UJIAN AKHIR SEMESTER UTILITAS Kode MK : TSP – 704
Disusun Oleh : Fathur Reza Al Fatoni
(14110030)
Muhammad Syauqi Firdaus
(15110046)
Florencia Ariesta Chandra
(16110001)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA SURABAYA 2018
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi dan istilah dalam utilitas
Definisi Fasilitas Bangunan : Fasilitas bangunan adalah kelengkapan suatu yang dapat menunjang unsur-unsur kemudahan pengguna bangunan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Definisi Utilitas Bangunan : Utilitas bangunan kelengakapan suatu bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi dan mobilitas dalam bangunan gedung 1.2 Utilitas untuk bangunan gedung Setiap bangunan disesuaikan kebutuhan utilitasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Utilitas bangunan antara lain :
Sistem penerangan dan listrik
Sistem perpipaan
Sistem penangkal petir
Sistem penghawaan
Sistem tata suara
Sistem transportasi dalam gedung
Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran
BAB II SISTEM PENERANGAN DAN LISTRIK 1.
PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK Instalasi listrik harus memenuhi ketentuan sitem instalasi listrik terdiri dari
suber daya, jaringan distribusi, papan hubung bagi dan pembebanan listrik dan penempatannya harus mudah diamati, dipelihara, tidak membahayakan, mengganggu dan merugikan bagi manusia, lingkungan dan instalasi lainnya.
2.
PENERANGAN / PENCAHAYAAN Kebutuhan pencahayaan dalam setiap ruangan berbeda berikut ini macam-
macam contoh kebutuhan pencahayaan :
Ruangan di dalam bangunan
Daerah di luat bangunan seperti tempat bongkar muat barang pintu keluar dan pinti masuk, dsb.
3.
PENGERTIAN PENCAHAYAAN BUATAN Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber
cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi sistem pencahayaan buatan pada bangunan/ruangan yaitu :
Fungsi Bangunan/ruangan
Aktivitas didalam Bangunan/Ruangan
Kebutuhan Cahaya
Luasan Ruangan yang ingin di sinari.
4.
FUNGSI PENCAHAYAAN BUATAN
Sistem pencahayaan buatan didalam suatu bangunan harus memenuhi dua fungsi berikut:
Untuk dapat menerangi ruang-ruang dalam (interior) dan seluruh isinya
Untuk dapat menerangi hal-hal khusus seperti pencahayaan untuk
membaca,untuk dapat melihat dengan jelas benda-benda halus dll
5.
SUMBER PENCAHAYAAN BUATAN
Sumber penerangan buatan yang kita ketahui misalnya adalah lilin, obor dan lampu. namun pada umumnya yang biasa digunakan adalah penarangan yang berasal dari lampu.Adapun jenis-jenis lampu yang sering digunakan yaitu:
Lampu pijar
Lampu Berpendar ( Fluorescent/Neon/TL/PL dan SL)
Lampu halogen
Lampu Mercury
Lampu Halide
Lampu sodium
Lampu light emited Diode ( LED )
6.
KEBUTUHAN CAHAYA
Kebutuhan cahaya pada macam-macam ruangan dan gedung (tabel 1 dan tabel 2)
Tuntutan sangat
Tuntutan
sederhana
sederhana
Lampu
malam Gedung, WC
diluar gedung 30 – 60 LUX
Tuntutan sedang
Tuntutan Sangat tinggi
Kamar
mandi, Ruang keluarga, Ruang
kamar tidur 60 – 120 LUX
Tuntutan tinggi
120 – 150 LUX
dapur,
kerja,
ruang Ruang
baca,
makan
ruang gambar
250 – 500 LUX
600 LUX
–
1000
Tabel 2.1 Kebutuhan cahaya pada macam-macam ruangan Untuk penggunaan
Lux
Pabrik pesawat Terbang
700
Hanggar service
1000
Pabrik Roti
300-500
Pabrik Kimia
300
Pabrik keramik
300 – 1000
Pabrik Pakaian
300 – 500
Pabrik elektronik
1000
Daerah luar area
50
Bangunan sekeliling
10
Daerah gudang
10 – 200
Service Mobil
200 – 1000
Tempat parker
100 – 500
Pabrik kulit
300 – 1000
Ruang loker
200
Toko peralatan mesin
