Bab Iv Jonh.docx

  • Uploaded by: Ta Maspra Tama
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv Jonh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,967
  • Pages: 13
BAB IV ANALISI PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KINERJA OPERATOR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk yang paling sempurna tidak luput dari kekurangan, dalam arti kata segala kemampuannya di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut bisa datang dari pribadinya(intern) atau mungkin dari pengaruh luar (extern). Salah satu faktor yang berasal dari luar akan di bahas dalam kesempatan ini ialah lingkungan kerja di mana manusia melaksanakan

kegiatan.

Suatu

kenyataan

bahwa

lingkungan

kerja

berpengaruh terhadap hasil kerja manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatan dengan baik sehingga di capai suatu hasil yang optimal, apabila di antaranya di tunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang baik. Kondisi lingkungan kerja di katakan baik apabila dalam kondisi yang demikian manusia dapat melaksanakan kegiatan dengan optimal, optimal, aman dan selamat. Akibat lingkungan kerja yang tidak beres akan terlihat dalam waktu yang lama. Keadaan lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang tentunya tidak mendukung diperolehnya suatu rancangan sistem kerja yang efesien dan produktif. Temperatur atau suhu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja manusia. Manusia akan bekerja secara optimal jika suhu di lingkungan kerjanya sesuai dengan kebutuhan. Produktifitas manusia akan meningkat bila mana ia merasa nyaman dengan kondisi lingkungan kerjanya. Oleh karena itu praktikum kali ini di lakukan untuk mengetahui suhu yang optimal saat melakukan pekerjaan.

1

2

2. Tujuan Praktikum Tujuan praktikum kali ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan temperatur terhadap hasil kerja b. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan temperatur terhadap kondisi fisiologi kerja c. Menentukan tingkat temperatur yang optimal 3. Manfaat praktikum Adapun manfaat dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui bahwa hasil kerja dapat di pengaruhi oleh temperatur b. Mengetahui bahwa temperatur dapat mempengaruhi kondisi fisiologi kerja seseorang c. Dapat menentukan temperatur yang tepat pada suatu kondisi kerja agar mendapat sistem kerja yang optimal B. LANDASAN TEORI 1. Pengaruh temperatur dan penyakit akibat temperatur buruk Lingkungan kerja fisik yang kondusif akan memberikan rasa aman dan memungkinkan para karyawan untuk dapat bekerja lebih optimal. Jika seorang pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah berada di tempat kerjanya untuk melakukan segala aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan prestasikerja karyawan tersebut juga akan meningkat. Faktor-faktor lingkungan fisik ini mencakup suhu, udara, kebisingan, dan penerangan ditempat kerja. Faktorfaktor fisik inilah yang akan sangat mempengaruhi kinerja dari karyawan yang ada berada ditempat kerja tersebut. Salah satu faktor yang akan dibahas kali ini adalah masalah suhu atau temperatur lingkungan kerja. Peningkatan suhu dapat menghasilkan

kenaikan prestasi

kerja, namun

disisi lain dapat pula menurunkan prestasi kerja. Kenaikan suhu pada batas tertentu dapat menimbulkan semangat yang akan merangsang prestasi kerja, tetapi setelah melewati ambang batas tertentu kenaikan suhu ini sudah mulai

