TUGAS ASUHAN NIFAS “MENENTUKAN DIAGNOSA” Dosen:Tim Mata Kuliah
1. 2. 3. 4.
Oleh kemompok 2: Chrisye Yohana Kemor Juliandini Heydia Tompoh Nur Devi Ervinanti Kelirey Salina Ahmad
POLTEKKES KEMENKES TERNATE PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan nikmat kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam mudah-mudahan selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW keluarga, sahabat, serta para pengikutnya, mudah-mudahan kita termasuk dalam pengikutnya yang di beri syafaat sampai hari kiamat nanti. Makalah ini membahas tentang “Menentukan Diagnosa pada Ibu Nifas Normal”. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna baik dalam segi penulisan maupun isi materi, untuk itu kami membutuhkan saran serta kritik demi perbaikan makalah yang lebih baik lagi. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami ucapkan kepada Tim Dosen Mata Kuliah Asuhan Nifas atas bimbingan, arahan, motivasi serta kesabaran dalam memberikan materi kepada kami dan juga teman-teman program studi D IV Kebidanan. Akhir kata kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat dan sedianya dapat menjadi sumber referensi bagi para pembaca Amin Ya Rabbal’alamin.
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan alat genitalia internal kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari. (Ilmui kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Manuaba, hal 195). Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:
Perubahan fisik
Involusi uterus dan pengeluaran lochia
Laktasi/pengeluaran ASI
Perubahan psiikis
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.(Ilmu Kebidanan, Sarwono, hal.237). Perawatan postpartum dimulai sejak
kala uri dengan menghindarkan adanya
kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi.(ilmu kebidanan, Sarwono, hal.238). B.
Rumusan Masalah 1.
C.
Tujuan Memberi asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan tepat dan benar sehingga tidak terjadi komplikasi, yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu.
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Masa Nifas a. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6-40 hari. Lamanya masa nifas ini yaitu ± 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998). b. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122). c. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281)
2. Klasifikasi Masa Nifas Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode : 1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. 2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu. 3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.
3. Merumuskan Diagnosa Atau Masalah aktual Pada Masa Nifas Proses manajemen kebidanan diawali dari mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan. Berasal dari data-data dasar tersebut baik subjektif maupun objektif dilakukan interpretasi kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang terdiri dari diakui dan telah disyahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, memiliki ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical
judgement dalam praktek kebidanan dan dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Dalam perumusan diagnosa atau masalah aktual pada masa nifas terbagi dalam beberapa pokok bahasan diantaranya, nyeri, infeksi, masalah cemas, perawatan perineum, perawatan payudara, masalah ASI eksklusif, masalah KB, gizi ibu nifas, tanda-tanda bahaya pada masa nifas, senam nifas dan cara menyusui. A. MASALAH NYERI 1. Pengertian nyeri Rasa nyeri adalah keadaan tidak menyenangkan yang bisa membatasi kemampuan seseorang untuk melaksanakan rutinitas sehari-hari. Pengertian masa nyeri menurut Internatinal Association for the study of pain adalah rasa nyeri merupakan keadaan tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman emosional yang dikaitkan dengan kerusakan jaringan yang berpeluang untuk terjadi atau dapat benar terjadi atau yang dapat dijelaskan dengan istilah seperti itu.
2. Gangguan Rasa Nyeri Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidaknyaman pada ibu, Bidan diharapkan dapat mengatasi gangguan ini dan dapat memberikan kenyamanan pada ibu. Gangguan rasa nyeri yang dialami ibu antara lain : a. After pains / keram perut. Hal ini disebabkan konktraksi dalam relaksasi yang terus menerus pada uterus. Banyak terjadi pada multipara. Anjurkan untuk meengosongkan kandung kemih, tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut bila perlu beri analgestik. b. Pembengkakan payudara.
c. Nyeri perineum. Perineum, daerah antara vagina dan anus, meregang pada saat melahirkan. Dapat juga disebabkan karena luka episiotomi, laserasi dan penjahitan perineum. Salah satu penyebab ini dapat membuat daerah ini terasa sakit dan terlihat bengkak dan memar. Untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mempercepat penyembuhan: Kompres dingin. Lakukan sitz bath (duduk diatas baskom berisi air hangat). Selalu bersihkan dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Ini akan membantu mencegah daerah yang sedang mengalami penyembuhan episiotomi atau perobekan terinfeksi kuman dari dubur.
