Nopallllllbm 4 Jiwa Sgd 4.docx

  • Uploaded by: Milla Maulidia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Nopallllllbm 4 Jiwa Sgd 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,575
  • Pages: 13
STEP 1 1. Anorexiakeinginan tidak mau makan yang menyebabkan BB menurun 2. Insomniagangguan pola tidur dimana kuantitas dan kualitas tidur berkurang. Ada 3 jenis:  earlysusah untuk memulai tidur  middlesudah tidur lalu terbangun lagi tetapi masih bisa tidur kembali  latetidur laurt tetapi bangun juga pagi STEP 2 1. Mengapa pasien kejang setelah meminum alcohol? 2. Mengapa pasien bisa reda dari keluhannya (mual, anoreksia, keringat meningkat, cemas, dan insomnia) setelah meminum alcohol? 3. Mengapa pasien tersebut mengalami perubahan perilaku semenjak meminum alcohol? 4. Bagaimana mekanisme alcohol di otak? 5. Apa saja gangguan penggunaan alcohol? 6. Apa etiologi dari scenario? 7. Bagaimana diagnosis dan diagnosis banding sesuai dengan scenario beserta alur diagnosisnya? 8. Bagaimana diagnosis multiaksial dari scenario tersebut? 9. Apa hubungan pemeriksaan fisik (tensi 135/85 mmHg, suhu 37,5 0 C, RR 26 x/menit, dan nadi 84 x/menit) dengan penggunaan alcohol sesuai dengan scenario? 10. Jelaskan tentang farmakoterapi dan psikoterapi dari scenario?

STEP 3 1. Mengapa pasien kejang setelah meminum alcohol? Alcohol yang diminum dalam jangka panjang akan mempengaruhi dari reseptor & kanal yang ada di membrane, salah satunya yang dapat mempengaruhi reseptor Ach. Reseptor Ach titik tangkapnya akan membuat kejang. Kejang bisa karena eksitasi dan bisa juga karena GABA yang dihambat sehingga ion Cl tidak bisa masuk dari sinaps ke post sinaps, sehingga tidak ada inhibisi juga dan memudahkan pasien mudah kejang.

2. Mengapa pasien bisa reda dari keluhannya (mual, anoreksia, keringat meningkat, cemas, dan insomnia) setelah meminum alcohol?





Mual muntahefek dari alcohol pada sistem pencernaan: Lama kelamaan akan meningkatkan ekskresi lambung dalam kadar yang rendah, alcohol diminum akan menyebabkan mucosa esophagus akan iritasi bisa menyebabkan reflux lalu mual dan muntah InsomniaVTAmerupakan jalur kesenangan, dari VTA akan disebarluaskan ke otak. Menghasilkan neurotransmitter yaitu Dopamine dan serotonin,