3

mengganggu suhu tubuh yang dapat mengakibatkan terganggunya prestasi kerja. Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan secara aktif untuk dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi iklim. Misalnya saja kita dapat memakai pakaian kulit buatan/jaket bulu untuk mengatur isolasi termal ketika kita merasa dingin, apabila kita merasa panas kita dapat memakai penyejuk ruangan (AC). Yang terpenting adalah mengkondisikan ruangan kerja agar setiap pekerja didalamnya dapat merasa nyaman bekerja tanpa merasakan gangguan panas atau dingin. Kondisiekstrem pada lingkungan kerja sebaiknya dihindari, karena tekanan/terpaan panas yang mengenai tubuh manusia dapa tmengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan hingga kematian. Kematian tersebut diakibatkan oleh berbagai penyakit yang diakibatkan oleh terpaan panas pada tubuh. Berbagai penyakit tersebut meliputi: a. HeatRash merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat tekanan panas. Penyakit ini berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana keringat tidak mampu menguap dari kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada sebagaian kecil area kulit atau bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area yang sakit produksi keringat tidak akan kembali normal untuk 4 sampai 6 minggu. b. HeatSyncope adalah gangguan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah pening dan pingsan akibat berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup lama. c. HeatCramp merupakan penyakit yang menimbulkan gejala seperti rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan abdomen banyak mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan cairan dan garam selama melakukan kerja fisik yang berat di lingkungan yang panas. d. HeatExhaustion merupakan penyakit yang diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumlah air yang dikeluarkan seperti keringat melebihi dari air yang diminum selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah, pening,

4

mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh antara (37°C – 40°C). e. HeatStroke merupakan penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi 40o C atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, tidak ada keringat di tubuh korban, pening, menggigil, mual, pusing, kebingungan mental dan pingsan. f. Multiorgan-dysfunction

Syndrome

Continuum merupakan

rangkaian

sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/ sebagian anggota tubuh akibat heatstroke, trauma dan lainnya. 2. Keadaan tubuh saat kondisi panas Tabel 4.1 Keadaan Tubuh Saat Kondisi Panas suhu

Keadaan tubuh

37°C

Suhu tubuh normal

38°C

berkeringat, sangat tidak nyaman, sedikit lapar.

39°C

Berkeringat, kulit merah dan basah, napas dan jantung bedenyut kencang, kelelahan, merangsang kambuhnya epilepsi.

40°C

Pingsang, dehidrasi, lemah, sakitkepala, muntah, pening dan berkeringat.

41°C

Keadaangawat. Pingsan, pening, bingung, sakit kepala, halusinasi, napas sesak, mengantuk mata kabur, jantung berdebar.

42°C

Pucat kulit memerah dan basah, koma, mata gelap, muntah dan terjadi gangguan hebat. Tekanan darah menjadi tinggi/rendah dan detak jantung cepat.

5

Lanjutan Tabel 4.1 Keadaan Tubuh Saat Kondisi Panas 43°C

Umumnya meninggal, kerusakanotak, gangguan dan goncangan hebat terus menerus, fungsi pernafasan kolaps.

44°C

Hampir dipastikan meninggalkan beberapa pasien yang mampu bertahan hingga diatas 46°C

Sumber : Google

3. Keadaan tubuh saat kondisi dingin Tabel 4.2 Keadaan Tubuh Saat Kondisi Dingin Suhu

Keadaan tubuh

37°C

Suhu tubuh normal

36°C

Menggigil ringan hingga sedang.

35°C

Menggigil keras, kulit menjadi biru/keabuan. Jantung menjadi berdegup. (Hipotermia suhu kurang dari 35°C )

34°C

Mengggil yang sanagat keras, jarikaku, kebiruan dan bingung. Terjadi perubahan perilaku.

33°C

Bingung sedang hingga parah, mengantuk, depresi, berhenti menggigil, denyut jantung lemah, napas pendek dan tidak mampu merespon rangsangan.

32°C

Kondisi gawat. Halusinasi, gangguan hebat, sangat bingung, tidur yang dalam dan menujukoma, detak jantung rendah ,tidak menggigil.

31°C

Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflex, jantung sangat lamabat. Terjadi gangguan irama jantung yang serius.

28°C

Jantung berhenti berdetak pasien menuju kematian.

