Bab I Dan Ii.docx

  • Uploaded by: ilma
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Dan Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,643
  • Pages: 32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu hingga saat ini masih menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Hal ini perlu mendapat perhatian karena bayi yang di tingga mati oleh ibunya, dibandingkan dengan bayi yang masih memiliki kedua orang tua, memiliki kemungkinan 3-10 kali lebih besar untuk meninggal dunia dalam waktu

2 tahun setelah

kematian ibunya. Jadi perlu dilakukan program kesehatan yang dapat menurukan factor resiko kematian ibu, terutama ketika melahirkan. Survey Kesehatan Demografi Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) mncapai 359/100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini menurun pada tahun 2007 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup. Namun angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan AKI di Negara tetangga di Asia Tenggara. Angka ini 20-30 lebih besar dibandingkan Malaysia dan Singapura. Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2012-2013 masih tetap sama yaitu perdarahan,

sedangkan

partus

lama

merupakan

penyumbang

kematian ibu terendah, sementara itu penyebab lain-lain juga berperan cukup besar dalam menyebabkan kematian ibu. Yang dimaksud dengan penyebab lain-lain adalah penyebab kematian ibu secara tidak langsung seperti kondisi penyakit kanker,ginjal,jantung,TBC atau penyakit lain yang diderita ibu. Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa. Oleh sebab itu, melalui pembuatan berbgai program kesehatan, pemerintah berupaya keras meurunkan angka kematian ibu dan bi, contohnya adalah Geraka Sayang Ibu (GSI), safe motherhood, dan penempatan bidan di berbagai desa. pelaksanaan berbagai program kesehatan tersebut sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten agar dapat mencapai tujuannya,

1

terurama bidan. Bidan berperan pentig sebagai ujung tombak atau orang yang berada digaris terdepan karena merupakan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan dnga wanita sebagi sasaran

program.

Oleh

sebab

itu,

bidan

perlu

senantiasa

meningkatkan kompetensinya, salah satunya dengan meningkatkan pemahaman mengenai asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil hingga nifas serta asuhan kebidanan untuk kesehatan bayi.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumusakan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep dasar umum mengenai kehamilan? 2. Bagaimana konsep dasar diagnosa mengenai kehamilan? 3. Bagaimana konsep dasar umum mengenai masa nifas? 4. Bagaimana konsep dasar diagnosa mengenai masa nifas? 5. Bagaimana konsep dasar umum mengenai bayi baru lahir? 6. Bagaimana konsep dasar diagnosa mengenai bayi baru lahir? 7. Bagaimana manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu nifas, gangguan sistem reproduksi, bayi baru lahir dan keluarga berencana?

C. Tujuan penulisan 1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar pada ibu hamil, ibu nifas, serta bayi baru lahir. 2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu nifas, serta bayi baru lahir.

D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat ilmiah : sebagai referensi untuk mahasiswa, dosen, atau tenaga kesehatan lainnya yang ingin menambah wawasan

2

mengenai ibu hamil, ibu nifas, gangguan sistem reproduksi, neonates dan keluarga berencana 2. Manfaat institusi: sebagai acuan dalam menetapkan kebijakan atau keputusan yang akan diambil.

3

BAB II TELAAH PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan 1. Konsep dasar umum kehamilan a. Pengertian Kehamilan secara umum adalah suatu keadaan dimana seorang wanita mengandung hasil konsepsi (individu lain) di dalam tubuhnya yang akan tumbuh dan berkembang menjadi sosok manusia baru sampai tiba waktunya untuk melahirkan dengan lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan trimester I adalah suatu keadaan dimana seorang wanita mengandung hasil konsepsi di dalam tubuhnya yang akan tumbuh dan berkembang menjadi sosok manusia baru dimana pada usia 0 –12 minggu terjadi pembentukan pertama alat-alat tubuh janin pada usia 8 minggu mempunyai ciri khas kepala fleksi ke dada, hidung, telinga, jari terbentuk pada usia kehamilan 12 minggu. Ciri khasnya telinga lebih jelas, kelopak mata terbentuk, genetalia eksterna terbentuk. Syarat kehamilan yang harus ditemui: 1) Adanya ovum 2) Adanya spermatozoa 3) Konsepsi 4) Nidasi/implantasi 5) Plasentasi

b. Tanda-tanda Kehamilan Untuk

dapat

menegakkan

diagnosis

kehamilan

ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda gejala hamil. Perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu

4

hamil menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan yang menjadi

tanda-tanda

kehamilan.

