LAPORAN PRATIKUM MATA KULIAH GEOLOGI DAN MINERALOGI TANAH “MENGIDENTIFIKASI JENIS BATUAN”
NAMA
: DEWI ARUM KUSUMAWATI
NIM
: C1051181019
PRODI : ILMU TANAH A
PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN AJARAN 2019
Data Pengamatan Batu Diorit Kategori
Rumus Kimia Jenis Batuan Struktur Tekstur
Warna Belahan Pecahan Kilap Cerat Kekerasan (skala mohs) Sistem kristal Genesa Ketahanan
Mineral Na-plagioklas feldspar Komposisi Mineral : Plagioklas : 45% Orthoklas : 5% Hornblende : 15% Biotit : 9% Piroksen : 14% Na Plagioklas : 5% Kuarsa : 7% KAlSi3O8 – NaAlSi3O8 – CaAl2Si2O8 Batuan Beku Intermediet Masif Kristalinitas : Holokristalin Granularitas : Fanerik Sedang Bentuk Kristal : Euhedral Relasi : Equigranular
Putih bercorak hitam ke abu-abuan Tidak jelas Sepanjang bidang belahan Non logam (vitreous) Abu-abu kehitaman 6 skala mohs Triclinic crystal system or Monoclinic crystal system Batuan hasil terobosn batuan beku yang terbentuk dari hasil peleburan lantai samudera yang bersifat mafic pada suatu subduction zone 6
Batuan diorit adalah nama yang digunakan untuk kelompok batuan beku berukuran kasar-sedang, dengan komposisi antara granit sampai gabro ataupun basalt. Batuan ini biasanya terbentuk sebagai intrusi, baik secara dike maupun sill pada kerak benua. Diorit sering terbentuk di atas batas lempeng konvergen, yang mana subduksi lempeng samudra menyusup ke bawah lempeng benua. "Partial melting" dari lempeng samudra akan menghasilkan magma basaltik yang naik dan mengintrusi batuan granit yang ada di lempeng benua. Disitu akan terjadi proses pencampuran magma basaltik dengan magma granit (batu granit yang meleleh) dan akan naik melalui lempeng benua, baik secara sill maupun dike. Lelehan ini akan menghasilkan komposisi antara basalt - granit, dan diorit akan terbentuk jika hasil lelehan ini mengkristal secara lambat dibawah permukaan.
Lokasi Penemuan Batu : Jl.Pramuka Komp.Graha Indah Alam II ( Ditaman Rumah )