Pengertian Emulsi dan Contohnya Oleh : Tedi Mulyadi Pengertian Emulsi dan Contohnya – Minyak nabati tidak larut dalam air. Minyak akan mengapung di atas air karena kurang padat, tapi tetes kecil (disebut tetesan) minyak dapat tersebar dalam air untuk membentuk campuran yang disebut emulsi. Emulsi lebih tebal (memiliki viskositas yang lebih tinggi) dibandingkan dengan minyak atau air. Contoh emulsi dalam makanan adalah es krim, susu dan saus salad. Emulsi juga digunakan untuk membuat kosmetik dan cat.
Bagaimana Emulsi dibuat?
Emulsi adalah zat yang dibuat dengan menambahkan dua cairan yang tidak bisa digabungkan antara satu sama lain sama. Emulsi juga disebut sebagai koloid dimana satu zat akan menjadi cairan pendispersi sementara yang lain adalah salah satu yang tersebar. Karena dua cairan tidak dapat sama-sama digabungkan, ada kecenderungan besar untuk koloid untuk benarbenar membentuk lapisan terpisah dan dapat dibedakan setelah jangka waktu tertentu. Emulsi dasar terbentuk ketika air dan minyak dicampur bersama-sama. Mengaduk campuran ini dengan penuh semangat dapat membagi minyak menjadi partikel kecil karena bercampur dengan air. Setelah beberapa waktu, partikel minyak dapat mulai menggabungkan kembali dan membentuk lapisan di atas molekul air. Perilaku koloid atau emulsi dalam hal pemisahan atau membentuk beberapa lapisan hanya karena fakta bahwa dua cairan tidak bisa sama-sama dicampur antara satu sama lain. Inilah sebabnya mengapa beberapa orang menyebut proses emulsi sebagai “parsial” atau sementara. Campuran dua zat agak singkat dan tidak bertahan untuk waktu yang lama. Pada titik tertentu, kedua zat akan menemukan cara untuk memisahkan dari satu sama lain dan membentuk lapisan yang terpisah. Untuk membuat emulsi menjadi permanen, beberapa orang menambahkan zat ketiga yang disebut agen pengemulsi.
Dalam contoh klasik dari pencampuran minyak dan air, sabun misalnya akan membantu menstabilkan campuran dan membuat cairan emulsi yang sempurna dan permanen. Dalam kasus susu, yang merupakan contoh lain dari emulsi antara lemak susu dan air, kasein biasanya ditambahkan untuk membuat campuran ini permanen. Proses dan konsep emulsi berguna dalam pembuatan berbagai produk rumah tangga dan bahkan dalam pengolahan makanan juga. Bumbu seperti saus adalah contoh dari cairan emulsi antara minyak dan cuka sebagai bahan. Dengan penambahan minyak, cuka dibuat untuk mencicipi pembuatan yang berbeda itu jenis lain dari saus atau bumbu. Dalam hal barang-barang rumah tangga, berbagai krim kosmetik dan lotion yang dibuat melalui proses emulsi untuk meningkatkan konsistensi dan tekstur. Sumber : https://budisma.net/2015/03/pengertian-emulsi-dan-contohnya.html
Pengertian Emulsi Oleh fungsi 12 February 2019 Kimia 0 Comments Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Zat tertentu bertindak sebagai pengemulsi, yang berarti mereka membantu dua cairan berkumpul dan tinggal bersama-sama. Emulsi, dalam kimia fisik adalah campuran dari dua atau lebih cairan yang hadir sebagai tetesan, dengan ukuran mikroskopis atau ultramikroskopis, didistribusikan ke seluruh bagian lainnya. Emulsi yang terbentuk dari komponen cairan baik secara spontan atau, lebih sering, dengan cara mekanis, seperti agitasi, asalkan cairan yang dicampur tidak memiliki (atau sangat terbatas) tingkat kelarutan. Emulsi akan distabilkan oleh agen yang membentuk film pada permukaan tetesan (misalnya, molekul sabun) atau yang memberikan kepada mereka stabilitas mekanik (misalnya, koloid karbon atau bentonit). Emulsi stabil akhirnya terpisah menjadi dua lapisan cair. Emulsi stabil dapat dihancurkan dengan menonaktifkan atau menghancurkan agen pengemulsi -misalnya, dengan menambahkan zat ketiga yang sesuai atau juga dengan membekukan atau pemanasan. Beberapa contoh emulsi yang familiar adalah susu (dispersi tetesan lemak dalam larutan) dan mentega (dispersi tetesan larutan lemak). Emulsi yang penting dalam banyak bidang-misalnya, dalam pencelupan dan penyamakan industri, dalam pembuatan karet sintetis dan plastik, dalam penyusunan kosmetik seperti sampo, dan salep dan produk terapi. Istilah Emulsi ini sering diterapkan pada sistem campuran yang lebih baik harus ditandai sebagai larutan, suspensi, atau gel. Misalnya, yang disebut emulsi fotografi sebenarnya gel gelatin dengan kristal kecil (misalnya, bromida perak) yang tersebar. Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Ketika diaduk atau dikocok dengan kuat, dua cairan akan membentuk emulsi sementara.