d. Konstipasi. Disebabkan karena motilitas usus berkurang selama paersalinan, obat anastesi, dan mungkin ibu takut karena sakit atau merusak jahitan. Asuhan yang dilakukan yaitu: 1. Memperbanyak minum, minimal 3 liter perhari. 2. Meningkatkan makanan yang berserat, seperti buah-buahan. 3. Biasakan BAB tepat waktu, saat pertama kali ada dorongan untuk BAB. 4. Kalau perlu pemberian laksatif untuk melunakkan feses
e. Haemoroid. Hemoroid disebabkan adanya penekanan uterus terhadap vena didalam anus dan rectum selama kehamilan dan pada saat proses persalinan. Pada ibu yang sudah mengalami hemoroid sebelum kehamilan penekanan tersebut akan memperparah keadaan hemoroid
f. Diuresis.
3. Penyebab nyeri setelah melahirkan Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh : 1) Kontraksi dan relaksasi uterus berurutan yang terjadi secara terus – menerus.
2) Penurunan tonus otot uterus secara bersamaan menyebabkan intermitten ( sebentar – sebentar ). Berbeda pada wanita primipara, yang tonus uterusnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermitten. 3) Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofisis posterior. Pelepasan oksitosin tidak memicu refleks let down (pengeluaran asi) pada payudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. 4) Nyeri setelah melahirkan akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik, yang memerlukan kandung kemih kosong. Ibu harus diingatkan bahwa pengisian kandung kemih yang sering seiring tubuhnya mulai membuang kelebihan cairan setelah melahirkan akan menyebabkan kebutuhan berkemih yang sering. Potensial terjadi nyeri pada ibu nifas : 2.
Mules-mules sesudah partus.
3.
Berlangsung 2-3 hari post partum.
4.
Lebih terasa saat menyusui.
5.
Timbul bila terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta, gumpalan darah dalam cavum uteri.
B. MASALAH INFEKSI Infeksi nifas merupakan salah satu penyebab
kematian ibu, infeksi yang
mungkin terjadi adalah infeksi saluran kencing, infeksi pada genitalia, infeksi payudara, infeksi saluran pernafasan. Infeksi masa nifas merupakan penyebab tertinggi angka kematian ibu. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinaria dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu pembengkakan taki kardia dan malaise. Gejala lokal berupa uterus lembek, kemerahan, rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria. Ibu berisiko infeksi postpartum karena adanya pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi. Penyebab infeksi adalah bakteri endogen dan eksogen.
Masalah infeksi terbagi atas beberapa macam yaitu : a.
Infeksi genital Ibu beresiko mengalami infeksi postpartum karena adanya luka pada area pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital dan episiotomi pada perineum penyebab infeksi adalah bakteri endogen dan eksogen faktor predisposisi infeksi meliputi nutrisi yang buruk defisiensi zat besi , persalinanlama , ruftur membran episiotomi atau sexio sesarea . Gejala klinis endometritis tampak pada hari ketiga postpartum disertai suhu yang mencapai 39 c, sakit kepala , kadang dapat uterus yang lembek. Untuk itu , ibu harus diisolasi. Infeksi genital dapat di cegah dengan menjaga kebersihan di daerah vulva, vagina dan perineum. Pembalut harus diganti dengan teratur dan sering. Hal ini untuk menghindari gesekan antara anus dan vulva ketika mengangkat pembalut karna dapat memindahkan organisme dari anus sehingga mengontaminasi vulva dan perenium ketika melepaskan pembalut harus dari arah depan ke belakang
b.
Infeksi saluran kemih Dapat terjadi karena kurang menjaga kebersihan dan lebih sering lterjadi jika terdapat retensi urine kurangnya asupan cairan dan latihan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan vulva, tidak menahan kencing minum lebih banyak, melakukan latihan dan menghindari konstipasi
c.
Infeksi saluran pernafasan atas Bidan yang sedang flu berat seharusnya tidak dekat ibu dan bayi atau menggunakan masker.jika berada di dekat mereka sehingga tidak terjadi infeksi silang. Demikian juga dengan anggota keluarga yang sedang sakit
d.
