDR, semakin tua umur seseorang maka pemilihan kontrasepsi ke arah alat yang mempunyai efektivitas lebih tinggi yakni metode kontrasepsi jangka panjang. Berdasarkan hasil survei awal di Puskesmas Kutalimbaru penulis melakukan wawancara kepada 10 orang akseptor KB, 6 diantaranya tidak mengetahui mengenai AKDR baik bentuk, pemasangan dan keuntungannya sedangkan 4 orang lainnya sudah mengetahui mengenai bentuk dan cara pemasangan AKDR. Dari 10 orang yang penulis wawancarai 1 orang berpendidikan sarjana, 5 orang berpendidikan SMA, 3 orang berpendidikan SMP dan I orang berpendidikan SD. Dari 10 orang 7 orang berusia kurang dari 35 tahun dan 3 orang berusia diatas 35 tahun.Ditinjau dari segi penghasilan keluarga, 4 orang suaminya bekerja sebagai pedagang yang tidak mempunyai penghasilan tetap, 3 orang suaminya bekerja sebagai buruh lepas dan 3 orang lainnya bekerja sebagai karyawan swasta. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan diketahui bahwa pengetahuan ibu pasangan usia subur mengenai alat kontrasepsi AKDR masih kurang, tidak menggunakan alat kontrasepsi AKDR karena tidak mengerti keuntungan (keefektifan) dari alat kontrasepsi tersebut, malu karena pemasangan alat kontrasepsi AKDR melalui vagina dan pemasangannya harus membuka pakaian bagian bawah dan kelemahan AKDR yang dapat terlepas atau keluar sendiri tanpa disadar membuat mereka tidak tertarik menggunakan kontrasepsi AKDR. Berdasarkan data dan permasalahan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Faktor yang berhubugan dengan minat
7
wanita pasangan usia subur terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apa saja faktor yang berhubungan dengan minat wanita pasangan usia subur dalam penggunaan Alat Kontrasepsi KB AKDR di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018?
1.3.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru. 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pendidikan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru. 3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi umur wanita pasangan usia subur dalam penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru. 4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penghasilan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru. 5. Untuk mengetahui
hubungan
pengetahuan
wanita pasangan usia
suburdalam penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru. 6. Untuk mengetahui hubungan pendidikan wanita pasangan usia suburdalam penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru. 7. Untuk mengetahui hubungan umur wanita pasangan usia suburdalam penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru.
8
8. Untuk mengetahui hubunganPenghasilanwanita pasangan usia subur terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pemikiran bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya tentang minat wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB AKDR. 1.4.2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Responden Sebagai informasi dan bahan masukan bagi wanita pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi khususnya AKDR sebagai alat kontrasepsi yang akan digunakan. 2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai bahan masukan tentang pengembangan pelaksanaan program KB khususnya AKDR di tempat penulis melakukan penelitian sehingga dapat meningkatkan akseptor KB AKDR dan mengurangi jumlah kelahiran yang akan terjadi pada tahun-tahun berikutnya. 3. Bagi Institut Kesehatan Helvetia Sebagai
bahan
bacaan
kepustakaan
guna
menambah
wawasan,
pengetahuan sertainformasi untuk mahasiswa khususnya tentang alat kontrasepsi AKDR di Institut Kesehatan Helvetia.
9
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai pengembangan kemampuan peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian tentang faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi minat dalam pemilihan alat kontrasepsi dan hasil penelitian ini dapat menjadi perbandingan ataupun pertimbangan bagi
peneliti berikutnya untuk
melakukan penelitian yang sama mengenai masalah kontrasepsi AKDR.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian Ratna Sari Pandiangan pada tahun 2017, berjudul Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Iud di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan dari 92 responden, sebanyak 8,7% menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 91,3% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Variabel pendidikan (p=0,011), pengetahuan (p=0,016), sikap (p=0,036), dukungan suami (<0,001) dan sosial budaya (p=0,043) memiliki hubungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Siempat Rube. Variabel pendidikan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 6,593 merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD. (9) Penelitian dilakukan oleh Novita Dewi Iswandari dkk pada tahun 2017, berjudul Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik penelitian sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dengan sampel sebanyak 99 sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisa menggunakan chi square dengan nilai signifikan p < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan Ada hubungan antara variabel usia dengan rendahnya penggunaan AKDR dengan nilai (p) = 0,009, ada hubungan antara variabel paritas dengan rendahnya penggunaan AKDR dengan nilai (p)= 0,002,
10
11
ada hubungan antara variabel dukungan suami dengan rendahnya penggunaan AKDR dengan nilai (p)= 0,008. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan menunjukkan Rendahnya penggunaan alat kontrasepsi alat dalam rahim (AKDR) salah satu di pengaruhi oleh usia, paritas serta dukungan suami.(10) Hasil
penelitian
Chandra
dewi
dkk
yang
berjudul
Rendahnya
Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur. Data dianalisis mengunakan tehnik regresi logistik ganda dengan tingkat nilai signifikansi α=0,05. Hasil uji regresi logistik didapatkan tiga variabel yang signifikan yaitu umur (p=0,007), jumlah anak (p=0,020) dan pengetahuan (p=0,011). Semakin muda umur responden maka semakin rendah penggunaan kontrasepsi jangka panjang dibandingkan responden yang berumur tua. semakin banyak anak yang dimiliki, semakin rendah penggunaan kontrasepsi jangka panjang dibandingkan dengan responden yang memiliki anak sedikit. (11) Penelitian Marikar tahun 2015 yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Ibu Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Di Puskesmas Tuminting Kota Manado Desain Penelitian Cross Sectional. Populasi adalah ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Sampel penelitian adalah 84 responden. Hasil Penelitian uji statistik uji Chi Square pada tingkat kemaknaan 95% (α=0,05), menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia dengan penggunaan AKDR dengan nilai p value = 0,034, ekonomi dengan penggunaan AKDR dengan nilai p value = 0,026, sedangkan pendidikan tidak ada hubungan dengan penggunaan AKDR dengan nilai p value= 0,294. Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan antara usia dan ekonomi
12
dengan penggunaan AKDR dengan nilai p value < α=0,05 dan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan penggunaan AKDR dengan nilai p value > α=0,05. Saran bagi Puskesmas Tuminting agar meningkatkan peran perawat khususnya perawat maternitas dalam pelaksanaan program keluarga berencana dengan memberikan informasi tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).(12)
2.2.
Telaah Teori
2.2.1. Definisi Kontrasepsi Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kotrasepsi,maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.(2) 2.2.2. Definisi KB Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencaan keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat dan berkembang didalam rahim.(13)
13
Secara umum (KB) dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapakan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.(14) Menurut WHO (Expert Committe, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasutri untuk mendapatkan obyektif-obyektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkankelahiran yang diinginkan, mengatur interval antara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.(15) 2.2.3. Tujuan Program KB 1. Tujuan umum adalah untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memahami kebutuhan hidupnya. 2. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. 3. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah : memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa, mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-
14
upaya
menurunkan
angka
kematian ibu,
bayi
dan
anak
serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.(15) 2.2.4. Sasaran Program KB Sasaran program KB yang tertera pada rencana strategis (renstra) BKKBN 2015-2019 dalam upaya mecapai tujuan utama, sebagai berikut : a. Menurunnya angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) per WUS (1549 tahun). b. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi atau contraceptive prevalence rate (CPR). c. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need). d. Meningkatnya peserta KB aktif yag menggunakan kontrasepsi MKJP e. Menurunnya tingkat PUS pakai kontrasepsi.(16) 2.2.5. Pengertian AKDR Menurut BKKBN 2014, AKDR atau IUD atau spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempuyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan kedalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang. (15) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif dibandingkan dengan alat kotrasepsi pil, suntik, kondom. Efektifitas metode IUD antara lain ditunjukkan dengan angka kelangsungan yang tertinggi bila dibandingkan dengan metode tersebut diatas. (17)
15
AKDR atau IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern. Merupakan alat kontrasepsi yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus. (18) 2.2.6. Jenis-Jenis AKDR a. AKDR Non-Hormonal Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluhpuluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik (polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.(15) 1. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi a) Bentuk terbuka (open device) Misalnya : lippesLoop, CuT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T. b) Bentuk Tertutup (closed device) Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan Graten Bergn Ring. 2. Menurut Tambahan atau Metal a) Medicated IUD, Misalnya Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (Daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (Daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
16
b) Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan Kawat tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilisasi (antipembuahan yang cukup baik). c) Copper-7 IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambah gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T. d) Multi load IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil) dan mini. e) Lippes Loop IUD initerbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), Tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), Tipe C
17
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.(14) b. AKDR Hormonal AKDR/IUD dengan progestin merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan polythelene yang dipasang dalam rahim seorang wanita yang berguna untuk mencegah kehamilan yang mengandung hormon steroid adalah prigestase yang mengandung progesteron dari mirena yang mengandung levonorgestrel. Bentuk AKDR ini adalah bentuk yang didalamnya mengandung 36 mg progesteron dan akan dikeluarkan kurang lebih 65mg progesteron yang disimpan diendometrium. AKDR ini harus diganti setiap tahun sekali karena cadangan progesteronnya yang terbatas. Gangguan perdarahan terjadi pada 2 bukan pertama, tetapi setelahnya jarang ditemukan perdarahan. Pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi amenore (20-50). AKDR ini dapat diberikan pada wanita yang mengalami nyeri haid karena kandungan progestin dapat mengurangi nyeri haid dan yang haidnya banyak. 1. Progestasert-T = Alza T a) Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
18
b) Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesteron per hari. c) Tabung insersinya berbentuk lengkung. d) Daya kerja : 18 bulan e) Teknik insersi : plungig (modified withdrawal) 2. LNG-20 a) Mengandung 46-60 mg levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg perhari. b) Angka kegagalan/kehamilan angka terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun. c) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25 % mengalami amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit.(19) 2.2.7. Mekanisme Kerja AKDR a. menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii b. mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi. d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (20)
19
2.2.8. Keuntungan Kontrasepsi AKDR a. Keuntungan AKDR Non Hormonal (Cu T 308A) : 1. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi. Sangat efektif yaitu 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan). 2. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan. 3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti). 4. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat. 5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. 6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. 7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-308A). 8. Tidak mempengaruhi kualitas danvolume ASI. 9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). 10. Dapat digunakan sampai menopause (satu tahun atau lebih setelahhaid terakhir). 11. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan. b. Keuntungan AKDR hormonal adalah : 1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe. 2. Untuk mencegah adhesi dinding-dindinguterus oleh synechiae (Asherman’s syndrome).(15)
20
2.2.9. Kerugian Kontrasepsi AKDR a. Kerugian AKDR Non Hormonal (Cu T 308A) 1. Efek samping yang umum terjadi: a) Perubahan siklus haid. b) Haid lebih lama dan banyak. c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi. d) Disaat haid lebih sakit. 2. Komplikasi lain : a) Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan. b) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia. c) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar). 3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS. 4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan. 5. Penyakit radang panggul terjadi pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan. 6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan. 7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang setelah 1-2 hari.
21
8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskannya. 9. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan). 10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk cegah kehamilan normal, Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya kedalam vagiana.(20) b. Kerugian IUD Hormonal 1. Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD. 2. Harus diganti setelah 18 bulan. 3. Lebih sering menimbulkan perdarahan midsiklus dan perdarahan bercak. 4. Insidens kehamilan ektopik tinggi.(15) 2.2.10. Efektivitas AKDR Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada : 1. IUD-nya : ukuran, bentuk kandungannya. 2. Akseptor : umur, parietas, frekuensi senggama. 3. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan parietas diketahui : a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekpulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD.
22
b. Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD. 2.2.11. Indikasi Dan Kontraindikasi AKDR a. Indikasi Usia produktif, keadaan nullipara, menginginkan kontrasepsi jangka panjang, menyusui dan menginginkan kontrasepsi, setelah melahirkan dan tidak ingin menyusui bayinya, setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi, resiko rendah dari IMS, tidak menghendaki metode hormonal, tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari, perokok, sedang memakai antibiotika atau anti kejang, gemuk ataupun kurus, sedang menyusui, penderita tumor jinak payudara, penderita kanker payudara, pusing-pusing, sakit kepala, tekanan darah tinggi, varises pada tungkai atau di vulva, penderita penyakit jantung (termasuk jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR), pernah menderita stroke, penderita diabetes militus, penderita penyakit hati atau empedu, malaria, penyakit tiroid, epilepsi, nonpelvik TBC, setelah kehamilan ektopik, setelah perdarahan pelvik. (20) b. Kontraindikasi penggunaan IUD 1. Sedang hamil atau diduga hamil 2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya 3. Sedang menderita infeksi alat genetalia. 4. Kelainan bawaan uterus yang abnormal/tumor jinak rahim yang dapat dipengaruhi oleh kavum uteri.
