Elytia Li Lbm 2 Sgd 11.docx

  • Uploaded by: Milla Maulidia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Elytia Li Lbm 2 Sgd 11.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,274
  • Pages: 17
LBM 2 SGD 11

STEP 1 1. Obat mood stabilizer : obat untuk menstabilkan mood 2. Gangguan bipolar : gangguan emosional dimana seseorang memiliki 2 sifat yang bertolak belakang (bersifat depresi, dan elasi atau suasana perasaan yang meningkat). Gangguan jiwa yang bersifat episodic dan ditandai oleh gejala gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran. Biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Apa yang dimaksud dengan gangguan bipolar ? Apa yang dimaksud mood dan afek ? Apa saja klasifikasi mood dan afek ? Apa saja klasifikasi dari gangguan suasana perasaan ? Jelaskan fase fase tidur ! Apa etiologi dan faktor resiko dari scenario ? Bagaimana pedoman diagnostic dari kasus di scenario ? Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario ? Bagaimana pemeriksaan penunjang dari kasus di scenario ? Bagaimana tatalaksana dari kasus di scenario ?

STEP 3 1. Apa yang dimaksud dengan gangguan bipolar ?  Gangguan bipolar : gangguan kepribadian yang sifatnya episodik berulang ulang, dimana afek dan tingkat aktivitas terganggu pada waktu tertentu, terdiri dari peningkatan afek, dan penambahan energi serta aktifitas (mania  berlangsung 2 minggu 4/5 bulan atau hipomania) dan dalam waktu lain terjadi penurunan afek, disertai penurunan energi dan aktifitas (depresi rata rata 6 bulan) dan sering terjadi akibat pola hidup stress dan trauma mental lain.  Mania : peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik, mental, dalam berbagai derajat keparahan (dalam hati merasa sangat gembira, tidak pernah menjadi boros, tidak pernah lelah, kecanduan game online / tidak merasa Lelah/ lupa waktu )  Hipomania : derajat gangguan yang lebih ringan dari episode mania([eningkatan jumlah aktifitas, tapi lebih ringan kira kira 4 hari)  Depresi : adanya gejala afek depresi, berupa kehilangan minat dan kegembiraan, kekurangan energi yang menuju meningkatanya keadaan mudah Lelah dan menurunnya aktifitas. (pekerjaan kantor terbengkalai)  Episode mania : hipomanik, manik dengan gejala psikotik spt halusinasi dan waham, dan manik tanpa gejala psikotik 2. Apa yang dimaksud mood dan afek dan klasifikasi?

Mood: tonus perasaan, khususnya yang dialami secara internal oleh seseorang.  

mood kongruen(serasi dengan afek) =mood apropriat=ide konsisten dengan moodsering pada gangguan bipolar mood inkongruen (tidak serasi dengan afek) =mood inapropriat=ide tak selaras dengan mood sering pada skizofrenia

Macam Mood         

Eutimik: mood dlm batas normal, tdk tertekan atau melambung Disforik: mood yg tdk menyenagkan Elevated: lebih ceria dari biasanya Iritable: mudah diganggu/dibuat marah Euforia: elasi kuat dg perasaan kebesaran Ecstasy: rasa kegembiraan yg kuat dan luarbiasa Expansive: perasaan meluap-luap tanpa batas Anhedonia: hilang minat, menarik diri dari aktivitas rutin yg menyenangkan Aleksitimia: kesulitan / tdk mampu menggambarkan emosi / mood

Afek: tonus perasaan subyektif yang menyertai suatu idea tau representasi mental; unsure perilaku objektif diungkapkan sebagai tumpul (menurun berat), datar(absen), restriksi(menurun), apropriat(serasi), inapropriat(tidak serasi), dan labil(tak stabil) Macam Afek      

Afek sesuai (appropriate affect): irama perasaan harmonis dg pikiran dan pembicaraan, rentang emosi lengkap/luas diekspresikan scr sesuai Afek tdk sesuai (inappropriate affect): irama perasaan tdk harmonis dg pikiran dan pembicaraan Afek terbatas (restricted or constricted affect): penurunan irama perasaan kurang parah Afek tumpul (blanted affect): penurunan berat pd intensitas irama perasaan Afek datar (flat affect): hampir tdk ada – tdk ada tanda ekspresi afek, suara monoton wajah kosong tdk ada gerakan Afek labil (labile affect): perubahan irama perasaan yg cepat dan tiba-tiba yg tdk berhubungan dg situasi eksternal