Dalam waktu yang relatif singkat, namun, keduanya akan terpisah menjadi lapisan yang berbeda. Emulsi permanen dapat dibuat dengan menambahkan zat ketiga, disebut emulsifier atau agen pengemulsi, ke campuran. Minyak dan air akan membentuk emulsi permanen jika sabun atau deterjen ditambahkan sebagai emulsifier. Susu merupakan emulsi permanen mentega dalam air, dengan kase-in bertindak sebagai pengemulsi. Emulsi adalah koloid. Emulsi digunakan secara ekstensif dalam obat-obatan dan kosmetik, dalam bentuk salep, minyak gosok, dan krim. Mereka juga digunakan dalam berbagai proses manufaktur, khususnya dalam pembuatan tekstil, kertas, dan produk kulit. Emulsi garam perak peka cahaya dalam gelatin, dilapisi kertas atau asetat dukungan, adalah dasar dari hampir semua fotografi. Ada dua jenis emulsi, sementara dan permanen. Contoh dari emulsi sementara adalah saus sederhana. Anda menggabungkan minyak dan cuka dalam botol, campuran mereka dan mereka bersatu untuk waktu yang singkat. Mayones adalah contoh emulsi permanen, yang terdiri dari kuning telur dan minyak. Kuning telur dan minyak tidak akan alami bercampur, tetapi perlahan-lahan mengaduk minyak ke dalam kuning telur, dua cairan membentuk emulsi stabil yang tidak akan terpisah. Saus Holland adalah emulsi permanen lain, yang terbuat dari kuning telur dan mentega. Zat tertentu bertindak sebagai pengemulsi, yang berarti mereka membantu dua cairan berkumpul dan tinggal bersama-sama. Dalam kasus mayones dan Hollandaise, itu adalah lesitin dalam kuning telur yang bertindak sebagai pengemulsi. Lesitin, zat lemak larut dalam lemak baik dan air, akan mudah menggabungkan dengan baik kuning telur dan minyak atau mentega, pada dasarnya memegang dua cairan bersama-sama. Dalam emulsi yang stabil, apa yang terjadi adalah bahwa tetesan dari satu cairan menjadi merata dalam cairan lain. Cairan yang dihasilkan lebih tebal dari dua cairan yang asli. Dalam kasus saus salad, tetesan minyak yang tersuspensi dalam cuka. Suatu bubuk halus juga dapat membantu untuk menstabilkan emulsi, sehingga pati menjadi mungkin. Ini banyak digunakan dalam penebalan saus. Ini adalah pati dalam tepung yang bergabung mentega dengan cairan. Sebuah bubur tepung jagung bekerja dengan cara yang sama. Contoh lain emulsi yang kurang jelas adalah coklat (emulsi susu dan mentega coklat) dan beberapa sosis dan daging cincang. Hot dog adalah contoh dari sebuah sosis emulsi di mana daging, lemak dan air yang dikombinasikan untuk membentuk daging cincang halus yang kemudian dimasukkan ke wadah. Sumber : https://hisham.id/2015/06/pengertian-emulsi.html
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi). Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu: Fase terdispersi, fase pendispersi, dan emulgator.
Ada dua tipe emulsi, yaitu:
a. Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak
b. Emulsi M/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air.
Pada emulsi A/M, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi M/A adalah sebaliknya. Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan dispersirenik
Zat Pengemulsi (Emulgator)
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil. Untuk itu kita memerlukan suatu zat penstabil yang disebut zat pengemulsi atau emulgator. Tanpa adanya emulgator, maka emulsi akan segera pecah dan terpisah menjadi fase terdispersi dan medium pendispersinya, yang ringan terapung di atas yang berat. Adanya penambahan emulgator dapat menstabilkan suatu emulsi karena emulgator menurunkan tegangan permukaan secara bertahap. Adanya penurunan tegangan permukaan secara bertahap akan menurunkan energi bebas yang diperlukan untuk pembentukan emulsi menjadi semakin minimal. Artinya emulsi akan menjadi stabil bila dilakukan penambahan emulgator yang berfungsi untuk menurunkan energi bebas pembentukan emulsi semaksimal mungkin. Semakin rendah energi bebas pembentukan emulsi maka emulsi akan semakin mudah terbentuk. Tegangan permukaan menurun karena terjadi adsorpsi oleh emulgator pada permukaan cairan dengan bagian ujung yang polar berada di air dan ujung hidrokarbon pada minyak.