23
5. Penyakit tropoblas ganas. 6. Diketahui penderita TBC pelvik. 7. Kanker alat genetalia. 8. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.(21) 2.2.12. Cara Pemasangan dan Pencabutan AKDR Waktu pemasangan AKDR yaitu setiap waktu dalam siklus haid yang dapat dipastikan klien tidak hamil, hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid, segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan, setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi. a. Langkah-langkah pemasangan AKDR 1. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran dan posisi uterus. 2. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik. 3. Serviks dibersihkan beberapa kalidengan larutan anti septik. Inspekulum, serviks ditampilkan dan bibir depan serviks dijepit dengan cunan serviks, penjepit dilakukan kira-kira 2 cm dari osteum uteri externum dengan cunan bergerigi Saturday. 4. Sambil menarik serviks dengan
cunan serviks, masukkanlah sounde
uterus untuk menentukan arah sumbu kanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum. Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurang dari 5 cm atau kavum uteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan.
24
5. Tabung penyalur dengan AKDR didalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-kadang terdapat tahanan sebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan diulangi. 6. AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur atau dapat pula dengan mendorong keluar penyalur kedalam kavum uteri, cara pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR. 7. Tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan 2-3 cm.(15) b. Langkah-langkah pencabutan AKDR 1. Persiapkan pasien dengan posisi berbaring secara litotomi kemudian bersihkan vagina. 2. Melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan dan posisi uterus. 3. Pasangkan speculum sym. 4. Mencari benang IUD kemudian dilepas dengantampon tang. 5. Rapikan pasien dan membereskan alat-alat. 6. Memberikan penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi/dialami setelah AKDR dilepas dan kapan harus dikontrol.(15) 2.2.13. Kunjungan Ulang Setelah AKDR dipasang, wanita harus kembali mengunjungi klinik setelah periode menstruasi selanjutnya atau 3-6 minggu setelah insersi AKDR. Wanita
25
harus dianjurkan untuk kembali kapan saja jika mengalami kekhawatiran, nyeri, atau perdarahan abnormal, namun jika tidak mengalami hal tersebut wanita tidak perlu keklinik hingga tiba saatnya untuk mengganti AKDR. AKDR dapat dilepas kapan saja jika harus jika harus diganti dengan yang baru, tetapi jika gagal memasang AKDR yang baru, metode tambahan harus digunakan.(22) Jadwal kunjungan ulang setelah pemasangan AKDR yaitu : a. 1 bulan pasca pemasangan. b. 3 bulan kemudian. c. Setiap 6 bulan berikutnya. d. 1 tahun sekali. e. Bila terlambat haid 1 minggu. f. Perdarahan banyak dan tidak teratur.(15) 2.2.14. Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi AKDR 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar. Dengan pengetahuian individu dapat mengingat kembali suatu obyek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Dilihat dari obyek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Mengetahui sesuatu secara khusus. b. Mengetahui terminologi yaitu berhubungan dengan mengenal atau mengingat kembali istilah atau konsep tertentu yang dinyatakan dalam bentuk simbol, baik berbentuk verbal atau non verbal.
26
c. Mengetahui fakta tertentu yaitu mengenal atau mengingat kembali tanggal, peristiwa, orang tempat, sumber informasi kejadian masa lalu, kebudayaan masyarakat tertentu, dan ciri-ciri yang tampak dari keadaan alam tertentu. d. Mengetahui tentang cara untuk memproses atau melakukan sesuatu. e. Mengetahui kebiasaan atau cara mengetengahkan ide atau pengalaman. f. Mengetahui urutan dan kecenderungan yaitu proses, arah dan gerakan suatu gejala atau fenomena pada waktu yang berkaitan. g. Mengetahui penggolongan atau pengkategorisasian. Mengetahui kelas, kelompok, pangkat atau susunan yang digunakan didalam bidang tertentu, atau memproses sesuatu. h. Mengetahui kinerja yang digunakan untuk mengidentifikasi fakta, prinsip, pendapat atau perlakuan. i. Mengetahui metodelogi, yaitu perangkat cara yang digunakan untuk mencari, menemukan atau menyelesaikan masalah. j. Mengetahui hal-hal yang universal dan abstrak dalam bidang tertentu, yaitu ide, bagan dan pola yang digunakan untuk mengorganisasi suatu fenomena atau pikiran. k. Mengetahui prinsip dan generalisasi. l. Mengetahui teori dan struktur.(23) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
27
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang: 1. Faktor internal: aktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi pisik. 2. Faktor eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana. 3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran. Ada enam tingkat domain pengetahuan yaitu : Tahu (Know), Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, Memahami (comprehension) yaitu Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materitersebut secara benar, Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya, analisis Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain, sintesis (synthesis) Sintesis
menunjuk
pada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian–bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi – formulasi yang sudah ada, yang terakhir yaitu Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek.(24) Menurut Arikunto pengetahuan seseorang dapat diketahui dan dapat diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
28
1. Baik
: Hasil presentase 76%-100%
2. Cukup
: Hasil presentase 56%-75%
3. Kurang
: Hasil presentase > 56%
2. Pendidikan Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.(25) Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan keluarga berencana tetapi juga memilih suatu metode. Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan oleh pasangan yang lebih berpendidikan . Dihipotesiskan bahwa wanita yang berpendidikan menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil risiko yang terkait dengan sebagai metode kontrasepsi.(14) Pendidikan merupakan indikator yang bisa mempengaruhi pengetahuan, atau bisa dikatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat diukur dari tingkat pendidikannya karena semakin tinggi pendidikan maka semakin besar pula kesempatannya untuk mendapatkan informasi yang lebih luas. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pemahaman kontrasepsi tetapi tidak bisa dijadikan jaminan seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi akan memahami lebih banyak hal mengenai kontrasepsi .
29
3. Umur Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia antara 20-30 tahun. Kritera kontrasepsi yang diperlukan pada usia tersebut yaitu : Efektifitas tinggi,reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI). (2) Dilihat dari aspek kesehatan untuk keesehatan ibu telah dibuktikan bahwa makin tua umur, banyaknya anak yang dilahirkan, makin kecil atau pendek jarak waktu antara kelahiran anak, makin banyak dan tinggi komplikasi kesakitan dan kematian yang timbul bagi ibu dan anak. (18) Umur responden dapat ditentukan fase-fase penggunaan alat kontrasepsi yang
ideal.
Umur
dibawah
20
tahun
merupakan
masa
menunda
kesuburan/kehamilan, umur 20-35 tahun masa mengatur menjarangkan kelahiran, dan umur diatas 35 tahun masa mengakhiri kehamilan. (2) Berdasarkan hasil penelitian dari iswandari dkk mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi AKDR .(10) 4. Penghasilan Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk di indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakatkarena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan. Contoh : keluarga dengan penghasilan cukup akan
30
lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak mampu, karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukan merupakan kebutuhan pokok. Dengan suksesnya program KB maka perkonomian suatu negara akan lebih baik karena dengan anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupidan kesejahteraan dapat terjamin. (14) Masalah keuangan sering timbul didalam kehidupan keluarga. Memang masalah ini bidan tidak bertanggung jawab atas pemecahan masalah keluarga tetapi
hendaknya
menunjukkan
empatinya
serta
mencoba
memberikan
pemahaman akan manfaat financial yang tersedia untuk kepentingan ibu dan bayi sehingga bidan harus memperoleh informasi mengenai kondisi ekonomi klien apakah ibu dan keluarga tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan.(25) Sosial ekonomi adalah tingkat pendapatan responden perbulannya. Yang diukur berdasarkan ketetapan UMK Deli Serdang, UMK Deli Serdang pada tahun 2018 yaitu Rp 2.720.100. 5. Minat Minat (interest) berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi dan keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah sesuatu yang berbentuk motivasi intrinsik. Terdapat dua jenis minat yaitu minat situasional dan minat pribadi. Minat situasional dipicu oleh sesuatu di lingkungan sekitar, seperti hal-hal yang baru, berbeda, dan tak terduga demikian juga hal-hal yang melibatkan tingkat aktivitas tinggi atau emosi yang kuat. Disisi lain sseseorang juga cenderung memiliki minat pribadi tentang topik-topik yang mereka cari dan
31
aktivitas yang mereka ikuti. Pilihan pribadi yang disebut sebagai minat priadi ini relatif stabil sepanjang waktu dan menghasilkan pola yang konsisten. Minat pribadi dan pengetahuan sering kali saling menguatkan, misalnya minat terhadap sebuah topik memicu semangat untuk mempelajari lebih dalam tentang topik tersebut, dan tambahan pengetahuan yang diperoleh akan meningkatkan minat. (26) Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam diri dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan emosi dan perasaan. Minat memiliki ketergantungan yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti : pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. (27)
2.3.
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang
sedang dikaji.Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan pengetahuandengan minat wanita pasangan usia subur terhadap penggunaaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018. 2. Terdapat hubungan pendidikan dengan minat wanita pasangan usia subur terhadap penggunaaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018. 3. Terdapat hubungan umur dengan minat wanita pasangan usia subur terhadap penggunaaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru.
32
4. Terdapat hubungan penghasilandengan minat wanita pasangan usia subur terhadap penggunaaan kontrasepsi Kutalimbaru Tahun 2018.
AKDR di Rumah Puskesmas
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik adalah penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yaitu untuk mengetahui Faktor yang berhubungan dengan minat wanita pasangan usia subur dalam penggunaan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018.
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kutalim baru. Alasan penelitian dilakukan karena rendahnya cakupan penggunaan kontrasepsi AKDR di wilayah kerja Puskesmas Kutalimbaru hanya sedikit, rata-rata akseptor KB di sana menggunakan kontrasepsi suntik. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai September Tahun 2018.
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan PUS di Puskesmas Kutalimbaru yaitu yang berjumlah 5224 orang. 3.3.2. Sampel Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
33
34
dan dianggap mewakili seluruh populasi.Sampel dalam penelitian ini adalah Wanita pasangan usia subur dipuskesmas Kutalimbaru. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel dalam penelitian ini, rumus Slovin.(28)
Keterangan : N
= Besar Populasi
n
= Besar Sampel
α
= Derajat kebenaran yang diharapkan dari sampel sebagai perwakilan populasi adalah 90%.
d
= derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10%
yakni : 100%- α = 100%-90% = 10% = 0,1
98,1 ≈98 orang Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 98 orang. Metode pengambilan sampel menggunakansimple random sampling yaitu pengambilan
35
sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
3.4. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabelvariabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi.Adapun kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Independen Faktor-Faktor - Pengetahuan - Pendidikan - Umur - Penghasilan
Variabel Dependen Minat penggunaan kontrasepsi AKDR
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.5.
Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Defenisi Operasional Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan variabel-variabel atau faktor-faktor yang diteliti. Adapun definisi operasional penelitian adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang informasi AKDR. 2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani oleh responden. dengan kategori: a. Dasar : Tamat SD/MI, tamat SLTP/MTs b. Menengah : Tamat SLTA/MA
36
c. Tinggi: Tamat Perguruan Tinggi ( DIII, S1, S2) 3. Umur adalah usia responden pada waktu sekarang saat menggunakan kontrasepsi. Kategori usia dibedakan menjadi 3 yaitu: a. < 20 tahun
: Masa reproduksi muda
b. 20-35 tahun
: Masa reproduksi sehat
c. > 35 tahun
: Masa reproduksi tua
4. Penghasilan adalah tingkat pendapatan keluarga perbulannya. Berdasarkan pada UMK Kabupaten Deli Serdang. 5. Minat adalah keinginan wanita PUS untuk menggunakan AKDR. 3.5.2. Aspek Pengukuran Aspek Pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur(instrument), hasil pengukuran, kategori, dan skala ukur yang digunakan untuk menilai suatu variabel.
37
Tabel 3.1.Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran Nama Jumlah Alat Ukur Variabel Pernyataan
No
Variabel X 1 Pengetahuan
14
2 Pendidikan
1
3 Umur
1
4 Penghasilan
1
Variabel Y 5 Minat penggunaan AKDR
3.6.
