contoh laporan KP tinjauan khusus pemancangan spun pile BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Sebagai salah satu upaya mengantisipasi akan pemenuhan kebutuhan perumahan (papan) di kota Pekanbaru, maka pemerintah memerlukan kebijakan untuk pembangunan model baru yaitu pembangunan ke arah vertikal dengan tetap bertahan di pusat kota. Jenis bangunan ini berupa rumah susun/apartemen/ kondominium. Kebutuhan apartemen di kota Pekanbaru ini diberlakukan mengingat permasalahan utama yang di hadapi dalam penyediaan sarana pemukiman bagi penduduk di kota ini adalah luas tanah bertambah bahkan semakin hari tanah yang tersedia semakin berkurang. sementara itu jumlah penduduk di kota ini terus meningkat. Pemerintah telah mengeluarkan UU No. 16 tahun 1985 tentang apartemen (UURS). Undang-undang tersebut kemudian dilengkapi dengan beberapa peraturan pelaksanaan yaitu, Peraturan pemerintah No. 4 tahun 1988, tentang bentuk dan tata cara pengisian serta pendaftaran Akta Pertahan Nasional No. 4 tahun 1989 tentang bentuk dan tata cara pembuatan buku tanah serta Penerbitan Sertifikat Hak Milik atas Satuan Apartemen . Pembangunan Apartemen sudah dimulai sejak Desember 2012 dan selesai akhir Desember 2014, yang dimenangkan oleh PT.AMARTA KARYA (Persero). 1.2 Tujuan Proyek 1.2.1 Tujuan Umum Pembangunan Apartement Jasmine Residence Pekanbaru-Riau merupakan pembangunan apartemen pertama yang dapat membantu perkembangan kota Pekanbaru. 1.2.2 Tujuan Khusus` Tujuan khusus dibangunnya Apartement Jasmine adalah: 1. Menyediakan suatu hunian dalam jumlah banyak pada lahan terbatas dengan cara pembangunan secara vertikal. 2. Menciptakan suatu ruangan hidup yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Pekanbaru. 3. Membuat suatu hunian yang menyediakan berbagai fasilitas rekreasi dan olahraga sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan relaksasi mental dan kebugaran fisik bagi masyarakat Pekanbaru.
1.3 Struktur Organisasi Proyek
dalam suatu proyek pembangunan harus memiliki suatu struktur organisasi royek.hal ini di dimaksudkan agar pelaksanaan proyek tersebut bisa di kelola serta terkontrol dan terleksana dengan baik. Adapun struktur organisasi proyek ini adalah sebagai berikut:
Keterangan : Hubungan Kontraktual : hubungan kerjasama yang dilakukan dengan kontrak antara pihak-pihak yang terlibat Hubungan Fungsional: hubungan yang dilaksanakan sehubung dengan fungsi dari setiap pihak. Gambar 1.1 Skema Hubungan Antara Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek
PT. Amarta Karya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti dan sejenisnya dimana perusahaan ini adalah milik pemerintah (BUMN) yang memilki akreditasi 7 di greatnya dan sekarang sedang menangani beberapa proyek di nusantara. Perusahaan ini telah berdiri sejak awal tahun 1960 kemudian berkembang dan berkembaang sampai sekarang ini. Keberadaan PT AMARTA KARYA seperti saat ini tidak terlepas dari sejarah berdirinya yang cukup panjang. Menjelang tahun 1960 NV Lindeteves Stokvis dan Fa. De Vri'es Robbe keduanya berkedudukan di semarang, kemudian mereka melakukan penggabungan / merger menjadi NV Constructie Werk Plaatsen De Vri'es Robbe Lindeteves, disingkat "Robbe Linde & Co" yang bergerak dalam bidang usaha Fabrikasi Konstruksi Baja. Setelah itu pada tahun 1962 Perusahaan ini dinasionalisasi menjadi Perusahaan Negara dengan nama PT Amarta Karya dengan bidang usaha yang sama. Pada tahun 1972, status PN Amarta Karya diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Amarta Karya, yang berkedudukan di Jakarta. sejak itu perusahaan meluangkan bidang usahanya ke dalam konstruksi bidang sipil, elektrikal dan mekanikal, disamping konstruksi baja yang sejak awal sudah merupakan core business-nya. Sedangkan dalam usaha meningkatkan pelayanan untuk memenuhi kepuasan Pelanggan secara berkesinambungan, telah dilakukan upaya-upaya peningkatan pemahaman dan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, yang merupakan peningkatan dari ISO 9001:2004 yang sertifikatnya telah diperoleh sejak tahun 1996. Saat ini Perusahaan juga telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007 yang tidak hanya bisa membangun konstruksi sipil tapi juga meningkatkan
keamanan dan keselamatan kerja bagi para pekerjanya. Dengan Visi dan Misi yang dirumuskan kembali dan bidang usaha yang dikelompokkan menjadi Jasa Konstruksi Spesialis dan Industri Penunjang Konstruksi, sesuai dengan core competence Perusahaan, diharapkan peningkatan kinerja akan dapat dicapai, sehingga sebagai BUMN akan dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan Negara dan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi Karyawannya. 1.31 hubungan antar intitusi proyek Adapun penjelasan hubungan kerja ketiga unsur utama pengelola pelaksanaan proyek dari gambar 1.1 sebagai berikut : a. Hubungan Antara Pemilik (Owner) dan Kontraktor Hubungan kerja antara pemilik dan kontraktor adalah hubungan kerja yang bersifat kontraktual dan fungsional. Kedua belah pihak diikat dengan kontrak, dimana kontraktor berkewajiban menjalankan semua pekerjaan yang tertulis dalam kontrak sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana. Pemilik proyek memperoleh pelaksanaan proyek yang sebaik-baiknya tepat waktu dengan harga yang ekonomis. Dalam pelaksanaan proyek, kontraktor dapat melakukan koordinasi kepada pemilik proyek, dan mengusulkan perubahan desain berikut metode pelaksanaan dan perhitungannya, jika dianggap perencanaan awal kurang tepat ataupun jika ada pekerjaan yang dianggap perlu dalam penyelesaian proyek yang belum ada dalam kontrak. Kontraktor berhak atas jasa yang harus diterimanya dari Pemilik sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani. b. Hubungan Pemilik Proyek (Owner) Dengan Tim Pengawas Konsultan pengawas yang ditunjuk oleh