Tanda-tanda

kehamilan

tersebut antara lain:, tanda Tidak Pasti dan Tanda Pasti. 1) Tanda Tidak Pasti a) Amenore (tidak dapat haid). Gejalah ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir (HTHP), supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi. b) Mual (Nausea) dan Muntah (Emesis). Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim

disebut

morning

sickness.dalam

batas-batas

tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum. c) Ngidam (mengingini makanan tertentu). Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan. d) Sinkope (Pingsan) Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan agar tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan=bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu. e) Payudara Tegang Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma. Glandula montgomery tampak lebih jelas.

5

f) Anoreksia (tidak ada nafsu makan Pada bulan-bulan pertama trjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian maakan untuk “dua orang”, sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai tengan tuanya kehamilan. g) Sering Miksi. Terjadi karena kantung kencing pada bulan-bulan pertama tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Paada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kantong kencing. h) Kontipasi atau Obstipasi. Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid. i) Pigmentasi Kulit. Terjadi pada kehamilan 12 munggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berrlebihan, dikenal seebagai kloasma gravidarum. Areolae mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba digaris tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pegmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormon

kortiko-steroid

plasenta

yang

merangsang

melanofor dan kulit. j)

Epulis Adalah suatu Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan pertama.

6

k) Varises atau penampakan pembuluh darah vena Sering dijumpai pada triwulan terakhir, didapt pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda. l) Tanda Hegar (Pelunakan dan dapat ditekannya istmus uteri) m) Tanda Goodel. Pelunakan Serviks, pada wanita tidak hamil servik seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir. n) Tanda Chadwicks Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). o) Tanda Piscaseck Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut. p) Kontaksi Braxton Hicks. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar

tetapi tidak ada kehamilan

misalnya pada mioma uteri, tanda braxton hicks tidak ditemukan. q) Suhu basal Suhu basal yang sudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2o sampai 37,8o adalah salah satu tanda

7

adanya kehamilan. Gejala ini sering dipakai dalam pemeriksaan kemandulan. 2) Tanda Pasti Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan

janin,

yang

dapat

dilihat langsung

oleh

Pemeriksa. a) Gerakan janin dalam Rahim. Gerakan janin pada Primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu (Jannah, 2012: 122) b) Denyut Jantung Janin. Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan

alat fetal electrocardiograf

(misalnya

dopler). Dengan Stetoskop leanec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu. c) Teraba Bagian-bagian Janin. Bagian-bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua. d) Kerangka Janin. Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG. (Jannah, 2012 hal:123).

c. Perubahan

anatomi

dan

fisiologi

yang

terjadi

pada

kehamilan 1) Uterus Selama

kehamilan uterus

akan

beradaptasi untuk

menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Dalam keadaan tidak hamil

8

uterus mempunyai berat 70 gram dengan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, volume tota uterus mencapai 5 liter bahkan 20 liter atau lebih dengan berat ratarata 1100 gram. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh peregangan dan hipertrofi otot-otot uterus. 2) Serviks uteri Serviks

ueteri

juga

mengalami

perubahan

yang

dipengaruhi oeh hormone estrogen dimana konsistensi serviks menjadi lunak dan kebiruan. Kelenjar-kelenjar di serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak yang berfungsi untuk mencegah masuknya bakteri-bakteri dan zat-zat lain ke dalam kavum uteri. 3) Vagina dan vuva Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan. Dengan meningkatnya ketebaln mukosa, mengendornya jaringan ikat dan hipertfofi sel ototpolos. Perubahan

ini

mengakibatkan

bertambah

panjangnya

dinding vagina dan kekenyalan(eastifitas) vagina bertambah, artinya daya regangnya berambah berlipa ganda, sebagai persiapan persalinan nanti. 4) Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak.setelah bulan kedua payudara akan membesar dan tegang akibat pengaruh hormone

human

progesterone.

pacental

Estrogen

lactogen,

menimbulkan

estrogen

dan

hipertrofisistem

saluran. Sedangkan progestron menambah sel-sel asinus pada mamae.