3. Apa saja klasifikasi dari gangguan suasana perasaan ?  Gangguan afektif tunggal : berlangsung sekurang kurang 2 minggu, yang bersifat campuran atau pergantian cepat. Gejala : manik, hipomanik, dan depresi  Gangguan afektif berulang : gangguan depresif singkat berulang, episode depresif singkat yang berulang, muncul kira kira sekali sebulan selama satu tahun  Gangguan afektif lainnya atau ytt : kategori sisa untuk gangguan afektif yang tidak memenuhi untuk kategori manapun  Menurut PPDGJ III : 1. F 30 Episode manik a. F30.0 Hipomania b. F30.1 mania tanpa gejala psikotik  Episode harus berlangsung sekurang kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hamper seluruh pekerjaan dan aktifitas sosial  Perubahan afek harus disertai energi yang bertambah sehingga terjadi aktifitas berlebihan, percepatan, dan kebanyakan bicara c. F30.2 mania dengan gejala psikotik d. F30.3 episode mania lainnya e. F30.4 episode mania ytt 2. F 31 gangguan bipolar a. F31.0 gangguan afektif bipolar episode kini hipomania

b. F31.1 gangguan afektif bipolar manik tanpa gejala psikotik a. Harus memenuhi kriteria manik, memenuhu kriteria f30.1 b. Harus sekurang kurang 1 episode lainnya (hipomanik, manik, depresi, campuran) c. F31.2 manik dengan gejala psikotik d. F31.3 ganggauna afektif bipolar episode kini depresif ringan/sedang e. F31.4 gangguan afektif bipolar episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik f. F31.5 gangguan afeketif kini depresif berat dengan gejala psikotik g. F31.6 gangguan afektif bipolar episode kini campuran h. F31.7 gangguan afektif bipolar episode kini dalam remisi i. F31.8 gangguan afektif bipolar lainnya j. F31.9 gangguan afektif bipolar ytt 3. F 32 episode depresif 4. F 33 gangguan depresi berulang 5. F 34 gangguan suasana perasaan menetap 6. F38 gangguan suasana perasaan lainnya 7. F39 gangguan suasana perasaan ytt 4. Jelaskan fase fase tidur ! Ada dua : 1. Non rapid eye movement : terbagi 4 tahap a. Dimulai saat tidur dan berlangsung singkat sekitar 5 menit (saat memenjamkan mata, mata menutup secara perlahan) b. Tahap awal saat benar benar tidur, berlangsung 10-30 menit. Otot otot tubuh menjadi sangat rileks, aktivitas otak lambat, dan gerakan mata terhenti c. Tahap ketiga dan keempat : tahap paling dalam dari tidur, dibangunin akan mengalami disorientasi 2. Rapid eye movement : 70 – 90 menit atau lebih setelah melewati tahapa ketiga dan keempat. Mata bergerak gerak atau berkedut . Nafas tidak teratur, aktifitas otak dan jantung meningkat, contohnya saat bermimpi  Gangguan tidur terganggu  menyebabkan depresi karena istirahat kurang  Gangguan tidur  tubuh ada serotonin, saat siang hari akan berubah menjadi melatonin  disimpan dikelenjar pineal dalam otak . Pada malam hari  tjd penurunan tingkat cahaya  kelenjar pineal mengeluarkan melatonin  membantu untuk lebih mudah tidur Siang hari  terproduksi melatonin  membantu bangun  Melatonin : hormone bekerja lebih aktif ketika suasana gelap.



Hormone kortisol menurun, stressor dalam kehidupan tercatata dikoretks serebri, dan system limbik, sebagai pengatur emosi yang mengganggu. Bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh  akan meningkatakan kewaspadaan untuk mengatasi stressor tsb.  target kelenjar adrenal  mengeluarkan kortisol  untuk mempertahankan kehidupan  memegang peranan penting dalam mengatur tidur, kortisol juga mengatur nafsu makan, fgs ginjal dan system imun. Jika ada gngguan pada hormone kortisol  kortisol akan mengalami penurunan. 5. Apa etiologi dan faktor resiko dari scenario ?