pemilik proyek diikat dengan suatu ikatan kerja (kontrak kerja), antara lain berisikan kewajiban dari konsultan pengawas untuk melaksanakan tugas yang diberikan pemilik dengan baik dan penuh tanggung jawab. Sedangkan pemilik berkewajiban memberikan imbalan jasa kepada konsultan pengawas berupa pembayaran yang diatur dalam perjanjian kontrak kerja. Dalam melaksanakan tugasnya apabila konsultan pengawas menemui permasalahan pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor maka konsultan pengawas mengkoordinasikan kepada pemilik proyek dan pemilik proyek dapat mengambil suatu keputusan pemecahan masalah. Dalam proyek ini, yang bertindak langsung sebagai pengawas adalah CV. Panca Mandiri Konsultan. c. Hubungan konsultan MK Dengan Kontraktor Hubungan Konsultan adalah hanya sebatas hubungan fungsional dalam pelaksanaan pekerjaan dimana konsultan berhak menyetujui/menolak sesuatu bahan/material dan kontraktor wajib mematuhinya bila tidak menyimpang dari kontrak yang telah disepakati. Adapun antara konsultan pengawas dengan kontraktor melakukan hubungan fungsional dimana konsultan pengawas melakukan pengawasan sesuai dengan bestek dan gambar yang mengikat kepada kontrak masing-masing, sedangkan kontraktor menjalankan tugasnya sesuai dengan kontrak dan bestek yang ada. d. Hubungan Kontraktor dengan Subkontrakor Hubungan antara kontraktor dengan Sub Kontraktor terdapat suatu garis koordinasi pekerjaan yang terikat oleh kontrak kerja antara keduanya. Sub Kontraktor harus menyediakan kebutuhan kontraktor pelaksana dengan memenuhi syarat kualitas maupun kuantitas. Antara kontraktor pelaksana dengan kontraktor pendukung terdapat suatu kontrak kerja tersendiri. Dalam hal ini, kontraktor pelaksana dapat memberikan perintah kepada sub kontraktor. e. Hubungan Pemerintah dengan Pemilik, Konsultan dan Kontraktor Hubungan antara pemerintah dengan pemilik, konsultan dan kontraktor adalah berupa hubungan kepatuhan yang mana hubungan kepatuhan disini adalah semua yang dilakukan oleh pemilik, konsultan dan kontraktor untuk pembangunan tersebut harus sesuai dengan aturan atau undang-undang yang telah ditentukan oleh pemerintah. Artinya semua pihak yang terlibat harus patuh dan tunduk pada peraturan tersebut.
1.3.2 Wewenang dan tanggung jawab dalam proyek Adapun penjelasan bagian-bagian unsur dalam proyek dari gambar 1.1 sebagai berikut : a Owner/Pemilik Owner/pemilik proyek adalah suatu badan usaha maupun perorangan, instansi pemerintah, atau swasta yang memberikan atau menyuruh untuk merencanakan, mengerjakan atau mengawasi suatu pekerjaan/proyek, dalam hal ini yang merupakan owner adalah Samuel A. P. Tumondo. Wewenang owner/pemilik adalah : 1. Berwenang mengambil keputusan, terhadap masalah yang timbul guna menunjang kelancaran operasi proyek berdasarkan ketentuan yang diatur dalam kontrak. 2. Memberikan tugas kepada perencana untuk membuat gambar rencana serta menyetujui setelah disepakati, memberikan gambaran dan pedoman perencanaan yang akan dibuat biaya perencanaan. 3. Mengadakan pelelangan serta menetapkan pelaksana sesuai dengan harga borongan melalui konsultan perencana, dan memberi surat perintah kepada pelaksana. 4. Menentukan harga borongan yang disesuaikan melalui konsultan perencana dan menghitung kembali hasil perencanaan serta menyetujui bila telah disepakati, memberikan gambaran dan pedoman perencanaan yang akan dibuat oleh perencana serta biaya perencanaan. Tanggung jawab owner/pemilik adalah: 1. Menjamin kelancaran secara kooperatif (kerja sama) atas penyelenggaraan manajemen proyek, berawal dari rencana yang terpad (komprehensif) hingga pelaksanaan berakhir. 2. Membayar seluruh biaya perencanaan, pekerjaan, pengawasan sesuai dengan perjanjian dalam kontrak yang telah disetujui kedua belah pihak. b Konsultan MK Konsultan MK adalah pihak yang diserahi tugas oleh owner untuk membuat laporan perencanaan, manajemen proyek dan melaporkan kepada owner segala sesuatu tentang proyek selama batas wewenangnya. Pada proyek Pembangunan Apartemen Jasmine Residence ini yang bertindak sebagai konsultan perencana adalah Konsultan Perencana (Arsitek) Jimmy Patty Architect dan Konsultan Perencana (Struktur) Andre Novan, ST, MT, IPU. Wewenang Konsultan MK adalah : 1. Melakukan perubahan desain apabila terjadi penyimpangan pekerjaan pelaksanaan, di lapangan yang tidak memungkinkan. 2. Menentukan standar dan peraturan yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi (spesifikasi teknis). 3. Memberikan penjelasan kepada kontraktor tentang segala sesuatu yang harus dikerjakan atau yang kurang jelas dan meragukan. Tanggung jawab Konsultan Perencana adalah : 1. Mempersiapkan proses pelaksanaan tender atau pelelangan. 2. Dalam proses pelelangan konsultan perencana bertugas membantu menyiapkan dokumen lelang yaitu antara lain data-data Kepres, syarat-syarat tender, perubahan desain serta mengevaluasi dan menilai kontrak mana yang lebih berkualitas. 3. Membuat sketsa gagasan yang kemudian diserahkan dalam bentuk gambar rencana, membuat gambar kerja dan syarat-syarat teknis pekerjaan serta membuat rencana anggaran biaya dan schedule pelaksanaan (yang akan dijadikan sebagai patokan oleh pemilik dalam melakukan pelelangan). 4. Bertanggung jawab penuh atas segala apa yang direncanakan termasuk perhitungan konstruksi. c. Konsultan pengawas Konsultan Pengawas adalah badan usaha atau pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk mewakili pihak proyek dalam memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pekerjaan di lapangan pada batas-batas yang telah ditentukan baik secara teknis
maupun administratif dan kemudian memberikan laporan kepada pemilik proyek. Pada proyek Pembangunan Apartemen Jasmine Residence ini yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah CV. Panca Mandiri Konsultan.
