BIOLOGI REPTILIA LAUT DI SUSUN OLEH: ANITA
UNIVERSITAS TEUKU UMAR FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN MANAJEMEN SUMBERDAYA AKUATIK ALUE PEUNYARENG - MEULABOH 2018- 2019
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat sertakaruniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Reptil Laut(Penyu dan Ular Laut) Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biologi Laut. makalah ini membahas mengenai definisi,klasifikasi,morfologi dan siklus hidup dari Reptil Laut yaitu Penyu dan Ular Laut. Pada kesempatan inikami tak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah biologi Laut, demikianlah harapan kami' semoga makalah ini dapat bermanfaat sertamenambah pengetahuan khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya sangat dihargai' kami mengucapkan terima kasih.
KATA PENGANTAR ................................................................................. Error! Bookmark not defined. BAB I ............................................................................................................... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN .............................................................................................. Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................. Error! Bookmark not defined. BAB II .............................................................................................................. Error! Bookmark not defined. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... Error! Bookmark not defined. 2.1 Bio Ekologi Reptil Laut ....................................................................... Error! Bookmark not defined. 2.2 Penyu A. Pengertian penyu ............................................................................... Error! Bookmark not defined. B. klasifikasi penyu ................................................................................ Error! Bookmark not defined. C. morfologi penyu ................................................................................ Error! Bookmark not defined. D. jenis jenis penyu ................................................................................ Error! Bookmark not defined. E. Sistem Reproduksi penyu.............................................................................................................. 2.3 Ular Laut ............................................................................................. Error! Bookmark not defined. A.
Pengertian ular laut ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
B.
morfologi ular laut ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
C.
jenis jenis ular laut ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
D.
Sistem Reproduksi ular laut ........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ............................................................................................................. Error! Bookmark not defined. PENUTUP ........................................................................................................ Error! Bookmark not defined. 1.1
Kesimpulan .................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Reptil tergolong hewan bertulang belakang (vertebrata). Kata reptil berasal dari kata reptum yang berati melata. Reptil perupakan salah satu bagian dari kekayaan hayati indonesia dengan tingkat endemisitas yang tinggi. Indonesia memiliki 600 jenis ( WCMC 1992) dari 7427 jenis reptil yang terdapat di dunia (Obst 1998) dan 150 jenis merupakan yang endemik (WCMC 1992). Menurut ahli lainnya ada sekitar 7900 spesies reptiil hidup sampai saat ini yang mendiami berbagai tipe habitat beriklim sedang dan tropis termaksud padang pasir, hutan, lahan basah air tawar, hutan bakau dan laut terbuka ( Klappenbach 2013 ). Reptil mengalami modifikasi menjadi sisik sisik. Sisknya mengandung protein karatin yang membuat kulit reptilia kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Sisik ada yang merupakan modofikasi dari epidermis juga mempunyai dermis, misalnya ular laut.kulit menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa ordo dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total maupun pengelupasan sebagian. Skeleton telah mengalami osifikasi sempurna. Dahulu reptil diangap menakutkan, harus di hindari bahkan di musnahkan. Hal tersebut di karnakan sebagian reptil sebagai hewan liar yang berbahaya dan berbisa. Kurang nya pengetahuan mengenai hal ini juga termaksud kedalam salah satu penyebab kenapa banyak orang yang tidak menyukai reptil. Namun,sekarang padangah berubah dan banyak orang yang senang memelihara hewan melata ini karna keunikannya.