9
Skala Pengukuran
Kuisioner
Baik,apabila skor 76-100% Cukup, apabila skor 56-75% Kurang, apabila skor ≤56% Kuisioner Tinggi Menengah Dasar Kuisioner < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun Kuisioner ≥Rp 2.720.100
Tinggi, bila jawaban benar > 50% Rendah, bila jawaban benar ≤ 50%
Value
(3)
Jenis Skala Ukur Ordinal
(2) (1) (3) (2) (1) (3) (2) (1) (2) (1)
Ordinal
(2)
Ordinal
Ordinal
Ordinal
(1)
Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis Data Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah: 1) Data primer merupakan data karakteristik responden, motivasi kerja responden dan kualitas pelayanan kesehatan.
38
2) Data sekunder meliputi deskriptif di lokasi penelitian, misal pelayanan kesehatan, jumlah tenaga pelayanan keperawatan serta data lain yang mendukung analisis terhadap data primer. 3) Data tertier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti:jurnal, text book, sumber elektronik (tidak boleh sumber anonim), misal: Profil kesehatan Indonesia, SDKI. 3.6.2. Teknik Pengumpulan Data 1) Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti yang berdasarkan konsep teoritisnya dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat tentang tujuan dan penelitian serta cara pengisian kuesioner dan dinyatakan kepada responden apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti misalnya kuesioner dan hasil wawancara. 2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh pihak lain, dalam penelitian ini peneliti melihat dokumentasi di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018. 3) Data Tertier adalah data yang dipublikasikan secara resmi, Profil kesehatan Indonesia, SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia), Buletin Kespro. 3.6.3. Uji Vadilitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Validitas merupakan instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur ketepatan data dan kecermatan data yang diteliti. Validitas
39
tidak hanya menghasilkan data yang tepat, tetapi juga memberikan gambaran gambaran yang cermat mengenai data tersebut.Menentukan derajat ketepatan dari instrument penelitian berbentuk kuesioner. Uji validitas dapat dilakukan menggunakan Uji Product Moment Test. Uji Validitas dalam penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sukaraya karena puskesmas Sukaraya memiliki karakteristik yang sama dengan puskesmas Kutalimbaru yaitu sama sama berada di kabupaten Deli Serdang dan mayoritas penduduk sama sama bekerja sebagai petani dan buruh lepas. Dikatakan valid jika p < nilai α 0,05. Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan No. Item Sig 2 Tailed p-value Pertanyaan 1 0,015 0,05 2 0,010 0,05 3 0,509 0,05 4 0,000 0,05 5 0,015 0,05 6 0,015 0,05 7 0,042 0,05 8 0,000 0,05 9 0,129 0,05 10 0,015 0,05 11 0,080 0,05 12 0,080 0,05 13 0,185 0,05 14 0,019 0,05 15 0,000 0,05 16 0,593 0,05 17 0,001 0,05 18 0,000 0,05 19 0,042 0,05 20 0,015 0,05
Keterangan Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
40
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai sig 2 tailed untuk pertanyaan pengetahuan nomor 1,2,4,5,6,7,8,10,14,15,17,18,19,20. Lebih kecil dari p-value (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan kuisioner pengetahuan adalah valid. Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Minat No. Item Sig 2 Tailed Pertanyaan 1 0,317 2 0,035 3 0,000 4 0,005 5 0,006 6 0,000 7 0,001 8 0,021 9 0,000 10 0,000
p-value 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Keterangan Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai sig 2 tailed untuk pertanyaan pengetahuan nomor 2,3,4,5,6,7,8,9,10. Lebih kecil dari p-value (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan kuisioner minat adalah valid. b. Uji Reliabilitas. Reliabilitas adalah menentukan derajat konsistensi dari instrument penelitian berbentuk kuesioner. Tingkat reliabilitas dapat dilakukan menggunakan SPSS melalui Uji Croncbach Alpha yang dibandingkan dengan tabel r. Uji reliable pada penelitian ini dilakukan pada 20 orang wanita pasangan usia subur.Diberikan pertanyaan sebanyak 20 untuk kuisioner pengetahuan dan 10 untuk kuisioner minat. Dikatakan reliable jika rhitung > rtabel. r tabel dalam jumlah sampel sebanyak 20 orang yaitu 0,444.
41
Tabel 3.4. Hasil uji reliabilitas kuisioner pengetahuan Cronbach's Alpha (α) 0,801
N of Items 14
Nilai crombach’s Alpha (relibilitas) yang diperoleh jika dibandingkan dengan r product moment pada tabel dengan ketentuan jika r hitung>rtabel maka tes tersebut reliabel. Berdasarkan uji reliabilitas diatas yang dilakukan kepada 20 orang diperoleh koefisien Crombach’s Alpha sebesar 0,801. Oleh karena nilai Crombach’s Alpha> rtabel maka dapat dinyatakan reliabel Tabel 3.5. Hasil uji reliabilitas kuisioner minat Cronbach's Alpha (α) 0,851
N of Items 9
Nilai crombach’s Alpha (relibilitas) yang diperoleh jika dibandingkan dengan r product moment pada tabel dengan ketentuan jika r hitung>rtabel maka tes tersebut reliabel. Berdasarkan uji reliabilitas diatas yang dilakukan kepada 20 orang diperoleh koefisien Crombach’s Alpha sebesar 0,851. Oleh karena nilai Crombach’s Alpha> rtabel maka dapat dinyatakan reliabel.
3.7.
Metode Pengolahan Data Data yang terkumpul diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Proses Collecting Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner angket maupun observasi. 2. Proses Checking Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
42
data memberikan hasil yang valid dan reliabel ; dan terhindar dari bias. 3. Proses Coding Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel yang diteliti,misalnya nama responden dirubah menjadi 1,2,3,......,42. 4. Proses Entering Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program komputer yang digunakan untuk “entry data” penelitiyaitu program SPSS for Windows. 5. Proses Processing Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.
3.8.
Analisa Data Analisa merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting.
Kegiatan ini digunakan untuk memanfaatkan data sehingga dapat di peroleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesa.Adapun analisis yang dilakukan adalah analisis Univariat dan anilisis Bivariat. 3.8.1. Analisa Univariat Analisa Univariat digunakan untuk mendeskripskan data yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian.Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Proses pengumpulan data awal masih acak dan abstrak , kemudian data diolah menjadi informasi yang informatif. Analisa ini sering digunakan untuk
43
statistik deskriptif, yang dilaporkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase. Analisis ini berfungsi untuk meringkas hasil pengukuran menjadi informasi yang bermanfaat. Bentuk ringkasan berupa tabel, statistik dan grafik. Umumnya dilakukan ke masing-masing variabel yang diteliti.(29) 3.8.2. Analisis Bivariat Analisis Bivariat yaitu analisis yang digunakan untuk menghubungkan antara dua variabel, variabel bebas (Pengetahuan, pendidikan, umur dan Penghasilan) dengan variabel terikat (Minat penggunaan AKDR) dalam hal ini peneliti
mencari
ada
hubungan
pengetahuan,pendidikan,
umur
dan
pendapatandengan minat wanita pasangan usia subur dalam menggunakan alat kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018. Digunakan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah chi square. Dan menggunakan alat perangkat computer dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05) artinya apabila value (probabilitas) ≤ 0,05 (Ho, di tolak) yang berarti Ada Faktor-\ yang berhubungan dengan minat wanita pasangan usia subur menggunakan kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Kutalimbaru terletak di Kabupaten Deli Serdang
di Jalan
Besar Pasar X , kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang Sumatra Utara. Puskesmas Kutalimbaru berdiri pada tahun 1992 pada bulan Juni tepatnya tanggal 23 yang dipimpin oleh dr. H Aminunsah. Luas wilayah Kecamatan Kutalim Baru sebagai wilayah kerja Puskesmas Kutalimbaru adalah 22,52 km yang terdiri dari 14 desa. Jumlah penduduk 38.547 jiwa (10.154 KK) dengan penduduk laki-laki sebanyak 19.156 dan penduduk perempuan 1.9391. wilayah kecamatan Kutalimbaru merupakan daerah pertanian dan perkebunan sehingga sebahagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian petani dan buruh tani. 4.1.1. Visi dan misi Puskesmas Kutalimbaru 2.4.Visi
: Terwujudnya masyarakat hidup sehat dan mandiri.
2.5.Misi
:
a. Terwujudnya pelayanan prima kepada masyarakat berkesinambungan dan mandiri. b. Terwujudnya kualitas informasi Kesehatan yang Handal c. Terwujudnya sumber daya kesehatan yang profesional.
44
45
4.1.2. Letak Geografis Puskesmas Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diantara 2,57-3,16 Lintang Utara dan antara 98,33-99,27 Bujur Timur, Merupakan bagian wilayah pada posisi silang dikawasan Palung Pasifik Barat dengan luas Wilayah 2,497,22 dari luas Provinsi di Sumatra Utara, dengan batas sebagai berikut : 1.
Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Protokol
2.
Sebelah Barat berbatasan dengan Tali air Pesawahan Sada Air.
3.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Polisi.
4.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Keladang. Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan pantai
Timur Sumatra Utara serta memiliki topografi, kountur dan iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara kawasan pantai berhawa tropis pegunungan di kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.
46
4.1.3. Struktur Organisasi Puskesmas Kutalimbaru KEPALA PUSKESMAS drg. Kornelius Pinem
TATA USAHA Haposan Manullang Data Informasi : Arus Keuangan : Marleni Inventaris: Johanes
UNIT I UPAYA KESEHATAN PERORANGAN I. RAWAT JALAN 1) Poli Umum : dr. Mada Brata 2) Poli Gigi : drg. Sondang R. 3) Poli KIA/KB : Risma 4) Poli MTBS : dr. Susan Irawani 5) Kliik Sanituritas :Erlinawati II. RAWAT INAP : Ade III. PENUNJANG MEDI/LAB : Jadi Ateta IV. FARMASI : Martha
UNIT II UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT A. Upaya Kesehatan Wajib 1. PROMKES - Koordinator : Aswin Tarigan - PSM : Erlinawati - PI :Aswin Tarigan - UKS/UKGS :Hartati 2. KESLING : Erlinawati 3. KIA/KB - Bidan Koordinator :Risma Lumbantoruan - Kesehatan Ibu : Risma Lumbantoruan - Kesehatan Anak :Megawati Nababan - Kesehatan Usila :Hartati - KB :Risma Lumbatoruan 4. Pencegahan & Pembrantasan Penyakit - Imunisasi : Sussa Br. Sembiring - Koord. SE : Cipta Bangun - TB. Paru/Kusta : Jadi Ateta - DBD : Sukadara - Malaria : Ade - Diare : Hartati - Ispa : Helen Fitriani - Rabies : Sukadar 5. PENGOBATAN : dr. Susan Irawani B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 1. UKG/Mulut : drg. Ardianti Silitonga 2. Kes. Jiwa : Repelita 3. Kes. Mata : Repelita 4. Usila : Hartati 5. Batra : Erlinawati
Gambar 4.1. Struktur Organisasi
47
4.2.