d. Kontraktor Kontraktor ialah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek dengan perjanjian kontrak setelah melalui proses pelelangan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar kerja, peraturan-peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak perencana. Apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan oleh kontraktor sesuai dengan perjanjian kontrak maka hasil pekerjaan itu diserahkan kepada pemilik. Pada proyek Pembangunan Apartemen Jasmine Residence ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. Amarta Karya. Wewenang Kontraktor adalah : 1. Berhak untuk menanyakan atau mengkonsultasikan kepada owner dan konsultan perncana jika ada sesuatu pekerjaan yang direncanakan, seperti gambar rencana tidak sesuai dengan kondisi lapangan, atau jika ditemukan kejanggalan dalam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja/kontrak. 2. Membentuk struktur organisasi di lingkungan sendiri. 3. Menjaga keamanan dan ketertiban umum ditempat pekerjaan dan memberikan jaminan keselamatan kerja kepada staf atau pekerja yang mempunyai hubungan dengan kontraktor, seperti Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK). 4. Mempunyai hak untuk menerima pembayaran menurut peraturan yang berlaku dalam Perjanjian Kontrak. Tanggung jawab Kontraktor adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kontrak beserta lampirannya. 2. Bertanggung jawab atas waktu penyelesaian pekerjaan tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. 3. Menyerahkan hasil pekerjaan yang telah selesai dikerjakan kepada pemberi tugas sesuai dengan perjanjian kontrak. 4. Bertanggung jawab atas semua peralatan konstruksi, metode pelaksanaan, urutan pekerjaan dan prosedur pengkoordinasian semua bagian pekerja yang tercantum dalam kontrak. 5. Menyediakan tempat rapat direksi serta fasilitas dan menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. 6. Bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan pekerjaan akibat kelalaian sendiri. 7. Membuat laporan kepada pemilik proyek atas kemajuan dan kendala suatu pekerjaan. e. Sub kontraktor Subkontraktor adalah pihak ketiga yang dilibatkan oleh kontaktor utama dalam suatu pekerjaan konstruksi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang memerlukan tenaga ahli khusus. Pekerjaan yang dilakukan oleh subkontraktor untuk dan atas nama kontraktor utama. Oleh karenanya maka sub kontraktor ini bertanggung jawab terhadap kontraktor utama, kontraktor utama mempunyai kebebasan untuk menentukan berapa jumlah sub kontraktor yang akan diajak bekerjasama. Sub Kontraktor mempunyai tanggung jawab dan wewenang antara lain : a. Bertanggung jawab langsung terhadap kontraktor utama tentang segala sesuatu hasil dari pekerjaan yang telah dilaksanakan; b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya dan menyerahkan hasil pekerjaannya tersebut pada kontraktor utama sesuai dengan batas waktu
1.3.3 Struktur Organisasi PT. Amarta Karya
` Gambar 1.2 Stuktur Organisasi PT. Amarta Karya
1.3.4 Project Manager (Manager Proyek) Projeck Manager adalah penanggung jawab utama dalam pengelolaan agar berjalannya proyek. Seorang Projeck Manager selalu bertanggung jawab pada sumber daya yang diperlukan efesiensi waktu, yang mana terkait dengan mutu dan tenaga ahli yang professional, dan pengendalian biaya yang terorganisir dengan baik. 1.3.5 Site Manager Site Manager menpunyai tugas, antara lain yaitu: a. Mengkoordinir kegiatan proyek dilapangan b. Menghitung pekerjaan tambahan yang kurang c. Mengontrol gambar, pelaksanaan, serta perhitungan konstruksi d. Mengadakan pengukuran dan pengujian hasil pekerjaan lapangan. 1.3.6 Quality Contol (Pengawasan Mutu) Pengawasan mutu merupakan salah satu fungsi yang terpenting dari suatu perusahaan pabrik. Oleh karena itu, umumnya setiap perusahaan pabrik merupakan fungsi pengawasan mutu. Pengawasan mutu adalah agar spesifikasi produk yang telah di tetapkan sebagai standar dapat tercermin dalam produk/hasil akhir. 1.3.7 Surveyor Surveyor adalah seorang yang melakukan pemeriksaan atau mengawasi dan mengamati suatu pekerjaan lainnya. Tugas surveyor adalah: a. Menyimpan data dan membuat gambar kerja (shop drawing) dari hasil survey awal. b. Membuat titik-titik pedoman dilapangan untuk pedoman pelaksanaan pekerjaaan. c. Melakukan pengecekan elevasi, dimensi, serta koordinat pada bagian kontruksi sebelum pekerjaan berikutnya dilaksanakan. d. Bertanggung jawab atas titik yang dibuat dilapangan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pekerjaan. 1.3.8 Administrasi Administrasi ini merupakan orang yang mengatur kegiatan administrasi yang berkaitan dengan penanganan proyek dan pengendalian mutu jenis pekerjaan utama. Administrasi tugas sebagai: a. Menyelenggarakan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan proyek.
b. c.
