Makalah K3-2.docx

  • Uploaded by: rima weni
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah K3-2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,961
  • Pages: 30
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan taufik dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyusun karya tulis ini dengan judul “Makalah Epidemiologi Penyakit DBD”. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, para sahabat yang tetap setia terhadap ajaran dan sunahnya hingga akhir zaman. Semoga kelak kita mendapat syafaatnya di Yaumil Qiyamah. Amin ........... Selanjutnya dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini. Sekali lagi penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat umum terutama bagi saya selaku penyusun, dan semoga apa yang kita perbuat mendapat pahala serta ridha dari Allah SWT. Amin ...........

Berau,

Penyusun

November 2018

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3

B. Tujuan Penulisan

4

C. Metode Penulisan

4

BAB II PEMBAHASAN

A. Globalisasi Dalam Kesehatan Masyarakat

5

B. Isu Mengenai Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Global 7 C. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan

12

D. Proses dan Perkembangan Budaya

13

E. Sosial Budaya di Tempat Kerja

15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

16

B. Saran

16

Daftar Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Menurut America Society of Safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakanaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. Lingkungan kerja tidak lepas dari Hazards, yaitu faktor resiko, yakini sumberr atau kondisi yang memiliki potensi bahaya kesehatan kerja. Mengacu pada domain kesehatan kerja yakni tiga kelompok variabel yaitu kapasitas kerja, lingkungan kerja dan beban atau jenis kerja, maka hazards dapat beraal dari ketiga domain tersebut. Tingkat kecelakaan-kecelakaan fatal di negaranegara berkembang empat kali lebih tinggi dibanding negara-negara industri. Di negara-negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi di bidang-bidang pertanian, perikanan dan perkayuan, pertambangan dan konstruksi.

Tingkat buta huruf yang tinggi dan pelatihan yang kurang memadai mengenai metode-metode keselamatan kerja mengakibatkan tingginya angka kematian yang terjadi karena kebakaran dan pemakaian zat-zat berbahaya yang mengakibatkan penderitaan dan penyakit yangtak terungkap termasuk kanker, penyakit jantung dan stroke. Praktek-praktek ergonomis yang kurang memadai mengakibatkan gangguan pada otot, yang mempengaruhi kwalitas hidup dan produktivitas pekerja. Selain itu, masalah-masalah sosial kejiwaan di tempat kerja seperti stres ada hubungannya dengan masalah-masalah kesehatan yang serius, termasuk penyakit-penyakit jantung, stroke, kanker yang ditimbulkan oleh masalah hormon, dan sejumlah masalah kesehatan mental. Masalah-masalah K3 merupakan bagian penting dalam agenda ILO. Konperensi Perburuhan Internasional di tahun 2003 membicarakan standar-standar K3 sebagai bagian dari pendekatan yang terintegrasi dan mencapai persetujuan mengenai strategi K3 global yang menghimbau dilakukannya suatu aksi yang “jelas dan terpusat” untuk mengurangi angka kematian, luka-luka dan penyakit akibat kerja. B. Tujuan penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui masalah globalisasi dan hubungannya dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta isu mengenai kesehatan dan keselamatan kerja global. C. Rumusan Masalah Apa saja dan bagaimana isu mengenai kesehatan dan keselamatan kerja global?

BAB 2 PEMBAHASAN A. Globalisasi Dalam Kesehatan Masyarakat Globalisasi harus dijadikan agenda baru kesehatan masarakat ketika Indonesia memasuki abad 21. Globalisasi akan memberikan dampak yang sangat luas kepada Indonesia. Dampak globalisasi diperkirakan dapat memberikan pengaruh baik terhadap penggunaan teknologi kesehatan, sistim pelayanan, penyakit penyakit baru, hingga kondisi sosial kemasyarakatan lainnya. Dengan kata lain mau tidak mau, dampak globalisai harus menjadi salah satu prioritas area garapan bidang kesehatan di Indonesia. Globalisasi, seperti halnya revolusi industri pada abad 19 menentukan agenda baru kesehatan masyarakat didunia (Baum, 2002) dan juga jenis serta kualifikasi ketenagaan. Ketika itu Revolusi Industri telah mengubah dunia yang pada akhirnya muncul berbagai jenis ketenagaan kesehatan untuk menghadapinya. Perubahan teknologi

akan bergerak dengan cepat. Karena teknologi

baik software maupunhardware adalah faktor risiko kesehatan, maka akan terjadi perubahan masalah kesehatan yang sangat massive dan cepat. Sedangkan modal adalah penentu teknologi, penentu lapangan kerja peningkatan sosial ekonomi yang pada akhirnya kesehatan (Baum, 2002). Salah satu teknologi yang bergerak luar biasa cepat adalah teknologi komunikasi. Globlasisasi juga akan merambah budaya, berbagai gerakan sosial, fashion, image. Dalam bidang pendidikan keluarga, peran orang tua bisa menurun, akibat anak anak kita akses informasi secara langsung melalui internet. Globalisasi kini juga tidak saja dalam bidang ekonomi, namun juga di bidang politik. Ada pemerintahan bayangan di dunia yang mengatur kehidupan kita, seperti World Trade Organization (WTO), General Agreement on Tariff, General Agreement on Trade and Services. Super Bodies semacam ini bisa melemahkankewenangan pemerintahan sebuah negara. Pengaruh globalisasi terhadap kesehatan Kimball (2005), melihat dengan adanya globalisasi berbagai komoditas berbagai ragam barang terlihat bergerak dengan cepat dari satu negara keberbagai penjuru dunia,

