BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecelakaan Kerja 1. Definisi Kecelakaan Kerja Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya oleh karena itu kecelakaan dapat dicegah, asalkan kita cukup kemauan untuk mencegahnya. Oleh karena itu pula sebab-sebab harus diteliti dan ditemukan agar untuk selanjutnya dengan usaha koreksi yang tujukan kepada sebab itu kecelakaan dapat dicegah dan tidak berulang kembali, dengan kata lain, kecelakaan bias terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja/ perbuatan yang tidak selamat. Jadi kecelakaan kerja menurut Silalahi (1995 : 22) adalah : “setiap perbuatan/ kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan”. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang
kerumah melalui jalan biasa atau yang wajar dilalui
(Kepmenaker, 2012) .Keselamatan kerja menurut Moenir (1983 : 201) adalah : suatu keadaan dalam lingkungan/ tempat
kerja yang dapat menjamin secara
maksimal keselamatan orang-orang yang berada didaerah/ tempat tersebut baik orang tersebut pegawai/ bukan pegawai dari organisasi kerja itu. Menurut Beach dalam bukunya Moekijat (1996 : 146) mengatakan kecelakaan adalah suatu kejadian/ suatu peristiwa yang tidak diharapkan yang
merintangi/ menggagu jalannya kegiatan biasa. Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dan dalam sekejap mata, dan setiap kejadian menurut Benneth Silalahi (1995) terdapat empat faktor yang bergerak dalam sutu kesatuan berantai yaitu lingkungan, bahaya, peralatan, dan manusia. kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. (Anizar, 2012) Kecelakaan akibat kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur sengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan yang berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan atau perkantoran. Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan/ kondisi, tidak selamat yang direncanakan & diharapkan yang dapat mengakibatkan kecelakaan yang merintangi atau mengganggu jalannya kegiatan 2 Penyebab Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja. Suatu kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau beberapa faktor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu kejadian. Teori penyebab terjadinya kecelakaan yang dikenal dengan "Teori Domino". Dalam teori domino, suatu kecelakaan kerja digambarkan dari salah satu dari lima faktor dalam urutan yang menyebabkan kerugian. Teori ini menggambarkan kecelakaan seperti kartu domino yang disusun, jatuhnya salah satu akan membuat kartu yang lainnya akan jatuh juga. (Rachman, 2013)
Kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh berbagai penyebab, teori tentang terjadinya suatu kecelakaan adalah : a. Teori kebetulan murni (pure chance theory), yang menyimpulkan bahwa kecelakaan terjadi atas kehendak tuhan, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam rangkaian peristiwanya, karena itu kecelakaan terjadi secara kebetulan saja b. Teori kecendrungan kecelakaan (accident prone theory) pada pekerja tertentu lebih sering tertimpa kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang cenderung untuk mengalami kecelakaan kerja c. Teori faktor manusia (human factor theory) menekankan pada akhirnya seluruh kecelakaan kerja tidak langsung disebabkan karena kesalahan manusia d. Teori dua faktor (two main factor) kecelakaan disebabkan oleh kondisi berbahaya (unsafe condition) dan tindakan berbahaya (unsafe action). e. teori tiga faktor (three main factor) menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan peralatan, lingkungan dan faktor manusia pekerja itu sendiri. Menurut ILO (1998) mengemukakan bahwa kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor pekerja, pekerjaannya dan faktor lingkungan ditempat kerja. (Suwardi dan Daryanto, 2018) Dari beberapa teori tentang faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang sering digunakan adalah teoritiga faktor utama (Three main factor