Hasil penelitian Setelah dilakukan penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan
minat wanita pasangan usia subur dalam penggunaan kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018, maka diperoleh hasil sebagai berikut : 4.2.1. Karakteristik Responden TABEL 4.1. Distribusi frekuensi status pekerjaan wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 No. 1 2
Penghasilan Bekerja Tidak bekerja Total
Jumlah f 67 31 98
% 68,4 31,6 100
Pada Tabel 4.1. menunjukkan dari 98 responden sebagian besar responden yaitu sebanyak 67 orang atau (68,8%) dan 31 orang (31,6%) bekerja. 4.2.2. Analisis Univariat 1. Pengetahuan Responden TABEL 4.2. Distribusi frekuensi jawaban responden tentang pengetahuan wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 N O 1 2 3
4
BENAR f % IUD/AKDR adalah suatu alat KB 75 76,5 yang dipasang didalam rahim IUD/AKDR adalah alat kontrasepsi 56 57,1 yang mengandung hormon IUD/AKDR merupakan alat 68 69,4 kontrasepsi yang dimasukkan kebawah lengan IUD/AKDR mencegah pembuahan sel 58 59,2 telur yang telah dibuahi rahim Pernyataan
SALAH f % 23 23,5
f
TOTAL %
98
100
42 42,9
98
100
30 30,6
98
100
40 40,8
98
100
48
N O
Pernyataan
BENAR f %
SALAH f %
TOTAL f %
5
KB IUD sangat efektif karena hanya 60 perlu satu kali pasang untuk pemakaian jangka yang lama
61,2
38 38,8
98
100
6
IUD/AKDR hanya dapat dipakai 1-3 bulan IUD/AKDR merupakan salah satu alat kontrasepsi yang tidak berjangka panjang, serta perlu mengulang pemakaian IUD/AKDR berbentuk seperti huruf T IUD/AKDR dapat langsung dipasang sesudah melahirkan IUD/AKDR ada interaksi dengan obat-obatan lain Salah satu efek samping IUD/AKDR adalah membuat haid lebih lama, lebih banyak, dan lebih nyeri Pemasangan IUD/AKDR harus dilakukan oleh tenaga medis Penggunaan KB IUD tidak dapat menempel di kepala bayi pada saat dia lahir Semua wanita boleh menggunakan alat kontrasepsi IUD/AKDR
64
65,3
34 34,7
98
100
60
61,2
38 38,8
98
100
59 56
60,2 57,1
39 39,8 42 42,9
98 98
100 100
60
61,2
38 38,8
98
100
59
60,2
39 39,8
98
100
59
60,2
39 39,8
98
100
68
69,4
30 30,6
98
100
39
39,8
59 60,2
98
100
7
8 9 10 11
12 13
14
Berdasarkan Tabel 4.2. Mayoritas responden menjawab benar yaitu pada pernyataan nomor 1 yaitu sebanyak 75 orang (76,5%) dan minoritas responden menjawab benar pada pernyataan nomor 14 yaitu sebanyak 39 orang (39,8%). Sedangkan mayoritas reponden menjawab salah yaitu pada pernyataan nomor 14 yaitu sebanyak 59 orang (60,2%) dan minoritas responden menjawab salah pada pernyataan nomor 1 yaitu sebanyak 23 orang (23,5%).
49
TABEL 4.3. Distribusi frekuensi pengetahuan wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018. No. 1 2 3
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Jumlah f 23 41 34 98
% 23,35 41,8 34,7 100
Berdasarkan Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 23 orang (23,5%) pengetahuan cukup sebanyak 41 orang (41,8%), dan pengetahuan kurang sebanyak 34 orang (34,7%). 2. Pendidikan Responden TABEL 4.4. Distribusi frekuensi pengetahuan wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018 No. 1 2 3
Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Total
Jumlah f 30 64 4 87
% 30,6 65,3 4,1 100
Berdasarkan Tabel 4.4. Diketahui responden yang berpendidikan dasar (SD,SMP) sebanyak 30 orang (30,6%), menengah (SMA,SLTA,SMK) yaitu sebanyak 64 (65,3%) dan pendidikan responden tinggi (DIII, SI, S2) sebanyak 4 orang (17,2%).
50
3. Umur TABEL 4 .5. Distribusi frekuensi umur wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018 No. 1 2 3
Umur < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun Total
Jumlah f 1 52 45 98
% 1,02 53,1 45,9 100
Berdasarkan Tabel 4.5. Diketahui responden dengan umur < 20 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,02%), responden dengan umur 23-35 tahun yaitu sebanyak 52 orang (53,1 %), dan responden dengan umur >35 tahun sebanyak 45 orang (45,9%). 4. Penghasilan TABEL 4.6. Distribusi frekuensi penghasilan wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018 No. 1 2
Penghasilan
Jumlah f 63 35 98
% 64,3 35,7 100
Berdasarkan Tabel 4.6. Responden yang berpenghasilan dibawah UMK Kabupten Deli Serdang yaitu Rp.2.720.100 sebanyak 63 orang (64,3%) dan responden yang memiliki penghasilan diatas UMK Deli Serdang sebanyak 35 orang (35,7%).
51
5. Minat Penggunaan AKDR TABEL 4.7. Distribusi frekuensi jawaban responden tentang minat wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 NO 1
2
3 4
5
6
7
8
9
YA TIDAK f % f % Pemasangan IUD/AKDR harus dengan 23 23,5 75 76,5 prosedur medis, apakah anda berani untuk dilakukan pemasangan dengan prosedur medis tertentu ? KB IUD/AKDR lebih mahal 21 21,4 77 78,6 dibandingkan dengan KB pil ataupun suntik. Apakah anda tertarik untuk menggunakan IUD ? Apakah anda pernah berencana untuk 38 38,8 60 61,2 menggunakan IUD/AKDR ? Apakah rencana untuk menggunakan 21 21,4 77 78,6 IUD/AKDR berdasarkan atas keinginan anda sendiri ? Setelah anda mengetahui tentang 20 20,4 78 79,6 manfaat IUD/AKDR apakah anda ingin menggantikan kontrasepsi yang anda pakai sekarang dengan penggunaan IUD/AKDR ? IUD/AKDR adalah metode kontrasepsi 27 27,6 71 72,4 jangka panjang, apakah anda ingin beralih dengan metode KB jangka panjang ? Jika ada penyuluhan tentang 33 33,7 65 66,3 IUD/AKDR apakah anda ingin mengikutinya ? Apakah anda akan mendapatkan 27 27,6 71 72,4 dukungan dari suami jika menggunakan KB IUD/AKDR ? Penggunana KB IUD/AKDR tidak 35 35,7 63 64,3 mempengaruhi berat badan, apakah ibu tertarik untuk menggunakan KB yang tidak menyebabkan kenaikan berat badan ? PERTANYAAN
TOTAL f % 98
100
98
100
98
100
98
100
98
100
98
100
98
100
98
100
98
100
52
Berdasarkan Tabel 4.7. Mayoritas responden menjawab iya pada pernyataan nomor 3 yaitu sebanyak 38 orang (38,8%) dan menjawab tidak pada pernyataan nomor 5 yaitu sebanyak 78 orang (79,6%). Dan minoritas menjawab iya pada pernyataan nomor 5 yaitu sebanyak 20 orang (20,4%) dan menjawab tidak pada pernyataan nomor 3 yaitu sebanyak 60 orang (61,2%). TABEL 4.8. Distribusi frekuensi minat Kutalimbaru Tahun 2018 No. 1 2
wanita pasangan usia subur di Puskesmas
Jumlah
Minat
f 75 23 98
Rendah Tinggi Total
% 76,5 23,5 100
Berdasarkan Tabel 4.8. Dapat dilihat bahwa minat responden dalam penggunaan kontrasepsi AKDR memiliki minat rendah yaitu sebanyak 75 orang (76,5 %) dan minat yang tinggi yaitu sebanyak 23 orang (23,5 %). 4.2.3. Analisis Bivariat 1. Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan Minat Dalam Penggunaan AKDR TABEL 4.9. Hubungan pengetahuan dengan minat dalam penggunaan AKDR pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Minat dalam Penggunan AKDR Tinggi Rendah f % f % 15 15,3 8 8,17 6 6,13 35 35,71 2 2,04 32 32,65 23 23,47 75 76,53
Total f 23 41 34 98
% 23,47 41,84 34,69 100
p.value
0,000
53
Berdasarkan Tabel 4.9. dapat dilihat bahwa dari 23 responden yang memiliki pengetahuan baik yang memiliki minat yang tinggi dalam penggunaan AKDR yaitu sebanyak 15 orang (15,3 %). Dari 41 orang yang memiliki pengetahuan cukup yang memiliki minat yang tinggi dalam penggunaan AKDR sebanyak 6 orang (6,13 %). Dan dari 34 orang yang memiliki pengetahuan kurang hanya 2 orang (2,04 %) responden yang memiliki minat yang tinggi dalam penggunaan kontrasepsi AKDR. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya terdapat Hubungan Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018. 2. Tabulasi Silang Pendidikan Dengan Minat Dalam Penggunaan AKDR TABEL 4.10. Hubungan pendidikan dengan minat dalam penggunaan AKDR pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018
Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Total
Minat dalam Penggunan AKDR Tinggi Rendah f % f % 2 17 4 23
2,04 17,35 4,08 23,47
28 47 0 75
28,57 47,96 0 76,53
Total f
%
30 64 4 98
30,61 65,31 4,08 100
p.value
0,000
Berdasarkan Tabel 4.10. dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang memiliki pendidikan dasar yang memiliki minat yang tinggi terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR
sebanyak 2 orang (2,04 %). Dari 64 responden yang
berpendidikan menengah 17 orang (17,35%) responden memiliki minat yang
54
tinggi terhadap pengunaan kontrasepsi AKDR dari 4 responden yang memiliki pendidikan tinggi seluruhnya mempunyai minat yang tinggi dalam penggunaan kontrasepsi AKDR yaitu sebanyak 4 orang (4,08 %). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya terdapat Hubungan Pendidikan Wanita Pasangan Usia Subur dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018. 3. Tabulasi Silang Umur Dengan Minat Dalam Penggunaan AKDR TABEL 4.11. Hubungan umur dengan minat dalam penggunaan AKDR pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018
Umur < 20 tahun 20 – 35 tahun >35 tahun Total
Minat dalam Penggunan AKDR Tinggi Rendah f % f % 0 19 4 23
0 19,39 4,08 23,47
1 33 41 75
1,02 33,67 41,84 76,53
Total f
%
1 52 45 98
1,02 53,06 45,92 100
p.value
0,005
Berdasarkan Tabel 4.11. Minat yang paling tinggi dalam peggunan kontrasepsi AKDR berada pada interval umur 20-35 yaitu dari 52 responden yang memiliki umur 20-35 tahun 19 orang (19,39) diantranya memiliki minat yang tinggi dalam penggunaan kontrasepsi AKDR yaitu sebanyak (19,39%) dan 33 orang (33,67) memiliki minat yang rendah, dan pada usia diatas 35 tahun dari 45 orang terdapat 4 orang (4,08%) responden yang memiliki minat yang tinggi terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR sementara 41 orang (41,84%) memiliki
55
minat yang rendah dan 1 orang responden yang memiliki umur dibawah 20 tahun memiliki minat yang rendah dalam penggunaan kontrasepsi AKDR. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,005 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya terdapat Hubungan Umur Wanita Pasangan Usia Subur dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018. 4. Tabulasi Silang Penghasilan Dengan Minat Dalam Penggunaan AKDR Tabel 4.12. Hubungan penghasilan dengan minat dalam penggunaan AKDR pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kutalimbaru Tahun 2018
Penghasilan
Minat dalam Penggunan AKDR Tinggi Rendah f % f % 12 11 23
12,25 12,23 23,47
51 24 75
52,04 24,49 76,53
Total f
%
63 35 98
64,29 36,72 100
p.value
0,215
Berdasarkan Tabel 4.12. Dapat dilihat bahwa dari 63 responden yang memiliki penghasilan kurang dari UMK Deli Serdang yang memiliki minat tinggi dalam penggunaan kontrasepsi AKDR sebanyak 12 orang (12,25 %) dan 24 orang memiliki minat yang rendah sebanyak 51 orang (52,04%). Dan dari 35 orang yang memiliki penghasilan lebih dari UMK Deli Serdang, yang memiliki minat yang tinggi dalam penggunaan kontrasepsi AKDR sebanyak 11 orang (12,23 %) dan 24 orang atau sebanyak (24,49%) memiliki minat yang rendah terhadap Penggunaan kontrasepsi AKDR. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,215 > α = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
56
Kesimpulannya tidak terdapat Hubungan Penghasilan Wanita Pasangan Usia Subur dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018.
4.3.
