Mpk Week 3.docx

  • Uploaded by: Syauqi Firdaus
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mpk Week 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,154
  • Pages: 12
TUGAS KELOMPOK

“ INFRASTUKTUR”

DISUSUN OLEH

:

M. SYAUQI FIRDAUS

(15110046)

MOCH. ERWIN ISNIN D.

(15110011)

GINANJAR SATRIO U.

(15110019)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2016/2017

ABSTRAK Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktekkan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan praktek profesi. Dalam ruang lingkup proyek meliputi: Menentukan waktu proyek dimulai, perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut dimulai.

BAB I A. LATAR BELAKANG Infrastruktur tercantum dalam beberapa versi. Pengertian Infrastruktur menurut American Public Works Association (Stone, 1974 Dalam Kodoatie,R.J.,2005), adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayananpelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi. Jadi infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Secara teknik, infrastruktur memiliki arti dan definisi sendiri yaitu merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. Sistem infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000 dalam Kodoatie,R.J.,2005). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Jadi, Manajemen Infrastruktur Pengelolaan fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam berbagai penyediaan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Terjadi hubungan yang sinergi antara pembangunan infrastruktur dengan peningkatan perekonomian. Semakin massive pembangunan infrastruktur di suatu wilayah atau negara, maka bisa dipastikan pertumbuhan ekonomi wilayah atau negara tersebut akan semakin baik. Sebagai contoh, Pembangunan infrastruktur kereta api double track di PANTURA (Utara Jawa). Dengan adanya pembangunan infrastruktur tersebut, dapat menyerap dan memberdaya gunakan masyarakat disekitar lokasi proyek untuk bekerja pada proyek tersebut. Beroperasinya double track tersebut meningkatkan kapasitas angkut penumpang dan barang sehingga meningkatkan efisiensi biaya logistik. Dengan efisiensi tersebut maka harga barang A di kota 1 tidak jauh beda dengan di kota 2. Ini pula yang diharapkan dari pembangunan infrastruktur laut atau pendulum laut atau poros maritim. Dengan baik dan massive nya infrastruktur transportasi laut maka akan meningkatkan efisiensi logistik barang dari kota 1 ke kota 2, sehingga harga barang yang sama dikota 1 tidak jauh beda dengan kota 2. Harga semen di Irian Jaya pun bisa mendekati harga semen di Jakarta. Dengan begitu perekonomian Irian Jaya meningkat, karena murahnya harga barang.

BAB II PEMBAHASAN A . PERENCANAAN LINGKUP Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu dan dengan tingkat kesalahan paling minimal. Namun hasil dari perencanaan bukanlah dokumen yang bebas dari koreksi karena sebagai acuan bagi tahapan pelaksanaan dan pengendalian, perencanaan harus terus disempurnakan secara iterative untuk menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada proses selanjutnya. Untuk mencapai tujuan, sebuah proyek perlu suatu perencanaan yang matang. Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya dan keselamatan kerja. Perencanaan proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan area manajemen proyek (biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi. Penjadwalan merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, material), durasi dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring dan updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis agar sesuai dengan tujuan proyek. Ada beberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek, yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear (diagram Vektor), Network Planning dan waktu dan durasi kegiatan. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap berada dijalur yang diinginkan. Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek. Tujuan utama dari utamanya yaitu meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan dari pengendalian proyek yaitu optimasi kinerja biaya, waktu , mutu dan keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian yaitu berupa pengawasan, pemeriksaan, koreksi yang dilakukan selama proses implementasi.

B. DEFINISI LINGKUP Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktekkan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan praktek profesi. Dalam ruang lingkup proyek meliputi: Menentukan waktu proyek dimulai, perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut dimulai. Pengertian Infrastruktur tercantum dalam beberapa versi. Pengertian Infrastruktur menurut American Public Works Association (Stone, 1974 Dalam Kodoatie,R.J.,2005), adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayananpelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi. Jadi infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Secara teknik, infrastruktur memiliki arti dan definisi sendiri yaitu merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. Sistem infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000 dalam Kodoatie,R.J.,2005). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Disini, infrastruktur berperan penting sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial dalam tatanan kehidupan manusia dan lingkungan. Kondisi itu agar harmonisasi kehidupan tetap terjaga dalam arti infrastruktur tidak kekurangan (berdampak pada manusia), tapi juga tidak berlebihan tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungan alam karena akan merusak alam dan pada akhirnya berdampak juga kepada manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam hal ini, lingkungan alam merupakan pendukung sistem infrastruktur, dan sistem ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur, sistem sosial sebagai obyek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi. Pengelompokan sistem insfrastruktur dapat dibedakan menjadi (Grigg, 2000 dalam Kodoatie,R.J.,2005) : Grup keairan, Grup distribusi dan produksi energy, Grup komunikasi, Grup transportasi (jalan, rel), Grup bangunan, Grup pelayanan transportasi (stasiun, terminal, bandara, pelabuhan, dll),Grup pengelolaan limbah. Komponen-komponen di dalam infrastruktur menurut APWA (American Public Works Association) adalah : 1.Sistem penyediaan air : waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi, fasilitas pengolahan air (water treatment), 2.Sistem pengelolaan air limbah : pengumpul, pengolahan, pembuangan, daur ulang, 3.Fasilitas pengelolaan limbah padat, 4.Fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi lintas