Daya kerja emulgator disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik dalam minyak maupun dalam air. Bila emulgator tersebut lebih terikat pada air atau larut dalam zat yang polar maka akan lebih mudah terjadi emulsi minyak dalam air (M/A), dan sebaliknya bila emulgator lebih larut dalam zat yang non polar, seperti minyak, maka akan terjadi emulsi air dalam minyak (A/M). Emulgator membungkus butir-butir cairan terdispersi dengan suatu lapisan tipis, sehingga butir-butir
tersebut tidak dapat bergabung membentuk fase kontiniyu. Bagian molekul emulgator yang non polar larut dalam lapisan luar butir-butir lemak sedangkan bagian yang polar menghadap ke pelarut air.
Pada beberapa proses, emulsi harus dipecahkan. Namun ada proses dimana emulsi harus dijaga agar tidak terjadi pemecahan emulsi. Zat pengemulsi atau emulgator juga dikenal sebagai koloid pelindung, yang dapat mencegah terjadinya proses pemecahan emulsi, contohnya:Gelatin, digunakan pada pembuatan es krim; Sabun dan deterjen; Protein; Cat dan tinta; Elektrolit .
Kestabilan Emulsi
Bila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan air, dicampurkan, lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat .
Kestabilan emulsi ditentukan oleh dua gaya, yaitu:
1. Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals. Gaya ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap,
2. Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah:
1. Tegangan antarmuka rendah
2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka
3. Tolakkan listrik double layer
4. Relatifitas phase pendispersi kecil
5. Viskositas tinggi.
Sumber : https://ibnuhayyan.wordpress.com/2008/09/10/emulsi/
Pengertian dan contoh emulsi Pada 06/08/2018 In Kimia Tagged Emulsi, Koloid
Ketika dua atau lebih bahan dicampur, ada berbagai produk yang dapat terbentuk. Salah satunya adalah emulsi:
Pengertian Emulsi Emulsi adalah koloid dari dua atau lebih cairan yang tak dapat bercampur dimana satu cairan mengandung dispersi cairan lain. Dengan kata lain, emulsi adalah jenis campuran khusus yang dibuat dengan menggabungkan dua cairan yang biasanya tidak bercampur. Kata emulsi berasal dari kata Latin yang berarti “ke susu” (susu adalah salah satu contoh emulsi lemak dan air). Proses mengubah campuran cairan menjadi emulsi disebut emulsifikasi.
Contoh Emulsi 1. Campuran minyak dan air adalah emulsi ketika dikocok bersama. Minyak akan membentuk tetes dan menyebar ke seluruh air. 2. Kuning telur adalah emulsi yang mengandung lesitin agen pengemulsi. 3. Crema pada espresso adalah emulsi yang terdiri dari air dan minyak kopi. 4. Mentega adalah emulsi air dalam lemak. 5. Mayones adalah minyak dalam emulsi air yang distabilkan oleh lecitin dalam kuning telur.
6. Sisi fotosensitif film fotografi dilapisi dengan emulsi perak halida dalam gelatin.
Sifat Emulsi Emulsi biasanya tampak berawan atau putih karena cahaya tersebar dari fase antar fase antar komponen dalam campuran. Jika semua cahaya tersebar sama, emulsi akan tampak putih. Enzim emulsi encer mungkin tampak sedikit biru karena cahaya dengan panjang gelombang rendah tersebar lebih banyak. Ini disebut efek Tyndall. Biasanya terlihat pada susu skim. Jika ukuran partikel tetesan kurang dari 100 nm (mikroemulsi atau nanoemulsi), mungkin campuran tersebut tembus cahaya. Karena emulsi adalah cairan, mereka tidak memiliki struktur internal statis. Tetesan didistribusikan lebih atau kurang secara merata di seluruh matriks cair yang disebut medium dispersi. Dua cairan dapat membentuk berbagai jenis emulsi. Sebagai contoh, minyak dan air dapat membentuk emulsi minyak dalam air, di mana tetesan minyak terdispersi dalam air, atau mereka dapat membentuk air dalam emulsi minyak, dengan air yang terdispersi dalam minyak. Lebih lanjut, mereka dapat membentuk beberapa emulsi, seperti air dalam minyak dalam air. Sebagian besar emulsi tidak stabil, dengan komponen yang tidak akan bercampur dengan sendirinya atau tetap teremulsi tanpa batas.