Mengatur dan memenuhi kebutuhan pelaksanaan proyek. Menyelenggarakan tata usaha surat menyurat.
1.3.9 Pelaksana Pelaksana adalah yang mengatur pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Tugas pelaksana adalah: a. Mengawasi pekerjaan sesuai dengan proyek. b. Membuat laporan mingguan dan bulanan. 1.3.10 Keuangan Keuangan adalah bertanggung jawab atas keuangan kantor dalam melaksanakan tugas atau fungsinya. Ada pun tugas sebagai keuangan yaitu: a. Mengatur keuangan kantor. b. Mengkoordinir uang masuk dan uang keluar suatu perusahaan.
BAB II PELAKSANAAN PROYEK 2.1 Proses Pelelangan Pelelangan adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang. Secara umum menurut peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2010 ada beberapa cara pelaksanaan pelelangan atau tender pada suatu proyek, yaitu : 1. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat. 2. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. 3. Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 4. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 5. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat. 6. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 7. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. 8. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan Barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. 9. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan
cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. 10. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung. 2.1.1 Sistem Pelelangan Apartemen Jasmine Resident dengan PT. Amarta Karya (Persero) Sistem dalam pelelangan ini yang dipakai adalah tebatas dan tertutup. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Semua calon penyedia barang/jasa yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diperlakukan sama dalam pelaksanaan lelang. Baik pemerintah maupun Swasta telah banyak melaksanakan pengadaan barang dan jasa dengan metode pelelangan tersebut, dalam rangka pelaksanan proyek yang dibiayai dengan dana pribadi/swasta. Adapun pada pagu dana tidak di beritahukan kepada peserta tender melainkan hanya spesifikasi bangunan dan volume pekerjaan yang di beritahukan. Tujuan tender terbatas adalah untuk menyediakan semua calon yang memenuhi syarat penawaran dengan pemberitahuan tepat waktu dan mendapatkan calon yang benarbenar mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semua calon peserta tender harus diberikan peluang yang sama dalam mengikuti tender tersebut. a. Pengumuman Prakualifikasi Undangan peserta tender prakualifakasi proyek pembangunan Apartemen Jasmine Residence dilakukan melalui surat undangan resmi secara tertulis kepada peserta lelang dari pemilik dan konsultan perencana Apartement Jasmine Resident untuk menyusun dan mempersiapkan persyaratan-persyaratan lelang pembangunan Apartemen Jasmine Residence Pekan Baru. Dimana undangan peserta tender hanya ditujukan hanya kepada perusahaan-perusahaan milik Negara (BUMN) yang telah banyak berpengalaman dalam bidang konstruksi, salah satunya adalah PT. Amarta Karya (Persero). Penayangan atau pengumuman prakualifikasi diberitahukan paling kurang 7(tujuh) hari kerja kepada peserta tender. Setelah itu, terpilihlah CV Panca Mandiri sebagai kosultan perencananya. b. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Kualifikasi Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi proyek pembangunan Apartemen Jasmine Residence dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan 1(satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi. Dari PT. Amatra Karya menunjuk salah seorang staf yang berpengalaman dalam bidangnya untuk langsung datang ke Pekanbaru untuk mendaftar sebagai peserta lelang dan pengambilan dokumen kualifikasi lelang. c. Pemasukan dan Evaluasi Dokumen Kualifikasi Pemasukan dokumen hendaknya dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan. Jika ada keterlambatan, batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi paling kurang 3 (tiga) hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman kualifikasi. Evaluasi dokumen kualifikasi peserta wajib untuk menunjuk staf yang berpengalaman untuk melangsungkan evaluasi terhadap dokumen kualifikasi tersebut. d. Pembuktian Kualifikasi Pembuktian dokumen kualifikasi dilakukan langsung oleh peserta tender bersama panitia penyeleksi dokumen untuk mengesahkan persyaratan peserta lelang, sehingga panitia menetapkan peserta lelang yang memenuhi persyaratan. Sebagai peserta lelang, PT. Amatra Karya menunjuk salah seorang stafnya untuk melakukan pembuktian dari dokumen yang diajukan. Jika, adanya kekurangan atau pembuktian kesalahan/pemalsuan dokumen yang diajukan peserta lelang, panitia lelang berhak langsung mengdiskualifikasi peserta lelang. e. Pengumuman Hasil Kualifikasi Setalah dilakukanya pembuktian kualifikasi, panitia berkewajiban mengumumkan hasil kualifikasi kepada peserta lelang yang memenuhi persyaratan lelang pembangunan