theory). Menurut teori ini disebutkan bahwa ada 3 faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Ketiga faktor tersebut dapat diuraikan menjadi : a. Faktor manusia 1) Umur Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian kecelakaan akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja dibandingkan dengan golongan umur muda karena umur muda mempunyai reaksi dan kegesitan yang tinggi. Namun umur muda pun sering pula mengalami kasus akibat kecelakaan akibat kerja. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan pada umur muda antara lain karena kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh dan tergesa-gesa. (Triwibowo dan Pushandani, 2013) Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian kecelakaa akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai kecendrungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja dibandingkan dengan golongan umur muda karena umur muda mempunyai reaksidan kegesitan yang lebih tinggi. (Hunter, 1997 dalam swardi, 2018). Namun umur muda pun sering pula mengalami kasus kecelakaan akibat kerja, hal inimungkin karena kecerobohan dan sikap suka tergesa-gesa (Tresnaningsih, 1991 dalam Suwardi dan Daryanto, 2018). 2) Jenis Kelamin Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih
banyak daripada pria (Juli Soemirat, 2000 dalam Swaputri, 2009) secara anatomis, Fisiologis, dan Psikologis tubuh pria dan wanita memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil dan haid. Dua pristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang khusus. (Swaputri, 2009) 3) Pendidikan Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Selain itu, pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja. Pendidikan adalah pendidikan formal (SD, SMP, SMA/SMK/SLTA) yang diperoleh disekolah dan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Namun disamping pendidikan formal, pendidikan non formal seperti penyuluhan dan pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam pekerjaannya. (Triwibowo dan Pusphandani, 2013) 4) Lama kerja Lama kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian dengan meningginya pengalaman dan keterampilan dan keterampilan akan disertai dengan penurunan angka kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya kerja ditempat kerja yang bersangkutan. (Triwibowono dan Pusphandani, 2013)
5) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi (AM. Sugeng Budiono, 2003:329). Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya. sehingga pihak manajemen akan mengambil kebijakan untuk melindungi pekerja itu dengan berbagai cara yaitu mengurangi sumber bahaya ataupun menggunakan alat pelindung diri (personal protective devices). Namun dalam realisasinya pemakaian alat pelindung diri akan sangat sulit mengingat para pekerja akan menganggap alat ini akan mengganggu pekerjaan. (Anizar, 2012) Tenaga kerja berhak menolak untuk memakainya jika APD yang disediakan tidak memenuhi syarat. Dari ketiga pemenuhan syarat tersebut, harus diperhatikan faktor pertimbangan dimana APD harus :enak dan nyaman dipakai, tidak mengganggu ketenangan pekerja dan tidak membatasi ruang gerak pekerja, memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala jenis bahaya atau potensi bahaya, memenuhi syarat esterika, memperhatikan efek samping penggunaan APD dan mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan, dan harga terjangkau. (Anizar, 2012)
B. Alat Pelindung Diri Alat Pelndung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapata sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk semua ruangan, lapangan, halaman, dan sekelilingnya yang merupakan bagian atau berhubungan dengan tempat kerja. (Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor No. 08 Tahun 2010) Sebagaimana diketahui, hierarki pengendalian resiko dalam upaya pencegahan kecelakaan terdapat 5 tahap yaitu: a) Eliminasi : memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya b) Substitusi : Pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem c) Engineering (rekayasa): apabila ada bahaya dilakukan rekayasa engeneering sehingga menjadi tidak berbahaya d) Administratif : Tanda-tanda keselamatan, daerah berbahaya tanda, inspeksi peralatan dll. e) Alat Pelindung Diri (APD) Penggunaan APD terhadap tenaga kerja merupakan pilihan terakhir apabila keempat tahap tidak dapat dilakukan atau dapat dilakukan namun demikian masih terdapat banyak ataupotensi bahaya yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja.
Fungsi dan jenis alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor 08 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri adalah : a) Alat pelindung kepala (1) Fungsi Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim. b) Alat pelindung mata dan muka (1) Fungsi Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untukmelindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparanpartikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-bendakecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengionmaupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan bendakeras atau benda tajam.
