Dbd Kel. 2.docx

  • Uploaded by: rima weni
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dbd Kel. 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,504
  • Pages: 10
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Dosen Pengampu : Dwi Mulyana. SKM., M.Kes

Disusun Oleh : Tulivia Rizkikarunia Suryadi

1711015004

Elisabeth Charina Anggini

1711015015

Lolita Valensia

1711015024

Nur Hidayati

1711015029

Khoirunnisaa Dini Mahmudah

1711015074

Mita Juliana Ayu Rombulan Sanda datu

1711015084

Alda Gustiani

1711015113

Astina Peter

1711015020

Kristina Yakub sampe

1711015156

2017 A FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MULAWARMAN 2018

BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahuluan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dilaporkan di Surabaya pada tahun 1968. Penyakit DBD ini terus mengalami peningkatan dan menyebar bertambah luas. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai risiko terjangkit penyakit ini. Hampir sepanjang tahun penyakit DBD ini selalu ditemukan di seluruh Indonesia terutama pada awal musim penghujan (Tulivia Rizkikurnia S.). Perubahan lingkungan dalam jangka panjang menentukan pola penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan malaria, di suatu ekosistem (khoirunnisa Dinni Mahmudah). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit ini menyerang semua kelompok umur, namun sebagian besar berusia di bawah 15 tahun (Mita Juliana Ayu R.S.D). Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorraghic Fever (DHF) masih menjadi salah satu permasalahan sampai saat di Indonesia. Incident Rate (IR) dan Case Fatality Rate (CFR) merupakan indikator kejadian DBD (Kristina yakub Sampe). Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit berbasis vektor yang menjadi penyebab kematian utama di banyak negara tropis (Elisabeth). Infeksi virus dengue terus menerus menjadi masalah kesehatan yang serius di berbagai daerah tropis di dunia karena sering berakibat fatal pada anak-anak. Virus dengue ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk, terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi virus (Alda Gustiani). Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Salah satu provinsi yang berada di bawah batas minimal Case Fatality Rate (CFR) adalah Sulawesi Selatan yaitu 0,49 (Nur hidayati). Pencegahan

yang tepat harus lebih ditingkatkan untuk menurunkan angka kejadian DBD (Astin Peter).

Masa inkubasi virus dengue dalam manusia (inkubasi intrinsik) berkisar antara 3 sampai 14 hari sebelum gejala muncul, gejala klinis rata-rata muncul pada hari keempat sampai hari ketujuh, sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari (Lolita Valensia).

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan DBD? 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit DBD? 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi penularan dari penyakit DBD? 4. Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi penyakit DBD?

C. Tujuan a. Mengetahui yang dimaksud penyakit DBD b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penyakit DBD c. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penularan dari penyakit DBD d. Mengetahui cara mencegah dan menanggulangi penyakit DBD

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Penyakit ini menyerang semua kelompok umur, namun sebagian besarnya adalah anak-anak umur 15 tahun ke bawah (Mita Juliana Ayu R.S.D). Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempatiurutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, WorldHealthOrganization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

negara dengan kasus DBD

tertinggi di Asia Tenggara (Nur hidayati). Penyakit infeksi virus Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue golongan grup arbovirus (Kristina yakub sampe). Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus 2 yang terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia ( Lolita valensia).

B. Faktor Terjadinya Penyakit DBD Hal-hal yang ikut mendukung meningkatnya jumlah penderita DBD antara lain adalah pertumbuhan populasi dan arus urbanisasi, penggunaan plastik di dalam kehidupan sehari-hari, dan udara mempermudah membawa virus DBD keberbagai belahan dunia antar negara tropis dan subtropis (nur hidayati). Aktifitas Ae. aegypti dan Ae. albopictus meng-hisap darah pada malam hari (nokturnal) dari jam 18:00–05:50. Ae. aegypti menempati habitat domestik terutama penampungan air di dalam rumah yang tidak berhubungan dengan tanah, sedangkan Ae. albopictus berkembang biak di lubang-lubang pohon, drum, ban bekas yang terdapat di luar (peridomestik) (Alda Gustiani). Virus Dengue yang ditandai dengan demam 2–7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang ditandai dengan kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura, hipoalbuminemia), dapat disertai dengan gejalagejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata (Kristina yakub sampe). Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa gejala demam, demam dengue (DD) dan DBD, ditandai dengan demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari; pendarahan diatesis seperti uji tourniquet positif, trombositopenia dengan jumlah trombosit ≤ 100 x 109/L dan kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh (lolita Valensia).

C. Faktor yang mempengaruhi penularan penyakit Masyarakat kurang mengetahui tempat berkembangbiak jentik nyamuk vektor Ae. aegypti di dalam rurnah, disarankan bahwa penyuluhan perlu ditingkatkan (Khoirunnisa dinni mahmudah).

Hidayati et al. (2007) melaporkan bahwa unsur iklim juga jelas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan nyamuk pradewasa (Alda Gustiani). Perubahan lingkungan dalam jangka panjang menentukan pola penyebaran penyakit tular vektor demam berdarah dengue (DBD) dan malaria, di suatu ekosistem (Mita Juliana Ayu R.S.D). 1. Perubahan Iklim Iklim dapat berpengaruh terhadap pola penyakit infeksi karena agen penyakit baik virus, bakteri atau parasit, dan vekor bersifat sensitif terhadap suhu, kelembaban, dan kondisi lingkungan ambien lainnya. Selain itu, WHO juga menyatakan bahwa penyakit yang ditularkan melalui nyamuk seperti DBD berhubungan dengan kondisi cuaca yang hangat (Elisabeth charina A.). 2.