dengan cara diam diam namun memberikan dampak berjangka panjang seperti HIV dan sapi gila (mad cow). Dengan kata lain dalam perspektif penyakit, globalisasi bisa menyimpan bom waktu berupa ledakan penyakit, yang semula tidak nampak tapi suatu ketika akan merupakan beban berat bagi negara yang terkena. Diperkirakan masalah masalah seperti ini akan menimbulkan masalah dunia dimasa yang akan datang. Menghadapi masalah global semacam ini, yakni penyebaran penyakit berbahaya secara global, Martin (2005) mengemukakan bahwa penyebaran penyakit diperkirakan justeru akan memberikan dampak sebaliknya terhadap proses globalisasi. Dengan adanya globalisasi berbagai masalah negara termasuk penyakit semakin borderless. Masalah kesehatan di sebuah wilayah terpencil bisa menjadi masalah dunia. Masalah SARS yang semula ada di Guangdong, China menjadi masalah Global. Masalah flu burung yang ada di sebuah dusun di sebuah wilayah di pulau Jawa, bisa menjadi masalah global. Untuk itu dalam menghadapi masalah masalah global yang cenderung lintas batas, diperlukan kerjasama antar negara dalam menangani berbagai masalah kesehatan. B. Isu Mengenai Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Global Di era globalisasi saat ini, pembangunan nasional sangat erat dengan perkembangan isu-isu global seperti hak-hak asasi manusia (HAM), lingkungan hidup, kemiskinan, dan buruh. Persaingan global tidak hanya sebatas kualitas barang tetapi juga mencakup kualitas pelayanan dan jasa. Banyak perusahaan multinasional hanya mau berinvestasi di suatu negara jika negara bersangkutan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup. Juga kepekaan terhadap kaum pekerja dan masyarakat miskin. Karena itu bukan mustahil jika ada perusahaan yang peduli terhadap K3, menempatkan ini pada urutan pertama sebagai syarat investasi. Pembantu Dekan I FKM Undip, Ari Suwondo mengatakan pekerjaan apapun memang memiliki risiko, seperti kecelakaan, kebakaran, penyakit, pencemaran, sampai gangguan lingkungan. Risiko kerja semacam itu bisa diminimalisir dengan menerapkan strategi pencegahan kecelakaan, termasuk sertifikasi K3. Sebab, K3 saat ini bukan isu nasional lagi, namun sudah menjadi isu global.

1. Kecelakaan Kerja Kecelakaan di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan bahwa setiap hari rata –rata 6.000 orang meninggal, setara den gan satu orang setiap 15 detik,atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Secara keseluruhan, kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita d alam pekerjaan seperti membongkar zat kimia beracun (ILO, 2003). Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang hanya memusatkan diri pada keuntungan dan kegagalan pemerintah untuk melaksanakan sistem manajemen K3, merupakan dua penyebab bes ar kematian terhadap pekerja. Selain itu, di negara –negara berkembang seperti Indonesia, undang –undang keselamatan kerja yang berlaku tidak secara otomatis meningkatkan kondisi di tempat kerja, disamping hukuman yang ringan bagi yang melanggar aturan. Dengan b erkembangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap masalah -masalah lingkungan menuntut untuk secara profesional, terpadu dan berkesinambungan mengelola aspek lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisikondisidan faktor-faktor yang berdampak, atau dapat berdampak pada kesehatan dan keselamatan kerja karyawan atau pekerja lainnya, termasuk tamu dan orang lain di tempat kerja. Faktor-faktor yang dimaksud dapat berasal dari manusia itu sendiri, faktor lingkungan kerja dan faktor peralatan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. 2. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di era globalisasi dengan persaingan bebas dan terbuka, sosialisasi dan penggunaan standart acuan untuk industri seperti standart kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan dan juga kesehatan dan keselamatan kerja. Definisi atau pengertian dari sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah merupakan bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,

tanggung jawab, pelaksanaan atau implementasi, prosedur, proses dan sumber dayasumber daya yang diperlukan dalam pengembangan dan penerapannya, studi pencapaian dan pemeliharaan dari kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja agar pengendalian resiko yang berhubungan dengan aktifitas kerja, penggunaan alat, penciptaan tempat kerja yang aman dan nyaman, produktif dan efisien. Di Indonesia Sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dikenal dengan istilah SMK3 sedangkan di dunia Internasional, standar K3 yang paling popular adalah OHSAS 18001. Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. K3 merupakan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dan merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja. Pemikiran dasar dari K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Pengusaha harus menyadari bahwa manajemen K3 bukan beban perusahaan tapi merupakan bagian manajemen yang penting diperhatikan karena berhubungan dengan aspek vital perusahaan yakni tenaga kerja. Ketika ada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau gangguan kesehatan karena kerja maka yang dirugikan tetap perusahaan karena mengurangi produktivitas kerja. Dalam rangka perlindungan tenaga kerja maka pemerintah Indonesia mengeluarkan PP Nomor 50 tahun 2012 tentang SMK3. PP tersebut merupakan peraturan pelaksanaan dari pasal 87 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. PP Nomor 50 tahun 2012 menyatakan perusahaan yang memiliki karyawan lebih dari seratus atau kurang dari seratus tetapi memliki potensi bahaya kecelakaan kerja cukup tinggi, maka wajib menerapkan SMK3. Penerapan SMK3 di perusahaan akan di audit oleh badan independen yang ditunjuk oleh pemerintah. Bagi perusahaan yang lolos audit SMK3 maka mendapatkan sertifikat SMK3 dan juga bendera K3 emas/perak. Penilaian SMK3 menghasilkan 3 kriteria :