peningkatan dopamine akan mempengaruhi jumlah GABA (menurun). GABA meurun akan tereksitatorik sehingga insomnia  Anorexiadisebabkan karena alcohol mengandung kalori yang banyak, bila konsumsi jangka panjang akan menyebabkan pengkonsumsi makan sedikitLama kelamaan akan anorexia  Reda dari alcoholefek jangka pendek: cemas akan menurun, bila dikonsumsi jangka panjang waktu yang panjang sehingga akan terjadi efek yang keterbalikannya (insomnia & kejangdikarenan GABA inhibitor tidak sensitive). Kadar yang terlalu tinggi akan membuat kompensasi dalam tubuh. Alcohol akan merangsang reseptor GABA, akan membuat tubuh menjadi lebih relax setelah meminum alcohol. Dopamine dan serotonin meningkat bisa menyebabkan relax, bila konsumsi berkali-kali akan membuat reseptor GABA inhibitor tidak sensitive. 3. Mengapa pasien tersebut mengalami perubahan perilaku semenjak meminum alcohol? Tahapan dari penggunaan zat adiktif, missal minum alcohol dan coba2. Pengalaman positif akan mengulang penggunaan tersebut, lalu akan adaptasi ke tubuh dan otak sehingga menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan dibagi 2:  Fisikbisa ke konjungtiva  Psikisakan menyebabkan gangguan perilaku Tahapan pemakaian:  Eksperimentaltahap coba-coba  Situasi/Sosialhanya pada saat tertentu saja,  Adiksihampir tiap hari minum, dosis bisa bertambah dengan seiringnya waktu  Kompulsifdosis yang diminum paling tinggi, bila di stop secara mendadak akan mengalami gangguan Di otak ada amigdala (sebagai pengatur emosi) & prefrontal cortex (bertangung jawab dalam motorik), dari 2 ini akan mengatur semua emosi dan perilaku. Saat diberi respon emosi, amigdala pada alkoholisme berbeda dengan orang yang tidak alkoholisme. Bila dua-duanya inkoheren secara tiba-tiba akan menjadi agresif 4. Bagaimana mekanisme alcohol di otak? Di otak ada amigdala (sebagai pengatur emosi) & prefrontal cortex (bertangung jawab dalam motorik), dari 2 ini akan mengatur semua emosi dan perilaku. Saat diberi respon emosi, amigdala pada alkoholisme berbeda dengan orang yang tidak alkoholisme. Bila dua-duanya inkoheren secara tiba-tiba akan menjadi agresif 5. Apa saja gangguan penggunaan alcohol (factor resiko, pengaruh pada kehidupan social)? PENYEBAB PENYALAHGUANAAN NAPZA Penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks akibat interaksi antara faktor yang terkait dengan individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat (NAPZA). Tidak

terdapat adanya penyebab tunggal (single cause) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalagunaan NAPZA adalah sebagian berikut 1. Faktor individu : Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciriciri tersebut antara lain : a) Cenderung membrontak dan menolak otoritas b) Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti Depresi,Ccemas, Psikotik, keperibadian dissosial c) Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku d) Rasa kurang percaya diri (low selw-confidence), rendah diri dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem) e) Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif f) Mudah murung,pemalu, pendiam g) Mudah mertsa bosan dan jenuh h) Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran i) Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun) j) Keinginan untuk mengikuti mode,karena dianggap sebagai lambang keperkasaan dan kehidupan modern. k) Keinginan untuk diterima dalam pergaulan. l) Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang “jantan” m) Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegas n) Kemampuan komunikasi rendah o) Melarikan diri sesuatu (kebosanan,kegagalan, kekecewaan,ketidak mampuan, kesepianan kegetiran hidup,malu dan lain-lain) p) Putus sekolah q) Kurang menghayati iman kepercayaannya 2. Faktor Lingkungan : Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga,terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna NAPZA antara lain adalah : a. Lingkungan Keluarga a) Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif b) Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga c) Orang tua bercerai,berselingkuh atau kawin lagi d) Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh

e) Orang tua otoriter atau serba melarang f) Orang tua yang serba membolehkan (permisif) g) Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan h) Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA i) Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (kurang konsisten) j) Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga k) Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahduna NAPZA b. Lingkungan Sekolah a) Sekolah yang kurang disiplin b) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA c) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif d) Adanya murid pengguna NAPZA c. Lingkungan Teman Sebaya a) Berteman dengan penyalahguna b) Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar d. Lingkungan masyarakat/sosial a) Lemahnya penegakan hukum b) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung 3. Faktor Napza a) Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau” b) Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba c) Khasiat farakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri,menidur-kan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA. .Penyalahguna NAPZA harus dipelajari kasus demi kasus.Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA.Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahguna NAPZA E. DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NAPZA Deteksi dini penyalahgunaan NAPZA bukanlah hal yang mudah,tapi sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya masalah tersebut. Beberapa keadaan yang patut dikenali atau diwaspadai adalah : KELOMPOK RISIKO TINGGI Kelompok Risiko Tinggi adalah orang yang belum menjadi pemakai atau terlibat dalam penggunaan NAPZA tetapi mempunyai risiko untuk terlibat hal tersebut, mereka disebut juga Potential User (calon pemakai, golongan rentan). Sekalipun tidak mudah untuk mengenalinya, namun seseorang dengan ciri tertentu (kelompok risiko tinggi) mempunyai