9

5) System kardiovaskular Sirkulasi darah ibu selama hamil dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus, payudara, dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena akava inferiordan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. penkanan vena kava inferior ini akan mengurangi airan balik darah ke jantung/ akibatnya akan terjadi

penurunan

cardiac

outpit

sehingga

akan

menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine. 6) Saluran prnafasan Wanita ahamil dalam triwulan terakhir sering mengeluh sesak nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu keaas, oleh karena usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma. sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. 7) Saluran pencernaan Pada awal kehamilan wanita sering mengalami mual akibat kadar estrogen yang menigkat.keluhan muntahpun tidak jarang pada bulan-bulan pertama kehamilan terutama pagi hari yang sering disebut morning sickness, pengeluaran air liur juga lebih banyak dari biasanya. 8) Traktus urinarius Pada awal kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul keluhan sering kencing. Keadaan ini hilang seiring tua nya kehamilan, bila uterus sudah keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai masuk PAP keluhan sering kencing akan mulai muncul lagi.

10

9) Kulit Pada kulit terjadi hiperpigmentasi di bagian-bagian tertentu

yang menyebabkan perubhan warna

menjad

kemerahan dan kusam. Adanya peningkatan hormone melanosit

stimulating

hormone

menyebabkan

adanya

hiperpigmentasi didaerah pipi, dahi, dan hidung. Linea nigra dan striae juga diakibatkan oleh hormone tersebut.

d. Tanda bahaya kehamilan Hendaknya memberithukan ibu hamil agar segera memerikasakan

diri

ke

bidan,

puskesmas,

dokter

atau

peayanan kesehatan lainnya apabila mendapati tanda berikut ini: 1) Perdarahan dari jalan lahir 2) Rasa sakit didaerah perut yang berlebihan 3) Bengkak pada tangan, kaki dan wajah 4) Penglihatan kabur 5) Demam dan menggigil 6) Kejang 7) Keuar cairan tiba-tiba dari jalan lahir 8) Janin tidak bergerak seprti biasanya 9) Dan keluhan lain yang belum pernah ditemui seblumnya.

2. Konsep dasar diagnosa kehamilan tanggal 4 agustus 2018 a. GII PI A0 Ibu hamil yang kesekian kalinya tonus otot perut tidak tegang karena telah terjadi peregangan pada kehamilan sebelumnya. Pada ibu hamil kesekian kalinya akan terdapat garis-garis yang berwarna keputihan yang disebabkan oleh peningkatan hormone MSH yang dihasilkan lobus anterior hipofisis (Obstetric dan ginekologi, 2006).

11

Area kulit yang hiperpigmentasi kembali normal setelah persalinan terjadi pada striae dimana area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan berwarna putih (striae albicans) (cuninghan, 2015)

b. Umur kehamilan 26 minggu 2 hari Dari HPHT 28-01-2018 sampai dengan tanggal pengkajian 04-08-2018 maka dapat diperkirakan usia kehamilan ibu adalah 26 minggu 2 hari dengan menggunakan rumus Niglle (Ilmu Kebidanan,2012)

c. Intra uterin Pembesaran perut sesuai umur kehamilan adalah ciri kehamilan intra uterine (Sofie Rifayani Krisnadi, 2012) Tidak ada nyeri takan dan pembesaran perut sesuai usia kehamilan merupakan indikasi bahwa janin didalam kavum uteri dalam keadaan baik, jika kehamilan ektopik maka di tandai dengan adanya nyeri tekan pada bagian abdomen. (Synopsis Omelvic,2017 ) Perut membesar sesuai usia kehamilan, pada palpasi di dapat bagian-bagian janin dan ibu tidak merasa nyeri ini merupakan tanda kehamilan intra uteri. (Ilmu Kebidanan Fisiologi hal. 130)

d. Janin tunggal Pada pemeriksaan leopold hanya teraba 2 bagian besar janin pada bagian daerah yang teraba dimana pada bagian fundus teraba bokong dan pada bagian segmen uterus teraba kepala. Serta pada auskultasi DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat yaitu sebelah kanan atas