24-26°C

Terjadi kematian namun beberapa pasien ada yang mampu bertahan hidup hinggan dibawah 24-26°C

Sumber : Google

6

C. HASIL 1. Peralatan praktikum Peralatan praktikum yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Ruang iklim b. AC c. Manik-manik d. Thermometer e. Jarum f. Benang g. Alat tulis h. Lembar data 2. Cara kerja a. Menentukan jumlah manik-manik dengan menggunakan nomor ponsel lalu setiap nomor dibagi dua b. Memasukan benang ke jarum c. Menentukan temperatur di mana 18ºC(cold), 24ºC(comfort), 32ºC(hot) d. Setiap temperatur di berikan tiga kali percobaan e. Setiap percobaan diberi waktu dua menit f. Memulai praktikum dengan cara memasukan manik-manik dengan warna merah, putih, hijau, biru yang sesui dengan nomor ponsel praktikan. 3. Hasil praktikum Hasil praktikum dapat di lihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Praktikum

operator

Naufal Tamas

percobaan 1 2 3 1

Cold(18°C) benar Salah 7 5 10 2 10 2 6 6

temperatur Comfort(24°C) Hot(32°C) benar salah benar salah 8 4 7 5 12 0 10 2 12 0 10 2 9 3 7 5

7

Lanjutan Tabel 4.3 Hasil Praktikum 2 3

5 6

7 6

11 11

1 1

7 7

5 5

Sumber : Data Hasil Praktikum

4. Hasil Perhitungan a. Hasil perhitungan Naufal 1) Hasil perhitungan pada suhu 18˚C(cold) Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Data Sendy pada Suhu 18˚C(cold) operator

X

Sendy

7 10 10

∑X

𝑋̅

27

x-𝑋̅

9

-2 1 1

(X-𝑋̅)² 4 1 1

∑(X-𝑋̅)²

SD

36

4.242641

Sumber : Data Perhitungan

2) Hasil perhitungan pada suhu 24˚C Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Data Sendy pada Suhu 24˚C operator

X

Sendy

8 12 12

∑X

32

𝑋̅

x-𝑋̅

(X-𝑋̅)²

∑(X-𝑋̅)²

SD

-2.66667 7.111111 10.66667 1.333333 1.777778 113.7778 7.542472 1.333333 1.777778

Sumber : Data Perhitungan

3) Hasil perhitungan pada suhu 32˚C Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Data Sendy pada Suhu 32˚C operator

X

Sendy

7 10 10

Sumber : Data Perhitungan

∑X

27

𝑋̅

x- 𝑋̅

9

-2 1 1

(X- 𝑋̅)² 4 1 1

∑(X- 𝑋̅)²

SD

36

4.242641

8

b. Hasil perhitungan Tamas 1) Hasil perhitungan pada suhu 18˚C Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Data Rama pada Suhu 18˚C operator

X

Rama

6 5 6

𝑋̅

∑X

17

x-𝑋̅

(X- 𝑋̅)²

∑(X𝑋̅)²

SD

0.333333 0.111111 5.666667 -0.66667 0.444444 0.444444 0.471405 0.333333 0.111111

Sumber : Data Perhitungan

2) Hasil perhitungan pada suhu 24˚C Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Data Rama pada Suhu 24˚C operator

X

Rama

9 11 11

∑X

31

𝑋̅

x-𝑋̅

(X-𝑋̅)²

∑(X-𝑋̅ )²

SD

-1.33333 1.777778 10.33333 0.666667 0.444444 7.111111 1.885618 0.666667 0.444444

Sumber : Data Perhitungan

3) Hasil perhitungan pada suhu 32˚C Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Data Rama pada Suhu 32˚C operator

X

rama

7 7 7

∑X

21

𝑋̅

x- 𝑋̅

7

0 0 0

(X- 𝑋̅)² 0 0 0

∑(X- 𝑋̅)²

SD

0

0

Sumber : Data Perhitungan

D. PEMBAHASAN 1. Rumus standar deviasi Pada rumus standar deviasi pengambilan contoh terdapat pada Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Data Sendy pada Suhu 18˚C, adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: ∑(𝑋−𝑋̅)2