500 – 100
Pengangkutan material
100 – 500
Toko cat
500 – 1000
Industri tekstil
300 – 1000
Daerah tangga, lorong
200
Gudang industry
50 – 100
Pabrik Jam/perhiasan
1000 – 5000
Art gallery
300
Auditorium
100 – 1000
Pangkas rambut dan salon
500 – 1000
Gereja
150 – 1000
Rumah sakit -
Umum
300 – 500
-
Laboratorium
-
ruang pasien
-
Ruang bedah
-
Ruang tunggu dan toilet
500 – 1000 200 – 300 2000 200
Hotel dan motel
100 – 300
Perpustakaan dan ruang baca
700
Kantor -
Umum
-
Khusus
300 – 500 1000 – 2000
Kantor Pos -
Sortir, pengiriman
1000
Restaurant
200 – 500
Bioskop
50 – 300
Sekolah
300 – 500
Toko
300 – 500
Studio gambar
1000
Tabel 2.2 Adapun rekomendasi untuk penerangan umum Aktivitas atau Area
Lux (rata-rata)
Percakapan / relaks
50 – 100
Area lalu lintas / selasar
50 – 100
Ruang (bukan dapur)
200-500
Dapur
500 – 1000
Ruang makan
100 – 200
Kamar hias
200 – 500
Kerajinan tangan - Kegiatan umum
200 – 500
- Kegiatan sulit
500 – 1000
1000 – 2000
- Kegiatan rumit/teliti Pekerjaan didapurl
- Persiapan makan atau pembersihan 750 – 1000
- Kegiatan menyajikan makanan
200 – 300
Baca dan tulis - Tulisan tangan
500 – 1000
- Buku,majalah,surat kabar
200 – 500
Kantor - Penerangan umum
200
- Bekerja atau baca
500 – 1000
Ruangan utilitas
7.
- Ruangan boiler
200
- Ruangan genset
200
- Ruang pompa
100
- Ruang operator PABX
200
- Gudang
50
- Laundry
500
- tanda pintu darurat
50
PERLETAKAN LAMPU UNTUK PENCAHAYAAN
Perletakan lampu sebagai sumber cahaya didalam ruangan harus berdasarkan fungsi,aktivitas dan kebutuhan cahaya dari sebuah ruangan maupun bangunan.hal tersebutlah
yang
menentukan
suatu
tingkat
kenyamanan
pada
suatu
ruangan.Berikut beberpa alternatif perletakan cahaya lampu didalam ruangan atau bangunan,
BAB III SISTEM PERPIPAAN
Sistem perpipaan pada bangunan meliputi semua perencanaan dan pelaksanaan penggunaan perpipaan air bersih baik yang menggunakan air dingin atau air hangat, perpipaan air kotor baik yang berupa air sisa penggunaan mandi, cuci, dan maupun air buangan dari wastafel dapur atau wastafel lainnya. 1.
Perpipaan Air bersih
Pada system perletakan pipa air bersih perlu direncanakan berapa besar kebutuhan tendon air atas untuk mendistribusikan air melalui pipa-pipa vertical menuju lantai-lantai dibawahnya 2.
Perpipaan Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor memerlukan perpipaan air khusus yang dapat menyalurkan air buangan berupa air sabun maupun air sisa dari kamar mandi, air pembersih WC, wastafel, dan air sisa cucian pakaian maupun cuci bahan makanan yang akan dimasak, khusus air buangan yang mengandung lemak atau air buangan dari bengkel yang mengandung oli pelumas harus dipisahkan dengan air sisa bangunan yang lain. 3.
Perpipaan Tinja
Pada dasarnya perpipaan untuk tinja dimulai dari lubang tempat duduk pada WC hingga ke septic tank dan sumur resapan atau pengolah instalasi air limbah (IPAL), hal lain yang tidak boleh dilupakan pada perpipaan tinja ini adalah harus diberikannya pipa ventilasi untuk penyama tekanan, sehingga kotoran berupa tinja bias turun menuju septic tank. 4.
Perpipaan Gas
Pada system perpipaan gas demikian pula tidak berbeda dengan system perpipaan lainnya, yang perlu diperhatikan pipa gas harus dapat menahan tekanan gas yang cukup tinggi dibandingkan dengan pipa air pada umumnya, perpipaan gas banyak digunakan pada industry dan rumah sakit, ada beberapa jenis perpipaan gas yang terdapat di rumah sakit (gas medic), diantaranya perpipaan gas oxygen, nitrous oxide, Medical compress air, vacum.