air dan navigasi, 5.Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara (termasuk tandatanda lalu lintas dan fasilitas pengontrol, 6.Sistem transit public, 7.Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi, 8.Fasilitas gas alam, 9.Gedung publik: sekolah, rumah sakit, 10.Fasilitas perumahan public, 11.Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain termasuk stadion, 12.Komunikasi Sedangkan menurut P3KT, komponen-komponen infrastruktur antara lain: 1 Perencanaan kota 2 Peremajaan kota 3 Pembangunan kota baru 4 Jalan kota 5 Air minum 6 Drainase 7 Air limbah 8 Persampahan 9 Pengendalian banjir 10 Perumahan 11 Perbaikan kampung 12 Perbaikan prasarana kawasan pasar 13 Rumah sewa Dilihat dari input - output bagi penduduk, komponen-komponen tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga karakteristik, yaitu:  Komponen yang memberi input kepada penduduk. Jenis infrastruktur yang termasuk dalam kategori ini adalah prasarana air minum dan listrik  Komponen yang mengambil output dari penduduk. Jenis infrastruktur yang termasuk dalam kelompok ini adalah prasarana drainase/pengendalian banjir, pembuangan air kotor/sanitasi, dan pembuangan sampah.  Komponen yang dapat dipakai untuk memberi input maupun mengambil output. Jenis infrastruktur yang termasuk dalam kelompok ini meliputi: prasarana jalan dan telepon.

C. WBS (Work Breakdown Structure) Work Breakdown Structure (WBS) adalah alat yang digunakan untuk mendefinisikan dan kelompok sebuah proyek yg diskrit elemen kerja dengan cara yang membantu mengatur dan menentukan ruang lingkup kerja total proyek. Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down dan secara hirarkis menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan dengannya. Struktur dalam WBS mendefinisikan tugas-tugas yang dapat diselesaikan secara terpisah dari tugas-tugas lain, memudahkan alokasi sumber daya, penyerahan tanggung jawab, pengukuran dan pengendalian proyek. Pembagian tugas menjadi sub tugas yang lebih kecil tersebut dengan harapan menjadi lebih mudah untuk dikerjakan dan diestimasi lama waktunya. Model WBS memberikan beberapa keuntungan, antara lain : • Memberikan daftar pekerjaan yang harus diselesaikan • Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya, menyusun jadwal, dan menghitung biaya • Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum membangun suatu proyek . Peran WBS Dalam Perencanaan Proyek WBS merupakan pondasi untuk perencanaan proyek. WBS dibuat sebelum ketergantungan diidentifikasi dan lamanya aktifitas pekerjaan diestimasi. WBS juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi tugas-tugas dalam model perencanaan proyek. Oleh karena itu, idealnya rancangan WBS sendiri harusnya telah diselesaikan sebelum pengerjaan perencanaan proyek (project plan) dan penjadwalan proyek (project schedule). Dengan memanfaatkan daftar pekerjaan pada WBS, akan dapat diperkirakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap pekerjaan tersebut. Perkiraan bisa dilakukan dengan mempertimbangan beberapa hal, antara lain ketersediaan sumber daya dan kompleksitas. Selanjutnya dilakukan penjabaran dalam kalender(flow time). Beberapa model pendekatan bisa digunakan untuk menghitung perkiraan waktu yang diperlukan : • Most optimistic : Merupakan waktu ideal untuk menyelesaikan pekerjaan, diasumsikan segala sesuatunya berjalan lancar, dan sempurna. • Most likely : Merupakan waktu yang dibutuhkan pada kondisi kebanyakan, tipikal dan normal. • Most pessimistic :Merupakan waktu yang dibutuhkan ketika keadaan paling sulit terjadi. Selanjutnya, estimasi waktu dilakukan dan dibagi dalam unit (misal 8 jam/hari). Estimasi waktu untuk suatu proyek Intranet (seperti contoh diatas) lebih sulit dari proyek pengembangan aplikasi lainnya. Hal ini karena masih sedikit proyek yang dapat digunakan sebagai patokan menghitung waktu pelaksanaan. Dalam mengestimasi waktu ini juga harus dipertimbangkan beberapa hal, misal pengalaman teknologi server yang digunakan, keahlian Perl, CGI, Java, HTML, browser, dan juga bekerja dala lingkungan TCP/IP.