potensi lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA dibandingkan dengan yang tidak mempunyai ciri kelompok risiko tinggi. Mereka mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1) ANAK : Ciri-ciri pada anak yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan NAPZA antara lain : a)Anak yang sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tidak tekun). b) Anak yang sering sakit c) Anak yang mudah kecewa d) Anak yang mudah murung e) Anak yang sudah merokok sejak Sekolah Dasar e) Anak yang agresif dan destruktif f) Anak yang sering berbohong, mencari atau melawan tata tertib g) Anak denga IQ taraf perbatasan (IQ 70-90) 2. REMAJA : Ciri-ciri remaja yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan NAPZA : a) Remaja yang mempunyai rasa rendah diri, kurang percaya diri dan mempunyai citra diri negatif b) Remaja yang mempunyai sifat sangat tidak sabar c) Remaja yang diliputi rasa sedih (depresi) atau cemas (ansietas) d) Remaja yang cenderung melakukan sesuatu yang mengandung risiko tinggi/bahaya e) Remaja yang cenderung memberontak f) Remaja yang tidak mau mengikutu peraturan/tata nilai yang berlaku g) Remaja yang kurang taat beragama h) Remaja yang berkawan dengan penyalahguna NAPZA i) Remaja dengan motivasi belajar rendah j) Remaja yang tidak suka kegiatan ekstrakurikuler k) Remaja dengan hambatan atau penyimpangan dalam perkembangan psikoseksual (pemalu,sulit bergaul, sering masturbasi, suka menyendiri, kurang bergaul dengan lawan jenis). l) Remaja yang mudah menjadi bosan,jenuh,murung. m) Remaja yang cenderung merusak diri sendiri 3. KELUARGA Ciri-ciri keluarga yang mempunyai risiko tinggi,antara lain a) Orang tua kurang komunikatif dengan anak b) Orang tua yang terlalu mengatur anak c) Orang tua yang terlalu menuntut anaknya secara berlebihan agar berprestasi diluar kemampuannya d) Orang tua yang kurang memberi perhatian pada anak karena terlalu sibuk e) Orang tua yang kurang harmonis,sering bertengkar,orang tua berselingkuh atau ayah menikah lagi

f) Orang tua yang tidak memiliki standar norma baik-buruk atau benar salah yang jelas g) Orang tua yang tidak dapat menjadikan dirinya teladan h) Orang tua menjadi penyalahgunaan NAPZA Withdrawalingin berhenti. Kandungan alcohol:  20-30 mg/dlperforma motor dan kemampuan berpikir menurun  30-80 mg/dlmotor dan kognitif meningkat  80-200 mg/dlerror judgement, incoordinasi, mood lability, deteriorisasi kognisi  200-300 mg/dlnystagmus, alcoholic blacksout, and marked slurring of speech  >300 mg/dlimpaired vital sign and possible death Kategori penggunaan alcohol dan definisi:  Peminum sedangpria minum <2 minum/hari & wanita <1minum/hari atau orang yang >65 tahun minum <1minum/hari  Peminum beresikopriaminum >14 minum/minggu atau >4 minum/kesempatan atau wanita >7 minum/minggu atau >3 minum/kesempatan  Peminum berbahayapeminum yang beresiko dari penggunaan alcohol  Peminum yang merugikanalkohol yang menyebabkan gangguan fisik dan psikologi  Penyalahgunaan alcoholpenggunaan alcohol yang berulang menyebabkan kegagalan memenuhi kewajiban utamanya, terganggunya aktivitas sosialnya. 6. Apa etiologi dari scenario? Pada kebiasaan minum alcohol akan mempengaruhi, seharusnya penggunaan alcohol batasnya sekitar 12 mg/dl dalam sehari. Bila dihitung pertahun (rata-rata), 1 orang dewasa sekitar 2 galon. Jenis alcohol yang biasa diminum yaitu methanol.  Psikologikaada kecemasan, keraguan dengan alasan itu akan meminum alkohol  Psikodinamika bahwa orang depresi perlu minum obat, tetapi juga minum alcohol untuk mengurangi dari frustasinya.  Gangguan perilaku akan mempengaruhimisal gangguan bipolar, untuk menghilangkan episode mania.  Umur akan mempengaruhi dari kebiasaan minum alcohol, paling sering sekitar 20 tahun  Genetika juga bisa Peminum beratseperti binge tetapi sudah berjalan berhari-hari dan berbulan-bulan baru dikatakan peminum berat Bingebila minum sudah ada 5x dalam sehari 7. Bagaimana diagnosis dan diagnosis banding sesuai dengan scenario beserta alur diagnosisnya? A. F10.0 Intoksikasi Akutpertama minum langsung ada gangguan/toxic. Bila orang lain minum ini tidak sakit



Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan tingkat dosis yang digunakan/dose dependent  Individu dengan kondisi organic tertentu yang mendasarinya (ex. Insufisiensi ginjal) B. F10.1 Penggunaan yang berlebihanorang mabuk bisa merugikan orang lain tetapi tidak ketergantungan C. F10.2 Sindrom Ketergantunganharus memenuhi 3 gejala:  Keinginan kuat/dorongan untuk menggunakan zat adiktif  Sulit mengendalikan perilaku menggunakan zat  Keadaan putus zat secara fisiologis yang menyebabkan penderita sakit ex. Delirium  Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah  Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan/minat lain yang disebabkan oleh karena penggunaan zat psikoaktif  Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatan 8. Bagaimana diagnosis multiaksial dari scenario tersebut? Aksis IF10.24 Sindrom Ketergantungan akibat Penggunaan Alkohol yang sedang menggunakan zat (ketergantungan aktif) Aksis IItidak ada diagnosis Aksis IIItidak ada Aksis IVMasalah berkaitan dengan lingkungan sosial Aksis VGAF 11 9. Apa hubungan pemeriksaan fisik (tensi 135/85 mmHg, suhu 37,5 0 C, RR 26 x/menit, dan nadi 84 x/menit) dengan penggunaan alcohol sesuai dengan scenario? tensi 135/85 mmHg  konsumsi alcohol berlebihan akan menyebabkan kenaikan tekanan darah, alcohol akan bisa meningkatkan keasaan darah meningkatdarah akan mengentalmemaksa jantung untuk memompa lebih kuatTD meningkat suhu 37,5 0 C, RR 26 x/menit, dan nadi 84 x/menit (NORMAL) 10. Jelaskan tentang farmakoterapi dan psikoterapi dari scenario? Terapi Untuk Peminum Alkohol ·

Penanganan Tradisional di rumah sakit umum dan swasta di seluruh dunia selama

bertahun-tahun telah menyediakan tempat bagi para penyalahgna alkohol, berupa ruangruang rawat di mana individu dapat menghentikan kebiasaan minumnya dan mengikuti berbagai terapi individual dan kelompok. Penghentian alkohol, yaitu detoksifikasi, dapat berjalan sulit, baik secara fisik maupun psikologis, dan biasanya memerlukan waktu sekitar

sebulan. Obat-obat penenang terkadang diberikan untuk menghilangkan kecemasan dan rasa tidak nyaman karena putus zat. Karena banyak penyalahguna alkohol yang menyalahgunakan obat penenang tersebut, beberapa klinik mencoba menggunakan cara penghentian secara bertahap tanpa obat-obatan penenang daripada mengehentikan alkohol secara total. Proses penghentian tanpa bantuan obat tersebut berhasil bagi sebagian besar peminum bermasalah (Wartenburg, 1990) ·

Penanganan biologis paling baik bila dipandang sebagai suatu penanganan tambahan.