Apartemen Jasmine Residence Pekan Baru melalui surat resmi secara tertulis dari pihak Jasmine Residence. Pada pengumuman PT. Amarta Karya (Persero) temasuk salah satu peserta yang lulus kualifikasi. f. Sanggahan Kualifikasi Masa sanggah terhadap hasil kualifikasi dilakukan selama 5(lima) hari kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi. g. Undangan Undangan peserta lelang/seleksi kepada peserta yang lulus kualifikasi disampaikan 1(satu) hari kerja setelah selesainya masalah sanggah. h. Pengambilan Dokumen Pemilihan Pengambilan Dokumen Pemilihan dilakukan sejak dikeluarkannya undangan lelang/seleksi sampai dengan 1(satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan dokumen Penawaran. i. Pemberian Penjelasan Pemberian penjelasan dilaksanakan paling cepat 4 (empat) hari kerja sejak tanggal undangan lelang/seleksi. j. Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap I Pemasukan dokumen penawaran dimulai 1 (satu) hari kerja setelah pemberian penjelasan sampai dengan paling kurang 7 (tujuh) hari kerja setelah ditanda tanganinya berita acara pemberian penjelasan. Dari PT. Amarta Karya menunjuk salah seorang stafnya untuk memasukan dokumen penawaran tahap pertama kepada panitia lelang. k. Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap I Pembukaan dokumen penawaran tahap I dilakukan setelah adanya surat panggilan dari panitia lelang untuk mengajukan penawaran pertama sesuai waktu yang telah ditentukan. Pembukaan Berkas Penawaran Tender yang mana merupakan momen penting dalam keseluruhan proses tender. Peserta lelang wajib untuk menunjuk seorang staf berpengalaman untuk melaksanakan Pembukaan Berkas Penawaran Tender. Ketidaklayakan dalam prosedur Pembukaan Berkas Penawaran Tender akan berakibat fatal dan sebagai akibatnya akan menganulir keseluruhan proses tender yang akan bermuara pada tertundanya seluruh pelaksanaan proyek dan terbuangnya waktu dan biaya secara sia-sia. Tata Pelaksanaan Pembukaan Berkas Penawaran Jasmine Residence dalam hal ini diwajibkan untuk menjaga kelayakan tata-tertib prosedur sebagai berikut : a. Melangsungkan Pembukaan Berkas Penawaran Tender dengan mematuhi ketentuan prosedur sebagaimana termuat di dalam ITB (Instruction to Bidder)/Instruksi bagi peserta tender untuk semua Berkas Penawaran Tender yang diterima sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Istilah “Pembukaan Berkas Penawaran Tender” dapat menimbulkan salah pengertian; jika halnya suatu Berkas Penawaran Tender dibatalkan atau diralat dalam batas waktu yang ditentukan tersebut maka Berkas Penawaran Tender terdahulu harus dikembalikan dalam keadaan belum dibuka kepada peserta lelang tersebut. Dalam hal ini kecermatan dalam penanganan, pembukaan maupun pencatatan Berkas Penawaran Tender sangat penting untuk diperhatikan. b. Memastikan bahwa semua Berkas Penawaran Tender yang diterima sesuai dengan persyaratan batas waktu tidak ada yang luput dalam tahap Pembukaan Berkas Penawaran Tender. Semua Berkas Penawaran Tender yang tidak dibuka dan dibacakan pada saat Pembukaan Berkas Penawaran Tender tidak dapat diproses lebih lanjut. c. Tidak meluputkan satu pun Berkas Penawaran Tender pada saat Pembukaan Berkas Penawaran Tender kecuali terhadap Berkas Penawaran Tender yang diterima di luar batas waktu yang telah ditentukan. Secara teknis, Berkas Penawaran Tender yang tidak tepat waktu tidak dapat diikutsertakan ke dalam proses Pembukaan Berkas Penawaran Tender. d. Memeriksa Berkas Penawaran Tender pada saat Pembukaan Berkas Penawaran Tender berdasarkan ketentuan-ketentuan di dalam ITB (Instruction to Bidder). Namun demikian, panitia lelang diwajibkan untuk memeriksa keabsahan dokumen (Surat Kuasa Hukum Pengacara ataupun dokumen ekuivalen lainnya sebagaimana dengan mengkonfirmasikan keabsahan suatu modifikasi Berkas Penawaran Tender, pembatalan Berkas Penawaran Tender ataupun ralat Berkas
Penawaran Tender karena Berkas Penawaran Tender yang dibatalkan atau diralat tersebut selayaknya tidak untuk dibuka dan dibaca oleh panitia lelang. l.
Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I Setelah selesainya peserta lelang melakukan penawaran, panitia lelang melakukan evaluasi terhadap penawaran yang diajukan dan pengambilan kesimpulan dari penawaran yang diajukan peserta lelang. m.
Penetapan Peserta Yang Lulus Evaluasi Tahap I Setelah evaluasi dilakukan, peserta lelang telah mendapatkan peserta yang telah lulus evaluasi tahap pertama sesuai dengan pembuktian penawaran. evaluasi Berkas Penawaran Tender peserta lelang wajib untuk menunjuk staf yang berpengalaman untuk melangsungkan evaluasi terhadap Berkas-Berkas Penawaran Tender tersebut. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat evaluasi dapat menimbulkan keberatan dari para peserta tender sehingga Berkas-Berkas Penawaran Tender harus dievaluasi ulang yang akan bermuara pada tertundanya pelaksanaan proyek dan terbuangnya waktu dan biaya secara sia-sia.Untuk itu Panitia lelang diwajibkan untuk: 1. Menjaga kerahasiaan proses evaluasi Berkas Penawaran Tender secara ketat. 2. Menolak segala bentuk tawaran ataupun tekanan yang bermaksud untuk mempengaruhi hasil akhir evaluasi, termasuk pula hal pemalsuan data dan korupsi. 3. Menerapkan seluruh kriteria kualifikasi dan evaluasi yang tercantum di dalam Bidding Document (BD) secara ketat. n.
Pemberitahuan/Pengumuman Peserta Yang Lulus Evaluasi Tahap I Pengumuman peserta lelang yang lulus evaluasi pertama dilakukan setelah 1(satu) hari penetapan peserta yang lulus evaluasi tahap pertama. o.
Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap II Pemasukan dukumen penawaran tahap II dilakukan setelah adanya pengumuman peserta lelang yang lulus penawaran tahap I, dan setelah adanya peserta lelang bersama panitia lelang melakukan tinjauan lokasi langsung ke lapangan untuk mengetahui keadaan lokasi yang akan dibangun dan pemasukan dokumen berdasarkan waktu yang telah ditentukan. p. Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap II Pembukaan dokumen penawaran tahap II dilakukan setelah adanya surat panggilan dari panitia lelang sesuai waktu yang ditentukan untuk mengajukan penawaran tahap II, dan penjelasan penawaran didepan panitia lelang. q.
Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap II Setelah selesainya pembukaan dokumen penawaran tahap II, panitia mempelajari dan melakukan evaluasi terhadap dokumen penawaran yang diberikan untuk mendapatkan peserta lelang yang memenuhi kriteria harga yang pantas.
r.
Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan; Setelah adanya evaluasi terhadap dokumen penawaran tahap II, panitia lelang berkewajiban membuat berita acara hasil pelelangan yang akan diberitahukan kepada owner/pemilik. s.
Penetapan Pemenang Setelah adanya hasil keputusan lelang, panitia lelang dan owner/pemilik menetapkan pemenang lelang yang memenuhi persayaratan secara teknis dan secara finansial.
Panitia membuat kesimpulan dari hasil evaluasi harga dan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP). Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) memuat hasil pelaksanaan pelelangan, termasuk cara penilaian, rumus-rumus yang digunakan, sampai penetapan urutan pemenangnya berupa daftar peserta pelelangan yang dimulai dari harga penawaran terendah. BAHP ditandatangani oleh ketua dan semua anggota panitia atau sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota panitia. Panitia menetapkan calon pemenang lelang yang memasukkan penawaran yang menguntungkan bagi pemilik dalam arti : 1. Penawaran secara administratif dan teknis dapat dipertanggungjawabkan. 2. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin hasil produksi dalam negeri. 4. Penawaran tersebut adalah terendah di antara penawaran yang memenuhi syarat. 5. Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP), Surat Persetujuan Penetapan Hasil Evaluasi Lelang, maka ditetapan penyedia barang/jasa Pembangunan Apartemen Jasmine Residence yaitu: PT. Amarta Karya (Persero).
t.
Pengumuman Pemenang Setelah adanya penetapan pemenang-pemenang lelang, panitian lelang menggumumkan pemenang lelang kepada peserta lelang melalui surat resmi secara tertulis yang di dikirim langsung ke alamat peserta lelang. u.
Sanggahan
masa sanggah terhadap hasil lelang/seleksi selama 5(lima) hari kerja setelah pengumuman hasil lelang/seleksi dan masa sanggah banding selama 5 (lima) hari kerjasetelah menerima jawaban sanggahan. v. Penunjukan Penyedia Barang/Jasa. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang lelang/seleksi apabila tidak ada sanggahan, atau setelah sanggahan dijawab dalam hal tidak ada sanggahan banding. w. Kontrak Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Apartemen Jasmine Residence dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan Nomor Kontrak 001/JRI/VII/12. Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas)hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ, yang ditanda tangani pada tanggal 10 Juli 2012. Dimana yang langsung menanda tangani surat kontrak Apartemen Jasmine Residence adalah Samuel A. P. Tumondo selaku pemilik dan Firman Sri Sugiharto selaku Project Manager dari PT. Amarta Karya. Kontak yang dipakai pada proyek pembangunan Apartemen Jasmine Residence adalah kontrak Unit Price, dengan ruang lingkup nilai pekerjaan struktur sekitar Rp.66.100.000.000,00, mekanikal, elektrikal dan finishing sekitar Rp.63.900.000.000,00. Pengerjaan proyek ini selama 2 (dua) tahun kalender. Adapu sumber dana itu sendiri berasal dari perusahaan pengelola properti yang bernama Jasmine Residence.
2.2 Data-Data Proyek 2.2.1 Data Umum Proyek Pekerjaan : Pembangunan Apartement Jasmine Residence Pekanbaru-Riau Lokasi : Jl.Soekarno-Hatta, Pekanbaru-Riau Gambar 2.1 Denah Pelaksanaan Pembangunan Apartemen Jasmine Residence Sumber (PT.Amarta karya) Gambar 2.2 Tampak Depan Apartemen Jasmine Residence Yang Di
Rencanakan SumBer ( PT,Amarta Karya )
Kontrak a. Struktur b. Mekanikal,elektrikal & Finishing Waktu Pelaksanaan Mulai Selesai Waktu Pemeliharaan Fungsi Bangunan Sistim Pembayaran Pihak-pihak yang terlibat Pemilik Konsultan Perencana Konsultan Perencana ME Arsitek Konsultan Pengawas Kontraktor Pelaksana Alamat Kontraktor
: Rp.66.100.000.000,00 : Rp.63.900.000.000,00 : 2 tahun : 10 Juli 2012 : 10 Juli 2014 : 365 hari kalender (12 bulan) : Apartemen : Bulanan : PT. Jasmine Residence : Andre Novan, ST, MT, IPU. : Geometrik Teknik : Jimmy Petty : CV. Panca Mandiri Konsultan : PT. Amarta Karya (Persero) : Jl. Veteran No.112 ,Bekasi 17141
Persyaratan-persyaratan mengenai pelaksanaan pembangunan, bahan-bahan, dan alatalat yang digunakan harus mengikuti peraturan-peraturan umum yang berlaku. 2.2.2 Data Teknis Proyek Data-data teknis proyek 1. Jenis bangunan
: Bangunan bertingkat17 (tujuh Belas ) Lantai 2. Jenis struktur : Beton bertulang 3. Jenis atap : Dak atap 4. Luas tanah : ± 8000 m2 5. Luas bangunan : ± 30.000 m2 semua lantai 6. Tinggi bangunan dari lantai basement hingga lantai 17 : ± 55.00 M 7. Pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang pancang dengan diameter 600 mm. Kedalaman ±35.000 mm dengan lantai kerja 100 mm dan coran beton bertulang sedalam - 1500 mm. Menggunakan beugel spiral D19-200 dan kedalaman pada 1300 mm dari dasar pile cap menggunakan beugel spiral D22-150. Tulangan pokok memakai tulangan 24 D19. Setiap sambungan berukuran panjang 40D. 8. Dalam pelaksanaan pembangunan struktur bangunan menggunakan struktur beton bertulang dengan pedoman gambar rencana 9. Pekerjaan penulangan kolom dilakukan dengan cara perakitan dan instalasi langsung dilapangan mm, 1200 Ukuran kolom yaitu 1200 x 700 mm,1200 x 650 mm,1200 x 600 x 400 mm,1000 x 400 mm dan ukuran 800 x 400 mm.Dengan menggunakan tulangan D25, D10. 10. Pekerjaan balok seiring dengan pekerjaan plat lantai. 11. Ukuran balok adalah 450 x 650 mm, 500 x 650 mm, 900 x 600 mm, 500 x 600 mm, 800 x 650 mm, 300 x 300 mm, 450 x 350 mm. 12. Untuk pengadaan beton menggunakan ready mix dari PT. Farika Riau Perkasa. 2.2.3 Master schedule Yaitu jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan dari saat proyek dimulai sampai proyek berakhir. Master schedule merupakan pedoman untuk
membuat kurva S perencanaan dan kurva S aktual (pekerjaan yang telah dilaksanakan). Sehingga dapat dinilai kemajuan pekerjaan secara keseluruhan. 1. Monthly schedule Yaitu jadwal kerja yang disusun pada minggu terakhir setiap bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan pada bulan beriktunya.