12

perut ibu. Hal ini menandakan bahwa janin tunggal ( sinopsis obstetri fisiologi dan patologi, hal 352, 1998 )

e. Janin hidup DJJ terdengar jelas,kuat dan teratur dengan lenek atau dopler dan ibu merasakan janinnya bergerak menunjukkan janin hidup. (Obstetri dan Ginekologi, 2011) Salah satu tanda janin hidup adalah adanya pergerakan janin

dan

terdengar

DJJ,

menandakan

janin

hidup

(Manuaba,2011) Adanya DJJ (+) teratur dengan frekuensi 140x/menit terdengar jelas dan teraba pergerakkan janin saat palpasi manunjukkan bahwa janin hidup ( winkjosastro, ilmu kebidanan 2006)

f. Punggung kanan Dari palpasi Leopold II dibagian kanan perut ibu teraba keras datar seperti papan dan bagian kiri teraba bagian-bagian terkecil janin, menandakan punggung kanan (Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

g. Presentasi kepala leopold III untuk mengetahui bagian janin yang berada dibawah uterus(Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

h. Bagian terendah janin sudah masuk PAP Dari Leopold IV yang bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP), tangan divergen, atau bagian terendah janin sudah masuk PAP,tangan konvergen

13

bagian terendah janin belum masuk PAP (Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

i. Keadaan umum ibu baik Keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal dan merupakan indikasi bahwa keadan ibu baik (Asuhan Persalinan Normal, 2007)

j. Keadaan janin baik Dari sifat bunyi jantung janin dapat diketahui keadaan janin, janin dalam keadaan sehat bila denyut jantung janin 120-160 dpm, teratur (Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

B. Konsep Dasar Ibu Nifas 1. Konsep dasar umum ibu nifas a. Pengertian Masa Nifas Terdapat beberapa definisi mengenai masa nifas, antara lain: 1) Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari.(mochtar R, 1998 ) 2) Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. (Pusdiknakes, 2003:003). 3) Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil

yang

berlangsung

Bari,2000:122).

14

kira-kira

6

minggu.

(Abdul

4) Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil

yang

normal.

(F.Gary

cunningham,Mac

Donald,1995:281). 5) Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).

b. Tahap- Tahap Masa Nifas Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu : 1) Puerpurium

dini

yaitu

kepulihan

dimana

ibu

telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. 2) Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan menyeluruh organ-organ reproduksi yang lamanya 6 – 8 minggu. 3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu– minggu, berbulan – bulan atau tahunan, terutama bagi ibu hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. (Mochtar R, 1998).

c. Tujuan Asuhan Masa Nifas Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah 1) Untuk mempercepat involusi uterus ( rahim ) 2) Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya. 3) Melaksanakan skrining yang komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

15

4) Memberikan

pendidikan

kesehatan

tentang

perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayisehari-hari 5) Memberikan pelayanan KB. 6) Mendapatkan kesehatan emosi.

d. Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa Nifas (Involusi Traktus Genetalis) 1) Corpus uterus Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil.Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi a) Bayi lahir : Setinggi pusat (1000 gr) b) Uri lahir

: 2 jari di bawah pusat – 750 gr

c) I minggu : Pertengahan pusat sympisis – 500 gr d) 2 minggu : Tak teraba diatas sympisis – 350 gr e) 6 minggu : Bertambah kecil – 50 gr f) 8 minggu : Sebesar normal – 30 gr 2) Endometrium Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis di tempat inplantasi plasenta. a) Hari pertama : endometrium setebal 2-5 mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin b) Hari ke dua : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang mengalami degenerasi. 3) Involusi tempat plasenta Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam cavum uteri. Segera

16

setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm. 4) Perubahan pada pembuluh darah uterus Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum otot – otot berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir 5) Perubahan servix Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam – hitaman karena pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke dalam cavum uteri. 6) Vagina dan pintu keluar panggul Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis. 7) Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali. Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil. (Mochtar, 1998).

