Bedah No.1.docx

  • Uploaded by: Amalia Rosa
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bedah No.1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,118
  • Pages: 7
NEFROLITIASIS (BATU GINJAL) DEFINISI Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah suatu material padat yang terbentuk akibat adanya presipitasi zat yang terlarut dalam urin yang terdapat di saluran kemih.Batu berasal dari kalsium oksalat (60%), fofat dan campuran kalsium, ammonium, dan magnesium fosfat, asam urat (5%) dan sistin (1%). (Grace dan Borley, 2006) Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah pemadatan garam mineral yang pada duktus pengumpul sistem perkemihan yang akan di simpan pada suatu jaringan di ginjal yaitu pelvis ginjal (kalkulus stag horn) atau sebagai batu ginjal . Sebagian besar batu ginjal terbentuk dari kalsium namun, mineral terlarut lain dapat juga membuat terbentuknya batu seperti sistin, ornitin, arginin, lisin, xantin atau asam urat ( individu yang banyakmemakan daging atau ragi ) (Brunner dan Suddarth, 2012) Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah batu yang berada pada ginjal dan salurannya. Ditemukannya batu yang mengandung komponen Kristal dan matriks organic yang menjadi kelainan saluran kemih. Lokasi batu ginjal banyak di jumpai di kaliks atau pelvis dan apabila keluar akan berhenti dan menyumbat pada daerah ureter (batu ureter) dan kandung kemih (batu kandung kemih) (Fauzidan Putra, 2016) Jadi Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah adanya beda padat yang terdapat pada saluran kemih yang disimpan pada pelvis ginjal. ETIOLOGI PH urine yang berpengaruh secara langsung terhadap pembentukan kalkulus renal : 1. Urine yang basa dapat menyebabkan terbentuknya kalsium fosfat dan basa struvit (batu mineral) 2. Urin yang asam dapat menyebabkan terbentuknya batu asam urat dan batu sistin

Setiap kondisi yang menyebabkan meningkatnya dan menurunnya volume darah dapat menyebabkan pengerasan garam mineral dan terbentuknya nefrolitiasis. FAKTOR RESIKO Secara epidemiologi ada beberapa faktor yang membuat seseorang terkena nefrolisiasis (terbentuknya batu pada saluran kemih).Faktor tersebut adalah faktor intrinsic yaitu faktor yang berasal dari dalam atau tubuh individu itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari luar tubuh individu. 1. Faktor Intrinsik a. Jenis Kelamin : Laki-laki cenderung lebih banyak terkena batu ginjal daripada wanita b. Keturunan(Hereditas) : Individu yang mempunyai riwayat keluarga yang terkena batu ginjal beresiko dua sampai tiga kali lebih tinggi . c. Usia : Penyakit ini lebih sering menyerang 30-60 tahun atau 29-49 tahun

2. Faktor Ekstrinsik a. Individu yang tinggal dinegara maju memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan individu yang tinggal pada negara berkembang karena gaya hidup yang berbeda dimana individu yang tinggal dinegara maju cenderung lebih suka mengkonsumsi daging. b. Dehidrasi/ Asupan air yang kurang serta tingginya kadar mineral kalsium yang tinggi pada air yang dikonsumsi. c. Iklim dan temperature d. Pekerjaan : Individu yang lebih sering bekerja dengan duduk atau kurang aktivitas atau sedentary diri. e. Obesitas f. Infeksi saluran kemih kronis

EPIDEMIOLOGI Laki-laki lebih banyak terkena nefrolitiasis daripada wanita dikarenakan perbedaan faktor fisik, pola makan, dan struktur anatomis yang berbeda. Batu ginjal sering terjadi pada usia dewasa muda yaitu pada usia 30-60 tahun atau 20-49 tahun.Di AS prevelensi untuk penyakit ini diperkirakan laki-laki adalah 12% dan untuk wanita 7% sedangkan prevalensi penyakit ini di Indonesia diperkirakan 7% pada wanita dewasa dan 13% pada laki-laki. Di Indonesia prevelensi tertinggi penyakit nefrolitiasis yaitu di daerah D.I.Y (1,2%) di ikuti oleh Aceh (0,9%) serta Jawa Barat,Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah (0,8%) .