Untuk tingkat pencapaian penerapan 0 – 59% termasuk tingkat penilaian penerapan kurang



Untuk tingkat pencapaian penerapan 60 – 84% termasuk tingkat penilaian penerapan Baik



Untuk tingkat pencapain 85 – 100% termasuk tingkat penilaian penerapan memuaskan Setidaknya ada beberapa alasan mengapa perusahaan menerapkan SMK3, yaitu tentang hak pekerja akan keselamatan diri mereka,efesiensi biaya perusahaan karena berkurang kecelakaan kerja, pemenuhan peraturan pemerintah yang mewajibkan SMK3, pencitraan kepada klien bahwa perusahaan telah memperhatikan smk3, dan agar produk bisa diterima didunia international.

a. Target dan Tujuan Target dan tujuan dari manajemen sistem kesehatan dan keselamatan kerja adalah untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam tempat kerja di semua bagain yang terkait didalamnya sehingga dapat dicegah dan dikurangi timbulnya kecelakaan dan penyakit yang menyebabkan dan mepengaruhi kerja serta penciptaan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, efisien dan produktif dalam bekerja.

b. Alasan-alasan dalam penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamtan kerja Karena kesehatan dan keselamatan kerja adalah bukan semata-mata kebutuhan pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasioanal akan tetapi juga merupakan tanggung jawab dari para pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerjanya. Disamping itu, penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja juga mempunyai banyak keuntungan bagi industri seperti: 1)

Keuntungan langsung

o Dapat mengurangi jam kerja yang hilang yang dikarenakan karena kecelakaan kerja. o Menghindari hilangnya nyawa ataupun benda material perusahaan karena kecelakaan kerja o Menciptakan tempat kerja yang produktif dan efisien karena pekerja merasa aman dalam tempat kerja.

o Keuntungan tidak langsung 2)

Meningkatkan image atau nama baik perusahaan pada pasar

3)

Menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan pekerjanya

4)

Perawatan terhadap alat dan mesin kerja menjadi lebih baik sehingga alat dan mesin perusahaan menjadi tahan lama dan megurangi biaya untuk pembelian alat baru yang rusak.

5)

Unsur dan element dalam sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (berbagia sumber)

c. Komitmen dan Kebijakan 1) Komitmen dan Kepemimpinan 2) Penilaian awal tentang kesehatan dan keselamatan kerja 3) Kebijakan tentang kesehatan dan keselamatan kerja d. Perencanaan 1) Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko 2) Peraturan perundangan dan aturan lainnya 3) Traget dan tujuan yagn ditetapkan 4) Penentuan indikator kinerja 5) Perencanaan awal dan aktifitas yang sedang berlangsung e. Penerapan dan pelaksanaan 1) Jaminan Ketrampilan 2) Sumberdaya manusia, alat dan material (dana atau uang) 3)

Integrasi

4) Tanggung jawab 5) Konsultasi, motivasi dan penghargaan 6)

Latihan dan kompensasi

f.

Aktifitas pendukung

1) Komuinikasi 2) Pencatatan

3) Dokumentasi 4) Proses dan operasi dokumen 5) Pemeliharaan catatan dan manajemen informasi g.

Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko

1) Mengidentifikasi sumber bahaya 2) Penilaian faktor resiko 3) Tindakan-tindakan yang diambil 4) Skema dan rekayasa alat 5) Tindakan administratif 6) Tinjauan ulang kontrak 7) Pembelian 8) Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat dan bencana yang timbul 9) Prosedur dalam menghadapai kecelakan 10) Perencanaan prosedur pertolongan keadaan darurat h. Pengukuran dan evalusi 1)

Inspeksi dan evalusi

2) Audit sistem manajemen kesehatan dan keselamtan kerja 3) Tindakan perbaikan dan pencegahan 4) Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen

3. Globalisasi Sumber Daya Manusia dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Manusia selalu berperan aktif dan signifikan dalam suatu kegiatan organisasi sebagai perencana,pelaku dan perintis terwujudnya tuajuan organisasi.baik itu organisasi ekonomi,politik,dan kemasyarakatan tujuan organisasi tersebut tidak akan terwujud tanpa peranan manusia.bagaimana canggihnya suatu alat sekalipun,faktor manusia akan sangat menentukan,itulah sebabnya SDM dianggap aset yang sangat penting dalam organisasi.di tengah era globalisasi dengan perubahan-perubahan yang cepat dan kompleksitas pendidikan yang semakin meningkat. Pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan,akan tetapi juga meningkatkan produktivitas kerja.pengetahuan tersebut diperoleh dari lembaga formal maupun informal melalui sertifikat internasional.sedangkan keterampilan dan sikap kerja lebih banyak diperoleh dari tempat pelatihan kerja.maka timbulah yang disebut sistem magang.seorang pemagang dalam jangka waktu tertentu mengamati secara terus menerus

bagaimana

pekerja

yang

sudah

berpengalaman

melakukan

pekerjaantertentu.kemudian ia coba menerapkan sendiri cara kerja yang diamati sambil diawasi oleh yang berpengalaman.selain ditunjang dengan sarana dan prasarana yang

modern,tenaga

kerja

juga

harus

berkomitmen

yang

jelas.selain

mengesankan,SDM juga harus memiliki sikap yang akrab dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.