17

e. Tanda-tanda bahaya masa nifas Dalam minggu pertama hingga minggu keenam masih terdapat beberapa hal yang terjadi pada ibu nifas, seperti dibawah ini: 1) Perdarahan yang membasahi lebih dari satu pembalut wanita dalam satu jam selama beberapa jam. 2) Perdarahan yang merah menyala setiap saat setelahminggu ke-4 paska persalinan 3) Lochea yang berbau tidak enak. Bau yang normal adalah seperti bau menstruasi biasa. 4) Terdapat gumpalan darah vang besar pada lokea.Namun gumpalan kecil pada hari pertama adalah normal 5) Tidakadanyalokea selama duaminggupaskapersalinan 6) Nyeri atau rasa tidak enak dengan atau tanpa pembekakan pada perut bagian bawah beberapa hari pasca persalinan. 7) Setelah

24

jam

pertama suhu tubuh lebih dari

37,7

selama lebih dari satu hari.Namun kenaikan suhu tubuh hingga 38-C segera setelah persalinan (akibat dehidrasi) atau

demam

yang

tidak terlalu tinggi ketika

ASI

mulai

terbentuk adalah hal biasa. 8) Nyeri setempat,nyeri tekan, dan rasa hangat di betis, paha, dengan atau tanpa kemerahan, serta pembekakan dan nyeri ketika anda melekukan kaki. 9) Adanya benjolan atau bagian yang keras di payudara setelah pembesaran

mereda.

Ini

dapat

menunjukan

adanya

penyumbatan pada saluran ASI. 10) Nyeri setempat, pembengkakan, kemerahan, panas dan nyeri tekan pada payudara setelah pembesaran mereda, yang merupakan tanda dari mastitis atau infeksi payudara.

18

f. Kunjungan Masa Nifas Kunjungan masa nifas minimal dilakukan 4 kali selama masa nifas. 1) Kunjungan I ( 6 – 8 jam post partum ) a) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri b) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut. c) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri. d) Pemberian ASI awal. e) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. f) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi g) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik 2) Kunjungan kedua (6 hari post partum) a) Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal b) Menilai

adanya

tanda-tanda

demam,

infeksi

dan

perdarahan c) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup. d) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan. 19

e) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui f) Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir 3) Kunjungan ke-3 ( 2 minggu post partum ) Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum. 4) Kunjungan ke-4 ( 6 minggu post partum ) a) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas. b) Memberikan konseling KB secara dini

g. Perawatan Masa Nifas Perawatan puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut: a. Rawat gabung ( roming in ). b. Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama. Tujuannya agar terbentuk ikatan antara ibu dan bayinya dalam bentuk kasih sayang (bounding attachment ), sehingga

ibu

lebih

banyak

memperhatikan

bayinya,

memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin. c. Pemeriksaan umum meliputi kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan. d. Pemeriksaan khusus meliputi pemeriksaan fisik, tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus. e. Payudara Perawatan payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang

20

secara reflektoris mengakibatkan oxitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan involusi uteri akan lebih sempurna. f. Lochea; lochea rubra, lochea sanguinolenta g. Luka jahitan Luka jahitan apakah baik atau terbuka, apakah ada tandatanda infeksi ( kalor, dolor, turbor, dan tumor ). h. Mobilisasi Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri dan kekanan serta diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke – 4 dan ke- 5 diperbolehkan pulang. i. Diet Makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan. j.

Miksi Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya, paling tidak 4 jam setelah kelahiran. Bila sakit, kencing dikaterisasi

k.

Defekasi Buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab dan terjadi obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per oral atau perektal. Jika belum biasa dilakukan klisma

l.

Kebersihan diri Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun, dari vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang kemudian

anus,

kemudian

21

mengganti

pembalut

setidaknya dua kali sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan kelamin. m. Menganjurkan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah 40 hari (16 minggu post partum) n. Imunisasi Menganjurkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke RS, PKM, posyandu atau dokter praktek untuk memperoleh imunisasi.

2. Konsep dasar diagnosa ibu nifas tanggal 4 juli 2018 a. PII A0 Pada kulit perut ibu nampak striae albicans da garis hitam (linea

nigra)

disebabkan

oleh

meningkatnya

melanosit

stimulating hormone (MSH) yang disekresi oleh hipofisis anterior (ilmu kebidanan,2010). Tonus otot perut ibu tampak regang karena sudah tegang oleh

kehamilan

dan

persalinan

sebelumnya

(ilmu

kebidanan,2010).

b. Post partum hari pertama Pada involusio uteri dapat diamati dengan memeriksa TFU segera setelah melahirkan, TFU 2 jari di bawah pusat ( asuhan kebidanan nifas ,2010 ) Lochea berlangsung dalam masa nifas, lochea rubra berlangsung selama 1 - 3 hari setelah partus, berwarna merah kehitaman yang terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah. (Asuhan Kebidanan, 2010).

