Dari pacar sehari Oleh : Roni Basa
Lembang, Rabiul Uula 1430 H
-----Original Message----From: adese
[email protected] Sent: Monday, February 02, 2009 11:02 AM To: bagas
[email protected] Subject: lets we talk infront of the world Dear honey.. I was read your write, “pacar sehari”. Be my honor you can write that. After i write this letter, you can publish what was I write. Aku tidak merasa kagum dengan apa yang kamu tulis, tidak sama sekali bahkan, yang aku rasakan ialah cinta,…kepadamu. Aku merasa lebih memahami “komitmen” setelah membacanya. Pemahaman yang menunjukan setiap kita nyatanya terlalu naif untuk menjadikan komitmen sebagai yang agung dalam kehidupan. Tanpa syarat apapun, komitmen itu, ia kita berikan keleluasaan untuk merambahi kesadaran terdalam dalam ruang fikir dan rasa. Aku percaya komitmen dalam ruang rasaku, aku tidak mempercayainya dalam ruang fikirku, sekali waktu. Di waktu yang berbeda, apa yang aku rasa dan fikirkan juga berbeda untuk keduanya. Di waktu yang lainnya, aku tidak berfikir dan berasa untuk keduanya. Honey, for me, there is a distinction between belief in a set of propositions and faith wich enables to put our trust in them. Long days ago, before you come in my life, I as a child, I had a number of strong beliefious in love. In my imagination, some day I’ll meet my princes whose ride white horse and take out my love at all. We living in spirit of love.[cerita ini pernah juga aku utarakan kepadamu]. Aku putrinya dan kamulah penunggang kuda putih(?). Malam yang kamu sebut ruang kosong, sebenarnya hanya aku yang pantas merasakannya. Kamu tidak terlihat kosong untuk malam itu. I was unhappily aware that what imagination about princes whose ride white horse I had, had some how been manufactured by myself. The imagination that I accepted without question as a child were indeed book-made. Suddenly, you came to me, give me a reasons to answers a lot of question about my life, my destiny goals. Itulah kamu malam itu. pacar sehari yang aku miliki untuk sehari. Now I no longer felt so guilty and anxious about comitment, it become too remote to be a reality. Eventually, with regret, I left it. Tunanganku ialah komitmen, tidak aku biarkan kamu merusak komitmen itu untuk satu waktu. Yang selayaknya kamu lakukan ialah menjadikan kita sebuah komitmen, dan tidak akan aku biarkan tunanganku merusaknya.
http://www.bagaskarakawuryan.wordpress.com
cakra bagaskara manjer kawuryan
Pacar sehariku, ada syair yang kamu tulis sangat indah: “...Kini, seusai badai yang telah mampu menghempas rajawali dari angkasa Serpihan gulana masih menghendaki meruang dalam batin Membangun prasasti pertanda itu nyata Akan datang warna jernih berbinar saat peluh tangis meredup Dari balik tabir duka menjelang berkas cahaya suci Sudra akan memagut tiap harum yang tertinggal Akan tiba jua saat yang berbeda, namun kini biarlah nikmati saja ramuan jelaga…” Sungguh aku memahaminya. Kamu setarakan aku dengan rembulan; nabastala. Maka aku, nabastala, berbicara : “Genggaman jemari seolah menguat kembali untuk merengkuh kepingan lontar Menuliskan aksara satu persatu menjadi syair Cukuplah menjadi nabastala Tak ada lagi hidup yang merekahi sudra Biarkan tetap disana… Sampai detik raga menyapa pasti” Honey, aku jadikan kamu pacar sehari untuk tiap harinya. Lets we talk infront of the world. I’m not afraid. Because i never give up under define of comitment. Komitmen, tidak ada yang pernah nyata untuk di kecap darinya, imajinasi kitalah yang menjadikannya tetap bersemayam dalam keagungan yang kita buat sendiri. Anehnya, masih ada seseorang merasa perjalanan kehidupannya telah menemukan kesempurnaan tanpa cela saat ia berkomitmen dengan pasangannya. Mengagungkannya tanpa batas. Bukan hanya kepada komitmen ia berikan posisi agung, juga pada pasangannya. Jika Tuhan ia percayai, bukan hal yang tidak mungkin Tuhan diposisi-dua-kan atas nama komitmen, atas nama pasangannya. Naif. Honey, aku bersedih untuk kehidupan semacam itu. “Esok, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Esok, kita tak pernah tahu arti komitmen” Thanks God. I meet you.
http://www.bagaskarakawuryan.wordpress.com
cakra bagaskara manjer kawuryan