Vaksin HPV
Mammografi
Skrining kanker serviks
Klinik Kespro dan IMS
Teknologi dan Terapan dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan KB
Human papilloma virus (HPV) adalah virus yang paling sering dijumpai pada penyakit menular seksual dan diduga berperan dalam proses terjadinya kanker. Virus ini terutama ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya dari virus ini adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
Vaksin HPV
Masa inkubasi HPV 3-4 bulan (bervariasi 1 bulan hingga 2 tahun). HPV membelah berkalikali bila respon imun rendah, misalnya pada kasus HIV, merokok, hamil, dan malnutrisi. HPV tidak dapat disembuhkan, individu yang terinfeksi akan selalu membawa virus.
Vaksin HPV
Kanker mulut rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh Human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Vaksin HPV
Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker mulut rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker mulut rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Pencegahan yang terbaik adalah dengan melakukan vaksinasi dan pap smear untuk menjangkau infeksi HPV risiko tinggi lainnya Vaksin HPV
Apa itu vaksin HPV ?
Vaksinasi HPV merupakan pencegahan primer kanker serviks uterus (vaksinasi profilaksis HPV 16,18).
Vaksin HPV
Manfaat mendapat Vaksin HPV Vaksinasi HPV merupakan upaya pencegahan primer yang diharapkan akan menurunkan terjadinya infeksi HPV risiko tinggi, menurunkan kejadian karsinogenesis kanker serviks dan pada akhirnya menurunkan kejadian kanker serviks uterus.
Vaksin HPV
Infeksi HPV tipe 16 dan 18 ditemukan pada 70-80% penderita kanker serviks, sehingga sejumlah itu pula yang diharapkan dapat menikmati proteksi terhadap kanker serviks uteri. Pemberian vaksin dilaporkan memberi proteksi sebesar 89%, karena vaksin tersebut dilaporkan mempunyai cross protection dengan tipe lain Vaksin HPV
Efektifitas Vaksin HPV
Penelitian efektivitas vaksin HPV (penelitian fase 3/FUTURE 1) dilakukan pada 2261 sampel yang diberi vaksin HPV dan sejumlah 2279 diberi placebo. Pada kelompok yang diberikan vaksin tidak dijumpai sampel yang menderita infeksi HPV ataupun NIS, sedangkan pada kelompok yang diberikan placebo ditemukan lesi prakanker dan infeksi HPV sebanyak 40 dari 2279 sampel penelitian. Vaksin HPV
Orang yang diberikan Vaksin HPV
Vaksin mulai dapat diberikan pada wanita usia 10 tahun, yaitu setelah menstruasi. Berdasarkan pustaka vaksin dapat diberikan pada wanita usia 10-26 tahun (rekomendasi FDA-US), penelitian memperlihatkan vaksin dapat diberikan sampai usia 55 tahun. Paling efektif di usia 25 – 45 tahun Vaksin HPV
Jenis Vaksin HPV
Vaksin HPV Cevarix : Hanya diberikan pada wanita dan hanya untuk mencegah kanker serviks.Adalah jenis vaksin bivalen HPV 16/18 L1 VLP vaksin yang diproduksi oleh Glaxo Smith Kline Biological, Rixensart, Belgium. Vaksin HPV Gardasil : Dapat diberikan pada pria dan wanita, fungsinya untuk mencegah kanker serviks, kanker vagina, kanker vulva pada wanita dan kutil genital pada pria dan wanita Vaksin HPV
Dosis dan Cara Pemberian Vaksin HPV
Vaksin ini diberikan intramuskuler 0,5 cc diulang tiga kali, produk Cervarix diberikan bulan ke 0,1 dan 6 sedangkan Gardasil bulan ke 0, 2 dan 6 (Dianjurkan pemberian tidak melebihi waktu 1 tahun). Vaksin dikocok lebih dahulu sebelum dipakai dan diberikan secara muskuler sebanyak 0,5 dan sebaiknya disuntikkan pada lengan (otot deltoid).