22

c. TFU 2 jari di bawah pusat Tinggi fundus masa involusi Involusi

Tinggi Fundus

Setelah bayi lahir

Setinggi pusat

Uri lahir

1 jari dibawah pusat

Heri ke- 1 sampai 3

2 jari dibawah pusat

Hari ke- 3 sampai 4

3 jari dibawah puat

Hari ke- 5 sampai 6

Pertengahan symphisis & pusat

Hari ke- 7 sampai 8

2-3 jari ditas symphisis

Hari ke- 9

1 jari diatas symphisis

Hari ke- 10

Tidak teraba

d. Pengeluaran ASI (-) Air susu yang diproduksi oleh payudara wanita, sebenarnya terbentuk karena dipengaruhi oleh faktor prolaktin dan juga karena kontrol dari laktasi. Pembentukan air susu ibu (ASI) pada proses laktasi dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Laktogen dalam payudara berfungsi untuk merangsang kelenjar susu memproduksi air susu ibu yang kemudian dengan bantuan hormon oksitosin air susu dapat keluar saat ada hisapan oleh bayi. Pembentukan air susu ibu pada ibu yang baru melahirkan, ada dua hal yang memiliki peran dalam hal pembentukan air susu ibu (ASI) dan juga dalam hal bagaimana ASI itu dapat dikeluarkan dan diberikan kepada bayi.

e. Lochea Rubra Lochea rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix caseosa, lanugo dan mekonium, terdapat selama 1-3 hari pasca persalinan. 23

f. Keadaan umum ibu baik Tekanan darah normal orang dewasa: sistol 90 - 120 / diastol 60 - 80 mmHg, Nadi 60 - 80x/menit, Suhu 36,5 - 37,50 Celcius, pernafasan 16- 24x/menit. (Asuhan Kebidanan 3 Nifas, 2014)

g. Nyeri Perut Bagian Bawah Nyeri disebabkan oleh kontraksi yang berlangsung 2-4 hari pasca persalinan, nyeri perut umumnya terjadi pada ibu yang menyusui bayinya karena menyusui merangsang kontraksi uterus (winkjosastro. H. 2009) After pains atau nyeri perut disebabkan kontraksi dan relaksasi yang terus-menerus pada uterus ( Asuhan Kebidanan 3 Nifas, 2014)

C. Konsep Dasar Pada Bayi Baru Lahir 1. Konsep dasar umum bayi baru lahir a. Pengertian Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Depkes RI. 1993). Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M. Sholeh Kosim. 2007)

b. Ciri-Ciri Bayi Normal Menurut Depkes RI (1993), ciri-ciri bayi normal adalah : 1) Berat badan 2500-4000 gram. 2) Panjang badan lahir 48-52 cm. 3) Lingkar dada 30-38 cm.

24

4) Lingkar kepala 30-35 cm. 5) Bunyi jantung pada menit-menit pertama yaitu 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-140 x/menit. 6) Kulit kemerah-merahan karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks caseosa. 7) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala agak panjang dan lemah. 8) Kuku tampak panjang dan lemas. 9) Genitalia : labia mayora telah menutupi labia minora (pada perempuan), dan testis sudah turun ke skrotum (pada lakilaki). 10) Refleks : a) Refleks Moro

: Bila diberi rangsangan, kedua tangan

dan kaki seperti merangkul. b) Refleks Rooting : Waktu diberi rangsangan pada pipi pada bayi menoleh kearah rangsangan tersebut. c) Refleks Grasping : Saat telapak tangan bayi disentuh, maka bayi akan menggenggam. d) Refleks Sucking : Saat diberi minum, bayi menghisap dengan baik. e) Refleks Walking : Waktu bayi diangkat, kaki diletakkan di tempat yang datar, kakinya seperti berjalan. f) Refleks Babinsky : Bila telapak kaki bayi disentuh maka jari-jari bayi akan membuka. g) Refleks Tonic Neck : Bila bayi ditiarapkan, bayi akan berusaha mengangkat kepalanya. 11) Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan.