Setelah WBS berhasil disusun dan perkiraan lama waktu pelaksanaan telah dihitung, selanjutnya dilakukan penyusunan jadwal kerja. Pada dasarnya ada dua jenis model deskripsi penjadwalan, yaitu : 1. Bar Chart : Yang hanya menerangkan flow time dari setiap pekerjaan dan tanpa keterkaitan antar pekerjaan. Deskripsi ini paling baik digunakan pada presentasi 2. Network diagram : Yang menunjukkan keterkaitan antar tugas dan mengidentifikasi saat kritis pada jadwal.

D. Verifikasi Lingkup Verifikasi ruang lingkup perumahan adalah proses mendapatkan penerimaan formal ruang lingkup proyek oleh stakeholder (sponsor, klien, pelanggan, dll). Hal ini membutuhkan meninjau penyerahan dan hasil kerja untuk memastikan bahwa semua telah diselesaikan dengan benar dan memuaskan. Jika proyek ini dihentikan lebih awal, proses verifikasi ruang lingkup harus menetapkan dan mendokumentasikan tingkat dan tahap penyelesaian. Verifikasi ruang lingkup berbeda denganpengendalian kualitas dalam hal ini terutama yang berurusandengan penerimaan hasil kerja sedangkan kualitas kontrol terutama berkaitan dengan kebenaran hasil pekerjaan. Proses ini umumnya dilakukan secara paralel untuk memastikankebenaran dan penerimaan.

E. Pengendalian Lingkup 1.

Melaksanakan pengawasan secara berkala pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman koordinasi dalam kemajuan pelaksanaan kegiatan keterpaduan program yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Bidang Infrastruktur 2. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan revisi anggaran sumber pembiayaan APBN yang dilakukan oleh Satker Bidang Infrastruktur 3. Melaksanakan koordinasi dengan Satuan Kerja Bidang Infrastruktur untuk mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang atau Jasa 4. Melaksanakan koordinasi dengan Satuan Kerja dan SKPD Kabupaten/Kota dalam hal pelaporan kemajuan pelaksanaan pembangunan secara berkala dan tepat waktu 5. Melakukan pemantauan keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman dengan sumber pembiayaan APBN dan sumber pembiayaan lainnya 6. Melakukan evaluasi responsivitas Pemerintah Daerah terhadap usulan kegiatan yang sudah direalisasikan melalui sumber pembiayaan APBN 7. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Bidang Infrastruktur Permukiman di daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan evaluasi hasil pembangunan infrastruktur permukiman 8. Menyusun Perjanjian Kinerja dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 9. Melakukan konsolidasi data dan informasi bidang infrastruktur permukiman 10. Memberikan bantuan teknis kepada Satuan Kerja Bidang Infrastruktur Permukiman di daerah dan pemangku di Kabupaten/Kota dalam hal pemanfaatan sistem teknologi informasi bidang infrastuktur permukiman

BAB III KESIMPULAN

Dapat diutarakan bahwa MANAJEMEN LINGKUP PROYEK INFRASTRUKTUR yaitu Proses aktivitas manajemen yang dilakukan dalam periode tertentu dan tidak bersifat rutin untuk mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditetapkan sebelumnya.

    

 

Daftar Pustaka Gitosudarmo, Indriyo dan Agus Mulyono. 1999. Prinsip Dasar Manajemen Edisi 3. BPFE : Yogyakarta Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara. Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media Group. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta Herujito, Yayat. M. 1992. Dasar-Dasar Manajemen Edisi 7. FP-IPB : Bogor Purhadi, Gusti. 2003. Perkembangan Ilmu Manajemen. Binaputra : Jakarta Reksohadiprodjo, Sukanto. 1992. Dasar-Dasar Manajemen. BPFE : Yogyakarta Solihin, Ismail. 2009. Pengantar Manajemen. Erlangga : Jakarta Stoner, James A.F. 1990. Managemen. Erlangga : Jakarta
Sulistio, Zaelani. 1998. Pengertian Manajemen Dasar. Erlangga : Jakarta. Sumber Lain :
http://www.tokoh-tokoh dalam manajemen, html http://www.fungsi manajemen.pdf wordpress.sejarah ilmu manajemen.html, http://www.manajemen proyek.net, http://citradararahmadanii.blogspot.co.id/2013/12/makalah-sejarahmanajemen_1118.html, http://tugassekolahcandra.blogspot.co.id/2012/04/makalah-manajemenproyek-dan-konstruksi.html

Related Documents

Mpk Week 3.docx
May 2020 7
Mpk
June 2020 27
Mpk Penelitian.docx
December 2019 32
Mpk&fm
May 2020 33
Mpk - Akbar.docx
December 2019 31
Mpk & Fm
November 2019 32

More Documents from "NURUL HALIFAH BT ISMAIL"