4. Masalah tentang K3 Komputer Di era globalisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), adalah suatu aspek yang harus pertama kali menjadi perhatian setiap melakukan kegiatan apapun, termasuk ketika berkerja dengan komputer. Penelitian telah mengungkapkan bahwa bekerja dengan komputer dapat mnyebabkan gangguan kesehatan bahkan keselamatan. Oleh karena itu, K3 merupakan aspek yang harus menjadi perhatian apabila bekerja dengan komputer. Penggunaan komputer saat ini semakin luas, tidak hanya digunakan dikantor-kantor, lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah, tetapi juga telah digunakan dirumah-rumah tangga untuk membantu aktivitas sehari-hari. Meskipun demikian, aspek K3 belum menjadi perhatian dari para pengguna komputer.

Prinsip K3 (Komputer) Pengguna komputer kadang-kadang berada di depan komputer berjam-jam bahkan berhari-hari. Hal itu disebabkan karena tuntutan pekerjaan atau hobi. Agar kesehatan tidak terganggu, maka dibutuhkan kenyamanan keadaan pengguna maupun hardware komputer. Untuk nyaman di depan komputer, maka kita harus memiliki posisi yang benar, baik posisi duduk, mata, dan posisi tangan di keyboard. Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu aspek yang harus menjadi perhatian setiap melakukan kegiatan apapun, termasuk ketika berkerja dengan komputer. Oleh karena itu, K3 merupakan aspek yang harus menjadi perhatian apabila bekerja dengan komputer.

Pentingnya K3 (Komputer) Pada saat ini hampir di setiap aspek pekerjaan selalu menggunakan komputer sebagai fasilitas utama. Kegiatan apapun itu yang berhubungan dengan komputer, sedikit banyak membuat mereka bertahan duduk lebih lama menghadap komputer tersebut. Bermenit-menit

bahkan

berjam-jam

tanpa

sadar

waktu

terlewat

begitu

saja. Penggunaan komputer yang terus-menerus dapat menyebabkan keluhan pada beberapa anggota tubuh. Misalnya terasa nyeri pada otot leher, kaku dan pegal semua, mata yang terasa kabur, dan sebagainya. Tanpa kita sadari, perangkat komputer sebenarnya dapat menimbulkan penyakit pada pemakaiannya. Mulai dari tata letak meja dan kursi, layar monitor, keyboard dan printer merupakan peralatan yang apat menimbulkan penyakit pada pemakaiannya. Oleh karena itu sebagai pengguna komputer perlu menerapkan prinsip menjaga kesehatan dan keselamatan kerja (K3) menurut petunjuk yang sudah ada.

Akibat Mengabaikan K3 (Komputer) Tanpa kita sadari, Penggunaan komputer yang terus-menerus dapat menyebabkan keluhan pada beberapa anggota tubuh. Misalnya terasa nyeri pada otot, mata yang terasa kabur, kelelahan dan sebagainya. Nyeri otot yang terjadi pada penggunaan komputer merupakan salah satu akibat dari mengabaikan K3 (Komputer). Teknik pengetikan 10 jari dengan keyboard QWERTY lebih memberatkan tangan kiri. Tugas tangan kiri lebih banyak melakukan pengetikan dibanding tangan kanan (lebih kurang 60% dari pengetikan). Ini akan berpengaruh besar pada pergelangan tangan. Inilah yang sering dikeluhkan, pegal pada pergelangan tangan pada saat mengetik. Mata yang terasa kabur, ini disebabkan karena monitor

komputer pada umumnya menggunakan tabung gambar (CRT) yang memancarkan intensitas cahaya cukup tinggi untuk diterima oleh retina mata manusia. Oleh karena itu, mata terasa kabur jika terlalu lama berada di depan monitor. Kelelahan kerja, ini dapat bersumber dari suara bising mesin printer.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. B. Saran Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

Daftar Pustaka

Haeruddin,

Aswar. 2013. Kecelakaan

Kerja.

Avaible

athttp://downloads.ziddu.com/download/23512770/kecelakaankerja.pdf.html. diakses tanggal 01 Januari 2015 Sari, Ayu Agus. 2013. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja. Avaible

athttps://ayuagussari13.wordpress.com/2013/01/06/sistem-manajemen-

kesehatan-dan-keselamatan-kerja/. Diakses tanggal 01 Januari 2015 Narendra, Imam. 2011. Globalisasi Sumber Daya Manusia dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja http://imamnarendra.blogspot.com/2011/12/globalisasi-sumber-daya-manusiadan.html. Diakses tanggal 01 Januari 2015 Zulherbi. Pengenalan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Avaible

athttp://konsultaniso.web.id/sistem-manajemen-k3-ohsas-

180012007/pengenalan-sistem-manajemen-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-smk3/. Diakses tanggal 1 Januari 2015 Kesehatan

Masyarakat

2009. Avaible

Masalah

Kesehatan

Lingkungan

Profesi.

athttp://www.fkm.undip.ac.id/?p=agenda_mod&j=lihat&id=bagian .