BAB IV SISTEM PENANGKAL PETIR Petir timbul karena loncatan muatan listrik antara awan dengan bumi. Diawali dengan berkumpulnya uap air di dalam awan dan temperatur baguan bawah sekitar 60°F dan temperatur bagian anda sekitar -60° F, yang mengakibatkan uap air diawan tersebut menjadi kristal-kristal es. Awan yang membawa kristal es tersebut terbawa angin dan saling bertabrakan dan bergesekan sehungga terlepaslah muatan positif dan muatan negatif. Terlepasnya muatan listrik inilah yang menyebabkan terjadinya petir. Kriteria penilaian terhadap penangkal petir :
macam bangunan
bahan konstruksi
tinggi bangunan
situasi letak bangunan
jumlah hari guruh (thunfer day) Instalasi penangkal petir adalah suatu sistem yang secara keseluruhan
berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah. Sistem ini dipasang sedemikian rupa sehingga dapat melindungi semua bagian bangunan serta segala isunya juga benda-benda yang ada disekitarnya. Besarnya kebutuhan bangunan akan instalasi penangkal petir ditentukan oleh besarnya resiko kerusakan serta bahaya yang akan timbul apabila bangunan tersebut tersambar petir. Selain itu kebutuhan akan penangkal petir ini juga ditentukan jenis dan ketinggian atap. Namun tidak berarti bangunan rumah tinggal yang hanya satu lantai sudah sangat aman dari sambaran petir. Rumah tinggal yang yang hanya satu lantai pun tetap rawan terhadap petir. Terutama jika tinggal di daerah dataran tinggi atau daerah yang banyak petirnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan dan memasang sistem penangkal petir adalah :
Keamanan secara, tanpa mengabaikan keserasian arsitektur, perhatian
utama harus ditujunjukkan kepada diperolehnya nilai perlindungan terhadap sambaran petir yang efektif
Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan
Ketahanan mekanis
Ketahanan terhadap korosi
Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi
Faktor ekonomis
Pemasangan terminal sambaran petir
BAB V SISTEM PENGHAWAAN/AIR CONDITION Mesin pengkondisian udara (AC – Air Conditoning) atau sistem tata udara yang dipusatkan menggunakan Unit Penghantar Udara (Air Handling Unit – AHU) semakin banyak dipergunakan pada bangunan bertingkat tinggi Pengguanaan sistem tata udara ini sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia untuk mendapatkan kenyamana di dalam bangunan. Fungsi sistem tata udara adalah untuk mempertahankan suhu dan kelembaban dalam ruangan dengan cara menyerap suhu dan kelembaban udara dalam ruangan. Agar terjadi proses penyerapan panas dalam ruangan, maka harus terjadi penguapan. Untuk pengauapan suatu zat diperlukan kalori (panas), dimana panas diperoleh dari dari panas zat yanga ada disekitar zat yang menguap tadi, sehingga zat yang ada disekitar zat yang menguap tersebut akan kehilangan panasnya. Dengan diserapnya sebagian panas zat tersebut, maka zat tadi akan menjadi dingin.
BAB VI SISTEM TATA SUARA/AKUSTIK PRINSIP ATAU CARA KERJA SISTEM TATA SUARA Prinsip Dasar Sound reinfocement adalah sederetan peralatan yang ditata sedemikia rupa untuk penguatansuara atau musik untuk didengarkan oleh banyak orang. Prinsip dasarnya selalu sama. Mulai dari system yang sederhana samapi yang paling rumit seperti :
Suara ditangkap oleh microphone dari sumbernya.
Microphone merubah suara tadi menjadi signal listrik dan mengiimnya
melalui kabel menujumixer.
Mixer menerima signal suara dan musik tadi melalui setiap kanalnya
kemudian me-mix(mencampur dan menseimbangkan) untuk dikirimkan lagi melalui kabel ke rampaian power amplifier.
Power
amplifier
merubah
signal
menjadi
energi
listrik
dan
mengirimkannya ke loudspeaker
Loudspeaker merubah energi listrik menjadi gerakan mekanis dari konus
speaker yangkmudian mnggetarkan udara dan menjadi suara.
Audiens mendengarkan suara tersebut.Ini juga berlaku untuk system audio
rumah, tape deck atau CD player sebagai sumber suara, dan pre amp (dalam system live digantikan mixer), umumnya terdapat dalam satu badan dengan power amplifiernya (integrated amlifier). Dalam system sederhana, power amplifier kadang terdapat dalam satu kemasan dengan mixer yang disebut powe mixer, atau juga power amplifier yang tercakup dalam kotak speaker yanglebih kita kenal dengan speaker aktif. Dalam system ini ada beberapa prinsip lagi yang sebaiknya diperhatikan seperti :
Posisi mixing console sbaiknya berada pada posisi pendengar, agar apa
yang didengar oleh penata suara adalah apa yang didengar oleh audiens. Denga kata lain mixer tidak berada disamping atau di belakang panggung.
Semua microphone dan alat musik dikirim ke mixer melalui kabel snake.