 Faktor Biologis 







Norepinefrin -

aktivitas reseptor adrenergik-alfa2  penurunan jumlah norepinefrin yg dilepaskan

-

penurunan serotonin  mencetuskan depresi ( beberapa pasien bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah )

Dopamin -

aktivitas dopamin menurun  pasien depresi

-

aktivitas dopamin meningkat  pasien mania

-

jalur dopamin mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi. Reseptor dopamin tipe 1 ( D1 ) mungkin hipoaktif pada depresif

Faktor Neurokimiawi lain. -

Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA)—dan peptida neuroaktif (khususnya vasopresin dan opiat endogen) => patofisiologi gangguan mood.

-

Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem pembawa kedua (second-messenger), seperti: adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi kalsium—juga memiliki relevansi penyebab.

Regulasi neuroendokrin.

-

Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu neurohormonal dan hipotalamus menerima banyak masukan (input) neuronal yang menggunakan neurotransmiter amin biogenik.

-

Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah: sumbu adrenal, tiroid, dan hormon pertumbuhan.

-

Kelainan neuroendakrin lainnya adalah ↓ sekresi nokturnal melantonin, ↓ pelepasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan, ↓ kadar folliclestimulating hormone (FSH) dan luteinzing hormone (LH), dan ↓ testosteron pada laki-laki.

 Faktor Genetik 



Penelitian keluarga -

saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali > saudara derajat pertatma subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I & 2-10 kali lebih menderita ggn depresif berat.

-

saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5 kali > saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I dan 2-3 kali lebih mungkin menderita gangguan depresif berat.

Penelitian adopsi -



Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn mood, bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita gangguan.

Penelitian kembar -

Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk gangguan bipolar I pada kembar monozigotik adalah 33-90 %, untuk ggn depresif berat angka adalah 50 %.

-

Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 % untuk ggn bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat.

 Faktor Psikososial Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.

Peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH), menstimulasi pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior. ACTH => pelepasan kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan umpan batik (feed back) pada jaringan kerja melalui sekurangnya dua mekanisme: 



mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan ↓ pelepasan ACTH; mekanisme umpan balik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol, bekerja melalui reseptor hipofisis dan adrenal.

 Faktor Pramorbid Tipe kepribadian: dependen, obsesif-kompulsif, histeriakal risiko > ggn depresi daripada tipe kepribadian antisocial, paranoid, dan lainnya yang menggunakan proyeksi dan mekanisme pertahanan mengeksternalisasikan lainnya. (Sinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock) 6. Bagaimana pedoman diagnostic dari kasus di scenario ? Dulu Depresif  sekarang mania Gangguan Mania tanpa gejala psikotik F30.1  Episode harus berlangsung sekurang kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hamper seluruh pekerjaan dan aktifitas sosial  Perubahan afek harus disertai energi yang bertambah sehingga terjadi aktifitas berlebihan, percepatan, dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide ide perihal kebesaran/ “grandiose ideas” dan terlalu optimistic F31.1 gangguan afektif bipolar manik tanpa gejala psikotik a. Harus memenuhi kriteria manik, memenuhu kriteria f30.1 b. Harus sekurang kurang 1 episode lainnya (hipomanik, manik, depresi, campuran) AKSIS 1 : F31.1 AKSIS 2 : Z03.2 TIDAK ADA DIAGNOSIS AKSIS 2 AKSIS 3 : TIDAK ADA AKSIS 4 : masalah psikososial AKSIS 5 : GAF + mutakhir

7. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario ? AKSIS 1 : F31.1 AKSIS 2 : Z03.2 TIDAK ADA DIAGNOSIS AKSIS 2 AKSIS 3 : TIDAK ADA AKSIS 4 : masalah psikososial AKSIS 5 : GAF + mutakhir DD : disesuaikan dengan gejala lainnya