2. 3.
Weekly schedule Yaitu jadwal rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam satu minggu. Daily schedule Yaitu jadwal kerja harian yang disusun dengan mengacu kepada weekly schedule.
BAB III TINJAUAN KHUSUS PELAKSANAAN PEKERJAAN TIANG PANCANG 3.1.
Pendahuluan Pelaksana kerja praktek pada proyek pembangunan apartemen jasmine residence Pekan Baru tinjauan kusus yaitu pemasangan atau pelaksanaan pekerjaan tiang pancang berbentuk bulat dan di ujung tiang pancang runcing boleh di katakan seperti pena. Fondasi tiang pancang ini di gunakan untuk sebuah gendung yang bersifat tinggi dan bangunan yang di tanah yang tidak keras,tiang pancang sutau kontruksi pondasi yang mampu menhan gaya orthogonal ( kemiringan ) pada umum nya tiang pancang ini di tanamkan tegak lurus ke dalam tanah agar dapat menahan gaya vertikal. 3.2 Persiapan Semua pekerjaan struktur memiliki persiapan terlebih dahulu agar lancar nya pekerjaan tersebut pada proyek pembangunan apartemen jasmine residence, khusus pekerjaan tiang pancang persiapanya adalah sebagai berikut persiapan tenaga kerja,persiapan bahan tiang pancang dan persiapan alat.
3.2.1 Persiapan Tenaga Kerja Persiapan tenaga kerja pada pekerjaan pemancangan ini di datangi oleh PT. Bintang Harapan Mulia dan jumlah untuk pekerjaan pemancangan 4 orang 3.2.2 Persiapan Alat Dalam pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan alat sebagai berikut : a. Mesin hammer yang mempunyai berat 6,3 ton. b. Crane service. c. Mesin las 3.2.3 Bahan yang di gunakan a. Pekerjaan pemasangan tiang pancang ini dilakukan terlebih dahulu dengan pengadaan tiang pancang,tiang pancang ini dipesan dari PT.Jaya Beton Jakarta tiang pancang ini di pesan sesuai dengan ukuran dan tipe yang di inginkan oleh PT.Amarta Karya ( Persero ) tiang pancang ini mempunyai panjang 12 meter b. Elektroda untuk pengelasan tiang pancang c. Kayu patok 3.3 Mobilisasi Tiang pancang ini di pesan langsung dari PT.Jaya Beton Jakarta di bawa menggunakan kapal laut kemudian di bawa ke lokasi menggunakan alat kontainer dan alat kontainer ini biasa membawa 8 buah tiang pancang dengan panjang 12 meter
Gambar 3.1 Tiang Pancang (Sumber : Dokumentasi Lapangan) 3.4 Pelaksanaan Pemancangan Tiang Pancang Pelaksanaan pekerjaan pemancangan tiang pancang di pancang di gunakan alat yakni mesin hammer yang mempunyai berat 6,3 ton. Tahap-tahap pelaksanaan yang berada di PT.AMARTA KARYA ( Persero ) sebagai berikut :
a. Persiapan Tiang Pancang Pekerjaan pemasangan tiang pancang dimulai terlebih dahulu persiapan dengan melakukan stok tiang pancang sesuai dengan kebutuhan
Gambar 3.2 Tiang Pancang (Sumber : Dokumentasi Lapangan) b. Penentuan Posisi Tiang Pancang posisi titik tiang pancang berdasarkan patok yang telah di sediakan yang sebelumnya telah dilakukan survey lapangan dan bedasarkan gambar perencanaan titik tiang pancang untuk menentukan patok tersebut menggunakan alat yaitu waterpaass c. waktu pemancangan pekerjaan pada proyek pembangunan apartemen setiap hari nya rata-rata 4 titik
tiang pancang satu titik tiang pancang mempunyai kedalaman 32 meter dan dalam satu titik tiang pancang yang tertanam hampir 3 buah tiang pancang dan sisa tiang pancang di potong dengan jumlah pekerja 4 orang, yang terdiri dari 2 operator mesin hammer dan crane service dan 2 orang nya lagi untuk mengatur tali seling. Waktu rata-rata sehari pekerjaan pemancangan yaitu jumlah tiang pancang yang di pancang perhari yaitu : pemancangan tiap hari x jumlah tiap titik = 4 titik x 3 tiang/ titik = 12 tiang/hari Volume tiang = ¼ π D2 = 0,25 x 3,14 x 3600= 2826 cm2 Berat tiang = volume tiang x berat jenis beton x panjang = 2826 m3 x 2400 Kg/m3 x 12 = 8138 = 8 ton Jumlah tiang yang dipancang permenit yaitu : 12 tiang/hari = 12 tiang/8 jam = 1,5 tiang /jam 1 titik = 1 jam / 1,5 tiang = 0,6667 1 titik = 0,6667 x 60 menit = 40 menit d.