Definisi emulsifier Zat yang menstabilkan emulsi disebut emulsifier atau emulgent. Pengemulsi bekerja dengan meningkatkan stabilitas kinetik suatu campuran. Surfaktan atau zat aktif permukaan adalah salah satu jenis pengemulsi. Deterjen adalah contoh surfaktan. Contoh lain dari pengemulsi meliputi lesitin, mustard, lesitin kedelai, natrium fosfat, ester asam tartarat diacetyl dari monogliserida (DATEM), dan natrium stearoil laktilat.
Perbedaan Antara Koloid dan Emulsi
Kadang-kadang istilah “koloid” dan “emulsi” digunakan secara bergantian, tetapi istilah emulsi berlaku ketika kedua fase campuran adalah cairan. Partikel dalam koloid bisa menjadi fase materi apa pun. Jadi, emulsi adalah jenis koloid, tetapi tidak semua koloid adalah emulsi.
Cara Kerja Emulsifikasi Ada beberapa mekanisme yang mungkin terlibat dalam emulsifikasi: 1. Emulsifikasi dapat terjadi ketika tegangan permukaan antar dua cairan berkurang. Beginilah cara kerja surfaktan. 2. Pengemulsi dapat membentuk film lebih dari satu fasa dalam campuran untuk membentuk gumpalan yang saling tolak, memungkinkannya untuk tetap terdispersi atau tersuspensi secara merata. 3. Emulgent tertentu meningkatkan viskositas medium, sehingga lebih mudah bagi gumpalan untuk tetap tersuspensi. Contohnya termasuk akasia hidrokoloid dan tragakan, gliserin, dan polimer karboksimetil selulosa.
Poin Kunci 1. Emulsi adalah jenis koloid yang dibentuk dengan menggabungkan dua cairan yang biasanya tidak bercampur. 2. Dalam emulsi, satu cairan mengandung dispersi cairan lain. 3. Contoh umum emulsi termasuk kuning telur, mentega, dan mayones. 4. Proses pencampuran cairan untuk membentuk emulsi disebut emulsifikasi. 5. Meskipun cairan yang membentuk mereka mungkin jernih, emulsi akan tampak keruh atau berwarna karena cahaya tersebar oleh partikel yang tersuspensi dalam campuran. Sumber : https://usaha321.net/pengertian-dan-contoh-emulsi.html
Pengertian Emulsi Emulsi adalah suatu disperse di mana fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur (1). Emulsi adalah suatu system heterogen, yang terdiri dari tidak kurang dari sebuah fase cair yang tidak bercampur, yang terdispersi dalam fase cair lainnya, dalam bentuk tetesan-tetesan, dengan diameter secara umum, lebih dari 0,1 μm (2). Secara umum, emulsi merupakan system yang terdiri dari dua fase cair yang tidak bercampur, yaitu fase dalam (internal) dan fase luar (eksternal). Komponen emulsi :
Fase dalam (internal) Fase luar (eksternal) Emulsifiying Agent (emulgator)
Tipe-Tipe Emulsi (3) 1. Tipe minyak/air (m/a atau o/w), dimana fase minyak terdispersi dalam fase air (minyak=internal, air=eksternal) 2. Tipe air/minyak (a/m atau w/o), dimana fase air terdispersi dalam fase minyak (air=internal, minyak=eksternal) 3. Tipe emulsi ganda (w/o/w dan o/w/o), lebih dikenal dengan emulsi dalam emulsi, yaitu suatu emulsi tipe tertentu yang didispersikan lagi dalam suatu fase pendispersi. Tipe ini pada umumnya dapat ditemui dalam formulasi kosmetika. 4. Mikroemulsi Pengujian Tipe Emulsi (2)
Test Pengenceran Tetesan Metode ini berdasarkan prinsip bahwa suatu emulsi akan bercampur dengan yang menjadi fase luarnya. Misalnya suatu emulsi tipe m/a, maka emulsi ini akan mudah diencerkan dengan penabahan air. Begitu pula sebaliknya dengan tipe a/m.
Test Kelarutan Pewarna Metode ini berdasarkan prinsip keseragaman disperse pewarna dalam emulsi , jika pewarna larut dalam fase luar dari emulsi. Misalnya amaranth, adalah pewarna yang larut air, maka akan terdispersi seragam pada emulsi tipe m/a. Sudan III, adalah pewarna yang larut minyak, maka akan terdispersi seragam pada emulsi tipe a/m.