25

c. Penilaian Awal Bayi Baru Lahir Segera setelah bayi baru lahir harus dilakukan pemeriksaan yang merupakan bagian dari tahap pengumpulan data. Dari data

yang

dikumpulkan,

dilakukan

penegakan

diagnosis

sebelum mengambil suatu keputusan klinik tentang tindakan apa yang paling sesuai bagi BBL tersebut. Untuk

memudahkan

melakukan

penilaian

penolong,

pada

persalinan

BBL

segera

dianjurkan

setelah

lahir

berdasarkan : 1) Apakah bayi menangis kuat ? 2) Apakah bayi bergerak aktif ? 3) Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ? Penilaian ini dilakukan pada saat bayi lahir (menit ke-10) sehingga

dapat

diidentifikasikan

BBL

yang

memerlukan

pertolongan lebih cepat. Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap-megap atau lemah, maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. (APN. 2008)

d. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir 1) Perubahan Metabolisme Karbohidrat Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah untuk menambah energy pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak, misalnya bayi mengalami hipotermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus

maka

kemungkinan

bayi

akan

mengalami

hipoglikemia misalnya pada BBLR. 2) Perubahan Suhu Tubuh Ketika bayi lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah daripada suhu didalam rahim ibu, apabila bayi

26

dibiarkan dalam suhu kamar 25

0C

maka bayi akan

kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi. a) Konveksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan udara dingin disekitarnya. Contoh : bayi yang ditempatkan didalam ruangan yang dingin. b) Konduksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah daripada suhu tubuh bayi. Contoh : bayi ditimbang tanpa menggunakan pakaian. c) Evaporasi : Proses hilangnya panas tubuh bila bayi dalam keadaan basah. Contoh : bayi kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban pada tubuhnya. d) Radiasi

: Proses hilangnya panas tubuh bila bayi

diletakkan dekat dengan benda-benda yang lebih rendah suhunya tetapi tidak terkena kontak secara langsung dengan kulit bayi. Contoh : bayi ditempatkan dekat dengan jendela. 3) Perubahan Nafas Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui plasenta, tetapi setelah lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.Rangsangan untuk gerakan pertama adalah : a) Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir. b) Penurunan

tekanan

O2

dan

CO2

merangsang

kemoreseptor yang terletak di sinus karotis. c) Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernafasan. d) Refleks deflasi pada Hering Breur Pernafasan pertama pada BBL terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan rongga dada bayi

pada

saat

27

melalui

jalan

lahir

pervagina

mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80-100 ml kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut, sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara). 4) Perubahan Sirkulasi Dengan meningkat

berkembangnya dan

tekanan

paru-paru. CO2

Tekanan

menurun.

Hal

O2 ini

mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paruparu dan duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilikalis dan kemudian tali pusat dipotong, aliran darah dari plasenta melalui vena kava inferior terhenti. Sirkulasi bayi yang cukup hidup diluar badan ibu karena menutupnya foramen ovale tadi. 5) Perubahan Alat Pencernaan, Hati, Ginjal, dan alat lainnya mulai berfungsi.

e. Penatalaksanaan Awal Pada Bayi Baru Lahir Normal Yang Bernafas Spontan 1) Mencegah pelepasan panas berlebihan, dapat dilakukan dengan cara : a) Mengeringkan tubuh bayi. Segera setelah bayi diletakkan pada perut ibu, keringkan kepala dan tubuh bayi dari cairan ketuban / cairan lain yang membasahi tubuh. b) Menyelimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain kering. c) Mengganti handuk atau selimut yang basah. d) Jangan

menimbang

berpakaian.

