BAB II LANDASAN TEORI
A. Kegiatan Ekstrakurikuler Bermain Panah 1. Pengertian Ekstrakurikuler Bermain Panah Bermain panah merupakan suatu kegiatan menembakkan busur panah dengan anak panah. Olahraga ini adalah termasuk cabang olahraga yang menggunakan busur panah dan anak panah dalam memainkannya. Yang mana anak panah dilepaskan melalui lintasan tertentu menuju sasaran pada jarak tertentu. Olahraga bermain panah ini membutuhkan keahlian atau keterampilan tersendiri. Dalam bertanding memanah, setiap pemain harus mampu melepaskan anak panahnya tepat mengenai sasaran yang telah ditentukan. Seseorang yang gemar atau merupakan ahli memainkan panah disebut juga sebagai pemanah. Salah satu dari manfaat memanah adalah melatih emosi untuk menempatkan target pada satu sasaran. Jika emosi kita terganggu, sudah pasti target akan mudah meleset, secara tidak langsung panahan ini melatih untuk belajar tenang dan mengendalikan emosi. Berdasarkan peralatan yang digunakan, olahraga panahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu instinctive dan non-instinctive atau precision shooting. Instinctive adalah bermain panah yang tidak memakai alat bantu bidik dan busur yang digunakan harus polos. Dengan ini sangat dibutuhkan indra perasa yang tinggi dari pemanahagar anak panah tepat mengenai sasarannya. Dan , adapun dengan non-instinctive ialah panahan yang menggunakan alat bantu bidik untuk membidik. 2. Teknik Bermain Panah
Teknik bermain panah secara ringkas terdapat Sembilan tahapan yang harus dilakukan oleh pemanah yaitu : sikap/cara berdiri (stance/stand), memasang ekor panah (nocking), mengangkat lengan( extend), menarik tali busur (drawing), menjangkarkan tali penarik (anchoring), menahan sikap memanah (tighten/hold), membidik (aiming), melepas tali/panah (realease), dan menahan sikap memanah (after hold). Agar lebih jelas penjabarannya bahwa terdapat 12 tahapan teknik dalam panahan yaitu sebagai berikut deskripsinya : a. Stance Stance ialah sikap atau posisi kaki pada lantai atau tanah. Sikap berdiri yang baik di tandai oleh berbagai persyaratan yaitu: 1. Titik berat badan ditumpu oleh kedua kaki atau tungkai secara seimbang kira-kira 60-70% pada bola kaki dan 40-30% pada tumit. 2. Tubuh tegak, tidak condong kedepan atau kebelakang, kesamping kanan atau kesamping kiri. b. Nocking Nocking ialah gerakan menempatkan atau memasukkan ekor panah ketempat anak panah ( nocking point) pada tali dan menempatkan gandar pada sandaran panah (arriw rest). Aspek yang harus diperhatikan dalam nocking adalah : a) bulu indeks mejauhi sisi jendela busur, b) ekor panah harus benarbenar masuk ke tali. Nocking harus benar-benar pas dan tepat dengan nock, jika terlalu besar atau longgar akan mengganggu terbangnya anak panah. c. Hooking the string and Gripping the bow
Hooking
and
gripping
ialah
gerakan
yang
menempatkan
atau
mengairahkan jari ditali setelah anak panah terpasang. Jari harus ditempatkan pada tali, dan sedangkan tali harus ditempatkan di sendi pertama, tepatnya di bagian atas jari telunjuk, dibawah jari tengah, dan belakang jari manis. Tali tidak ditempatkan pada sendi pertama pada jari atas dan jari bawah karena bias membahayakan perkembangan sendi. Pemanah harus melihat posisi tab pada tali yang harus selalu sama setiap menembak antara nocking point dengan posisi jari dan tab. d. Mindset Pikiran adalah bagian dari aspek mental pemanah yang harus bergabung dengan kondisi fisik, teknik dan taktik. Aspek ini merupakan penentu dalam penampilan pemanah. Oleh sebab itu, seorang pemanah harus berlatih secara rutin dalam proses latihan, sehingga seorang pemanah lebih santai dan focus pada tugas yang harus dilakukan dalam sesi latihan dan pertandingan maupun perlombaan. e. Set-up Set-up yaitu istilah yang sama dengan pre-draw yaitu gerak tarikan awal. Tekanan jari-jari tangan pada tali saat tarikan penuh(full draw) kira-kira 30% pada jari telunjuk : 50-60% pada jari tengah: dan 20% pada jari manis. Ketika melakukan set up kecenderungan yang terjadi untuk mengatasi berat tarikan busur yaitu badan di condongkana kearah sasaran target, leher dan wajah harus rileks atau santai, jika terlalu tegang dileher bahu akan naik dan cenderung kepala bergerak kebelakang atau menengadah selama melakukan tarikan.