1.2 Tujuan Makalah ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui klasifikasi, morfologi, jenis jenis, dan siklus hidup dari jenis reptil laut yaitu penyu 2. Mengetahui klasifikasi, morfologi, jenis jenis, dan siklus hidup dari jenis reptil laut yaitu ular laut 1.3 kegunaan Adapun kegunaan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Dapat memahami klasifikasi, morfologi, jenis-jenis dan siklus hidup dari jenis reptil laut yaitu ular laut 2. Dapat memahami klasifikasi, morfologi, jenis-jenis dan siklus hidup dari jenis reptil laut yaitu penyu laut
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Bio Ekologi Reptil Laut Reptil adalah hewan bertulang belakang yang bersisik dan bernafas dengan paru paru. Ciri ciri reptil adalah tubuhnya yang di tutupi oleh sisik sisik rata atau berduri yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi air melalui kulinya. Tidak seperti ikan, sisik reptil tidak saling terpisah. Sisik tersebut tersusun dari protein yang di sebut karatin. Pada manusia karatin merupakan protein penyusun kuku jari tangan dan kuku kaki ( McLaren dan Rotondo 1985 ). Tidak terdapat bulu atau rambut pada reptil ( Grzimek 1975 ). Reptil termaksud satwa ektoternal karna memerlukan sumber panas eksternal untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Pada daerah yang terkena sinar matahari yang ukup reptil sering dijumpai berjemur pada pagi hari untuk mencapai suhu badan yangdibutuhkan (Halliday dan Adler 222). Warna kulit beragam, dari warna yang menyerupai lingkungannya sampai warna yang membuat reptil mudah terlihat. Semua reptil tidak memiliki telinga eksternal. Pada sebagian besar reptil terdapat perbedaan antara jantan dan betina pada ukuran dan bentuk, maupun warna tubuh dewasa (Halliday dan Adler 222). Pada beberapa jenis reptil terdapat tulang-tulang kecil yang hampir bagi kebanyakan reptil untuk mendeteksi dan menangkap mangsanya (cogger dan Zweifel 2003). Sedangkan organ-organ dalam reptil tidak jauh berbeda dengan hewan bertulang belakang lainnya. Namun, reptil mampu beradaptasi lebih baik dari pada amfibi ketika berada di darat. hal ini bisa dilihat dari posisi alat geraknya. kaki pada kebanyakan reptil lebih melengkung kebawah, sehingga tubuhnya tidak menyentuh tanah dan kemudian bisa bergerak lebih cepat dan leluasa (McLaren dan Rotundo 1987). Hampir semua reptil adalah ovipar atau bertelur dan sebagian lagi ovovivipar. Reptil dapat bersiat ovipar maupun ovovivipar walaupun termasuk dalam genus yang sama. Perbedaan sifat tersebut dapat ditemukan juga pada jenis yang sama, pada dua populasi berbeda (Goin dan Goin 1971). Proses pembuahan sel telur oleh sperma pada reptil terjadi secara internal. Reptil betina meninggalkantelurnya yang bercangkang dan disembunyikan dalam lubang buatan atau di bawah lapisan tanah, serasah untuk ditetaskan, Suhu inkubasi berbeda pada setiap jenis (Halliday dan Adler 2000).
menurut Savage (1998) reptil memiliki taksonomi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Sub kelas : Eureptilia Super Ordo: Lepidosauria,Testudines, Archosauria Ordo :Testidunes, yaitu penyu dan kura kura,squuamaat, yaitu kadal, ular dan amphisbaenia, Rhynchocephalia) yaitu tuartara dan Crocodylia, yaitu buaya.
Obst ( 1998) bahwa reptil terdiri dari 64 famili, sekitar 987 genus dengan 7.427 spesies. Indonesia memiliki tiga ordo yaitu: Testudines,Squamata, Crocodylia.Tuatara (Ordo Rhynchocephalia ) merupakan reptil primitif yang terdiri dari satu jenis dan hanya terdapat di slandia baru ( O’shea dan Halliday 2001 ).Reptil ini merupakan satwa yang masih sulit untuk bisa di ketahui umurnya. Beberapa jenis kura kura misalnya, bisa mencapai umur lebih dari 100 tahun ( McLaren dan Rotundo 1985 ). 2.2 Penyu Laut A. Pengertian Penyu Penyu adalah kura kura laut. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman jura ( 145- 208 juta tahun yang lalu ) atau seusia dinosaurus. Penyu laut termaksud dalam reptilia laut yang mempunyai daera jelajah yang sangat luas, yang mendiami laut tropis dan subtropis di seluruh dunia. Penyu laut di perkirakan telah menghuni bumi ini lebih dari 100 juta tahun. Oleh karna itu penyu laut di kenal sebagai fosil hidup. Penyu merupakan penjaga keseimbangan ekosistem laut karna simana ada habitat penyu pasti terdapat kekayaan laut yan melimpah. Penyu berbeda dengan kura kura, perbedaannya terdapat pada tempat di mana mereka hidup, kura kura hidup di darat sedangkan penyu hidup di laut tapi terkadang muncul kedarat. Selain itu perbedaan penyu dan kura kura adalah kura kuar dapat memasukan kepalanya kedalam tempurungnya, sedangka penyu tidak dapat memasukan kepalanya kedalan tempurungnya. Ada tiga perbedaan penyu dan kura kura yaitu:1. Dapat dilihat dari bentuk kakinya, kaki penyu tidak berjari beda dengan kura kura kakinya memiliki jari jari, 2.kura kura memiliki tempurung sedangkan penyu tidak memiliki,3. Penyu akan kembali ke tempat kelahirannya ketika iya akan melahirkan, sedangkan kura kura tidak.