Mixer atau mixing console pada system ini lebih lengkap dari system yang
sederhana sebelumnya, karena memiliki lebih banyak pengaturan walaupun dengan prinsip kerja yangsama. Hanya saja dilengkapi fasilitas seperti equalizer yang semi parameric, dengan 3 band (low,mid, hi) atau 4 band (low, lo-mid, himid, hi). Terdapat juga auxiliary send yang difungsikan untuk mengirim signal ke system monitor dan/ ke effect system. Pada auxiliary terdapat switchuntuk aux pre/post. Auxiliary pre adalah untuk menirim signal yang terlepas dari pengaruh fader dan eq kanal yang biasa digunakan untuk mengirim signal ke monitor, sedang auxiliary postadalah sebaliknya yakni mengirim signal yang dikirim mengikuti pengaruh dari fader danequalizer dari kanal dan biasa untuk mengirim signal ke perangkat effect.
Signal keluaran dari mixer dikirim ke crossover melewati equalizer. Pada
equalizer inilah penata suara melakukan pen-settingan untuk mengatasi kendala akustik ruang, feedback ataukendala lainnya yang mengganggu.
Crossover berfungsi untuk memilah frekuensi yang akan dikirim ke power
amplifier untuk menggerakkan loudspeaker dengan tnggapan frekuensi tertentu. Karena system speaker utamanaya tidak jarang yang terpisah antara speaker untuk menghandle frekuensi rendah (subwoofer) dan speaker untuk full range (gambar C)Tipical system untuk TouringBerikutnya adalah system untuk touring yang lebih besar dan kompleks. Seperti yang dipergunakan untuk konser-konser besar dengan area yang lebih luas. Pada system ini peralatanyang digunakan sangat banyak, dan selalu dngan crossover aktif yang tidak jarang jugadigantikan oleh controller digital yang didalamnya telah terdapat crossover, limiter, parametriceq, dll. Juga selalu menggunakan mixer monitor yang sama sekali terpisah dari mixer utama,lebih difungsikan untuk mengirim signal ke rangkaian effect yang tidak sedikit jumlahnya.
Namun seberapapun rumitnya prinsip touring ini, tetap tidak terlalu jauh berbeda dengan prinsiptata suara sebelumnya sehingga tidak terlalu sulit juga untuk dipahami. Hanya saja pada systemini terdapat beberapa lagi penjlasan tambahan seperti :
Mixer selalu lebih besar dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap,
paling sedikit terdiri dari24 kanal atau bahkan sampai 40. dan bukan tidak mungkin menggunakan lebih dari 1 mixer. Inisering terjadi bila yang tampil lebih dari 1 grup musik yang settingan kanalnya tidak inginterganggu oleh setting kelompok lain yang kebetulan tampil satu panggung.
System monitor dioperasikan oleh monitor engineer dengan menggunakan
mixer monitor sendiri dan terlepas sama sekali dari mixer utama.
Dalam rack peralatannya terdapat paling sedikit 2 buah EQ mono atau
sebuah dual EQ (karenaselalu main dalam stereo), kemudian beberapa compressor, limiter, noise gate, aural exciter,multiple delay, reverb, dll. Sekian banyak peralatan tersebut difungsikan untuk menghasilkansuara yang diinginkan dan meredam suara-suara yang tidak diinginkan
Mixer untuk system monitor panggung terdiri dari 6 output kadang bahkan
sampai 16 output,dan mengirim signal tadi secara tepisah ke masing-masing monitor untuk si pemusik atau penyanyi seperti yang mereka inginkan.