MANIA Trias Manic: 1. Flight of ideas 2. Euforia dan reaksi emosional yang labil, eksaltasi (perasaan senang dan semangat yang ekstrim) 3. Sikap yang berubah-ubah dan tingkah laku yang hiperaktif Nafsu bergerak yang banyak dan dapat terjadi logorhoe (bicara cepat dan banyak) Gejala tambahan: 1. Selalu bangga diri, sikap sombong, puas terhadap dirinya. 2. Kadang-kadang ada waham kebesaran. Tanda  Penampilan Umum dan perilaku: agitasi psikomotor, menarik perhatian, pakaian berwarna emarak,dadndanan berlebihan, kombinasi pakaian aneh, intrusive, menghibur,mengancam,hipereksitasi.  Afek:labil, kuat  Mood: euforik, ekspansif, iritabel, menuntut,bercanda  Bicara;menekan, keras,dramatic, berlebihan dapat menjadi inkoheren  Isi pikiran: harga diri sangat tinggi,grandiositas, egosentrik tinggi,waham dan lebih jarang halusinasi  Proses fikiran; flight of ideas(jika berat dpt menjadi inkoheren), pikiran berpacu, neologisme,asosiasi bunyi(clang), sirkumstansial, tangensial(mendadak berubah topic).  Sensorium: sangat mudah dialihkan, sulit konsentrasi.  Tilikan: sering terganggu. Gejala  Perilaku keliru dan disinhibisi(semena-mena) Membuang uang berlebihan Berjudi berlebihan Hiperseksualitas, promiskusitas  Terlampau kepanjangan dalam aktivitas dan tanggung jawab  Toleransi frustasi rendah  Tanda vegetative Naiknya libido penurunanBB dan anoreksia Insomnia( diungkapkan sebagai tak perlu tidur) Energi berlebihan

EPISODE DEPRESIF RINGAN

SEDANG

GJALA KHAS/MENCOLOK  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala utama depresi  Ditambah sekurang-kurangnya 2 gjala lainnya tdk ada yg berat diantaranya minimal berlangsung 2 minggu  Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan dan kegiatan social yang biasa dilakukan  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala utama depresi





 

BERAT tanpa Gjala Psikotik

BERAT dengan gjala Psikotik

EPISODE MANIK Hipomania

Mania tanpa gejala psikotik

Mania dengan Gejala psikotik

No

Ditambah sekurang-kurangnya 3 (& sebaiknya 4)dari gejala lainnya minimal berlangsung 2 minggu Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan keg.sosial,pekerjaan dan urusan rumah tangga Semua 3 gjala utama depresi harus ada Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gjala lainnya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat berlangsung minimal 2 minggu atau < bila gjala amat berat dan beronset sangat ceoat  Sangat tdk mungkin pasient mampu meneruskan kegiatan social,pekerjaan/urusan rumah tangga kcuali pd taraf yg sangat terbatas  Sama sperti pd episode depresif berat tanpa gjala psikotik tapi disertai waham, halusinasi atau stupor depresif waham biasnyamelibatkan ide ttg dosa,kemiskinan/malapetaka yg mengancam dan pasien merasa bertanggung jwb atas itu smua. halusinasi auditorik/olfactorik berupa suara yg menghina/menuduh/bau kotoran/daging membusuk

GEJALA KHAS/MENONJOL  Afek yang meninggi/berubah disertai peningkatan aktifitas , menetap selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut  Episode berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu  Cukup berat sampai mengacaukan seluruh pekerjaan atau hampir seluruh aktifitas social yang biasa dilakukan  Aktifitas yang berlebihan,percepatan & kbanyakan bicara,keb tdr yang berkurang, Ide-ide perihal kebesaran/grandiose ideasdan terlaluoptimistik  Gmbrn klinisnya > berat dari mania tanpa gjala psikotik  Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaranwaham kebesaran  Iritabilitas & kecurigaan waham kejar (delusion of persecution)  Waham & halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (moodcongruent)

Perbedaan Klinis Antara Depresi dan Mania Pembeda Sindroma Depresif

Sindroma Manik

1.

Mood





2.

Manifestasi psikologis terkait



 



 3.

Manifestasi Somatik

    

4.