Vaksin HPV
Reaksi akibat vaksinasi
1. Gangguan pada lokasi penyuntikan, berupa nyeri, kemerahan, pembengkakan. 2. Gangguan pada sistem saraf, diantaranya nyeri kepala dan pusing. 3. Gangguan pada sistem pencernaan berupa mual, muntah, diare, dan nyeri perut 4. Gangguan pada kulit dan jaringan subkutan berupa gatal, ruam kulit, dan urtikaria. 5. Pingsan bisa terjadi sampai 30 menit sesudah vaksinasi apapun. Vaksin HPV
Jenis vaksin Bivalen (16, 18) dan quadrivalen (16, 18, 6, 11). HPV 16 dan HPV 18 merupakan HPV risiko tinggi (karsinogen), sedangkan HPV 6 dan 11 merupakan HPV risiko rendah (nonkarsinogen).
Vaksin HPV
Mammografi
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2010 kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan proporsi sebesar 28,7% untuk kanker payudara. Pada saat ini, mammografi masih menjadi standar paling efektif untuk screening dini kanker payudra.
Mammografi
Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.
Mammografi Faktor-faktor yang dapat dilihat pada saat pemeriksaan mammografi antara lain : 1. Intermediate Findings Variabel yang menjelaskan keadaan sel atau jaringan yang terdapat dalam payudara.
2. Suspicious for Malignancy Variabel yang menjelaskan bentuk tumor yang terdapat dalam payudara atau tanda-tanda keganasan yang terlihat pada payudara 3. BIRADS Category Breast Imaging Reporting and Data System (BIRADS) digunakan untuk memprediksi tingkat keganasan pasien kanker payudara dalam skrining mamografi. 4. Position Akan dilihat letak dimana ada perubahan yang tidak wajar pada payudara kanan atau payudara kiri.
Mammografi
Cara Pelaksanaan Mammografi Berdiri di depan mesin. Beberapa menit kemudian, payudara akan ditekan mendatar menggunakan 2 buah plat plastik. UntuK beberapa saat, tekanan pada payudara ini akan membuat kita menjadi tak merasa nyaman. Semakin datar posisi payudara, hasil yang diperlihatkan akan lebih bagus. Setiap payudara akan diambil dua gambar yang seluruhnya hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Melalui gambar inilah, dokter akan memeriksa segala bentuk kelainan yang mungkin terjadi pada payudara kita. Mammografi dianggap sebagai senjata yang paling efektif untuk deteksi dini kanker sebab dapat mendeteksi hampir 80%-90% dari semua kasus kanker payudara.
Skrining kanker serviks
Program skrining kanker serviks dengan Pap smear dan IVA telah dilakukan di banyak negara maju dan berhasil menurunkan jumlah insiden kanker serviks di negara maju tersebut. Wanita di negara berkembang yang melakukan Pap smear yaitu hanya sekitar kurang dari 5% seluruh total populasi wanita dan hampir 60% dari kasus kanker serviks di negara berkembang terjadi pada wanita yang tidak pernah melakukan Pap smear. Oleh karena itu perlu dilakukan skrining kanker serviks dengan pemeriksaaan Pap smear untuk mendapatkan data kelainan sitologi serviks dan pemeriksaan IVA.
Skrining kanker serviks
Pap smear adalah salah satu cara untuk melakukan deteksi dini adanya kanker leher rahim/serviks. Di Indonesia IVA sedang dikembangkan dengan melatih tenaga kesehatan, termasuk bidan. Banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia semakin diperparah disebabkan lebih dari 70% kasus yang datang ke rumah sakit berada pada stadium lanjut.
Skrining kanker serviks
IVA Syarat ikut IVA TEST : Sudah pernah melakukan hubungan seksual
Tidak sedang datang bulan/haid
Tidak sedang hamil
24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
Skrining kanker serviks
Alat dan Bahan
• Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi. • Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi. • Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks • Spekulum vagina • Asam asetat (3-5%) • Swab-lidi berkapas • Sarung tangan
Skrining kanker serviks
Tekhnik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpul- kan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahan kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.
Skrining kanker serviks
Cara Pelaksanaan Pap Smear
Pap smear dilakukan di ruang dokter/bidan. Pertama anda berbaring di atas meja periksa dengan lutut ditekuk. Tumit anda akan diletakkan pada alat stirrups. Secara perlahan dokter/bidan akan memasukkan alat spekulum ke dalam vagina anda. Lalu dokter/bidan akan mengambil sampel sel serviks anda dan membuat apusa (smear) pada slide kaca untuk pemeriksaan mikroskopis.
SELESAI SEMOGA BERMANFAAT