Pembahasan
4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya terdapat Hubungan Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.(24) Rendahnya minat WUS terhadap AKDR tidak terlepas dari rendahnya pengetahuan terhadap alat kontrasepsi tersebut. Sehingga sangat perlu pemahaman yang baik tentang AKDR bagi wanita usia subur. Pengetahuan seseorang tentang AKDR bisa didapat melalui pengalaman atau pendidikan serta pemahamannya terhadap AKDR. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka pemahamannya terhadap AKDR akan semakin baik. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian.(30)
57
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Honglianta R. Saragih yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pasangan Usia Subur Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017. Hasil penelitian ini terdapat hubungan pengetahuan ibu pasangan usia subur dengan penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017 dengan nilai signifikansi yaitu 0,001 < 0,05. Faktor lain yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi AKDR yaitu sikap Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi AKDR. Hal ini karena sering mendengar rumor/mitos yang beredar di masyarakat, misalnya rumor tentang AKDR yang dapat berpindah-pindah tempatnya dan hilang, dapat menyebabkan kanker.(31) Berdasarkan hasil penelitian terdapat akseptor KB yang pengetahuannya baik dan cukup tetapi memiliki minat yang rendah terhadap penggunaaan KB AKDR hal itu karena sudah merasa nyaman dengan KB yang digunakan sekarang dan hal ini dapat dilihat hasil jawaban responden pada kuisioner mayoritas menjawab “tidak” pada pertanyaan minat No 5 yaitu “setelah anda mengetahui tentang manfaat IUD/AKDR apakah anda ingin mengganti kontrasepsi yang anda pakai sekarang dengan IUD/AKDR?”. Responden yang memiliki pengetahuan
kurang sebanyak 32 orang
terdapat 2 orang atau sebanyak (2,04%) memiliki minat yang tinggi terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR. Berdasarkan jawaban pada kuisioner 2 orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap penggunaan AKDR menjawab bersedia
58
datang jika ada penyuluhan tentang alat kontrasepsi AKDR hal itu dilihat dari jawaban kuisioner nomor 7 “jika ada penyuluhan tentang IUD/AKDR apakah anda ingin mengikutinya?”. Menurut asumsi peneliti pengetahuan akan mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai, jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik pasti akan mengetahui keuntungan dan manfaat dari alat kontrasepsi yang tepat dan efektif yang akan digunakan seperti KB AKDR. Secara teoritis diketahui bahwa tingkat pengetahuan mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam merubah perilaku seseorang untuk melakukan sesuatu. Di Puskesmas Kutalimbaru pengetahuan tentang alat kontrasepsi AKDR masih kurang, tidak mengetahui tentang keefektifan kontrasepsi AKDR dan manfaat kontrasepsi AKDR menyebabkan minat terhadap penggunaan kontrasepsi tersebut rendah. Akseptor KB yang berpengetahuan kurang tapi memiliki minat yang tinggi dalam penggunaan AKDR hal ini dikarenakan karena mendapatkan dorongan berdasarkan pengalaman orang lain menggunakan KB AKDR, adanya ajakan dari lingkungan ataupun program pemerintah, sedangkan yang berpengetahuan baik dan cukup tapi memiliki minat yang rendah dalam penggunaan AKDR disebabkan karena berbagai alasan yaitu tidak berminat menggunakan AKDR karena sudah nyaman dengan kontrasepsi yang digunakan sekarang, tidak adanya dukungan suami serta cara pemasangan AKDR yang dengan prosedur medis tertentu menyebabkan minat responden rendah terhadap penggunaan AKDR.
59
Lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi pengetahuan, ibu yang mempunyai lingkungan sosial lebih luas akan mendapatkan sumber informasi yang lebih luas pula, misalnya pada ibu yang bekerja akan mendapatkan informasi melalui orang orang dilingkungan kerja informasi menganai KB bisa didapat melalui pengalaman orang lain, jika seseorang menggunakan suatu alat kontrasepsi tertentu dan kemudian dia merasa cocok menggunakan alat konrasepsi tersebut dia akan memagi informasi ataupun mengajak teman-teman disekitarnya untuk menggunakan kontrasepsi yang sama dengan yang dia gunakan. Minat seseorang dalam meningkatkan pengetahuan berasal dari diri sendiri yang didukung dengan informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan secara terus-menerus tentang KB seperti informasi mendasar seperti manfaat KB, pengertian tentang metode KB tertentu, cara kerja dan kelebihan serta kekurangannya. Semakin baiknya pengetahuan seseorang maka hal tersebut akan menentukan tindakan seseorang untuk menyikapi penggunaan kontrasepsi AKDR. Namun pengetahuan yang baik belum tentu sejalan dengan minat seseorang, ada kalanya seseorang dengan pengetahuan yang baik tidak berminat untuk melakukan sesuatu karena selain pengetahuan ada juga faktor-faktor lain yang yang menjadi pertimbangan mereka dalam melakukan sesuatu hal karena minat tidak hanya diukur dari pengetahuan. 4.3.2. Hubungan Pendidikan dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya terdapat Hubungan Pendidikan Wanita Pasangan Usia
60
Subur Dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.(25) Tingkap pendidikan seseorang akan mempengaruhi kehidupan sosialnya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin banyak informasi yang diperoleh sehingga akan membuka kesadaran seseorang untuk memilih alat kontrasepsi yang terbaik dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dengan mempertimbangkan aspek kemudahan serta kesehatan. Hasil penelitian di Puskesmas Kutalimbaru menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki minat yang tinggi pula dalam penggunaan kontrasepsi AKDR yaitu sebanyak 4 orang (4,1%) responden yang berpendidikan tinggi seluruhnya memiliki minat yang tinggi dalam penggunaan kontrasepsi AKDR. Sedangakan dari 28 orang (28,57%) yang berpendidikan dasar hanya 2 orang yang memiliki minat yang tinggi dalam penggunaan AKDR sedangkan 26 orang memiliki minat yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ratna Sari Paniangan yang mengatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan alat kontrasepsi pada wanita usia subur (9). Kemudian diperkuat dengan penelitian Risa Pitriani yang mengatakan bahwa ada hubungan pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi IUD, ibu dengan tingkat pendidikan
61
yang rendah beresiko 23 kali tidak menggunakan kontrasepsi IUD daripada yang berpendidikan tinggi.(32) Menurut asumsi peneliti semakin tinggi tingkat pendidikan ibu akan menambah pengetahuan ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangan dan pemikirannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan yang baru serta melalui pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya dan memperoleh pengetahuan maupun ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkannya untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan dan taraf pendidikan yang rendah cenderung bergandengan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas, Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang maka semakin mudah mencerna semua informasi yang di peroleh sehigga segala keputusannya di dasari atas pemikiran yang rasional termasuk pentingnya keikutsertaan dalam berKB maupun dalam pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan tingkat pendidikan juga akan berpengaruh terhadap pola pikir seseorang, seseorang dengan pendidikan tinggi cenderung akan mempunyai pola pikir yang lebih luas. Namun seorang dengan pendidikan rendah pun dapat mengambil keputusan dengan benar karena pengetahuan yang dia dapatkan dari pengalaman orang terdekat, majalah, buku, televisi atau sumber informasi lain.
62
4.3.3. Hubungan Umur dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,005 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya terdapat Hubungan Umur Wanita Pasangan Usia Subur dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018. Pada wanita berumur < 20 tahun merupakan fase menunda atau mencegah kehamilan sehingga wanita tersebut dapat memilih alat kontrasepsi dengan reversebilitas tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin maka prioritas. Periode umur wanita di atas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kehamilan setelah mempunyai 2 orang anak atau lebih. Sehingga pilihan utama alat kontrasepsinya adalah kontrasepsi jangka panjang ataupun kontrasepsi mantap misalnya vasektomi atau tubektomi karena kontrasepsi ini dapat dipakai untuk jangka panjang dan tidak menambah kelainan yang sudah ada. Pada masa usia tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolik biasanya meningkat, oleh karena itu sebaiknya tidak diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan tersebut.(33) Notoatmodjo juga mengungkapkan hal yang sama dalam penelitiannya, bahwa usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam keikutseraan KB, mereka yang berusia tua mempunyai peluang lebih kecil untuk menggunakan kontrasepsi dibandingkan dengan yang muda.(34) Hasil penelitian di Puskesmas Kutalimbaru, minat wanita pasangan usia subur dalam penggunaan kontrasepsi AKDR yaitu pada interval usia 20-35
63
terdapat 19 (19,39%) orang responden yang memiliki minat tinggi. Sedangkan responden yang berusia diatas 35 tahun hanya 4 orang yang memiliki minat tinggi dari 45 orang responden yang berusia diatas 35 tahun. Dan responden dibawah 20 tahun tidak memiliki minat terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR. dari data tersebut diketahui bahwa minat penggunaan AKDR pada respoden tinggi pada umur 20-35 tahun dan pada responden diatas 35 tahun sebagian besar atau sebanyak 41 orang memiliki minat yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novita dewi iswandari yang mengatakan bahwaada hubungan yang bermakna antara umur dengan rendahnya penggunaan AKDR.(10)dan diperkuat dengan penelitian Ayu putri marikar Hasil uji Chi-square diperoleh nilai p= 0,034. Nilai p ini lebih kecil dari α = 0,05. Menunjukan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan penggunaan AKDR(12) Menurut asumsi peneliti Akseptor berusia 20-35 tahun lebih memilih AKDR karena secara fisik kesehatan reproduksi sudah lebih matang dan merupakan tolak ukur tingkat kedewasaan seseorang. Makin bertambahnya umur seseorang dikatakan makin dewasa dalam pikiran dan tingkah laku umur mempengaruhi minat penggunaan kontrasepsi AKDR yang dapat dilihat daridata responden pada umur 20-35 tahun yaitu berada pada fase menjarangkan kehamilan, dan pada fase menjarangkan kehamilan tersebut wanita pasangan usia subur cenderung lebih memilih alat kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi, reversibel dan tidak banyak menyebabkan efek samping seperti efek samping hormonal. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah melalui
64
program KB nasional bahwa sebaiknya bagi PUS dengan istri berumur 20-35 tahun untuk mengatur kehamilannya setelah mempunyai 2 orang anak dengan jarak kehamilan 2-4 tahun. Namun terdapat juga responden yang berusia 20-35 tahun yang memiliki minat yang rendah terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR, hal itu disebabkan karena kecocokan dan kenyamanan individu untuk memilih alat kontrasepsi berbeda-beda, karena pada kenyataannya tidak semua wanita bisa cocok dengan kontrasepsi AKDR. Responden yang berumur diatas 35 tahun memiliki minat yang rendah dalam penggunaan AKDR hal itu disebabkan oleh faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi minat yaitu kurangnya pengetahuan, tidak adanya dukungan suami, tingkat penididikan dan sebagiannya. Dan sebagian yang berusia diatas 35 tahun dari hasil penelitian terdapat beberapa responden yang menggunakan kontrasepsi steril (MOP) karena mereka merasa sudah memiliki anak yang cukup dan ingin kontrasepsi yang tidak mengulang pemakaian/mantap. Responden yang berusia dibawah 20 tahun memiliki minat yang rendah dalam penggunaak AKDR karena pada usia 20 tahun merupakan fase menuda kehamilan sehingga alat kontrasepsi yang cocok adalah alat kontrasepsi non MKJP, kemudian dilihat dari segi kesehatan umur dibawah 20 tahun alat reproduksinya belum matang sempurna karena masih terlalu muda. 4.3.4. Hubungan Penghasilan dengan Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,166 > α = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya tidak terdapat Hubungan Penghasilan Wanita Pasangan
65
Usia Subur Dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR Di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018. Hal ini sejalan dengan penelitian Desi Handayani Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor ekonomi mempengaruhi ibu memilih AKDR yaitu hampir semua ibu-ibu menyatakan bahwa biaya tidak menjadi masalah karena hampir semua ibu-ibu mengatakan bahwa mereka memilih AKDR dengan mengikuti KB safari sehingga untuk biaya tidak menjadi masalah karena biaya gratis dan hanya sebagian kecil yang mengatakan memakai AKDR mengeluarkan biaya namun dirasa tidak mahal.(35) Masalah biaya pemasangan KB sebenarnya tidak menjadi alasan yang memberatkan akseptor KB untuk memilih suatu alat kontrasepsi tertentu karena sesuai dengan program pemerintah yaitu meningkatnya peserta KB aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang meliputi IUD, Implan, MOW dan MOP merupakan salah satu dari 5 rencana strategis tahun 2015-2019(16). Ketersediaan Obat dan Alat Kesehatan yang dijamin oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah, maka tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, meliputi alat kontrasepsi dasar, vaksin untuk imunisasi dasar dan obat program pemerintah (Permenkes Nomor 71 tahun 2013 pasal 19). Sesuai dengan kebijakan yang ada saat ini, penyediaan alat dan obat kontrasepsi disediakan oleh BKKBN. Selain itu, penyediaan alkon juga dapat disediakan oleh Pemerintah Daerah.(36) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di puskesmas Kutalimbaru faktor penghasilan responden tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan
66
minat wanita pasangan usia subur dalam penggunaan kontrasepsi AKDR. Dari hasil wawancara sebagian besar mengatakan tidak mau menggunakan AKDR karena tidak mengetahui manfaat dan efektifitas kontrasepsi AKDR dan juga takut dengan cara pemasangan AKDR. Rata-rata responden di Puskesmas Kutalimbaru bekerja sebagai petani dan ada yang bekerja sebagai pedangang dengan pendapatan. Dari segi masalah biaya sebagian besar responden mengatakan tidak masalah jika harus mengeluarkan biaya sedikit lebih mahal jika dapat merasakan keefektifan kontrasepsi yang lebih panjang. Menurut asumsi peneliti alat kontrasepsi AKDR lebih menghemat biaya dibandingkan dengan KB lain karena hanya dengan satu kali pemasangan AKDR dapat efektif sampai 10 tahun, yang artinya dalam 10 tahun wanita pasangan usia subur tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berKB sampai jangka waktu AKDR itu habis dan juga pemerintah menyediakan program pemasangan KB AKDR dan AKBK secara gratis melalui kegiatan safari KB jadi dengan begitu wanita pasangan usia subur tidak perlu lagi memikirka biaya pemasangan Kb yang mahal karena sudah ditanggung oleh pemerintah, namun demikian kegiatan pemasangan KB gratis yang dilakukan oleh pemerintah tidak dapat dilakukan setiap saat melainkan kegiatan tersebut terjadwal sedangkan pemasangan KB AKDR dan AKBK bisa dilakukan setiap saat di Bidan Praktek swasta namun dengan harga yang lebih mahal, oleh sebab itulah ada sebagaian Wanita pasangan usia subur yang menganggap biaya menjadi kendala untuk menggunakan KB AKDR.