c) Alat pelindung telinga (1) Fungsi Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan. d) Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
(1) Fungsi Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan sebagainya. . e) Alat pelindung tangan (1) Fungsi Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhudingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia,benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasadrenik. f) Alat pelindung kaki (1) Fungsi Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimiaberbahaya dan jasad renik, tergelincir. g) Pakaian pelindung (1) Fungsi Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajananapi dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan
kimia, cairan dan logampanas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikroorganisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur h) Alat pelindung jatuh perorangan (1) Fungsi Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar. i) Pelampung (1) Fungsi Pelampung berfungsi melindungi
pengguna yang bekerja di
atas air atau dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi
tenggelam (negative buoyant) atau melayang (neutral
buoyant) di dalam air. Peraturan yang mengatur penggunaan alat pelindung diri ini dijelaskan dalam pasal 13 Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamaatan dan Kesehatan Kerja, yang berbunyi “Barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alatalat pelindung diri yang diwajibkan”. Alat pelindung diri disediakan secara Cuma
cuma oleh pengusaha atau pengurus perusahaan yang tertuang dalam pasal 14 Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamaatan dan Kesehatan Kerja. dapat menyebabkan kecelakaan kerja C. Kerangka Teori Dari keterangan teori ( Santoso, 2004) menyimpulkan sebagai berikut: -
Peraturan perundangan
-
Standarisasi penggunaan APD yang bersifat tehnik
-
Pengawasan
-
Pendidikan
-
Latihan-latihan
-
Asuransi
-
Keselamatan
-
Penggunaan APD
Tinggi Kecelakaan akibat kerja Turun
D. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut:
-
Penggunan APD (Kepala, Mata, Muka, Tangan dan jari-jari, Kaki, Pernafasan, Telinga, Tubuh)
-
Kuantitas APD
-
KualitasAPD
-
Peraturan
Angka Kecelakaan Kerja menurun
B. Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi
Cara Ukur
Hasil Ukur
Wawancara langsung dan Observasi langsung
Pekerja
1. Pekerja Pembuatan kapal
Seseorang yang melakukan pekerjaan pembuat kapal
2.
1. APD (Kepala, Muka, Tangan dan jarijari, Kaki, Tubuh)
1. Pemakaian cheklist APD oleh para pekerja produksi pada saat melakukan pekerjaan meliputi: a. Penggunaan Topi b. Penggunaan Masker c. Penggunaan Sarung tangan d. Penggunaan Sepatu boot e. Penggunaan Pakaian kerja
2. Kuantitas APD
2. Jumlah Penggunaan APD
2. Jumlah
3. Kualitas APD
3. Tingkat baik buruknya APD
3. Baik : > 61% Sedang : 34%-60% Kurang : 0%-33%
4. Peraturan
4. Peraturan merupakan salah satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan dilaksanakan
Skala Ukur Nominal
1. Baik, bila 5 Ordinal poin terpenuhi Tidak baik, bila < 5 poin tidak terpenuhi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, yang menggambarkan tentang penggunaan Alat Pelindung Diri di PT. Daya Radar Utama Panjang Bandar Lampung
B. Subjek Penelitian
Populasi Populasi adalah semua pekerja yang berada dibagian produksi pembuatan Kapal di PT. Daya Radar Utama tahun 2018
Sampel Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pekerja yang ada dibagian produksi di PT. Daya Radar Utama Panjang Bandar Lampung
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian berada di PT Daya Radar Utama Lampung 2.WaktuPenelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Maret 2019.
D. Jenis dan Sumber Data a.
Data Primer a.
Melalui wawancara, yaitu data yang didapat langsung dari responden dengan menggunakan kwesioner yaitu berisi tentang: Umur, lama bekerja, pendidikan, pengetahuan K3, kenyamanan APD, dan peraturan.
b.
Observasi yaitu pengamatan secara langsung dengan menggunakan cheklist, yaitu tentang: jumlah APD, ketersediaan APD, kondisi APD, APD yang digunakan.
b. Data Sekunder a.
Data yang diperoleh dari perusahaan seperti (sejarah berdirinya, struktur organisasi, jumlah tenaga kerja, mesin, alat pelindung diri, daftar kecelakaan kerja) yang ada di PT. Daya Radar Utama .
b.
Data lain yang menunjang.
E. Pengolahan dan Analisa Data Data yang terkumpul dari hasil kwesioner dan checklist diolah dengan bantuan program komputer yaitu SPSS versi 15.0 melalui tahapan editing, coding dan tabulating. Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat faktor yang mempengaruhi penggunaan alat pelindung diri PT. Daya Radar Utama 1. Pengolahan Data ini dilakukan dengan tahap – tahap: a. Editing
Yaitu mengoreksi dan membetulkan data sehingga diperoleh data sesuai dengan keadaan sebenarnya. b. Coding Yaitu memberi kode – kode kepada obyek yang diteliti. c. Tabulating Yaitu memasukkan data – data pada tabel hasil dari checklist. d. Analisis Data Data yang diperoleh diolah dalam bentuk tabel presentase dan dibandingkan dengan PerMenaKer Dan Transmigrasi RI No.PER.08/MEN/VII/2010