Diakses tanggal 1 Januari 2015

Diposting 28th March 2015 oleh Jalir Londongsalu

0 Tambahkan komentar

JLS

dan



Klasik

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Menurut America Society of Safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakanaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. Lingkungan kerja tidak lepas dari Hazards, yaitu faktor resiko, yakini sumberr atau kondisi yang memiliki potensi bahaya kesehatan kerja. Mengacu pada domain kesehatan kerja yakni tiga kelompok variabel yaitu kapasitas kerja, lingkungan kerja dan beban atau jenis kerja, maka hazards dapat beraal dari ketiga domain tersebut. Tingkat kecelakaan-kecelakaan fatal di negaranegara berkembang empat kali lebih tinggi dibanding negara-negara industri. Di

negara-negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi di bidang-bidang pertanian, perikanan dan perkayuan, pertambangan dan konstruksi. Tingkat buta huruf yang tinggi dan pelatihan yang kurang memadai mengenai metode-metode keselamatan kerja mengakibatkan tingginya angka kematian yang terjadi karena kebakaran dan pemakaian zat-zat berbahaya yang mengakibatkan penderitaan dan penyakit yangtak terungkap termasuk kanker, penyakit jantung dan stroke. Praktek-praktek ergonomis yang kurang memadai mengakibatkan gangguan pada otot, yang mempengaruhi kwalitas hidup dan produktivitas pekerja. Selain itu, masalah-masalah sosial kejiwaan di tempat kerja seperti stres ada hubungannya dengan masalah-masalah kesehatan yang serius, termasuk penyakit-penyakit jantung, stroke, kanker yang ditimbulkan oleh masalah hormon, dan sejumlah masalah kesehatan mental. Masalah-masalah K3 merupakan bagian penting dalam agenda ILO. Konperensi Perburuhan Internasional di tahun 2003 membicarakan standar-standar K3 sebagai bagian dari pendekatan yang terintegrasi dan mencapai persetujuan mengenai strategi K3 global yang menghimbau dilakukannya suatu aksi yang “jelas dan terpusat” untuk mengurangi angka kematian, luka-luka dan penyakit akibat kerja. B. Tujuan penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui masalah globalisasi dan hubungannya dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta isu mengenai kesehatan dan keselamatan kerja global.

C. Rumusan Masalah Apa saja dan bagaimana isu mengenai kesehatan dan keselamatan kerja global?

BAB 2 PEMBAHASAN A. Globalisasi Dalam Kesehatan Masyarakat Globalisasi harus dijadikan agenda baru kesehatan masarakat ketika Indonesia memasuki abad 21. Globalisasi akan memberikan dampak yang sangat luas kepada Indonesia. Dampak globalisasi diperkirakan dapat memberikan pengaruh baik terhadap penggunaan teknologi kesehatan, sistim pelayanan, penyakit penyakit baru, hingga kondisi sosial kemasyarakatan lainnya. Dengan kata lain mau tidak mau, dampak globalisai harus menjadi salah satu prioritas area garapan bidang kesehatan di Indonesia. Globalisasi, seperti halnya revolusi industri pada abad 19 menentukan agenda baru kesehatan masyarakat didunia (Baum, 2002) dan juga jenis serta kualifikasi ketenagaan. Ketika itu Revolusi Industri telah mengubah dunia yang pada akhirnya muncul berbagai jenis ketenagaan kesehatan untuk menghadapinya. Perubahan teknologi

akan bergerak dengan cepat. Karena teknologi

baik software maupunhardware adalah faktor risiko kesehatan, maka akan terjadi perubahan masalah kesehatan yang sangat massive dan cepat. Sedangkan modal adalah penentu teknologi, penentu lapangan kerja peningkatan sosial ekonomi yang pada akhirnya kesehatan (Baum, 2002). Salah satu teknologi yang bergerak luar biasa cepat adalah teknologi komunikasi. Globlasisasi juga akan merambah budaya, berbagai gerakan sosial, fashion, image. Dalam bidang pendidikan keluarga, peran orang tua bisa menurun, akibat anak anak kita akses informasi secara langsung melalui internet. Globalisasi kini juga tidak saja dalam bidang ekonomi, namun juga di bidang politik. Ada pemerintahan bayangan di dunia yang mengatur kehidupan kita, seperti World Trade Organization (WTO), General Agreement on Tariff, General Agreement on Trade and Services. Super Bodies semacam ini bisa melemahkankewenangan pemerintahan sebuah negara.