Infeksi payudara Infeksi payudara seperti mastitis dan abses dapat terjadi karena manajemen laktasi yang tidak benar yang dapat menyebabkan trauma pada puting sehingga merupakan tempat masuknya kuman pathogen. Hal ini dapat di cegah dengan manajemen laktasi yang benar dan menyusui bayi nya on demand. Dalam menentukan Masalah/Diagnosa dalam masalah Infeksi : 1. Data dasar subjektif : luka yang semakin nyeri dan badan panas dingin. 2. Data objektif bisa diamati dari : 1. Vital sign (adanya peningkatan suhu, frekuensi nadi, dan pernafasan). 2. Inspeksi : adanya tanda-tanda infeksi pada luka jahitan. a. Dolor : Perubahan Rasa (Nyeri). b. Kalor : Perubahan suhu (meningkat). c. Rubor : Perubahan warna kulit (memerah). d. Functio laesa : Gangguan fungsi tubuh. e. Tumor : Perubahan bentuk.
Potensial yang terjadi secara umum pada infeksi ibu nifas : 1) Demam merupakan gejala klinis terpenting untuk mendiagnosis metritis, dan suhu tubuh penderita umumnya berkisar melebihi 38oc – 39oc. Demam yang terjadi sering juga disertai menggigil, yang harus diwaspadai sebagai tanda adanya bakteremia yang bisa terjadi pada 10-20% kasus. Demam biasanya timbul pada hari ke-3 disertai nadi yang cepat. 2) Penderita biasanya mengeluh adanya nyeri abdomen yang pada pemeriksaan bimanual teraba agak membesar, nyeri, dan lembek. 3) Lokhia yang berbau menyengat sering disertai dengan timbulnya metritis, tetapi bukan merupakan tanda pasti. Pada infeksi oleh grup A β – hemolitik streptokokus sering disertai lokhia bening yang tidak berbau. Selain tanda-tanda klinik diatas ada juga infeksi lokal dan infeksi general. 1. Infeksi lokal: a. Pembengkakan luka episiotomi. b. Bernanah.
c. Perubahan warna lokal. d. Pengeluaran lokhea bercampur nanah. e. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri. f. Temperatur badan dapat meningkat
2. Infeksi general: a. Tampak sakit dan lemah. b. Temperatur meningkat diatas 39°C. c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat. d. Pernafasan dapat meningkat dan nafas terasa sesak e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma. f. Terjadi gangguan involusi uterus g. Lokhea berbau, bernanah serta kotor Dengan gambaran klinis tersebut, bidan dapat menegakkan diagnosis infeksi kala nifas. Pada kasus dengan infeksi ringan, bidan dapat memberikan pengobatan, sedangkan pada infeksi kala nifas yang berat sebaiknya bidan berkonsultasi atau merujuk penderita.
C. MASALAH CEMAS Rasa cemas sering timbul pada ibu masa nifas karna perubahan fisik dan emosi masih menyesuaikan diri dengan kehadiran bayi. Pada periode ini disebut “masa krisis” karena memerlukan banyak perubahan perilaku, nilai peran. Tingkat kecemasan akan berbeda antara satu dengan yang lain. Bidan harus bersikap empati dalam memberikan support mental pada ibu untuk mengatasi kecemasan. Ingat ASKEB yang holistic tidak hanya berfokus pada kebutuhan fisik saja tapi juga psikis. Bagaimanapun juga keadaan psikis akan mempengaruhi kondisi fisik ibu. Atasi kecemasan dengan mendorong ibu untuk mengungkapkan perasaannya, libatkan suami dan keluarga untuk memberi dukungan dan beri PENKES sesuai kebutuhan sehingga dapat membangun kepercayaan diri dalam berperan sebagai ibu.