f. Drawing Drawing adalah gerakan menarik tali busur sampai menyentuh bagian dagu atau hidung, dan dilanjutkan dengan menjangkarkan (anchoring) tangan penarik tali di dagu. g. Anchoring Anchoring yaitu gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu atau rahang. Pada tarikan penuh tangan pemanah harus rapat keposisi “anchoring” dibawah tulang dagu atau rahang dan tali menyerah pusat hidung. Posisi Anchoring sangat di tentukan oleh posisi scapula dan sikut penarik, begitupun kepala merupakan bagian lainnya yang menentukan pelaksanaan membidik. Sikut jika dipandang dari samping segaris dengan panah atau sedikit lebih tinggi. Jika sikut terlalu tinggi otot trapezius dan latissimus berada dibawah padahal otot tersebut sangat dibutuhkan untuk fase transfer ofloading. Jika dilihat dari atas sikut pada saat menarik segaris dengan panah. Jadi pada permulaan menarik, lengan penarik harus berada pada posisi yang benar dan kokoh dibawah tulang dagu tanpa ada gerakan memutar lengan pada saat menarik. Tangan penarik harus kontak serta kokoh dengan tulang rahang sehingga mejamin terciptanya konsistensi. Putaran lengan penarik dan siku yang naikpada saat menarik akan mengubah tekanan jari pada tali. h. Transfer/Loading to Holding
Agar tiba pada posisi holding untuk mentransfer beban dibutuhkan otot bagian belakang. Setelah tiba di posisi holding gerakan tulang scapule lebih dpandang dengan menekan bahu panahan busur kebawah. Pada permulaan menarik pemanah harus mengambil nafas dalam (deep breating) dan ciptakan tenang. Selama proses transfer/loading nafas harus dikeluarkan pelan sampai paru-paru mencapai keadaan seimbang dan rileks. Tahan nafas sampai gerakan follow-through. Jika pada tahapan ini pikiran dialihkan, koneksi dengan otot bagian belakang akan buyar. Perlu dipahami bahwa menahan tarikan bukan merupakan suatu tahapan tetapi transisi kritis dari sebuah proses kontinyu setelah semua tahapan dilakukan. Setelah menahan tarikan pemanah siap untuk memulai aiming dan expansion. i. Aiming and expansion Aiming adalah gerakan mengarahkan atau menempatkan titik alat pembidik (visir) pada tengah sasaran ataupun titik sasaran. j. Realease Realease yaitu gerakan melepaskan tali busur dengan cara merilekskan jari-jari penarik tali tali. Realease yang baik menyebabkan anak panah terbang dengan mulus. k. Follow –through Follow –through ialah bagian yang dilakukan setelah realease, dan bukan merupakan gerakan yang terpisah. Ketegangan dibagian punggung dibutuhkan dan harus dikontrol 1 sampai 2 detik setelah realease. Ketegangan yang terjadi
selama waktu tersebut, pada tulang scapule sepanjang follow-thorough akan menciptakan perasaan lebih baik untuk ketegangan di bagian punggung. Follow through harus merupakan reaksi yang alami dan tidak berlebih lebihan. Follow through yang berlebihan merupakan sebuah indikasi adanya kesalahan pada saat release. Kasus yang banyak terjadi, yaitu menghasilkan daya aksi yang berdampak pada titik berat dan tembakan menjadi kacau. Kekuatan dari gerakan follow through dan tekanan jari berbeda-beda pada tali yang berakibat jari-jari terlepas dari tali dan mengakibatkan hasil tembakan konsisten. l. Relaksasi dan Feed back Pada tahap ini pemanah tidak emosional dalam menganalisis masalah yang muncul. Apapun hasilnya yang didapatkan di target sebagai hasil tembakan ialah mutlak, dengan demikian analisis sangat diperlukan. Pemanah harus memiliki tanggung jawab terhadap hasil tembakan , jika panah tidak kena kuning , pemanah jangan membuat alasan yang mengada-ada , tetapi cepat temukan apa penyebab tembakan itu tidak kena kekuning.
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan individu yang mampu menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan , baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri maupun luar individu.
2. Fungsi Motivasi a.
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan muncul suatu perbuatan seperti belajar.
b.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan pencapaian dalam tujuan yang diinginkan.
c.
Motivasi sebagai penggerak. Menurut Yamin (2006: 158-159) mengatakan besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan yang akan dilakukan oleh seseorang.
3. Jenis-jenis Motivasi Belajar Menurut Hamdani (287: 2010) dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik antara lain : a. Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasar dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Apabila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka seseorang itu secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik juga sangat diperlukan, terutama untuk menunjang dalam kegiatan belajar sendiri. Seseorang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang juga memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar baik hal yang diketahui maupun hal yang belum diketahui seseorang tersebut. Keinginan itu di latar belakangi oleh pemikiran positif bahwa semua mataa pelajaran dipelajari sekarang yang dibuthkan dan sangat berguna kini dan mendatang. Seseorang
yang mempunyai minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Seseorang itu dapat dikatakan memeiliki motivasi untuk belajar, motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yamg dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan, seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan suatu aktifitas belajar. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang lebih terdidik dan berpengetahuan, serta mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Untuk mendapatkan semua itu tidak ada cara lain yang lebih tepat kecuali belajar. Belajar adalah suatu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.belajar bias dikonotasikan dengan membaca, kreativitas adalah kunci inovasi dalam pembinaan pribadi yang lebih baik. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang diperlukan dan baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar mau belajar. Berbagai macam cara bias dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar, orangtua dan guru harus bias membangkitkan minat siswa dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuk, kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan siswa. Akibatnya motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebgai pendorong, tetapi menjadikan siswa malas belajar. Padahal telah diketahui bahwa motivasi memberikan semangat kepada siswa dalam aktivitas
belajarnya. Untuk itu orangtua dan guru harus bias mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan tepat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi belajar mengajar. 3) Hubungan bermain panah dengan motivasi belajar. Proses belajar akan lebih termotivasi jika di tambah dengan kegiatan lain yaitu kegiatan ekstrakurikuler salah satunya yaitu kegiatan ekstrakurikuler bermain panah, bermain panah sangat bermanfaat bagi ketajaman pikiran apalagi adanya kemungkinan motivasi untuk belajar.