Pengaruh globalisasi terhadap kesehatan

Kimball (2005), melihat dengan adanya globalisasi berbagai komoditas berbagai ragam barang terlihat bergerak dengan cepat dari satu negara keberbagai penjuru dunia, dengan cara diam diam namun memberikan dampak berjangka panjang seperti HIV dan sapi gila (mad cow). Dengan kata lain dalam perspektif penyakit, globalisasi bisa menyimpan bom waktu berupa ledakan penyakit, yang semula tidak nampak tapi suatu ketika akan merupakan beban berat bagi negara yang terkena. Diperkirakan masalah masalah seperti ini akan menimbulkan masalah dunia dimasa yang akan datang. Menghadapi masalah global semacam ini, yakni penyebaran penyakit berbahaya secara global, Martin (2005) mengemukakan bahwa penyebaran penyakit diperkirakan justeru akan memberikan dampak sebaliknya terhadap proses globalisasi. Dengan adanya globalisasi berbagai masalah negara termasuk penyakit semakin borderless. Masalah kesehatan di sebuah wilayah terpencil bisa menjadi masalah dunia. Masalah SARS yang semula ada di Guangdong, China menjadi masalah Global. Masalah flu burung yang ada di sebuah dusun di sebuah wilayah di pulau Jawa, bisa menjadi masalah global. Untuk itu dalam menghadapi masalah masalah global yang cenderung lintas batas, diperlukan kerjasama antar negara dalam menangani berbagai masalah kesehatan.

B. Isu Mengenai Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Global Di era globalisasi saat ini, pembangunan nasional sangat erat dengan perkembangan isu-isu global seperti hak-hak asasi manusia (HAM), lingkungan hidup, kemiskinan, dan buruh. Persaingan global tidak hanya sebatas kualitas barang tetapi juga mencakup kualitas pelayanan dan jasa. Banyak perusahaan multinasional hanya mau berinvestasi di suatu negara jika negara bersangkutan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup. Juga kepekaan terhadap kaum pekerja dan masyarakat miskin. Karena itu bukan mustahil jika ada perusahaan yang peduli terhadap K3, menempatkan ini pada urutan pertama sebagai syarat investasi. Pembantu Dekan I FKM Undip, Ari Suwondo mengatakan pekerjaan apapun memang memiliki

risiko, seperti kecelakaan, kebakaran, penyakit, pencemaran, sampai gangguan lingkungan. Risiko kerja semacam itu bisa diminimalisir dengan menerapkan strategi pencegahan kecelakaan, termasuk sertifikasi K3. Sebab, K3 saat ini bukan isu nasional lagi, namun sudah menjadi isu global.

1. Kecelakaan Kerja Kecelakaan di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan bahwa setiap hari rata –rata 6.000 orang meninggal, setara den gan satu orang setiap 15 detik,atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Secara keseluruhan, kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita d alam pekerjaan seperti membongkar zat kimia beracun (ILO, 2003). Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang hanya memusatkan diri pada keuntungan dan kegagalan pemerintah untuk melaksanakan sistem manajemen K3, merupakan dua penyebab bes ar kematian terhadap pekerja. Selain itu, di negara –negara berkembang seperti Indonesia, undang –undang keselamatan kerja yang berlaku tidak secara otomatis meningkatkan kondisi di tempat kerja, disamping hukuman yang ringan bagi yang melanggar aturan. Dengan b erkembangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap masalah -masalah lingkungan menuntut untuk secara profesional, terpadu dan berkesinambungan mengelola aspek lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisikondisidan faktor-faktor yang berdampak, atau dapat berdampak pada kesehatan dan keselamatan kerja karyawan atau pekerja lainnya, termasuk tamu dan orang lain di tempat kerja. Faktor-faktor yang dimaksud dapat berasal dari manusia itu sendiri, faktor lingkungan kerja dan faktor peralatan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. 2. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Di era globalisasi dengan persaingan bebas dan terbuka, sosialisasi dan penggunaan standart acuan untuk industri seperti standart kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan dan juga kesehatan dan keselamatan kerja. Definisi atau pengertian dari sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah merupakan bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan atau implementasi, prosedur, proses dan sumber dayasumber daya yang diperlukan dalam pengembangan dan penerapannya, studi pencapaian dan pemeliharaan dari kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja agar pengendalian resiko yang berhubungan dengan aktifitas kerja, penggunaan alat, penciptaan tempat kerja yang aman dan nyaman, produktif dan efisien. Di Indonesia Sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dikenal dengan istilah SMK3 sedangkan di dunia Internasional, standar K3 yang paling popular adalah OHSAS 18001. Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. K3 merupakan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dan merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja. Pemikiran dasar dari K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Pengusaha harus menyadari bahwa manajemen K3 bukan beban perusahaan tapi merupakan bagian manajemen yang penting diperhatikan karena berhubungan dengan aspek vital perusahaan yakni tenaga kerja. Ketika ada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau gangguan kesehatan karena kerja maka yang dirugikan tetap perusahaan karena mengurangi produktivitas kerja. Dalam rangka perlindungan tenaga kerja maka pemerintah Indonesia mengeluarkan PP Nomor 50 tahun 2012 tentang SMK3. PP tersebut merupakan peraturan pelaksanaan dari pasal 87 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. PP Nomor 50 tahun 2012 menyatakan perusahaan yang memiliki karyawan lebih dari seratus atau kurang dari seratus tetapi memliki potensi bahaya kecelakaan kerja cukup tinggi, maka wajib

menerapkan SMK3. Penerapan SMK3 di perusahaan akan di audit oleh badan independen yang ditunjuk oleh pemerintah. Bagi perusahaan yang lolos audit SMK3 maka mendapatkan sertifikat SMK3 dan juga bendera K3 emas/perak. Penilaian SMK3 menghasilkan 3 kriteria : 