SD = √

𝑛−1

9

36

= √3−1 = √18 = 4.242641 2. Grafik pengamatan semua operator Grafik hasil pengamatan semua operator adalah sebagai berikut: a. Grafik pengamatan Naufal

12 10 8 6 4 2 0

P1

P2

P3

COLD

P1

P2

P3

P1

COMFORT

P2

P3

HOT

Sumber : Data Praktikum

Grafik 4.1 Hasil Pengamatan Naufal Analisis: Berdasarkan grafik di atas, naufal bekerja maksimal pada suhu 24˚C di mana pada tiga kali percobaan naufal dapat meningkatkan jumlah benarnya. Dapat di simpulkan naufal bahwa bekerja secara maksimal jika kondisi lingkungan kerja berada pada suhu 24˚C

10

b. Grafik pengamatan Tamas

12 10 8 6 4 2 0 P1

P2 COLD

P3

P1

P2

P3

P1

COMFORT

P2

P3

HOT

Sumber : Data Praktikum

Grafik 4.2 Hasil Pengamatan Tamas Analisis: berdasarkan grafik di atas, Tamas dapat bekerja secara maksimal padakondisi ruangan berada pada suhu 24˚C, di mana pada kondisi tersebut tamas dapat melakukan peningkatan jumlah benar pada setiap percobaan. Pada percobaan pertama Rama mendapatkan sembilan jumlah benar dan pada percobaan ke dua dan ketiga tamas mengalami peningkatan yaitu dengan megoleksi sepuluh jumlah benar. Dapat di sumpulkan bahwa tamas dapat bekerja secara maksimal pada suhu 24˚C

11

3. Grafik standar deviasi Tamas

Naufal 8

7.542472

7

6 5 4.242641

4

4.242641

3 2

1.885618

1

0.471405

0

cold

comfort

0 hot

Sumber : Data Praktikum

Grafik 4.4 Standar Deviasi Praktikan E. PENUTUP 1. Kesimpulan Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut: a. Tingkatan temperatur yang optimal untuk praktikan saat melakukan pekerjaan adalah pada suhu 24˚C di mana pada suhu tersebut praktikan mendapatkan jumlah benar yang meningkat dari pada suhu 18˚C dan 32˚C b. Mengetahui bahwa praktikan bekerja kurang maksimal pada kondisi ruangan yang sangat dingin yaitu dengan suhu 18˚C dan pada kondisi ruangan terasa cukup panas yaitu pada suhu 32˚C c. Tingkatan temperatur yang optimal untuk praktikan saat melakukan pekerjaan adalah pada suhu 24˚C di mana pada suhu tersebut praktikan mendapatkan jumlah benar yang meningkat dari pada suhu 18˚C dan 32˚C

12

2. Saran Adapun saran pada praktikum kali ini adalah sebgai berikut: a. Seharusnya jumlah manik-manik setiap praktikan di samakan agar mendapat data yang seragam b. Temperatur yang di tetapkan harus optimal pada suhu tetap yaitu 18˚C,24˚C,dan 32˚C c. Praktikan harus melakukan prosedur praktikum yang benar agar mendapatkan data yang falid

13

DAFTAR PUSTAKA Laboratorium Ergonomi Dan Perancangan Sistem Kerja, 2011, Pengaruh Temperatur Lingkungan kerja Terhadap Kinerja Karyawan, Institute Teknologi 10 November,Surabaya,3desember2018,https://aplikasiergonomi.wordpress.co m/. Laboratorium Ergonomi, 2018, Modul 1 Praktikum Ergonomi, Kepala Laboratorium Ergonomi dan Tim Asisten Laboratorium Ergonomi, Yogyakarta.

Related Documents

Bab-iv
June 2020 31
Bab Iv
June 2020 62
Bab Iv
June 2020 34
Bab Iv
May 2020 45
Bab Iv
June 2020 48
Bab Iv
June 2020 53

More Documents from "Al"