Test Creaming (Arah Pembentukan Krim) Creaming adalah proses sedimentasi dari tetesan-tetesan terdispersi berdasarkan densitas dari fase internal dan fase eksternal. Jika densitas relative dari kedua fase diketahui, pembentukan arah krim dari fase dispers dapat menunjukkan tipe emulsi yang ada. Pada sebagian besar system farmasetik, densitas fase minyak atau lemak kurang dibandingkan fase air; sehingga, jika terjadi krim pada bagian atas, maka emulsi tersebut adalah tipe m/a, jika emulsi krim terjadi pada bagian bawah, maka emulsi tersebut merupakan tipe a/m.
Test Konduktivitas Elektrik Metode ini berdasarkan prinsip bahwa air atau larutan berair mampu menghantarkan listrik, dan minyak tidak dapat menghantarkan listrik. Jika suatu elektroda diletakkan pada suatu system emulsi, konduktivitas elektrik tampak, maka emulsi tersebut tipe m/a, dan begitu pula sebaliknya pada emulsi tipe a/m.
Test Fluorosensi Sangat banyak minyak yang dapat berfluorosensi jika terpapar sinar ultra violet. Jika setetes emulsi di uji dibawah paparan sinar ultra violet dan diamati dibawah mikroskop menunjukkan seluruh daerah berfluorosensi maka tipe emulsi itu adalah a/m, jika emulsi tipe m/a, maka fluorosensi hanya berupa noda.
Teori Emulsifikasi (1)
Teori Tegangan –permukaan
Bila cairan kontak dengan cairan kedua yang tidak larut dan tidak saling bercampur, kekuatan (tenaga) yang menyebabkan masing-masing cairan menahan pecahnya menjadi partikelpartikel yang lebih kecil disebut tegangan antarmuka. Zat-zat aktif permukaan (surfaktan) atau zat pembasah, merupakan zat yang bekerja menurunkan tegangan antarmuka ini.
Oriented Wedge Theory
Menganggap bahwa lapisan monomolecular dari zat pengemulsi melingkari suatu tetesan dari fase dalam pada emulsi. Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa zat pengemulsi tertentu mengarahkan dirinya di sekitar dan dalam suatu cairan yang merupakan gambaran kelarutannya pada cairan tertentu.
Teori plastic atau Teori Lapisan antarmuka
Bahwa zat pengemulsi membentuk lapisan tipis atau film yang mengelilingi fase dispers dan diabsorbsi pada permukaan dari tetesan tersebut. Lapisan tersebut mencegah kontak dan bersatunya fase terdispersi; makin kuat dan makin lunak lapisan tersebut, akan makin besar dan makin stabil emulsinya. Bahan-Bahan Pengemulsi (1) 1. Bahan-bahan karbohidrat , bahan-bahan alami seperti akasia (gom), tragakan, agar, kondrus dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid hidrofilik bila ditambahkan kedalam air dan umumnya menghasilkan emulsi m/a. 2. Zat-zat protein seperti : gelatin, kuning telur, dan kasein. Bahan-bahan ini menghasilkan emulsi tipe m/a. kerugian gelatin sebagai suatu zat pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu cair dan menjadi lebih cair pada pendiaman. 3. Alkohol dengan bobot molekul tinggi seperti : stearil alcohol, setil alcohol, dan gliseril monostearat. Biasa digunakan sebagai penstabil emusi tipe m/a dari lotio dan salep tertentu yang digunakan sebagai obat luar. Kolesterol dan turunannya dapat digunakan sebagai emulsi untuk obat luar dan menghasilkan emulsi tipe a/m. 4. Zat-zat pembasah, yang bersifat kationik, anionic dan nonionic. Zat-zat ini mengandung gugus hidrofilik dan lipofilik dengan bagian lipofilik dari molekul menyebabkan aktivitas permukaan dari molekul tersebut. 5. Zat padat yang terbagi halus, seperti : tanah liat koloid termasuk bentonit, magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Umumnya membentuk emulsi tipe m/a bila bahan padat ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar dari minyak. Jika serbuk bahan padat ditambahkan dalam inyak dan volume fase minyak lebih banyak dari air, suatu zat seperti bentonit sanggup membentuk suatu emulsi a/m. Aktivitas dan Harga HLB Surfaktan (1) Aktivitas HLB Antibusa 1 sampai 3
Pengemulsi (a/m) 3 sampai 6 Zat Pembasah 7 sampai 9 Pengemulsi(m/a) 8 sampai 18 Pelarut 15 sampai 20 Detergen 13 sampai 15
Viskositas Emulsi (4) Viskositas emulsi dipengaruhi oleh perubahan komposisi : 1. Adanya hubungan linear antara viskositas emulsi dan viskositas fase kontinu. 2. Makin besar volume fase dalam, makin besar pula viskositas nyatanya. 3. Untuk mengatur viskositas emulsi, tiga factor interaksi yang harus dipertimbangkan oleh pembuat formula, yaitu :
Viskositas emulsi m/a dan a/m dapat ditingkatkan dengan mengurangi ukuran partikel fase terdispersi , Kestabilan emulsi ditingkatkan denganpengurangan ukuran partikel, dan Flokulasi atau penggumpalan, yang cenderung membentuk fase dalam yang dapat meningkatkan efek penstabil, walaupun ia meningkatkan viskositas.