67
Pemilihan jenis alat kontrasepsi lebih utamanya didasarkan pada kebutuhan, kecocokan dan juga kenyamanan akseptor KB. Walaupun ada sebagian kecil responden yang keberatan menggunakan alat kontrasepsi karena dianggap mahal hal itu dikarenakan ketidak tahuannya mengenai informasi KB, karena pemerintah memberikan alternatif pilihan pengguaan kontrasepsi cukup baik dengan menggratiskan beberapa penggunaan alat kontrasepsi seperti AKDR dan AKBK. Untuk itu perlu adanya penyuluhan dan promosi kesehatan terus menerus dan menjangkau ke seluruh anggota masyarakat agar program KB berjalan sesuai dengan program dan secara maksimal
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu mayoritas berada pada kategori cukup sebanyak 41 orang (41,8 %), berdasarkan uji chi square diperoleh bahwa ada Hubungan Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 dengan, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Pendidikan ibu mayoritas berada pada kategori pendidikan menengah yaitu sebanyak 64 orang (65,3%), berdasarkan uji chi square diperoleh bahwa ada Hubungan Pendidikan Wanita Pasangan Usia Subur dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 3. Umur ibu mayoritas berada pada rentang usia 20-35 tahun sebanyak 52 orang (53,1%), berdasarkan uji chi square diperoleh bahwa ada Hubungan umur Wanita Pasangan Usia Subur dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru tahun 2018 dengan hasil uji statistik menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,005 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 4. Tidak ada Hubungan penghasilan Wanita Pasangan Usia Subur dalam Minat Penggunaan Kontrasepsi AKDR di Puskesmas Kutalimbaru tahun
68
2018 hal ini dikarenakan terdapat program pemerintah yang menggratiskan pemasangan AKDR dan AKBK sehingga penggunaan AKDR dirasa bukan menjadi beban dari segi biaya pemasangan. Dengan hasil uji statistik menggunakan uji chi square, diperoleh hasil perhitungan p value = 0,215> α = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
69
5.2.
Saran Berikut ini saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:
5.2.1. Saran Teoritis Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pemikiran bagi perkembangan ilmu kebidanan, khususnya di bidang Keluarga Berencana dan promosi kesehatan. 5.2.2. Saran Praktis 1. Bagi Responden Agar lebih meningkatkan pengetahuan dan memperkaya informasi bagi wanita pasangan usia subur dan diharapkan Wanita pasangan usia subur bisa memilih kontrasepsi yang efektif sesuai dengan kebutuhannya. 2. Bagi Tempat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar Puskesmas bekerjasama lintas program ataupun dengan lembaga terkait (Puskesmas pembantu dan Posyandu) untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat dengan mengadakan promosi kesehatan atau penyuluhan tentang metode kontrasepsi jangka panjang khususnya AKDR sesuai dengan program pemerintah. Kemudian juga puskesmas dapat mengajak serta bidan praktek swasta dalam upaya promosi agar penyuluhan kesehatan bisa dilakukan secara menyeluruh. 3. Bagi Institut Kesehatan Helvetia . Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan bacaan bagi mahasiswa dan dapat dijadikan sumber informasi dalam mengembangkan ilmu
70
pengetahuan tentang Keluarga Berencana khususnya mengenai alat kontrasepsi dalam rahim. 4.
Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai refrensi
dan
perbandingan bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya.
71
DAFTAR PUSTAKA
1.
Indonesia Pr. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan Sistem Informasi Keluarga. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; 2014.
2.
Suratun, Maryani S, Hartini T, Rusmiati, Pinem S. Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi. Natawijaya, Editor. Jakarta: Trans Info Media; 2013.
3.
Statistik Bp, Bappenas U. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta Badan Pus Stat. 2013;
4.
Bappenas. Statistik & Portal Data [Internet]. Databoks.Co.Id. 2018. Available From: Databoks.Co.Id
5.
Kementrian Kesehatan RI. Profilkesehatan Provinsi Sumatra Utara Tahun 2016. Kemenkes Ri; 2017.
6.
Kependudukan B, Nasional B. Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia. 2013;
7.
Primadi O. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan: Kesehatan Reproduksi. Kementeri Kesehat Ri. 2013;
8.
Kemenkes R. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. In: Kurniawan R, Yudianto, Hardhana B, Soenardi Aryani Titi, Editors. Jakarta: Kemenkes Ri; 2017.
9.
Pandiangan R.S. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor Kb Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Iud Di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017. Universitas Sumatera Utara; 2018.
10.
Iswandari D Novita, Mohdari, Putri M. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Din Kesehat. 2017.
11.
Dewi Phc. Faktor Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pus (Pasangan Usia Subur) Di Polindes Tebalo
72
Kecamatan Manyar Gresik. Universitas Airlangga; 2014. 12.
Marikar Apk, Kundre R, Bataha Y. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Ibu Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Di Puskesmas Tuminting Kota Manado. J Keperawatan. 2015.
13.
Purwoastuti E, Walyani S Elisabeth. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustakabarupress; 2015.
14.
Setiyanigrum E. Pelayanan Keluarga Berencana. 1st Ed. Maftuhin A, Editor. Jakarta: Trans Info Media; 2016.
15.
Mega, Wijayanegara H. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. 1st Ed. Sutisna M, Editor. Jakarta: Trans Info Media; 2017.
16.
BKKBN. Lapora Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017. 2018;
17.
Setiyanigrum E, Zulfa. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. 1st Ed. Maftuhin A, Editor. Jakarta: Trans Info Media; 2014.
18.
Sibagariang E. Kesehatan Reproduksi Wanita. Maftuhin A, Editor. Jakarta: Trans Info Media; 2016.
19.
Winarsih S. Memahami Kontrasepsi Hormonal Wanita. 1st Ed. Yogyakarta: Trans Medika; 2017.
20.
Koesno H, Editor. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 3rd Ed. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.
21.
Dewi M Ulfa Kurnia. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. Arrasyid A Wahyu, Editor. Jakarta: Trans Info Media; 2013.
22.
Angelina B. Kesehatan Seksual. In: Damayanti R, Editor. Jakarta: Bumi Medika; 2015.
23.
Rismalinda. Psikologi Kesehatan. Maftuhin A, Editor. Jakarta: Trans Info Media; 2017.
24.
Purwoastuti E, Walyani S Elisabeth. Perilaku Dan Soft Skills Kesehatan. Yogyakarta: Pustakabarupress; 2015.
25.
Walyani S Elisabeth. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. 1st Ed. Yogyakarta: Pustakabarupress; 2014.
26.
Latipah E. Pengantar Psikologi Pendidikan. Nisa Sz, Editor. Yogyakarta: Pedagogia; 2013.
73
27.
Candra W, Harini Ga, Sumirta N. Psikologi Landasan Keilmuan Praktik Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Andi; 2017.
28.
Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan Menggunakan Metode Ilmiah. Suroyo B Razia, Hendri M, Raudhah, Editors. Bandung: Citapustaka Media Perintis; 2016.
29.
Donsu J Doli Tine. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Pustakabarupress; 2016.
30.
Tatelu P, Minahasa K, Kebidanan J. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara.
31.
Saragih Hr. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita Pasangan Usia Subur Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( Akdr ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017 Upt Pelatihan Kesehatan Su. 2017;
32.
Pitriani R, Studi P, Kebidanan D, Hang S, Pekanbaru T. Hubungan Pendidikan , Pengetahuan Dan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Penggunaan Kontrasepsi Intra Uterine Device ( IUD ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar Pekanbaru. 2015.
33.
Yunie C, St S, Kes M. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Penggunakan Alat Kontrasepsi Iud Di Wilayah Kerja Uptd Puskesma Dtp Sukarame Tahun 2014. J Kesehat Bidkesmas Respati. 2015.
34.
Simbolon Ml. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Akseptor Kb Dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Di Puskesmas Tegal Sari Iii Medan Sumatera Utara Tahun 2017. 2018;
35.
Handayani D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Wilayah Bidan Praktik Swasta Titik Sri Suparti Boyolali. 2010.
36.
Ri
Kementerian Kesehatan. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga
Berencana. 2014;
74
LEMBAR KUESIONER FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT WANITA PASANGAN USIA SUBUR DALAM PENGGUNAN KONTRASEPSI AKDR DI PUSKESMAS KUTALIMBARU TAHUN 2018 No Responden : (Di isi oleh peneliti) Data Umum Responden 1. Nama
:
2. Usia
:
3. Alamat
:
4. Pekerjaan
:
5. KB yang digunakan
:
6. Pendidikan responden
: 1. tidak tamat SD 2. Tamat SD 3. Tamat SMP 4. Tamat SMA 5. Perguruan tinggi (D3/D4/S1/S2/S3)
7. Penghasilan responden (keluarga per bulan): (1) ≥Rp 2.749.074 (2)
75
76
Tanggapilah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cara memberikan tanda “√” pada kolom jawaban “benar-salah” di bawah ini. 8. Pengetahuan Catatan : IUD = AKDR = Spiral Benar Salah
No
Pertanyaan
1
IUD/AKDR adalah suatu alat KB yang dipasang didalam rahim IUD/AKDR adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
2 3
IUD/AKDR merupakan alat dimasukkan kebawah lengan
4
IUD/AKDR mencegah pembuahan sel telur yang telah dibuahi rahim KB IUD sangat efektif karena hanya perlu satu kali pasang untuk pemakaian jangka yang lama IUD/AKDR hanya dapat dipakai 1-3 bulan
5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
kontrasepsi
yang
IUD/AKDR merupakan salah satu alat kontrasepsi yang tidak berjangka panjang, serta perlu mengulang pemakaian IUD/AKDR berbentuk seperti huruf T IUD/AKDR dapat langsung dipasang sesudah melahirkan IUD/AKDR ada interaksi dengan obat-obatan lain Salah satu efek samping IUD/AKDR adalah membuat haid lebih lama, lebih banyak, dan lebih nyeri Pemasangan IUD/AKDR harus dilakukan oleh tenaga medis Penggunaan KB IUD tidak dapat menempel di kepala bayi pada saat dia lahir Semua wanita boleh menggunakan alat kontrasepsi IUD/AKDR
77
9. Minat No
Pertanyaan
1
Pemasangan IUD/AKDR harus dengan prosedur medis, apakah anda berani untuk dilakukan pemasangan dengan prosedur medis tertentu ? KB IUD/AKDR lebih mahal dibandingkan dengan KB pil ataupun suntik. Apakah anda tertarik untuk menggunakan IUD ? Apakah anda pernah berencana untuk menggunakan IUD/AKDR ? Apakah rencana untuk menggunakan IUD/AKDR atas keinginan anda sendiri ?