Dibutuhkan sangat banyak kabel, power amlifier dan daya listrik yang
sangat besar untuk menggerakkan sekian banyak loudspeaker yang mungkin saja main dalam 3way, 4way atau bahkan sampai 5way 2.2 Bagian Sistem Tata Suara TERDIRI DARI 4 BAGIAN :
Back Ground Musik
Public Address
Emergency
Car Call
Uraian singkat system :
a. Back Ground Music(BGM) Adalah Music/Suara yang dapat disampaikan secara luas melalui speaker yang telah terpasang sesuai dengan rencana. Music/Suara dapat diatur pada Sentral Tata Suara(rak sistem)yang telah ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suara yang baik. Sentral Tata Suara(rak sistem)dilengkapi dengan Double Cassette Deck,Tuner AM/FM,MP3 dan CD Player sebagai sarana yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.yang telah disesuaikan dengan rencana. b. Public Address (PA) Adalah sarana penyampaian informasi kepada khalayak ramai(umum)dapat dilakukan
dengan
cepat
dan
mudah
karena
selain
speaker
yang
terpasang,penyampaian informasi didukung Sentral Tata Suara(rak sistem)yang dapat diatur sedemikian rupa juga telah dilengkapi dengan Paging Microphone yang telah terpasang sesuai. c. Emergency(EMC ) Pada saat keadaan Emergency,informasai kedaan darurat/bahaya yang bertujuan untuk evakuasi,keselamatan dan keamanan akan dapat diketahui dengan cepat.Setelah Sentral Tata Suara mendapatkan sinyal tanda bahaya dari panel alarm,Mixer Pre. Amplifier akan memutuskan semua input dari Cassette Deck,MP3 & CD Player lalu memberikan prioritas utama untuk bunyi SIRINE,jadi setalah Mixer Pre. Amplifier menerima sinyal dari panel alarm,secara otomatis semua input akan terputus,kecuali input dari Emergency Microphone,jadi operator tetap dapat memberikan pesan peringatan. d. Car Call (CC) Sarana penyampaian informasi kepada orang/pengendara kendaraan dengan cepat dan mudah karena untuk sistem Car Call ini selain speaker juga dilengkapi dengan Rak Sistem Car Call dan Microphone yang telah terpasang pada area-area yang telah disesuaikan dengan rencana.
BAB VII SISTEM TRANSPORTASI DALAM GEDUNG Sistem Transportasi Dalam Gedung Bertingkat Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat transportasi (angkut) untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu lintas dalam bangunan. Bentuk alat transportasi tersebut adalah : Vertikal , berupa elevator. Elevator atau biasa disebut dengan lift merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai. Lift menurut fungsinya dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut
manusia
Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang
Lift uang/ makanan (dumb waiters)
Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sebagai lift barang)
Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang yang perlu diperhatikan adalah :
Type dan fungsi dari bangunan
Banyaknya lantai
Luas tiap lantai
Dan intervalnya
Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :
Lift pit
Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari dinding kedap air.
Ruang luncur (hoistway)
Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beban penyeimbang.
Ruang mesin
Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang mengatur jalannya kereta) Bentuk dan macam lift tergantung pada fungsi dan kegunaan gedung
Lift Penumpang (yang tertutup)
Lift yang sering kita jumpai di kantor keempat sisinya tertutup dan disesuaikan dengan kebutuhan standart.
Lift Penumpang (yang transparan)
Lift yang salah satu atau semua sisi interiornya tembus pandang (kaca) biasanya disebut juga lift panorama. Dalam gedung (mall, pusat perbelanjaan) biasanya diletakkan di Hall
Lift untuk Rumah Sakit
Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang dengan 2 pintu pada sisinya. Ranjang pasien dapat terakomodasi dengan layak
Lift untuk kebakaran (barang)
Ruangannya tertutup, interior sederhana, digunakan jika terjadi kebakaran. Interiornya harus tahan kebakaran minimal 2 jam dengan ruang peluncurnya terbuat dari beton (dinding tahan api). Miring berupa escalator Eskalator adalah suatu alat angkut yang lebih dititik beratkan pada pengangkutan orang dengan arah yang miring dari lantai bawah miring ke lantai atasnya. Standart kemiringan antara 30-35 derajat. Dengan kemiringan lebih dari 10 derajat sudah masuk kategori escalator. Panjang escalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang kurang lebih 60 cm, untuk 2 orang sekitar 100-120 cm. Mesin escalator terletak dibawah lantai. Karena terdiri dari segmen tiap anak tangga maka escalator dapat diset untuk bergerak maju atau mundur.
BAB VIII SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN Pengertian Sistem Pemadam Kebakaran Sistem
Tanda Bahaya Kebakaran adalah Komponen dan sub –sub
komponen yang dirangkai untuk suatu tujuan memberi peringatan secara dini baik kepada penghuni maupun kepada petugas, bila di suatu bagian tertentu terjadi kebakaran atau setidaknya-tidaknya adanya indikasi kebakaran. Sistem kebakaran terdiri atas beberapa sistem, yaitu :
Fire Alarm System
Fire Hydrant System
Fire Automatic Sprinkler Sistem
Sistem Pemadam Sederhana
Fire Alarm System Sistem alarm kebakaran gedung adalah suatu alat untuk memberikan peringatan dini kepada penghuni gedung atau petugas yang di tunjuk, tentang adanya kejadian atau indikasi kebakaran di suatu bagian gedung. Dengan adanya peringatan secara dini tersebut akan memungkinkan penghuni/petugas dapat
mengambil
langkah/tindakan berikut pemadaman atau bila mungkin
melaksankan evakuasi jiwa maupun harta benda.