Gejala psikotik

  

 

Depresi, iritabel, atau cemas(tapi pasien mungkin tersenyum atau menolak perubahan mood subjektif dan sebaliknya mengeluhkan nyeri atau keluhan somatic lain) Jeritan tangis (tapi pasien dapat mengeluh tak mampu menangis atau mengalami emosi) Tak punya keyakinan diri,harga diri rendah, sesal diri, Konsentrasi buruk , bimbang Reduksi gratifikasi ,tdk ada minat dalam aktivitas lazimnya,lepas kemelekatan, nyepi dari pergaulan Pengharapan negate, putus asa, tak berdaya,naiknya ketergantungan Rekurensi pikiran akan mati dan bunuh diri Retardasi psikomotor, fatig,agitasi Anoreksia, dan penurunan BB, atau penambahan BB Insomnia, atau hipersomnia Ketidakteraturan haid,amenore Anhedonia, hilangnya kehendak seks

 

Elasi, iritabel, atau hostil Menangis sejenak (sebagai bagian keadaan campuran)



Harga diri berlebihan,membual,grandiositas Pikiran brpacu,asosiasi clang( pikiran baru dicetuskan oleh bunyi ucapan bukan artinya),mudah beralih perhatian Minat meninggi dalam aktivitas teman, dan hal kreatif baru, naiknya keterlibatan dengan orang( yang berselisih karena perilaku pasien yang intrusive dan ikut campur), pesta pora, kebebasan seks,investas bisnis bodoh.

Delusi tak berharga dan berdosa Delusi rujukan dan persekusi Delusi diri sakit (nihilistic,somatic,atau hipokondriak) Delusi kemiskinan Halusinasi depresif dibidang auditorik,visual, dan (sangat jarang) olfaktorius











 

  



Akselerasi psikomotor, eutonia(naiknya rasa sejahtera fisik) Kemungkinan penurunan BB akibat naiknya aktifitas dan inatensi pada kebiasaan diet yang baik Turunnya kebutuhan tidur Naiknya nafsu seks

Delusi grandiose akan bakat istimewa Delusi bantuan,delusi rujukan dan persekusi Delusi kebugaran mental dan fisik istimewa Delusi kaya,keturunan bangsawan atau identitas gradios lain Halusinasi visual atau auditorik sekilas

(Buku Saku Psikiatri Klinik, Harold I Kaplan & Benajmin J Sadock)

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari kasus di scenario ? MRI : menunjukkan lesi di frontal dan temporal. Sisi kiri  depresi, kanan  mania Tujuan : apakah ada masa atau kehilangan perubahan mood atau kesadaran. Apakah ada tekanan dari masa/ kehilangan perfusi dari otak.

CT scan : lesi frontal dan temporal. Perfusi di lobus anterolateral dan anterofrontal, biasanya ada masa menekan di korteks cerebri  mengalami perubahan mood 9. Bagaimana tatalaksana dari kasus di scenario ?

1. Terapi Psikososial 



Tiga jenis psikoterapi jangka pendek : - terapi kognitif - terapi interpersonal - terapi perilaku. Bermanfaat: gangguan depresif berat. Psikoterapi berorientasi psikoanalitik Terapi kognitif, pada distorsi kognitif pada depresif berat. Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikas dan uji kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir altenatif, fleksibel, dan positif; dan melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru. Terapi interpersonal Memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami sekarang, Pertama, masalah interpersonal sekarang kemungkinan memiliki hubungan awal yang disfungsional. Kedua, masalah interpersonal sekarang adalah efektif di dalam pengobatan gangguan depresif berat dan mungkin, secara spesifik membantu menjawab masalah.