4. Biasanya viskositas emulsi meningkat dengan meningkatnya umur sediaan tersebut. Metode Pembuatan Emulsi (2)
Metode Gom Kering Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator. Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air sekaligus dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi.
Metode Gom Basah Disebutt pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.
Metode Botol
Disebut pula metode Forbes (1). Metode inii digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Metode ini merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar. Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak(2). Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat(1).
Metode Penyabunan In Situ
a. Sabun Kalsium Emulsi a/m yang terdiri dari campuran minyak sayur dan air jeruk,yang dibuat dengan sederhana yaitu mencampurkan minyak dan air dalam jumlah yang sama dan dikocok kuatkuat. Bahan pengemulsi, terutama kalsium oleat, dibentuk secara in situ disiapkan dari minyak sayur alami yang mengandung asam lemak bebas. b. Sabun Lunak Metode ini, basis di larutkan dalam fase air dan asam lemak dalam fase minyak. Jika perlu, maka bahan dapat dilelehkan, komponen tersebut dapat dipisahkan dalam dua gelas beker dan dipanaskan hingga meleleh, jika kedua fase telah mencapai temperature yang sama, maka fase eksternal ditambahkan kedalam fase internal dengan pengadukan. c. Pengemulsi Sintetik Beberapa pustaka memasukkannya dalam kategori metode tambahan (1). Secara umum, metode ini sama dengan metode penyabunan in situ dengan menggunakan sabun lunak dengan perbedaan bahwa bahan pengemulsi ditambahkan pada fase dimana ia dapat lebih melarut. Dengan perbandingan untuk emulsifier 25%. Emulsifikasi tidak terjadi secepat metode penyabunan. Beberapa tipe peralatan mekanik biasanya dibutuhkan, seperti hand homogenizer . Referensi :
1. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (terjemahan)
Howard C. Ansell UIP – Jakarta (2005)
2. Dispensing Of Medication
Robert E. King, PhD. Mack Publishing Company – Pennsylvania (1984)
3. Remington’s Pharmaceutical Sciences 18th
Alfonso R. Gennaro Mack Publishing Company – Pennsylvania (1990)
4. Teori dan Praktek Farmasi Industri (terjemahan)
Leon Lachman et.all. UIP – Jakarta (1994) Sumber : https://rgmaisyah.wordpress.com/2008/12/03/emulsi/
Emulsi Makanan, Apakah Itu ? Minyak dan air tak akan pernah bisa menyatu, mengapa demikian? Sebab kedua zat tersebut memiliki dua popularitas yang berbeda, oleh karena itu dibutuhkan Emulsi makanan yang dapat menyatukannya. Anda tentunya sudah tidak asing ketika mendengar kata Emulsi Makanan, tapi apakah anda paham betul mengenai istilah tersebut? Seperti halnya minyak yang tak akan pernah bisa menyatu dengan air, hal ini terjadi karena adanya perbedaan tingkat polaritas di antara dua zat tersebut. Minyak merupakan zat yang memiliki gugus non polar, sedangkan air merupakan molekul yang memiliki gugus polar. Perbedaan ini yang dapat menyebabkan kedua zat tersebut tidak bisa menyatu. Untuk dapat membuat kedua zat tersebut dapat menyatu dibutuhkan zat pengemulsi atau emulsifier, zat pengemulsi ini memiliki tujuan untuk menyatukan kedua zat tersebut yaitu minyak dan air. Jadi bisa di katakan bahwa Emulsi makanan atau zat pengemulsi adalah suatu zat yang membantu menjaga kestabilan antara minyak dan air. Secara umum bahan pengemulsi terdiri dari emulsifier alami dan emulsifier buatan (sintesisi), Emulsi makanan dari bahan alami bisa terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam. Misalnya dari biji kedelai, kuning telur dan sebagainya. Tidak hanya berasal dari kedelai, emulsi alami lainya bisa berasal dari tepung kanji dan susu bubuk. Tepung kanji sendiri merupakan salah satu emulsi makanan yang sangat baik sebagai campuran. Sedangkan Emulsi buatan atau sintetis berasal dari hasil rekayasa manusia untuk mendapatkan hubungan antara minyak dan air. Namun, walaupun disebut dengan sintesis. Penggunaan emulsi makanan sintesis, menggunakan bahan-bahan yang berasal dari bahan alami. Misalnya, lemak atau minyak merupakan trigliserida dengan satu gugus gliserol yang memiliki tiga tangan.