Untuk tingkat pencapaian penerapan 0 – 59% termasuk tingkat penilaian penerapan kurang



Untuk tingkat pencapaian penerapan 60 – 84% termasuk tingkat penilaian penerapan Baik



Untuk tingkat pencapain 85 – 100% termasuk tingkat penilaian penerapan memuaskan Setidaknya ada beberapa alasan mengapa perusahaan menerapkan SMK3, yaitu tentang hak pekerja akan keselamatan diri mereka,efesiensi biaya perusahaan karena berkurang kecelakaan kerja, pemenuhan peraturan pemerintah yang mewajibkan SMK3, pencitraan kepada klien bahwa perusahaan telah memperhatikan smk3, dan agar produk bisa diterima didunia international.

a. Target dan Tujuan Target dan tujuan dari manajemen sistem kesehatan dan keselamatan kerja adalah untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam tempat kerja di semua bagain yang terkait didalamnya sehingga dapat dicegah dan dikurangi timbulnya kecelakaan dan penyakit yang menyebabkan dan mepengaruhi kerja serta penciptaan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, efisien dan produktif dalam bekerja.

b. Alasan-alasan dalam penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamtan kerja Karena kesehatan dan keselamatan kerja adalah bukan semata-mata kebutuhan pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasioanal akan tetapi juga merupakan tanggung jawab dari para pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerjanya. Disamping itu, penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja juga mempunyai banyak keuntungan bagi industri seperti: 1)

Keuntungan langsung

o Dapat mengurangi jam kerja yang hilang yang dikarenakan karena kecelakaan kerja.

o Menghindari hilangnya nyawa ataupun benda material perusahaan karena kecelakaan kerja o Menciptakan tempat kerja yang produktif dan efisien karena pekerja merasa aman dalam tempat kerja. o Keuntungan tidak langsung 2)

Meningkatkan image atau nama baik perusahaan pada pasar

3)

Menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan pekerjanya

4)

Perawatan terhadap alat dan mesin kerja menjadi lebih baik sehingga alat dan mesin perusahaan menjadi tahan lama dan megurangi biaya untuk pembelian alat baru yang rusak.

5)

Unsur dan element dalam sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (berbagia sumber)

c. Komitmen dan Kebijakan 1) Komitmen dan Kepemimpinan 2) Penilaian awal tentang kesehatan dan keselamatan kerja 3) Kebijakan tentang kesehatan dan keselamatan kerja d. Perencanaan 1) Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko 2) Peraturan perundangan dan aturan lainnya 3) Traget dan tujuan yagn ditetapkan 4) Penentuan indikator kinerja 5) Perencanaan awal dan aktifitas yang sedang berlangsung e. Penerapan dan pelaksanaan 1) Jaminan Ketrampilan 2) Sumberdaya manusia, alat dan material (dana atau uang) 3)

Integrasi

4) Tanggung jawab 5) Konsultasi, motivasi dan penghargaan 6)

Latihan dan kompensasi

f.

Aktifitas pendukung

1) Komuinikasi 2) Pencatatan 3) Dokumentasi 4) Proses dan operasi dokumen 5) Pemeliharaan catatan dan manajemen informasi g.

Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko

1) Mengidentifikasi sumber bahaya 2) Penilaian faktor resiko 3) Tindakan-tindakan yang diambil 4) Skema dan rekayasa alat 5) Tindakan administratif 6) Tinjauan ulang kontrak 7) Pembelian 8) Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat dan bencana yang timbul 9) Prosedur dalam menghadapai kecelakan 10) Perencanaan prosedur pertolongan keadaan darurat h. Pengukuran dan evalusi 1)

Inspeksi dan evalusi

2) Audit sistem manajemen kesehatan dan keselamtan kerja 3) Tindakan perbaikan dan pencegahan 4) Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen

3. Globalisasi Sumber Daya Manusia dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Manusia selalu berperan aktif dan signifikan dalam suatu kegiatan organisasi sebagai perencana,pelaku dan perintis terwujudnya tuajuan organisasi.baik itu organisasi ekonomi,politik,dan kemasyarakatan tujuan organisasi tersebut tidak akan terwujud tanpa peranan manusia.bagaimana canggihnya suatu alat sekalipun,faktor

manusia akan sangat menentukan,itulah sebabnya SDM dianggap aset yang sangat penting dalam organisasi.di tengah era globalisasi dengan perubahan-perubahan yang cepat dan kompleksitas pendidikan yang semakin meningkat. Pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan,akan tetapi juga meningkatkan produktivitas kerja.pengetahuan tersebut diperoleh dari lembaga formal maupun informal melalui sertifikat internasional.sedangkan keterampilan dan sikap kerja lebih banyak diperoleh dari tempat pelatihan kerja.maka timbulah yang disebut sistem magang.seorang pemagang dalam jangka waktu tertentu mengamati secara terus menerus

bagaimana

pekerja

yang

sudah

berpengalaman

melakukan

pekerjaantertentu.kemudian ia coba menerapkan sendiri cara kerja yang diamati sambil diawasi oleh yang berpengalaman.selain ditunjang dengan sarana dan prasarana yang

modern,tenaga

kerja

juga

harus

berkomitmen

yang

jelas.selain

mengesankan,SDM juga harus memiliki sikap yang akrab dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.