Terapi berorientasi psikoanalitik. Pendekatan psikoanalitik pada teori psikoanalitik tentang depresi dan mania. Tujuan umum  perubahan struktur atau karakter, bukan semata-mata menghilangkan gejala.  perbaikan kepercayaan diri, keakraban, mekanisme mengatasi, kapasitas berdukacita, dan kemampuan untuk mengalami berbagai macam emosi Terapi keluarga

Indikasi  jika gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga  jika gangguan mood adalah diperkembangkan atau dipertahankan oleh situasi keluarga Farmakoterapi Indikasi  Gangguan depresif berat.  obat trisiklik. masalah pasien tidak respon terhadap pengobatan pertama; semua antidepresan memerlukan waktu 3-4 minggu efek terapetik, semua antidepresan memiliki efek merugikan. Tetapi,  bupropion (Wellbutrin)  serotoninspecific reuptake inhibitors (SSRIs): fluoxetine, paroxetin, dan setraline (Zoloft)—klinis lebih aman dan lebih baik ditoleransi daripada obat yang sebelunnya, sama efektifnya.  gejala pertama yang membaik adalah pola tidur dan makan yang terganggu.agitasi, kecemasan, episode depresif.  gejala selanjutnya yang membaik: energi yang rendah, konsentrasi yang buruk, ketidakberdayaan, dan penurunan libido PENDIDIKAN PASIEN.     

tentang penggunaan antidepresan adalah sama pentingnya bagi keberhasilan pengobatan. bahwa pasien tidak akan mengalami ketagihan terhadap antidepresan, diperlukan waktu 3-4 minggu untuk dapat dirasakannya efek antidepresan:, menjelaskan efek samping secara terinci; mempertimbangkan risiko hunuh diri

ALTERNATIF TERHADAP TERAPI OBAT.  

elektrokonvulsif terapi dan fototerapi. elektrokonvulsif terapi (ECT) digunakan jika (1) pasien tidak responsif terhadap farmakoterapi, (2) pasien tidak dapat mentoleransi farmakoterapi, atau (3) situasi klinis adalah sangat parah sehingga diperlukan perbaikan cepat. Fototerapi adalah suatu pengobatan baru pada pasien ggn mood dgn pola musiman, dapat digunakan sendiri dan kombinasi

   

Obat trisiklik, dan tetrasiklik monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). serotonin specific reuptake inhibitors (SSRIs) dan Antidepresan atipikal lain: bupropion, trazodone (Desyrel) dan alprazolam (Xanax)

(Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu)

Terapi Psikologik 

Psikoterapi suportif selalu diindikasikan.



Berikan kehangatan, empati, pengertian dan opimistik.



Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya prihatin dan melontarkannya.



Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah)arahkan pasien, terutama selama episode akut dan bila pasien aktif bergerak.



Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompesasi yang akan datang



Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara teratur tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untk selamanya.



Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda (melalui kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll)



Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang dapat berguna pada pasien depresi minor kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor yang mengalami remisi tetapi mempunyai konflik.



Terapi kognitif perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan ringan



Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan pengelaman pengalaman sukses.



Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikian pikiran negatif dan harapan – harapan negatif. Terapi ini mencegah kekambuhan.



Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga sampai malam berikutnya), dapa membantu mengurangi gejala – gejala depresi mayor buat

sementara. 

Latihan fisik (berlari,berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme bilologik yang belum dimengerti dengan baik.

Terapi Fisik  Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar.  Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai bersama – sama dan litium diteruskan setelah remisi.  Antipsikotik diperlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang sangat agitasi, tunggal atau bersama – sama dengan antidepresan, litium, atau ECT-anti depresan yang baru juga terlihat efektif. ECT mungkin merupakan terapi terpilih : 

bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,



bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut)



pada beberapa depresi psikotik



pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang berpenyakit jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons.

(Buku Saku Psikiatri, David A tomb)

ANTI MANIA (Mood Modulator, Mood Stabilizers)

Related Documents

Elytia Li Lbm 2 Sgd 11.docx
December 2019 28
Sgd Lbm 2 Neo.docx
May 2020 28
Lbm 2 Li Yusri.docx
December 2019 41
Li Lbm 2
August 2019 46
Li Lbm 2 Hema.docx
June 2020 20

More Documents from "afif alwan muhammad"

Milla Li Lbm 1 Kb.docx
October 2019 43
Elytia Li Lbm 2 Sgd 11.docx
December 2019 28
Sdg Jiwa Lbm 5.docx
December 2019 22
Lbm 5 Milla.docx
December 2019 29
Milla Lbm 4 Li.docx
June 2020 23