Pelaksanaan Pemancangan Melakukan survey di lapangan dengan menggunakan meteran, di lanjutkan degan pemasangan patok, disetiap titik tiang pancang sesuai dengan bestek pengambilan tiang pancang di PT. Jaya Beton dan alat transportasi menggunakan container. Pelaksanaan pemancangan di mulai dari belakang agar mudah pekerjaan, tiang pancang yang sudah berada di lokasi di bawa oleh crane menuju ke mesin hammer,tiang pancang yang sudah berada di tempat pemancangan di tarik oleh tali seling yang berada pada hammer degan bantuan tali seling ini maka tiang pancang yang berada di atasnya di masukan ke dalam topi pemancang, setelah itu dilakukan lah proses pemukulan ratarata 31 kali pukulan untuk tiang pancang pertama, untuk tiang pancang yang kedua di lakukan pengelasan dan di saat proses masuknya tiang pancang di ukur menggunakan water pas agar terlihat masuk tiang pancang itu lurus
Gambar 3.3 Proses Pemukulan (Sumber : Dokumentasi Lapangan) Ada beberapa tahap penyambungan tiang pancang yang di lakukan dengan cara pengelasan yaitu dapat di lihat seperti pada gambar 3.5 1. Konstruksi sambungan tiang terdiri dari bagian kepala (atas) dan bagian bawah, seperti tampak pada Gambar 3.5 2. Pada bagian kepala dan bagian bawah tiang pancang diberi selubung baja yang dibuat secara terfabrikasi. 3. Selubung baja harus tahan terhadap pukulan selama proses pemancangan. 4. Selubung tiang bawah dan atas harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat alur untuk pengelasan. 5. Alur pengelasan harus cukup lebar sehingga lebar dan tebal las mampu menghasilkan kapasitas sambungan yang sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas tiang. 6. Dimensi selubung baja tiang pancang bawah dan atas harus sama.
Gambar 3.4 Proses Penyambungan Tiang (Sumber : Dokumentasi Lapangan) Pada saat pemancangan tiang pancang terakhir atau yang ke 4 di lakukan pengujian kalendering dengan melakukan pengamatan 12 kali pukulan mesin hammer berat 6.3 ton.jika penurunan yang terjadi pada tiang pancang tidak lebih dari 1 cm, maka pekerjaan pemancangan sebaiknya di hentikan karena sudah mencapai lapisan tanah keras yang di minta
Gambar 3.5 Proses Kalendring (Sumber : Dokumentasi Lapangan) 3.5 Keuntungan Dan Kerugian Tiang Pancang Ada beberapa keuntungan dan kerugian dalam menggunakan tiang pancang ini adalah sebagai berikut : 1. Keuntungan tiang pancang · Karena dibuat dengan sistem pabrikasi, maka mutu beton terjamin. · Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.. 2. Kerugian tiang pancang · Dalam pelaksanaan pekerjaan menimbulkan getaran dan bunyi yang keras. 3.6 Kendala-Kendala Yang Dihadapi Kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan proyek pembangunan apartemen jasmine residence adalah sebagai berikut: 1. Ketika dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi nya kerusakan alat mesin hammer sehingga proses pekerjaan menjadi lambat 2. Di saat pelaksanaan pekerjaan tiang pancang terjadinya hujan sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan tiang pancang
BAB IV
PENUTUP Demikianlah laporan Kerja Praktek ini dibuat dengan sebaik-baiknya. Jika dalam penyusunan laporan tersebut terdapat kelebihan atau kekurangan, baik itu dari segi bentuk maupun kelengkapan yang tertera saya mohon maaf. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membaca laporan ini. Semoga apa yang kita lakukan dapat menambah wawasan bagi orang banyak nantinya. Amiiin 4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari pelaksanaan KP yang telah dilakukan antara lain : Kesimpulan kerja praktek yang dilaksanakan selama 2 bulan, mulai tanggal 22 juli sampai 22 september tahun 2013 di proyek pembangunan apartemen jasmine residence. Secara garis besar dapat disimpulkan khususnya pada pekerjaan tiang pancang menggunakan mutu beton K-600, panjang 12 meter, yang mempunyai diameter 60 cm, tiang pancang diambil dari PT.jaya beton jakarta menggunakan kapal dan kontainer, alat yang digunakan pada pemancangan adalah mesin hammer, dengan adanya kerja praktek (kp) mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman kerja di lapangan khususnya pelaksanaan pekerjaan tiang pancang 4.2 Saran a. Pada saat di proyek harus waspada terhadap kondisi di lapangan. Untuk itu gunakan alat pelindung diri seperti sepatu safety, helm penutup kepala, dan jaket. b. Jika terjadi kerusakan mesin hammer di saat pekerjaan tiang pancang hendaklah kontraktor menghubungi mekanik secepatnya agar pekerjaan tiang pancang tidak terhambat
Daftar Pustaka Blogspot.Com/2012/06/Tahapan-Proses-Pemancangan-Tiang.Html#.Uo8kcnj9iza Hardiyatmo, H. C, 2003, Teknik Fondasi 2 Edisi Kedua, Beta Offset, Yogyakarta. Lauwtjunnji.Weebly.Com/Permasalahan-Pemancangan.Html Luquearmag.Mywapblog.Com/Metode Pemancangan-Tiang Pancang-Dengan.Xhtml Teknikkonstruksiku.Blogspot.Com/2011/02/Metode-Kalendering-PemancanganTiang.Html Www.Gobookee.Org/Proses-Penyambungan-Pondasi-Tiang-Pancang Yanti Nurma , A. 2012. Metode Kerja Proyek Pembangunan Gedung Kantor Badan Lingkungan Hidup, Bengkalis, Laporan The Job Training, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bengkalis.