Bidan harus dapat menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang bagaimana mengatasi rasa cemas selama masa nifas a.l: a. Bidan dapat memperhatikan dan memberi ucapan selamat atas nkehadiran bayinya yang dapat member perasaan senang pada ibu b. Dalam memberi dukungan bidan dapat melibatkan suami,keluarga dan teman dalam merawat bayi-nya sehingga beban ibu berkurang. Hal ini akan menciptakan hubungan baik antara ibu dan keluarga, ibu dan bidan ataubidan dan keluarga-nya. c. Bidan dapat member informasi atau konseling memngenai kebutuhan ibu selama periode ini. Sehingga membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu. d. Bidan dapat mendukung PENKES termasuk pendidikan dalam perannya sebagai ibu. e. Bidan dapat membantu dalam hubungan ibu dan bayinya serta menerima bayi dalam keluarganya. f. Bidan juga dapat berperan sebagai teman bagi ibu dan keluarga dalam member nasihat. g. Waspadai gejala depresi. Tanyakan pada ibu apa yang ia rasakan serta apakah ia dapat makan dan tidur dengan nyaman. Bidan harus bersikap empati dalam memberikan support mental pada ibu untuk mengatasi kecemasan. Potensial terjadi masalah cemas pada ibu nifas : 1) Postpartum Blues – Reaksi depresi. – SedihDisforia – Menangis – Mudah tersinggun atau iritabilitas, Cemas, Labil perasaan, Cendrung menyalahkan diri sendiri, Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. – Gejala afektif yang ringan terjadi mulai 2 sampai 3 hari post partum dan mencapai puncaknya pada 5 sampai 7 hari post partum dan mulai berkurang pada minggu ke 2 (ambulatory obstetri, 2001). – Ditandai dengan gejala-gejala seperti reaksi depresi/sedih/ menangis mudah tersinggung, hilang nafsu makan, gangguan tidur (irritabilitas) cepat lelah, cemas dan merasa kesepian . (Iskandar S.S, 2006).
2) Depresi postpartum Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu: –
Berkurangnya energi.
–
Penurunan efek.
–
Hilang minat (anhedonia)
–
Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain : 1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi. 2. Kelelahan dan perubahan mood. 3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur. 4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain. 5. Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
3) Post Partum Psikosa Gejala yang sering terjadi adalah: –
Delusi
–
Halusinasi
–
Gangguan saat tidur.
–
Obsesi mengenai bayi.
D. PERAWATAN PERINEUM Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang perawatan perineum selama masa nifas: a. Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan tampon pasca partum kaerna resiko infeksi. b. Jelaskan perkembangan perubahan lochea dari rubra ke serosa hingga menjadi lochea alba. c. Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah yang berlebihan serta pembalut yang dipenuhi darah banyak. d. Ajari ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau defekasi dan setelah mandi pancuran atau rendam.
e. Ibu dapat menggunakan kompres es segera mungkin dengan menggunakan sarung tangan atau bungkus es untuk mencegah edema. f. Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang diisi air hangat. g. Ajari penting nya membersihkan perineum dari arah depan kea rah belakang untu mencegah kontaminasi. h. Ajari langkah-langkah memberikan rasa nyaman pada area hemorrhoid. i. Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih secara adekuat. j. Identifikasi gejala ISK. Jelaskan pentingnya asupan cairan adekuat setiap hari
E. PERAWATAN PAYUDARA & ASI EKSKLUSIF Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. a. Bagaimana Mencapai ASI Eksklusif WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam setelah kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI.
b. Kebaikan ASI Dan Menyusui 1. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi. 2. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk: * Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. * Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin. * Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin
c. PRODUKSI ASI Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar. Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Air Susu Mature Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
Kandungan Colostrum
berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan selsel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Langkah-langkah perawatan Payudara ● Persiapan ibu 1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2. Buka pakaian 3. Persiapan alat 4. Handuk 5. Kapas yang dibentuk bulat 6. Minyak kelapa atau baby oil 7. Waslap atau handuk kecil untuk kompres 8. Dua baskom masing-masing berisi air hangat dan air dingin ● Pelaksanaan 1. Buka pakaian ibu 2. letakkan handuk di atas pangkuan ibu tutuplah payudara dengan handuk 3. Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundak 4. Kompres putting susu dengan menggunakan kapas minyak selama 3-5 menit agar epitel yang lepas tidak menumpuk lalu bersihkan kerak-kerak pada putting susu 5. Bersihkan dan tariklah putting susu keluar terutama untuk putting susu yang datar 6. Ketuk-ketuk sekeliling putting susu dengan ujung-ujung jari Pengurutan I a. Licinkan kedua tangan dengan baby oil b. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri,lakukan gerakan kecil dengan 2 atau c. 3 jari tangan tangan mulai dari pangkal payudara dengan gerakan memutar d. berakhir pada daerah putting (dilakukan 20-30 kali) Pengurutan II Membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada putting susu (dilakukan 20-30 kali) pada kedua payudara Pengurutan III Meletakkan kedua tangan diantara payudara, mengurut dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya perlahan.