2
3 4 5
6
7 8 9
Setelah anda mengetahui tentang manfaat IUD/AKDR apakah anda ingimn menggantikan kontrasepsi yang anda pakai sekarang dengan penggunaan IUD/AKDR ? IUD/AKDR adalah metode kontrasepsi jangka panjang, apakah anda ingin beralih dengan metode KB jangka panjang ? Jika ada penyuluhan tentang IUD/AKDR apakah anda ingin mengikutinya ? Apakah anda akan mendapatkan dukungan dari suami jika menggunakan KB IUD/AKDR ? Penggunana KB IUD/AKDR tidak mempengaruhi berat badan, apakah ibu tertarik untuk menggunakan KB yang tidak menyebabkan kenaikan berat badan ?
Iya
Tidak
78
Jawaban kuisioner pengetahuan 1. Benar 2. Salah 3. Salah 4. Benar 5. Benar 6. Salah 7. Salah 8. Benar 9. Benar 10. Salah 11. Benar 12. Benar 13. Benar 14. Salah
79
UJI VALIDITAS PENGETAHUAN No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
P2 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1
P3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
P4 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1
P5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
P6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
P7 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1
P8 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
P9 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
P10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
P11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
P12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
P13 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
P14 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
P15 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
P16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
P17 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
P18 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1
P19 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
P20 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
SKOR 15 14 12 12 12 18 18 8 8 13 12 11 18 8 7 15 15 19 15 18
80
UJI VALIDITAS MINAT NO RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 SKOR 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
81
MASTER TABEL PENELITIAN
PENGETAHUAN NO RES
UM UR
KAT _U
PENDIDI KAN
STATUS PEKERJAAN
PENGHAS ILAN
1
37
1
2
2
2
42
1
2
3
27
2
4
41
5
T O T A L
K A T _ P
P11
P 1 2
P13
P 1 4
1
0
0
0
0
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
P 1
P 2
P 3
P 4
P 5
P 6
P 7
P 8
P 9
P1 0
2
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
0
1
1
0
1
1
2
2
1
1
0
0
1
1
1
40
1
2
1
1
1
0
1
1
1
6
23
2
2
1
1
1
0
0
1
7
32
2
2
2
1
1
0
1
8
43
1
1
2
2
1
0
9
47
1
1
2
1
0
10
32
2
2
2
2
11
43
1
2
1
1
MINAT TOT AL
KA T_ M
0
2
1
1
0
4
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
8
2
0
0
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
9
2
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
2
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
2
1
3
1
0
0
0
0
0
1
0
0
2
1
2
0
0
0
1
0
0
0
0
1
2
1
P 1
P 2
P 3
P 4
P 5
P 6
P 7
P 8
P 9
2
0
0
1
1
0
0
0
0
1 3
3
1
0
1
1
0
0
0
1
1 2
3
0
0
0
0
0
0
1
0
1 0
2
1
1
1
1
1
1
0
0
8
2
0
1
0
0
1
1
0
0
9
2
1
1
1
1
1
1
0
0
8
2
0
0
0
0
0
1
1
1
7
1
1
0
1
0
0
1
1
1
4
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1 2
1
1
1
1
1
1
0
0
1 0
82
12
32
2
2
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1 2
3
1
0
0
1
1
0
0
0
0
3
1
13
27
2
2
2
2
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 2
3
0
1
0
0
0
1
1
1
1
5
2
14
34
2
2
2
2
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1 0
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
8
2
15
20
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1 1
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
16
39
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1 0
2
0
0
1
1
0
0
0
0
1
3
1
17
29
2
2
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1 2
3
1
1
1
0
1
1
0
1
1
7
2
18
28
2
2
2
2
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
9
2
0
0
1
0
0
0
0
1
0
2
1
19
43
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1 0
2
1
1
1
1
1
0
0
0
0
5
2
20
40
1
1
2
2
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
7
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
7
2
21
42
1
2
2
2
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
9
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
22
28
2
2
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 3
3
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
23
34
2
1
2
2
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
6
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
24
34
2
3
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 4
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
2
25
24
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1 3
3
1
1
1
1
1
0
1
1
1
8
2
83
26
30
2
2
2
2
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1 0
2
0
0
1
0
0
1
1
1
0
4
1
27
32
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1 2
3
1
0
0
1
0
0
1
0
0
3
1
28
27
2
2
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1 2
3
1
1
1
0
1
1
1
1
1
8
2
29
47
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
6
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
30
45
1
2
2
2
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1 0
2
0
1
0
0
1
0
0
0
0
2
1
31
31
2
2
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
7
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
5
2
32
32
2
2
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
8
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
33
37
1
1
1
2
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
9
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
34
26
2
2
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
35
38
1
1
1
2
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
6
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
36
23
2
3
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1 3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
2
37
19
3
2
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
7
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
38
43
1
2
1
2
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
5
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
39
22
2
2
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1 2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
2
40
38
1
2
2
2
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
9
2
0
0
1
0
0
1
1
1
1
5
2
41
36
1
2
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
8
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
84
42
33
2
2
2
2
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1 1
3
1
1
1
1
1
0
1
1
0
7
2
43
28
2
2
2
2
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
44
34
2
2
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1 0
2
1
1
1
0
0
0
1
0
0
4
1
45
24
2
2
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1 1
3
1
1
1
0
0
0
1
0
1
5
2
46
23
2
2
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1 2
3
1
0
1
0
0
1
0
1
1
5
2
47
36
1
1
1
2
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
8
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
48
39
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
7
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
49
37
1
2
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
8
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
50
41
1
1
2
2
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
9
2
0
1
1
0
0
0
0
0
0
2
1
51
24
2
2
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
8
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
52
37
1
2
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
7
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
2
1
53
41
1
2
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
8
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
54
48
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
6
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
55
36
1
2
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
56
31
2
2
2
2
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1 1
3
0
0
1
1
0
1
1
1
1
6
2
57
36
1
2
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
8
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
58
22
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
3
0
1
1
1
0
1
1
1
1
7
2
1
85
3 59
34
2
2
1
2
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1 2
3
1
1
1
0
1
0
1
1
1
7
2
60
29
2
2
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1 0
2
0
0
1
1
1
1
0
0
1
5
2
61
40
1
2
2
2
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
9
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
62
36
1
2
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
63
28
2
2
2
2
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1 2
3
0
1
1
1
1
1
0
1
1
7
2
64
25
2
2
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
8
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
65
38
1
2
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1 0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
66
31
2
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
6
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
67
34
2
1
2
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
8
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
68
36
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
7
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
69
32
2
2
2
2
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
70
27
2
2
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
8
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
71
27
2
2
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
8
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
72
33
2
2
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
6
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
73
39
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
9
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
74
28
2
2
2
2
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
8
2
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
1
86
75
41
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
9
2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
76
26
2
2
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
5
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
3
1
77
39
1
2
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
7
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
2
1
78
28
2
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
79
38
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
9
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
80
42
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
7
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
81
31
2
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
6
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
2
1
82
25
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1 3
3
0
1
1
1
1
1
0
1
1
7
2
83
36
1
2
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
84
33
2
2
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
8
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
85
44
1
1
2
2
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
6
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
86
41
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
9
2
0
0
0
0
0
0
1
0
1
2
1
87
38
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
7
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
3
1
88
27
2
2
1
2
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
9
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
89
29
2
2
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
90
40
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
9
2
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
1
91
29
2
2
1
2
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1 1
3
1
0
1
0
0
0
1
0
1
4
1
92
39
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
8
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
87
93
28
2
2
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
7
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
94
38
1
2
1
2
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
6
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
95
38
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
7
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
96
27
2
2
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
6
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
97
30
2
2
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
98
43
1
1
2
2
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1 0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
Ket : 1. Umur < 20 20-35 >35
=3 =2 =1
2. Pendidikan Tinggi Menengah Dasar
=3 =2 =1
3. Pengetahuan Baik Cukup Kurang = 1
=3 =2
4. Penghasilan UMK
=1 =2
88 UJI VALIDITAS PENGETAHUAN
Correlations
SKOR_TOT P1
P1 Pearson Correlation
P2
1
P2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
AL
**
.034
.034
.066
.287
.183
.034
-.208
-.208
-.242
.285
.302
.369
-.032
.123
-.066
.395
.000
.888
.888
.783
.220
.440
.888
.380
.380
.303
.223
.196
.110
.895
.605
.783
.000
.015
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
1
.050
.101
-.034
-.034
.154
.328
.380
-.034
.208
.208
.242
**
.201
-.034
.453
**
-.154
.010
.559
.833
.673
.888
.888
.518
.158
.098
.888
.380
.380
.303
.006
.395
.888
.045
.000
.518
.966
.010
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-.491
*
-.102
-.140
**
.201
-.157
.010
.201
.966
20
.010
Sig. (2-tailed)
N
P3
.966
.905
20
20
20
20
.201
.050
1
.000
.395
.833
20
20
**
**
-.667
**
-.667
**
-.667
*
.592
*
.903
-.459
-.459
*
-.419
.327