B. Klasifikasi Penyu Menurut jatu ( 2007 ), klasifikasi penyu di golongkan dalam: Kongdom :Animalia Phylum :Chordata Class :Sauropsida Ordo :Testudines Subordo :Cryptodira Superfamily :Chelonioidae( Bauer 1893 ) Familiy :Chelonioidae ( oppel 1811) Spesies : 1. Cheloniamydas ( penyu hijau ),penyu sisik, penyu lekang kemping, penyu lekang, penyu pipih, penyu tembayan.
C. Morfologi Penyu
Secara morfologi, penyu memiliki keunikan keunikan tersendiri di bandingkan hewan hewan lainnya. Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung atau kerapas yang berbetuk pipih serta di lapisi oleh zat tanduk. Karapas tersebut memiliki fungsi sebagai pelindung alami dari predator. Penutup pada bagian dada dan perut di sebut plasfron. Ciri ciri khas penyu secara morfologi tedapatnya sisik infra marginal ( sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak berupa flipper). Flipper atau tungkai pada bagian tungkai pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung, ini memberinya ketangkasan berenang di dalam air dan flifer pada bagian belakang berfungsi sebagai alat kemudi dan alat pengali. Pada penyu yang ada di indonesia mempunyai ciri ciri khusus yang dapat di lihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu. Penyu mempunyai alat alat pencernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong, dan mengunyah makanan. Walau selama bertahun tahun berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia ini tetap harus naik ke permukaan air setiap 20-30 menit untuk mengambil nafas dengan paru paru.tubuh penyu lunak dan termaksud hewan berdarah dingin,serta di lindungi cangkang yang kuat, telinga penyu tidak terlihat tetapi penyu mempunyai gendang telinga yang terlindungi oleh kulit. Penyu pada umumnya ber migrasi dengan jarak yang cukup jauh dengn waktu yang tidak terlalu lama,jarak 3000km dapat di tempuh selama 58-73 hari. Tidak banyak regenerasi yang di hasilkan seekor penyu, dari ratusan butir telur yang di keluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak di perhitungkan faktor pemburuan oleh
manusia dan predator alaminya seperti kepiting, burung dan tukus di pantai, serta ikan ikan besar begitu tukik ( anak penyu ) tersebut menyentuh perairan dalam.
D. Jenis jenis penyu 1. Penyu Hijau /Green Turtle (Chelonia mydas) Penyu hijau memiliki ciri ciri karapas berbentuk oval dan bentuk karapas nya tidak meruncing, di pungung serta memiliki kepala yang bundar. Memiliki sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang,kuku pada kaki depannya hanya satu, warna karapasnya coklat atau kehitaman.ukuran panjang penyu hijau antara 80-150 cm dengan berat dapat mencpai 132 kg ( Safrizal 2009). Penyu hijau sangat jarang di temui di daerah perairan berikim sedang, tetapi sangat banyak tersebar di wilayah tropis dekat dengan pesisir benua dan di sekitar kepilauan. Penyu hijau dewasa merupakan herbifora dengan makanan utamanya adalah lamun dan alga sedangkan tukik penyu hijau merupakan omnivora 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penyu sisik ( eretmochelys imbricata ) Penyu lekang ( Lepidochelys olivaacea) Penyu lekang kempii ( Lepidochelys kempi) Penyu pipih ( Natator depressus ) Penyu tempayan ( Caretta caretta ) Penyu belimbing ( Dermochelys coriacea )
E. Sistem Reproduksi Menurut lanyon et al. (1989) dalam miller ( 1997 ), penyu mengalami siklus bertelur yang beragam mulai dari 2- 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi dari manusia,sumber bising dan cahaya sebagai tempat bertelur. Penyu betina mengali lubanguntuk bertelur dengan mengunakan sepasang tungkai belakangnya. Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya atau pun cahaya ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya dan kembali ke laut. Induk penyu betelur ada malam hari, kebanyakan terjadi antara pukul 20.00sampai menjelang fajar. Lama penyu betelur biasanya berkisar antara 1-2 jam. Jumlah setiap kali bertelur 60-150 butir. Telur nya kecil dengan diameter 38cm. Kebiasaan penyu yang bertelur akan kembali ke lokasi yang sama untuk bertelur setelah jangka waktu tertentu. Waktu inkubasi telur antara 50 dan 60 hari.