Kelembaban kelembaban yang tinggi mempengaruhi nyamuk untuk mencari tempat yang lembab dan basah sebagai tempat hinggap atau istirahat. Pada kelembaban kurang dari 60% umur nyamuk akan menjadi lebih pendek sehingga nyamuk tersebut tidak bisa menjadi vektor karena tidak cukup waktu untuk perpindahan virus dari lambung ke kelenjar ludahnya(Tulivia Rizkikarunia S.).

3.

Faktor ketinggian Faktor risiko lingkungan dengan kejadian DBD yaitu ketinggian wilayah, pH air dan suhu udara tidak signifikan sedangkan kelembaban udara mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian DBD ( Tulivia Rizkikurnia S.).

4.

Penyinaran matahari

Cahaya berpengaruh pada kebiasaan nyamuk untuk mencari makan atau tempat beristirahat. Karena terdapat spesies nyamuk yang meninggalkan tempat istirahat setelah 20-30 menit matahari terbenam (Elisabeth Charina A.).

D.

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit DBD Salah satu penyebabnya adalah metode penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat kurang tepat. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan sebuah metode yang partisipasif untuk mengajak masyarakat berperan serta dalam upaya preventif promotif. Salah satunya upaya melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode-metode pemicuan (Astina peter). Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara menutup, menguras dan mengubur (3 M) habitat nyamuk vektor, penyuluhan masyarakat dan larvasidasi (Khoirunnisa Dinni mahmudah). Peningkatan

pengetahuan

dan

sikap

dapat

memberikan pelatihan kesehatan (Mita Juliana Ayu R.S.D).

dilakukan

dengan

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. 2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya DBD yaitu meningkatnya jumlah penduduk dan urbanisasi serta perubahan suhu cuaca yang ekstrim pada lingkungan tersebut serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini. 3. Faktor yang mempengaruhi penularan penyakit yaitu Masyarakat kurang mengetahui tempat berkembangbiak jentik nyamuk vektor, perubahan lingkungan dalam jangka panjang menetukan pola penyebaran penyakit tular vektor demam berdarah dengue. Perubahan lingkungkungan yang sangat berpengaruh yaitu perubahan iklim, kelembaban, ketinggian dan pencahayaan matahari.

Daftar Rujukan

Sugiyono, Darnoto sri. 2016 Pengaruh Pelatihan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa di SDN WIROGUNAN I KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 9, No. 2 (Mita Juliana Ayu R.S.D)

Prasetya Wahyu Adhy , Desak Putu Yuli Kurniati. Pengaruh Pemicuan Masalah Demam Berdarah Berbasis Masyarakat Terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Pencegahan DBD Pada Kader PKK Di Kelurahan Sesetan Tahun 2013. Volume II No 1 (Astina Peter) Asrirawan, Khaerati. 2017. Karakteristik Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) PROVINSI SULAWESI SELATAN. Jurnal Dinamika. halaman 55-61. P-ISSN: 2087-7889 E-ISSN: 2503-4863 (Nur Hidayati) Dini Amah Majidah Vidyah, Rina Nur Fitriany. Ririn Arminsih Wulandari.2016. FAKTOR IKLIM DAN ANGKA INSIDEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SERANG.MAKARA, KESEHATAN, VOL. 14, NO. 1, : 37-45 (Elisabeth Charina A.) Pramudiyo Teguh Sucipto, Mursid Raharjo, Nurjazuli. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Dan Jenis Serotipe Virus Dengue Di Kabupaten Semarang.Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 14 No. 2 (Tulivia Rizkikurnia S.) Damar Tri Boewono, Ristiyanto, Widiarti, Umi Widyastuti. 2012. DistribusiSpasial Kasus DemamBerdarah Dengue (DBD), Analisis Indeks Jarak dan AlternatifPengendalian Vektor DI KOTA SAMARINDA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 3 (Khoirunnisa Dini Mahmudah) Aryu Candra. 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. Aspirator Vol. 2 No. 2 : 110 –119 (Lolita valensia) Rahmawati Sari Budi Utami. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Masyarakat Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) (STUDI DI KELURAHAN PUTAT JAYA SURABAYA TAHUN 2010–2014). Jurnal BerkalaEpidemiologi, Vol. 3, No. 2 Mei 2015: 242–253 (Kristina Yakub Sampe) Upik Kesumawati Hadi, Susi Soviana, Dwi Djayanti Gunandini. 2012. Aktivitas nokturnal vektor demam berdarah dengue di beberapa daerah di Indonesia Indonesian Journal of Entomology ISSN: 1829-7722 Vol.9 No. 1, 1-6 (Alda Gustiani)

Related Documents

Dbd Kel. 2.docx
April 2020 24
Dbd Presentation.pptx
May 2020 32
Dbd Revisi.docx
December 2019 45
Preplening Dbd
June 2020 19
Sppd Dbd
August 2019 49
Dbd Aira.docx
October 2019 36

More Documents from "Anonymous G1431B1xwU"