Yaitu penanganan yang dapat memberikan manfaat bila dikombinasikan dengan suatu intervensi psikologis. Meskipun demikian, saat ini terdapat beberapa data mengenai terapi yang mencakup kombinasi terapi obat dan psikoterapi maupun kombinasi beberapa obat yang berbeda (Myrick dkk, 2000). Beberapa peminum bermasalah yang sedang dalam penanganan, baik rawat inap maupun rawat jalan, menggunakan disulfiram atau antabuse, obat yang mencegah minum dengan cara menyebabkan muntah-muntah hebat jika alkohol diminum. Obat tersebut menghambat metabolisme alkohol sehingga tercipta produk sampingan yang sangat tidak mengenakkan. ·

Alcoholics anonymous, kelompok terapi mandiri terbesar dan paling terkenal di

seluruh dunia adalah Alcoholic Anonymous (AA), yang didirikan tahun 1935 oleh dua orang mantan pecandu alkohol. Pada intinya ialah, bahwa dorongan semangat dari suatu kelompok untuk tidak kembali kepada kebiasaan minum alkohol, tentunya dengan berbagai cara dan tahapan yang terstruktur dengan baik. Setiap orang dalam kelompok ini ditanamkan keyakinan bahwa penyalahgunaan alkohol merupakan penyakit yang tidak pernah dapat disembuhkan, dan diperlukan kewaspadaan yang terus menerus agar dapat menahan diri untuk tidak minum walaupun hanya sekali karena bila terjadi demikian, kebiasaan minum yang tidak terkendali akan terjadi lagi. ·

Terapi pasangan dan keluarga, alkohol sangat merusak hidup para peminum

bermasalah, oleh karena itu, banyak yang hidup hampir menyendiri, dan tidak diragukan lagi bahwa kurangnya dukungan sosial tersebut memperparah masalah minum mereka. Terkait dengan dukungan pasangan, pentingnya dukungan pasangan dalam upaya peminum bermasalah untuk mengatasi berbagai stres yang tidak terhindarkan dalam hidup tidak boleh diremehkan. Namun, yang juga tidak boleh diremehkan adalah sulitnya menjaga agar tetap minum dalam jumlah yang wajar atau berhenti minum dalam pemantauan selama satu dan

dua tahun terlepas dari jenis intervensi perkawinan dan efek positifnya dalam jangka pendek (Alexander, 1994) ·

Penanganan kognitif dan perilaku, secara umum terapi kognitif dan behavioral

merupakan penanganan psikologis yang paling efektif bagi penyalahgunaan alkohol (Finney & Moos, 1998). -

Terapi Aversi, dalam terapi ini seorang peminum bermasalah dikejutkan atau dibuat

menjadi mual ketika melihat, meraih, atau memulai minum alkohol. Dalam satu prosedur yang disebut sensitisasi tertutup (Cautela, 1966), si peminum bermasalah diinstruksikan untuk membayangkan dirinya mengalami mual yang hebat dan luar biasa karena minum alkohol. -

Pendekatan manajemen peristiwa dan penguatan komunitas, terapi manajemen

peristiwa bagi penyalahguna alkohol mencakup mengajari pasien dan orang-orang dekatnya untuk menguatkan perilaku yang tidak berkaitan dengan minum. -

Minum secara wajar, mengingat sulitnya masyarakat menghindari alkohol sama

sekali, mungkin lebih baik mengajari seorang pemium bermasalah, setidak-tidaknya yang tidak menyalahgunakan secara ekstrem, untuk minum secara wajar. Harga diri seorang peminum pasti akan bertambah karena mampu mengendalikan suatu masalah dan karena merasa memiliki kendali atas hidupnya. Kejang & cemasgolongan Benzodiazepin yaitu Diazepam bisa secara iv/rectal. Bila pasien teah tenang baru di detoksifikasi dengan menggunakan disulfiram secara peroral, efeknya muntah. Diberi Nolrexon msuk dalam antagonis opioid, saat penderita minum alcohol nanti tidak ada efek dari euphoria, diberi selama 1 bulan secara im.

Related Documents


More Documents from "Fadli"

Milla Li Lbm 1 Kb.docx
October 2019 43
Elytia Li Lbm 2 Sgd 11.docx
December 2019 28
Sdg Jiwa Lbm 5.docx
December 2019 22
Lbm 5 Milla.docx
December 2019 29
Milla Lbm 4 Li.docx
June 2020 23