Penempata sarang, bagi hewan yang meletak kan telurnya seperti penyu, mempunyai konsenkuensi penting bagi kesuksesan reproduksinya. Menurut Bjorndal dan Bolten ( 1992), ketika penyu muncul dari laut kepantai untuk bersarang, dia biasanya memasuki lingkungan heterogenyang relatif luas, sehingga di harus memilih lokasi bersarangnya. Tempat dia bersarang dapat mempengaruhi kesuksesan dan kebugaran reproduksinya di lihat dari kelangsungan hidupnya dan kelangsungan hidup anak nya, dan rasio jenis kelamin anaknya.penyu memilih daerah untuk bertelur pada daratan yang landai dan tidak terkena pasang. Tukik atau anak penyu yang telah menetas dari cangkangnya, akan berenang kepermukaan laut lepas untuk mencari makanan.pada tahap ini tukik yang selamat dan menjadi penyu dewasa akan mulai memijah pada memijah pada umur 20 hingga 50 tahun, dengan melakukan migrasi ke daerah pakan kembali untuk kawin. Penyu betina dewasa yang telah di buahi oleh penjatan akan kembali ketempat dia dilahirkan untuk menaruh telur telurnya ( Nuitja 1997 ). 2.3 Ular Laut A. Pengertian Ular Laut Ular laut ( Hydrophiinae ) adalah anak suku dari suku ular berbisa elapidae yang semuanya hidup di dalam laut, nama ilmiah ular ular ini sesuai dengan ciri cirinya. Ular laut terdiri dari banyak jenis ( salah satu di antaranya ular erabu atau laticauda spp) dan semuanya merupakan ular yang memiliki racun yang sangat kuat. B. Morfologi Ular Laut
Keluarga ular Hydrophiinae terdiri dari jenis ular laut, kebanyakan mereka seratus persen akuatik dalam hidupnya, namun mereka masih harus ke atas permukaan air karna mereka tidak memiliki ingsang. Biasanya di temukan di laut, namun beberapa jenis juga terdapat di air payau. Kebanyakan spesies dapat di temukan di beberapa meter dari pesisiran pantai. Ular memiliki lubang hidung yang berada di atas kepalanya sehingga dapat menghirup udara saat berada di bawah air. Beberapa juga mampu menyerap sedikit kadar oksigen di air melalui kulit mereka, mirip seperti amfibi, sehingga tetap dapat dalam air selama beberapa jam. Buntu mereka telah bevolusi dengan memilki bentuk seperti dayung untuk memudahkan berenang.semua keluarga dari ular ini bertaring depan dan berbisa tinggi namun biasanya tidak agresif. Bahkan spesimen mati di pantai sebaiknya jangan di sentuh, karna beberapa spesies dalam kebiasaan pura pura mati ketika terdampar oleh air pasang. Semua ular lau melahirkan dan biasanya memangsa ikan dan belut.
C. Jenis jenis Ular Laut
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ular Zaitun –Aipysurus ( lacepede 1804 ) Ular Laut Kepala Kura kura- Emydocephalus ( krefft 1869) Ular payau grey – Ephalophis ( M.Asmith 1931 ) Ular payau darwin – Hydreplaps ( Bouleger 1896 ) Ular laut oseania – Hydrophis ( sonini dan latreille latreille 1801) Ular laut kepala lebar – kolphophis ( M.A smith1926) Ular setu – parahydrophis Ular laut indo-malaya –thalassophis
D. Sistem Reproduksi Kelompok reptil seperti ular merupakan hewan hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh.fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karna adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin ke alat kelamin betina. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium.ovum bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di spanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epirdermis. Dari epidermis sperma menuju vas deveren dan berakhir di hemipenis. Semua reptil selain spenodon memiliki organ kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemipenis, sedangkan pada buaya penis.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 1. reptil adala hewan bertulang belakang yang bersisik dan bernafas dengan paru paru. Reptil memiliki empat ordotestudines,squamata,amphisbaenia,Rhynchocephalia, kelompok reptil seperti ular dan penyu merupakan hewan hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh ( fertilisasi internal) 2. penyu adalah kura kura laut. Ada tujuh spesies penyu yang masih hidup yaitu: penyu hijau, penyu sisik, penyu lekang, penyu lekang kempi, penyu pipih, penyu tempayan, dan penyu belimbing. 3. ular laut adalah anak suku dari suku ular berbisa elapidae yang semuanya hidup di dalam laut terdapat sembilan genus yaitu; ular zaitun,ular laut kepala kura kura, ular payau grey,ular payau darwin,ular laut oseania,ular laut kepala lebar, ular setu,ular laut indo malaya.