Pengurutan IV Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal ke arah putting susu. Payudara dikompres dengan air hangat lalu dingin secara bergantian kira-kira 5 menit (air hangat dahulu). Keringkan dengan handuk dan pakailah BH khusus yang dapat menopang dan menyangga payudara.
F. MASALAH KB Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang KB: a. Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang kurang nya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali setiap pasangan harus menentukan sendiri nkapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan
keluarganya.
Akan
tetapi
petugas
kesehatan
mampu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak di inginkan. b. Biasanya, wanita tidak akan menghasilkan telur ( ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haid nya selama menyusui (amenore laktasi). Oleh karena itu, metode amenore laktasi
dapat
digunakan
sebelum
haid
pertama
kali
untuk
mencegah
terjadinya kehamilan baru resiko menggunakan cara ini adalah 2% kehamilan. c. Penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman. Terutama apabila ibu sudah haid lagi. d. Sebelum menggunakan metode KB beberapa hal yang harus di jelaskan pada ibu a.l:
Bagaimana dengan metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitas nya.
Kelebihan dan kekurangannya.
Efek samping
Bagaimana menggunakan metode ini?
Kapan metode ini dapat digunajkan untuk wanita pasca bersalin yang menyusui?
Jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB tertentu ada baiknya ibu atau pasangan berkunjung ulang 2 minggu kemudian untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
Pengambilan Dignosa dengan tanda dan gejala yaitu :
Data dasar subjektif dapat berupa : 1. Pasien mengatakan tidak ingin memakai alat kontrasepsi, tapi juga ingin menunda kehamilan berikutnya. 2. Pasien mengatakan tidak tahu sama sekali tentang alat kontrasepsi. 3. Pasien mengatakan pernah memakai beberapa alat kontrasepsi, tapi rata-rata tidak cocok. Sedangkan data dasar objektif dapat berupa : varises pada kaki banyak dan menonjol, tekanan darah tinggi, banyak flek hitam, dan jerawat pada wajah. Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang KB, Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Akan tetapi petugas kesehatan mampu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Sebelum menggunakan metode KB beberapa hal yang harus dijelaskan pada ibu antara lain : 1) Bagaimana dengan metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya. 2) Kelebihan dan kekurangannya. 3) Efek samping. 4) Bagaimana cara menggunakannya. 5) Kapan dapat digunakan. Jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB tertentu ada baiknya ibu atau pasangan berkunjung ulang 2 minggu kemudian untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik. G. MASALAH GIZI Bidan berperan dalam penyuluhan tentang gizi pada ibu dan suaminya selama masa nifas yang meteri nya meliputi: a. Mengkonsumsi tambahan 500 kaloti setiap hari
b. Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral dan vitamin yang cukup c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu nuntuk minum setiap kali setelah menyusui) d. Tablet zat besi bisa diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan. e. Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vitamin A kepada bayi nya melaalui ASI Pengambilan Dignosa dalam tanda dan gejala : Data dasar subjektif dapat berupa: 1) Pasien mengatakan tidak suka makan yang amis-amis. 2) Keluarga sangat kuat memegang adat atau kepercayaan bahwa ibu nifas tidak boleh makan yang manis-manis. 3) Ibu mengatakan bahwa ia seorang vegetarian. 4) Ibu tidak tahu tentang : a) Pentingnya mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari. b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral dan vitamin yang cukup. c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali setelah menyusui). d) Tablet zat besi bisa diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan. e) Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI. Data dasar objektif dapat berupa : 1) Perbandingan BB dan TB termasuk kategori kurus. 2) Lingkar lengan < 23 cm. 3) Hb kurang dari normal. 4) Konjungtiva anemis.