Fungsi Emulsi Makanan berdasarkan sifatnya emulsi makanan berfungsi sebagai mengembang, dan juga dapat mengentalkan bahan makanan lainnya. Keuntungan menggunakan emulsi makanan adalah lebih ekonomis, adonan akan tetap stabil walaupun tidak dimasukkan ke dalam lemari pendingin atau oven. Sedangkan penggunaan emulsi makanan pada daging giling yang dibuat untuk sosisi, dapat membuat tekstur daging lebih padat dan akan terasa lebih kenyal. Jika anda ingin menggunakan emulsi makanan pada olahan daging giling, ada baiknya anda dapat menggunakan produk dari D.C.P Ingredients yang dapat membantu konsumen untuk meningkatkan kualitas dan volume dari bahan makanan tersebut.
Jenis Produk D.C.P. Ingredients Dengan menggunakan produk dari D.C.P. Ingredients para pengguna, dapat melihat perbedaannya sehingga kualitas dari sosis buatan anda akan semakin baik teksturnya. Terdapat tiga jenis produk buatan dari D.C.P. Ingredients: Kopro B95 I, dapat digunakan pada sistem produksi injeksi. Memiliki butiran yang sangat halus, sehingga dapat digunakan dalam larutan brine/marinasi. Memiliki rasa yang netral dan natural, sehingga dapat digunakan diberbagai jenis daging olahan dan makanan. dalam menggunakan jenis ini dosisnya bisa bervariasi dalam penggunaannya, tergantung dengan resep yang digunakan. Kopro B95 SF, berbentuk serbuk halus dapat digunakan untuk produk ber-emulsi. Sangat cocok sebagai “meat-extender” untuk produk daging olahan baik emulsi dan ‘reform’. Signifikan mengurangi susut pada produk yang di proses masak/cooked proccess. Netral dan natural, dapat digunakan untuk berbagai produk jenis daging karena rasa yang netral dan natural. Kopro B95 C, serat atau flakes/serpihan halus kolagen dapat digunakan pada reform produk. Ini merupakan protein yang memiliki performa sangat tinggi untuk produk reform/comminuted, dikarenakan adanya struktur fiber. Dari ketiga produk tersebut diproduksi dengan protein sapi yang bernilai tinggi, dan tidak mengandung antioksidan serta kandungan lemak yang sangat rendah. Dengan menambahkan emulsi makanan pada daging giling sosis tersebut, dapat meningkatkan kualitas dari sosis buatan anda tersebut. Apabila anda tertarik untuk menggunakan berbagai jenis produk dari D.C.P. Ingredients tak ada salahnya untuk anda gunakan, sebab produk-produk dari D.C.P. Ingredients terkenal dengan jaminan kualitasnya. Anda bisa mendapatkan semua produk D.C.P. Ingredients di PT. Markaindo Selaras, informasi lebih lanjut anda bisa mengunjungi website-nya di www.markaindo.co.id atau melalui email
[email protected]. Sumber : http://www.markaindo.co.id/id/publikasi/mengenal-lebih-jauh-mengenai-emulsimakanan/
Pengertian Emulsi Oleh fungsi 12 February 2019 Kimia 0 Comments
Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Zat tertentu bertindak sebagai pengemulsi, yang berarti mereka membantu dua cairan berkumpul dan tinggal bersama-sama. Emulsi, dalam kimia fisik adalah campuran dari dua atau lebih cairan yang hadir sebagai tetesan, dengan ukuran mikroskopis atau ultramikroskopis, didistribusikan ke seluruh bagian lainnya. Emulsi yang terbentuk dari komponen cairan baik secara spontan atau, lebih sering, dengan cara mekanis, seperti agitasi, asalkan cairan yang dicampur tidak memiliki (atau sangat terbatas) tingkat kelarutan. Emulsi akan distabilkan oleh agen yang membentuk film pada permukaan tetesan (misalnya, molekul sabun) atau yang memberikan kepada mereka stabilitas mekanik (misalnya, koloid karbon atau bentonit). Emulsi stabil akhirnya terpisah menjadi dua lapisan cair. Emulsi stabil dapat dihancurkan dengan menonaktifkan atau menghancurkan agen pengemulsi -misalnya, dengan menambahkan zat ketiga yang sesuai atau juga dengan membekukan atau pemanasan. Beberapa contoh emulsi yang familiar adalah susu (dispersi tetesan lemak dalam larutan) dan mentega (dispersi tetesan larutan lemak). Emulsi yang penting dalam banyak bidang-misalnya, dalam pencelupan dan penyamakan industri, dalam pembuatan karet sintetis dan plastik, dalam penyusunan kosmetik seperti sampo, dan salep dan produk terapi. Istilah Emulsi ini sering diterapkan pada sistem campuran yang lebih baik harus ditandai sebagai larutan, suspensi, atau gel. Misalnya, yang disebut emulsi fotografi sebenarnya gel gelatin dengan kristal kecil (misalnya, bromida perak) yang tersebar. Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Ketika diaduk atau dikocok dengan kuat, dua cairan akan membentuk emulsi sementara. Dalam waktu yang relatif singkat, namun, keduanya akan terpisah menjadi lapisan yang berbeda. Emulsi permanen dapat dibuat dengan menambahkan zat ketiga, disebut emulsifier atau agen pengemulsi, ke campuran. Minyak dan air akan membentuk emulsi permanen jika sabun atau deterjen ditambahkan sebagai emulsifier. Susu merupakan emulsi permanen mentega dalam air, dengan kase-in bertindak sebagai pengemulsi. Emulsi adalah koloid. Emulsi digunakan secara ekstensif dalam obat-obatan dan kosmetik, dalam bentuk salep, minyak gosok, dan krim. Mereka juga digunakan dalam berbagai proses manufaktur, khususnya dalam pembuatan tekstil, kertas, dan produk kulit. Emulsi garam perak peka cahaya dalam gelatin, dilapisi kertas atau asetat dukungan, adalah dasar dari hampir semua fotografi. Ada dua jenis emulsi, sementara dan permanen. Contoh dari emulsi sementara adalah saus sederhana. Anda menggabungkan minyak dan cuka dalam botol, campuran mereka dan mereka bersatu untuk waktu yang singkat. Mayones adalah contoh emulsi permanen, yang
terdiri dari kuning telur dan minyak. Kuning telur dan minyak tidak akan alami bercampur, tetapi perlahan-lahan mengaduk minyak ke dalam kuning telur, dua cairan membentuk emulsi stabil yang tidak akan terpisah. Saus Holland adalah emulsi permanen lain, yang terbuat dari kuning telur dan mentega. Zat tertentu bertindak sebagai pengemulsi, yang berarti mereka membantu dua cairan berkumpul dan tinggal bersama-sama. Dalam kasus mayones dan Hollandaise, itu adalah lesitin dalam kuning telur yang bertindak sebagai pengemulsi. Lesitin, zat lemak larut dalam lemak baik dan air, akan mudah menggabungkan dengan baik kuning telur dan minyak atau mentega, pada dasarnya memegang dua cairan bersama-sama. Dalam emulsi yang stabil, apa yang terjadi adalah bahwa tetesan dari satu cairan menjadi merata dalam cairan lain. Cairan yang dihasilkan lebih tebal dari dua cairan yang asli. Dalam kasus saus salad, tetesan minyak yang tersuspensi dalam cuka. Suatu bubuk halus juga dapat membantu untuk menstabilkan emulsi, sehingga pati menjadi mungkin. Ini banyak digunakan dalam penebalan saus. Ini adalah pati dalam tepung yang bergabung mentega dengan cairan. Sebuah bubur tepung jagung bekerja dengan cara yang sama. Contoh lain emulsi yang kurang jelas adalah coklat (emulsi susu dan mentega coklat) dan beberapa sosis dan daging cincang. Hot dog adalah contoh dari sebuah sosis emulsi di mana daging, lemak dan air yang dikombinasikan untuk membentuk daging cincang halus yang kemudian dimasukkan ke wadah. Sumber : https://hisham.id/2015/06/pengertian-emulsi.html
Emulsi Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
A. Proses sebelum emulsi. B. Fase II dalam proses emulsi. C. Emulsi tak stabil. D. Emulsi yang stabil
Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair. Berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi: emulsi gas, emulsi cair, dan emulsi padat.
Daftar isi
1 Emulsi gas (aerosol cair) 2 Emulsi cair o 2.1 Demulsifikasi o 2.2 Pengenceran 3 Emulsi padat (gel) 4 Referensi
Emulsi gas (aerosol cair) Emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan baygon, dapat membentuk sistem koloid dengan bantuan bahan pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob yaitu efek Tyndall, gerak Brown.
Emulsi cair Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak. Contohnya pada susu.[1] Sifat emulsi cair yang penting ialah: demulsifikasi dan pengenceran. Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi.[2] Pengenceran
Emulsi dapat diencerkanju dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya.ju
Emulsi padat (gel) Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat. Contoh: mentega, keju, jeli, dan mutiara. Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Emulsi