28

bayi

dalam

keadaan

tidak

e) Memandikan bayi setidaknya 6 jam setelah persalinan, hal ini penting untuk diperhatikan sebelum memandikan bayi, yaitu : (1) Memandikan bayi harus ditunda lebih lama lagi bila didapatkan penyulit seperti asfiksia pada bayi baru lahir. (2) Pastikan bahwa suhu tubuh bayi sudah stabil (suhu axial antara 36,5 – 37O C) (3) Pastikan bayi tidak mengalami masalah pernafasan. (4) Gunakan air hangat untuk memandikan bayi dan dilakukan dalam ruangan yang cukup hangat. (5) Memandikan secara cepat dan segera keringkan bayi

dengan

handuk

kering

untuk

mencegah

hilangnya panas yang berlebih. (6) Segera kenakan pakaian bayi setelah memandikan bayi. (7) Letakkan bayi pada lingkungan yang hangat yaitu dengan meletakkkan bayi di dekapan ibunya. 2) Membebaskan / membersihkan jalan nafas. Membersihkan

jalan

nafas

bayi

dengan

cara

mengusap mukanya dengan kain atau kasa yang bersih dari darah dan lender segera setelah kepala bayi lahir. Apabila bayi baru lahir segera dapat bernafas secara spontan atau segera menangis jangan lakukan pengisapan lender secara rutin pada jalan nafasnya karena pengisapan yang dilakukan tidak dengan hati-hati dapat mengakibatkan perlukaan pada jalan nafas sehingga bayi terjadi infeksi. 3) Memberikan vitamin K

1

1 mg (IM) untuk mencegah

perdarahan. 4) Memasang identitas bayi dan pakaian bayi. 5) Merawat tali pusat.

29

6) Membersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas bersih, kemudian bungkus dengan longgar/ tidak terlalu rapat dengan kasa bersih/ steril. Penggunaan antiseptik dan antimikroba sekarang tidak digunakan, karena dapat mengiritasi kulit dan menghambat pelepasan tali pusat. (Sarwono.2010) 7) Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara : a) Bayi dibungkus dengan kain hangat b) Daerah kepala dibungkus atau memakai topi. 8) Memberi obat tetes / salep mata. Pemberian obat mata erifromisin 0,5 % atau totrasiklin 1 % di anjurkan untuk segera diteteskan. 9) Laktasi (pemberian ASI). Rangsangan isapan bayi pada putting susu ibu akan diteruskan oleh sorobat syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan

hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang

memacu payudara untuk menghasilakan ASI. Semakin bayi mengisap putting susuakan semakin banyak proklatin dan ASI

dikeluarkan.pada hari-hari pertama kelahiran bayi,

apabila pengisapan putting susu cukup adekuat maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Upaya menyusui pada tahap awal ini mempunyai banyak tujuan, antara lain: a) Bayi mendapatkan nutrisi ekstra uteri. b) Molatif refleks isap bayi. c) Membina hubungan psikologis ibu dan anak. d) Membantu kontraksi uterus melalui rangsangan isapan pada putting susu.

30

f. Penilaian Bayi Baru Lahir Keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir dengan menggunakan

nilai

AFGAR.

Penilaian

ini

perlu

untuk

mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai adalah frekuansi jantung (heart rote), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tono), warna kulit (colour) dan reaksi terhadap rangsangan(response to stimuli) yaitu dengan memasukkan keteter kelubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan. Setiap penilaian diberi angka 0, 1 dan 2. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (nilai apgar : 7-10), asfiksia sedang ringan (nilai apgar 4-6) atau bayi menderita asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitas lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadinya gejala-gejala neurologic. Lanjutan dikemudian hari lebih besar. Oleh karena itu,s penilaian menurut APGAR dilakukan pada 1 menit pertama, 5 menit kedua dan 10 menit ketiga.

31

TABEL NILAI APGAR Score A

=

0 Appereance

(warna kulit) P = Pulse (Denyut nadi)

Biru Pucat

1

2

Tubuh

Seluruh

Kemerahan,

tubuh

ekstrimitas biru kemerahan Tidak ada

<100x/menit

≥100x/men it Menangis,

G = Grimace (Reflek)

Tidak ada

Megap-megap

batuk bersin

A = Activity (gerak)

R

=

Respiration

(pernapasan)

Lumpuh

Tidak ada

32

Ekstrimitas

Gerakan

fleksi sedikit

aktif

Lemah, teratur

tidak

Teratur, menamgis kuat

Related Documents

Bab I Dan Bab Ii
December 2019 60
Bab I Dan Bab Ii.docx
December 2019 52
Bab I Dan Bab Ii.docx
June 2020 30
Bab I Dan Bab Ii.docx
December 2019 49
Bab I Dan Ii.docx
April 2020 29
Bab I Dan V.docx
June 2020 28

More Documents from "Maghfirah"