4. Masalah tentang K3 Komputer Di era globalisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), adalah suatu aspek yang harus pertama kali menjadi perhatian setiap melakukan kegiatan apapun, termasuk ketika berkerja dengan komputer. Penelitian telah mengungkapkan bahwa bekerja dengan komputer dapat mnyebabkan gangguan kesehatan bahkan keselamatan. Oleh karena itu, K3 merupakan aspek yang harus menjadi perhatian apabila bekerja dengan komputer. Penggunaan komputer saat ini semakin luas, tidak hanya digunakan dikantor-kantor, lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah, tetapi juga telah digunakan dirumah-rumah tangga untuk membantu aktivitas sehari-hari. Meskipun demikian, aspek K3 belum menjadi perhatian dari para pengguna komputer.

Prinsip K3 (Komputer)

Pengguna komputer kadang-kadang berada di depan komputer berjam-jam bahkan berhari-hari. Hal itu disebabkan karena tuntutan pekerjaan atau hobi. Agar kesehatan tidak terganggu, maka dibutuhkan kenyamanan keadaan pengguna maupun hardware komputer. Untuk nyaman di depan komputer, maka kita harus memiliki posisi yang benar, baik posisi duduk, mata, dan posisi tangan di keyboard. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu aspek yang harus menjadi perhatian setiap melakukan kegiatan apapun, termasuk ketika berkerja dengan komputer. Oleh karena itu, K3 merupakan aspek yang harus menjadi perhatian apabila bekerja dengan komputer.

Pentingnya K3 (Komputer) Pada saat ini hampir di setiap aspek pekerjaan selalu menggunakan komputer sebagai fasilitas utama. Kegiatan apapun itu yang berhubungan dengan komputer, sedikit banyak membuat mereka bertahan duduk lebih lama menghadap komputer tersebut. Bermenit-menit

bahkan

berjam-jam

tanpa

sadar

waktu

terlewat

begitu

saja. Penggunaan komputer yang terus-menerus dapat menyebabkan keluhan pada beberapa anggota tubuh. Misalnya terasa nyeri pada otot leher, kaku dan pegal semua, mata yang terasa kabur, dan sebagainya. Tanpa kita sadari, perangkat komputer sebenarnya dapat menimbulkan penyakit pada pemakaiannya. Mulai dari tata letak meja dan kursi, layar monitor, keyboard dan printer merupakan peralatan yang apat menimbulkan penyakit pada pemakaiannya. Oleh karena itu sebagai pengguna komputer perlu menerapkan prinsip menjaga kesehatan dan keselamatan kerja (K3) menurut petunjuk yang sudah ada.

Akibat Mengabaikan K3 (Komputer) Tanpa kita sadari, Penggunaan komputer yang terus-menerus dapat menyebabkan keluhan pada beberapa anggota tubuh. Misalnya terasa nyeri pada otot, mata yang terasa kabur, kelelahan dan sebagainya.

Nyeri otot yang terjadi pada penggunaan komputer merupakan salah satu akibat dari mengabaikan K3 (Komputer). Teknik pengetikan 10 jari dengan keyboard QWERTY lebih memberatkan tangan kiri. Tugas tangan kiri lebih banyak melakukan pengetikan dibanding tangan kanan (lebih kurang 60% dari pengetikan). Ini akan berpengaruh besar pada pergelangan tangan. Inilah yang sering dikeluhkan, pegal pada pergelangan tangan pada saat mengetik. Mata yang terasa kabur, ini disebabkan karena monitor komputer pada umumnya menggunakan tabung gambar (CRT) yang memancarkan intensitas cahaya cukup tinggi untuk diterima oleh retina mata manusia. Oleh karena itu, mata terasa kabur jika terlalu lama berada di depan monitor. Kelelahan kerja, ini dapat bersumber dari suara bising mesin printer.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. B. Saran Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

Daftar Pustaka

Haeruddin,

Aswar. 2013. Kecelakaan

Kerja.

Avaible

athttp://downloads.ziddu.com/download/23512770/kecelakaankerja.pdf.html. diakses tanggal 01 Januari 2015 Sari, Ayu Agus. 2013. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja. Avaible

athttps://ayuagussari13.wordpress.com/2013/01/06/sistem-manajemen-

kesehatan-dan-keselamatan-kerja/. Diakses tanggal 01 Januari 2015 Narendra, Imam. 2011. Globalisasi Sumber Daya Manusia dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja http://imamnarendra.blogspot.com/2011/12/globalisasi-sumber-daya-manusiadan.html. Diakses tanggal 01 Januari 2015 Zulherbi. Pengenalan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Avaible

athttp://konsultaniso.web.id/sistem-manajemen-k3-ohsas-

180012007/pengenalan-sistem-manajemen-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-smk3/. Diakses tanggal 1 Januari 2015 Kesehatan

Masyarakat

2009. Avaible

Masalah

Kesehatan

Lingkungan

dan

Profesi.

athttp://www.fkm.undip.ac.id/?p=agenda_mod&j=lihat&id=bagian .

Diakses tanggal 1 Januari 2015

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""