KANKER LARING

DEFINISI Kanker laring adalah keganasan yang terdapat pada laring yang berasal dari sel epitel. Karsinoma sel skuamosa merupakan malignan yang paling umum terjadi pada laring. 90% pasien kanker laring memiliki gambaran histopatologi karsinoma sel yang sel suamosanya terdiri dari verrusouscarcinoma, basaloid squamous cell carcinoma, adenosquamous carcinoma dan spindlecarsinoma dengan tingkatan sel baik, sedang, bburuk . (Consus et al, 2008) Kanker laring adalah tumor yang tumbuh di saluran kotak suara (laring) . Laring berperan dalam menkoordniasikan fungsi saluran pencernaan-pernafasan atas termasuk respirasi, berbicara dan menelan. Kanker laring dapat disembuhkan secara potensial jika terdeteksi sejak dini. Tumor ganas laring merupakan 1-2 % dari seluruh jumlah tumor ganas di dunia (Irfandi dan Rahman, 2015) Kanker laring atau karsinoma laring adalah tumor ganas yang berasal dari epital laring. Laring berperan dalam koordinasi berbicara, bernafas, aliran makanan dan minuman. (Cahyadi et al, 2016) Jadi kanker laring adalah tumor ganas yang terdapat pada laring. ETIOLOGI Penyebab pasti kanker laring sampai saat ini masih belum ditemukan, namun ada beberapa hal yang terbukti sangat berhubungan dengan terjadingan kanker laring ini yaitu : kebiasaan mengkonsumsi tembakau (perokok aktif/pasif), mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, sinar radio aktif, polusi udara, radiasi leher dan asbestosis. Ada pula peningkatan terkena kanker laring pada pekerja-pekerja yang terpapar secara langsung dengan debu kayu. FAKTOR RESIKO

Laki-laki mempunyai resiko terkena kanker laring lebih tinggi dibandingkan wanita. Kebiasaan merokok adalah faktor utama resiko kanker laring. Kanker ini sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Selain rokok, penggunaan alkohol juga merupakan faktor penting dalam peningkatan resiko. Apabila alkohol dikonsumsi secara bersamaan bersama rokok akan meningkatkan resiko 100x lebih tinggi. Faktor resiko yang lain adalah nutrisi yang buruk, infeksi human papillomavirus (HPV), pajanan terhadap asbestos dan polutan pekerja lain serta ras . Peningkatan resiko terkena laring juga dapat terjadi apabila ada keluarga yang memiliki riwayat terkena penyakit kanker kepala dan leher. EPIDEMIOLOGI Tumor ganas laring merupakan 1-2% dari seluruh tumor ganas di dunia dengan kejadian lebih dari 151.000 kasus yang mengakibatkan sekitar 82.000 orang meninggal setiap tahun. Menurut Cancer Research UK tahun 2014, ditemukan kasus pada tahun 2011 sebanyak 1.932 (82%) pada laki-laki dan 428 (18%) pada perempuan dengan total 2.360. Di Inggris menunjukkan adanya kasus baru karsinoma laring setiap 100.000 laki-laki dan 1 untuk setiap 100.000 perempuan. Di AS setiap tahun sekitar 11.600 kasus baru ditemukan dan 4090 individu yang terkena kanker laring akan meninggal. Di RSCM selama periode 200-2005 ditemukan 3.344 kasus tumorganas didaerah kepala dan leher dimana karsinoma laring menempati urutan kedua yaitu 213 kasus (6,73%). Di Manado angka kejadian karsinoma laring sebanyak 26,9 %. Di Bandung didapatkan sebanyak 100 (6, 95%) penderita karsinoma laring dari 1.439 keganasan kepala leher.

DAFTAR PUSTAKA Anugoro, D.2016. The Art Of Medicine Seni Mendeteksi, Mengobati dan Menyembuhkan 88 Penyakit dan Gngguan Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama https://books.google.co.id/books?id=nRhIDwAAQBAJ&pg=PA42&dq=Defin isi+batu+ginjal&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjutsbgwq_aAhWFsY8KHbYAtEQ6AEIMDAC#v=onepage&q=Definisi%20batu%20ginjal&f=false [diakses pada tanggal 10 April 2018 pukul 21.00] Brunner dan Suddarth. 2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Edisi 8.Jakarta :EGC Cahyadi et al. 2016. Karakteristik Penderita Karsinoma Lring Di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher Rumah Sakit dr Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2013-Juli 2015. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. http://jurnal.unswagati.ac.id [diakses pada tanggal 10 April 2018 pukul 20.30] Consus, et al. 2008. Malignan laryngeal lesions, dalam Penilaian Klinis dan Penatalaksanaan Disfungsi Larings Pasca Radioterapi.Fakultas KEDOKTERAN Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. https://www.kankertht-kepalaleher.info/wpcontent/uploads/2016/11/PENILAIAN-KLINIS-DANPENATALAKSANAAN-DISFUNGSI-LARINGS-PASCARADIOTERAPI.pdf [diakses pada tanggal 10 April 2018 pukul 20.30] Fauzi dan Putra. 2016. Nefrolitiasis. Majority. 5(2) :69-73 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1080 [diakses pada tanggal 10 April 2018 pukul 20.30] Grace, Pierce A dan Borley, Neil R. 2006. At A Glance Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga

Irfandy et al. 2015. Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas Laring. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(2):618-625 https://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/310/29[diakses pada tanggal 10 April 2018 pukul 20.30]

Related Documents

Bedah Mulut.docx
November 2019 33
Bedah Kejahatan
June 2020 28
Bedah Obstetri
August 2019 50
Bedah Orthognatik.docx
April 2020 24
Bedah Hernia.docx
June 2020 26
1. Bedah Bph.docx
November 2019 52

More Documents from "Fadli"