H. TANDA BAHAYA NIFAS Ketidaktahuan tentang tanda bahaya pada masa nifas dapat menjadi masalah besar bagi ibu. Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suami nya tentang tanda bahaya selama masa nifas agar ibu segera datang ke bidan atau dokter apabila terdapat salah satu dari tanda bahaya tersebut : 1. Perdarahan Postpartum pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak. Data dasar subjektif dapat berupa : •
Pasien mengatakan banyak darah yang keluar.
•
Kepalanya pusing dan mengantuk.
•
Perutnya tidak mules, dan pandangan matanya berkunang-kunang.
Data Dasar Objektif dapat berupa : •
Vital sign (peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan, penurunan tekanan darah, nadi teraba lemah).
•
KU lemah, wajah pasien pucat, konjungtiva anemis, ujung jari pucat, keringat dingin di wajah, bibir pucat.
•
Uterus tidak berkontraksi.
2. Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk (menyengat). 3. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung. 4. Rasa sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan. 5. Pembengkakan di wajah atau di tangan. 6. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil, atau jika merasa tidak enak badan. 7. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan sakit. 8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama. 9. Nyeri, sakit, edema atau panas di daerah tungkai. 10. Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab atau tidak perduli dengan bayinya. 11. Sembelit, hemoroid. 12. Sulit menyusui
I. SENAM NIFAS
Masih kurang informasi tentang pentingnya atau manfaat dari senam nifas atau ibu belum pernah mendapatkan pelatihan senam nifas sebelumnya dan kesibukan ibu akan peran barunya sehingga ibu tidak punya keinginan untuk melakukan senam nifas.
J. MASALAH MENYUSUI Berbagai masalah menyusui pada ibu antara lain : 1) Kurang informasi yang menyebabkan banyak ibu menganggap susu formula lebih baik dari ASI, kurang informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan pemberian ASI, pentingnya rawat gabung, cara menyusui yang baik dan benar dan siapa yang bisa dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui. 2) Putting susu yang pendek atau terbenam yang membuat ibu merasa kehilangan peluang untuk menyusui. 3) Payudara bengkak yang menyebabkan ibu merasa sakit dan malah berhenti menyusui, padahal pembekakan payudara akan hilang jikamemberikan ASI sesegera mungkin pada bayi dengan posisi yang benar dan tanpa jadwal dan lakukan perawatan payudara dengan mengompres dingin serta minum obat analgesik jika diperlukan. 4) Puting susu nyeri/lecet, yang dominan disebabkan karena kesalahan posisi menyusui. 5) Saluran ASI tersumbat yang bisa diatasi dengan memijat payudara kea rah puting, mengubah-ubah posisi menyusi serta menggunakan BH yang menunjang dan tidak terlalu ketat. 6) Radang dan abses payudara, yang merupakan lanjutan dari putting lecet, saluran tersumbat dan payudara bengkak apabila tidak ditangani dengan baik. Penangannya yaitu lakukan perawatan disertai istirahat yang cukup, segara berobat ke dokter untuk diberi antibiotic dan analgetik. Pada abses payudara, nanah yang terjadi harus dikeluarkan dengan insisi. 7) Masih banyak ibu merasa ASI nya kurang. Karena berkurangnya ketegangan payudara dan seringnya bayi minta disusukan. Kecukupan ASI dapat dinilai dengan kenaikan BB bayi secara teratur dan frekuensi BAK bayi minimal 6 kali dalam sehari.
8) Menyusui setelah bedah caesar, memang sulit, tapi jika anda merasa baik bisa menyusui dalam posisi miring dengan meletakkan bantal pada pangkuan atau penggunaan pompa untuk memerah ASI 9) Ibu dengan penyakit. Dalam banyak hal penyusuan tidak perlu dihentikan, ibu dapat menggunakan masker. Kecuali jika ibu sakit sangat berat dan membutuhkan konsultasi medis. Jika ibu menyusui harus mengkonsumsi obat, pilihlah obat yang memiliki masa pendek dan mempunyai rasio ASI-plasma kecil dan lakukan segera begitu selesai menyusui. 10) Ibu hamil, masih dapat menyusui jika tidak ada masalah dengan kandungannya. 11) Ibu bekerja. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja atau saat ibu ada dirumah (cuti/libur).