-.375
.167
-.419
-.153
.764
**
1.000
*
.537
*
1.000
.001
.001
.028
.669
.556
.001
.042
.042
.066
.159
.103
.482
.066
.519
.000
.395
.509
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.101
.000
1
.333
.333
.218
.408
.140
.333
.229
.229
-.105
.218
.500
*
.333
.105
.204
-.218
.000
.673
1.000
.151
.151
.355
.074
.556
.151
.331
.331
.660
.355
.025
.151
.660
.388
.355
.000
.000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.905
20
**
.905
**
.709
89 P5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P1 Pearson Correlation
**
.333
.509
*
.408
-.140
.888
.001
.151
.000
.022
.074
.556
.000
.001
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.034
-.034
**
.333
**
1
.509
*
.408
-.140
.888
.888
.001
.151
.000
.022
.074
.556
.000
.001
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.066
.154
-.491
*
.218
.509
.509
*
1
.356
.336
.783
.518
.028
.355
.022
.022
.123
20
20
20
20
20
20
20
.287
.328
-.102
.408
.408
.408
.356
.220
.158
.669
.074
.074
.074
.123
20
20
20
20
20
20
20
.183
.380
-.140
.140
-.140
-.140
.440
.098
.556
.556
.556
20
20
20
20
20
.034
-.034
**
.333
.034
-.034
.888
-.667
-.667
-.667
1
1.000
*
**
1.000
**
**
-.111
.454
*
.272
-.509
*
.034
.536
.355
.001
.641
.044
.246
.022
.888
.015
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.454
*
-.218
**
-.111
.454
*
.272
-.509
*
.034
.536
.001
.044
.355
.001
.641
.044
.246
.022
.888
.015
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.509
*
.350
.350
-.023
.048
**
-.218
.435
.312
**
.066
.458
.147
.022
.130
.130
.924
.842
.000
.355
.055
.181
.000
.783
.042
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
1
.229
.408
.281
.281
.257
.356
**
.068
.458
*
-.356
.287
.332
.074
.230
.230
.274
.123
.004
.776
.001
.042
.123
.220
.000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.336
.229
1
-.140
-.096
-.096
-.015
.336
.490
*
-.140
**
.343
**
.183
.351
.556
.147
.332
.556
.686
.686
.951
.147
.028
.556
.008
.139
.002
.440
.129
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
.408
-.140
1
*
-.218
**
-.111
.454
*
.272
-.509
*
.034
.536
1.000
**
1.000
.509
**
1.000
**
1.000
**
.688
**
.688
**
.688
**
.454
*
-.218
.001
.044
20
.688
**
.688
**
.688
.454
.667
.667
.764
.612
.667
**
.685
.572
-.762
-.642
*
*
*
**
.757
*
90 0
Sig. (2-tailed)
N
P1 Pearson Correlation
.888
.888
.001
.151
.000
.000
.022
.074
.556
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-.208
.208
-.459
*
.229
**
.350
.281
-.096
.380
.380
.042
.331
.001
.001
.130
.230
.686
.001
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-.208
.208
-.459
*
.229
**
.350
.281
-.096
.380
.380
.042
.331
.001
.001
.130
.230
.686
.001
.000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-.242
.242
-.419
-.105
.454
.454
*
-.023
.257
-.015
.454
*
.303
.303
.066
.660
.044
.044
.924
.274
.951
20
20
20
20
20
20
20
20
**
.327
.218
-.218
-.218
.048
.223
.006
.159
.355
.355
.355
20
20
20
20
20
20
.302
.201
-.375
.500
.196
.395
.103
.025
**
.688
.688
.001
.001
.044
.355
.001
.641
.044
.246
.022
.888
.015
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
**
1
**
.313
-.150
.459
*
-.076
.313
.187
-.350
-.208
.401
.000
.180
.527
.042
.749
.180
.429
.130
.380
.080
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
**
1
.313
-.150
.459
*
-.076
.313
.187
-.350
-.208
.401
.180
.527
.042
.749
.180
.429
.130
.380
.080
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.313
.313
1
-.023
.157
-.245
.560
*
.385
-.206
-.242
.309
.044
.180
.180
.924
.508
.299
.010
.094
.384
.303
.185
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.356
.336
-.218
-.150
-.150
-.023
1
.218
.145
.435
.535
*
-.048
.285
.518
.842
.123
.147
.355
.527
.527
.924
.355
.541
.055
.015
.842
.223
.019
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
1
-.167
**
.408
**
.302
.001
.074
.000
.196
.688
1.000
1 Sig. (2-tailed)
N
P1 Pearson Correlation
**
.688
.688
**
.688
1.000
2 Sig. (2-tailed)
N
P1 Pearson Correlation
*
3 Sig. (2-tailed)
N
P1 Pearson Correlation
.285
.592
*
4 Sig. (2-tailed)
N
P1 Pearson Correlation
*
**
.667
**
.667
**
.764
**
.612
*
.490
**
.667
.459
*
.459
*
.157
.218
.042
.042
.508
.355
.681
-.764
**
.771
5 Sig. (2-tailed)
.001
.001
.000
.004
.028
.001
.482
.000
91 N
P1 Pearson Correlation
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.369
-.034
.167
.333
-.111
-.111
-.218
.068
-.140
-.111
-.076
-.076
-.245
.145
-.167
1
-.245
-.068
.218
.369
.127
.110
.888
.482
.151
.641
.641
.355
.776
.556
.641
.749
.749
.299
.541
.482
.299
.776
.355
.110
.593
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-.032
.453
*
-.419
.105
.454
.454
*
.435
.454
*
.313
.313
.560
*
.435
**
-.245
1
**
-.032
.895
.045
.066
.660
.044
.044
.055
.001
.008
.044
.180
.180
.010
.055
.001
.299
.005
.001
.895
.001
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
**
-.153
.204
.272
.272
.312
.458
*
.343
.272
.187
.187
.385
.535
*
.408
-.068
**
1
-.312
.123
.605
.000
.519
.388
.246
.246
.181
.042
.139
.246
.429
.429
.094
.015
.074
.776
.005
.181
.605
.000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-.066
-.154
**
-.218
-.509
-.509
**
-.356
-.509
*
-.350
-.350
-.206
-.048
**
.218
**
-.312
1
-.066
-.458
.783
.518
.000
.355
.022
.022
.000
.123
.002
.022
.130
.130
.384
.842
.000
.355
.001
.181
.783
.042
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
**
.010
.201
**
.034
.034
.066
.287
.183
.034
-.208
-.208
-.242
.285
.302
.369
-.032
.123
-.066
1
.537
.000
.966
.395
.000
.888
.888
.783
.220
.440
.888
.380
.380
.303
.223
.196
.110
.895
.605
.783
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
6 Sig. (2-tailed)
N
P1 Pearson Correlation
*
**
.685
**
.572
.681
**
.599
-.663
**
.681
7 Sig. (2-tailed)
N
P1 Pearson Correlation
.123
.903
.599
**
.718
8 Sig. (2-tailed)
N
P1 Pearson Correlation
.764
*
*
-.762
**
-.642
-.764
-.663
*
9 Sig. (2-tailed)
N
P2 Pearson Correlation
1.000
.905
*
0 Sig. (2-tailed)
N
.015
20
20
92 SK Pearson Correlation
.537
*
.559
*
-.157
.015
.010
.509
20
20
20
**
.709
*
*
*
**
.351
.536
*
.401
.401
.309
.518
.042
.000
.129
.015
.080
.080
.185
20
20
20
20
20
20
20
.536
.536
.458
.000
.015
.015
20
20
20
.757
*
**
.127
.019
.000
.593
.001
20
20
20
20
.771
**
.681
**
.718
*
*
-.458
.537
.000
.042
.015
20
20
20
1
OR _T Sig. (2-tailed) OT AL
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
20
93
Reliability Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.801
N of Items
14
94
UJI VALIDITAS MINAT Correlations P1 P1
Pearson Correlation
P2 1
-.099
.236
.065
.139
.098
.811
.186
.139
.440
.811
.679
.317
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
.420
1
.204
.302
.408
.524
*
.408
-.101
.000
-.101
.474
Sig. (2-tailed)
.065
.388
.196
.074
.018
.074
.673
1.000
.673
.035
20
20
20
20
20
20
*
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
.343
.204
1
.328
.375
Sig. (2-tailed)
.139
.388
.158
.103
.001
.007
.027
.001
.000
.000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-.380
.302
.328
1
.533
.453
*
.328
.212
.492
*
.394
.098
.196
.158
.015
.045
.158
.369
.027
.086
.005
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
.057
.408
.375
.533
*
1
**
.375
-.123
.250
.123
Sig. (2-tailed)
.811
.074
.103
.015
.001
.103
.605
.288
.605
.006
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
.308
.524
**
1
**
.179
.385
.453
Sig. (2-tailed)
.186
.018
.001
.045
.001
.001
.450
.094
.045
.000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
.343
.408
**
.328
.375
**
1
.082
.250
.328
Sig. (2-tailed)
.139
.074
.007
.158
.103
.001
.731
.288
.158
.001
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-.183
-.101
.492
*
.212
-.123
.179
.082
1
.440
.673
.027
.369
.605
.450
.731
20
20
20
20
20
20
20
-.057
.000
.492
*
.250
.385
.250
.811
1.000
.001
.027
.288
.094
.288
.000
20
20
20
20
20
20
20
20
-.099
-.101
**
.394
.123
.453
*
.328
Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N P10
skortotal
-.057
N
P9
P10
-.183
N
P8
P9
.343
N
P7
P8
.308
Sig. (2-tailed)
P6
P7
.057
N
P5
P6
-.380
N
P4
P5
.343
N
P3
P4
.420
Sig. (2-tailed)
P2
P3
Pearson Correlation
*
**
.685
.583
**
.667
.739
*
.453
*
.685
**
.685
.685
.685
**
.583
.685
*
.492
**
.667
**
.739
**
.739
*
**
.818
**
.855
**
.607
**
.588
**
.845
**
.688
*
.511
.000
.000
.021
20
20
20
20
**
1
.739
**
.818
**
.903
**
.748
.000
.000
20
20
20
**
1
.903
**
.738
95
Sig. (2-tailed) N skortota Pearson Correlation l
Sig. (2-tailed) N
.679
.673
.000
.086
.605
.045
.158
.000
.000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
.236
.474
.317
.035
.000
.005
.006
.000
.001
.021
.000
.000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
**
.855
**
.607
**
.588
**
.845
**
.688
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .851
N of Items 9
*
.511
**
.748
.000 20
20
**
1
.738
20
96
HASIL OUTPUT PENELITIAN Frequencies Notes
Output Created
08-Oct-2018 12:23:54
Comments
Input
Data
F:\skripsi revisi\PENELITIAN SPSS MASTER.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
Missing Value Handling
98
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax
FREQUENCIES VARIABLES=PENGETAHUAN PENDIDIKAN UMUR PENGHASILAN MINAT
/ORDER=ANALYSIS.
Resources
Processor Time
0:00:00.015
Elapsed Time
0:00:00.009
97
Statistics
PENGETAHUAN
N
Valid
PENDIDIKAN
UMUR
PENGHASILAN
MINAT
98
98
98
98
98
0
0
0
0
0
Missing
Frequency Table PENGETAHUAN
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
KURANG
34
34.7
34.7
34.7
CUKUP
41
41.8
41.8
76.5
BAIK
23
23.5
23.5
100.0
Total
98
100.0
100.0
PENDIDIKAN
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
DASAR
30
30.6
30.6
30.6
MENENGAH
64
65.3
65.3
95.9
4
4.1
4.1
100.0
98
100.0
100.0
TINGGI
Total
98
UMUR
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
> 35 TAHUN
45
45.9
45.9
45.9
20 SAMPAI 35 TAHUN
52
53.1
53.1
99.0
1
1.0
1.0
100.0
98
100.0
100.0
> 20 TAHUN
Total
PENGHASILAN
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
< 2.749.074
63
64.3
64.3
64.3
> 2.749.074
35
35.7
35.7
100.0
Total
98
100.0
100.0
MINAT
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
RENDAH
75
76.5
76.5
76.5
TINGGI
23
23.5
23.5
100.0
Total
98
100.0
100.0
99
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
PENGETAHUAN * MINAT
98
100.0%
0
.0%
98
100.0%
PENDIDIKAN * MINAT
98
100.0%
0
.0%
98
100.0%
UMUR * MINAT
98
100.0%
0
.0%
98
100.0%
PENGHASILAN * MINAT
98
100.0%
0
.0%
98
100.0%
100
PENGETAHUAN * MINAT Crosstab
MINAT
RENDAH
PENGETAHUAN
KURANG
Count
% within PENGETAHUAN
CUKUP
BAIK
Total
2
34
94.1%
5.9%
100.0%
35
6
41
85.4%
14.6%
100.0%
8
15
23
34.8%
65.2%
100.0%
75
23
98
76.5%
23.5%
100.0%
Count
% within PENGETAHUAN
Count
% within PENGETAHUAN
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
2
.000
Likelihood Ratio
27.727
2
.000
Linear-by-Linear Association
23.992
1
.000
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
29.955
98
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,40.
Total
32
Count
% within PENGETAHUAN
TINGGI
101
Symmetric Measures
Value
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
Approx. Sig.
.484
N of Valid Cases
.000
98
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for PENGETAHUAN
a
(KURANG / CUKUP)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
PENDIDIKAN * MINAT Crosstab
MINAT
RENDAH
PENDIDIKAN
DASAR
Count
% within PENDIDIKAN
MENENGAH
Count
% within PENDIDIKAN
TINGGI
Count
% within PENDIDIKAN
TINGGI
Total
28
2
30
93.3%
6.7%
100.0%
47
17
64
73.4%
26.6%
100.0%
0
4
4
.0%
100.0%
100.0%
102
Total
Count
% within PENDIDIKAN
75
23
98
76.5%
23.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
2
.000
Likelihood Ratio
18.008
2
.000
Linear-by-Linear Association
13.347
1
.000
Pearson Chi-Square
18.100
N of Valid Cases
98
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,94.
Symmetric Measures
Value
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for PENDIDIKAN (DASAR
a
/ MENENGAH)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
Approx. Sig.
.395
98
.000
103
UMUR * MINAT Crosstab
MINAT
RENDAH
UMUR
> 35 TAHUN
Count
% within UMUR
20 SAMPAI 35 TAHUN
Count
% within UMUR
> 20 TAHUN
Count
% within UMUR
4
45
91.1%
8.9%
100.0%
33
19
52
63.5%
36.5%
100.0%
1
0
1
100.0%
.0%
100.0%
75
23
98
76.5%
23.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
2
.005
11.530
2
.003
8.404
1
.004
10.578
Total
41
Count
% within UMUR
Total
TINGGI
98
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,23.
104
Symmetric Measures
Value
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
Approx. Sig.
.312
N of Valid Cases
.005
98
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for UMUR (> 35 TAHUN /
a
20 SAMPAI 35 TAHUN)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
PENGHASILAN * MINAT Crosstab
MINAT
RENDAH
PENGHASILAN
< 2.749.074
Count
% within PENGHASILAN
> 2.749.074
Count
% within PENGHASILAN
Total
Count
% within PENGHASILAN
TINGGI
Total
51
12
63
81.0%
19.0%
100.0%
24
11
35
68.6%
31.4%
100.0%
75
23
98
76.5%
23.5%
100.0%
105
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Df
a
1
.166
1.293
1
.256
1.873
1
.171
1.920
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Fisher's Exact Test
.215
Linear-by-Linear Association
1.901
N of Valid Cases
1
.168
98
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,21. b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases
Approx. Sig.
.139
98
.166
Exact Sig. (1-sided)
.128
106
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for PENGHASILAN (<
Lower
Upper
1.948
.752
5.043
1.181
.916
1.522
.606
.299
1.228
2.749.074 / > 2.749.074)
For cohort MINAT = RENDAH
For cohort MINAT = TINGGI
N of Valid Cases
98
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
Foto Dokumentasi Penelitian
120
121
122