BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas Sungai Besar berdiri sejak tahun 1998, dimana pada saat itu masih berstatus sebagai puskesmas pembantu dari puskesmas Banjarbaru, kecamatan Banjarbaru, kabupaten Banjar. Bangunan puskesmas sendiri telah beberapa kali mengalam perbaikan dan renovasi, terakhir dilakukan renovasi pada tahun 2003. Berdasarkan peraturan walikota banjarbaru Nomor 21 tahun 2008 tentang pembentukan, organisasi dan tata kerja Puskesmas pada dinas kesehatan kota Banjarbaru, bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana teknis pada dinas kesehatan yang berkedudukan sebagai tugas dinas kesehatan, dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan. Puskesmas Sungai Besar bersama dengan 7 Puskesmas lainnya yang berada di wilayah Kota Banjarbaru ditetapkan menjadi Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru berdasarkan Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis
pusat
Kesehatan
Masyarakat
pada
Dinas
Kesehatan
Kota
Banjarbaru, dimana disebut bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerjanya, yang mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Penyelanggaran seluruh upaya atau pelayanan di Puskesmas Sungai Besar didasarkan pada keputusan Walikota Banjarbaru Nomor: 346 Tahun 2015 Tentang Izin Penyelanggaran UPT Pusat Kesehatan Masyarakat Sungai Besar. Sejak 2 Januari 2018 Puskesmas Sungai Besar ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan Keputusan Walikota Banjarbaru Nomor: 188.45/487/KUM/2017. Praktik klinik dalam gizi adalah kesempatan kepada semua mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang sesungguhnya (Emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya menerapkan
1
teori–teori yang telah diperoleh dari kampus (Munthe, 2009). Praktik klinik harus dimanfaatkan dengan baik sehingga mahasiswa memiliki kemampuan untuk berhubungan langsung ke dalam masalah nyata tersebut (Syahreni & waluyanti, 2007). Lingkungan belajar klinik yang kondusif merupakan wadah atau tempat yang dinamis tempat dengan sumber daya yang dinamis bagi para mahasiswa, lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapai objektif dan tujuan praktek klinik dalam sebuah program pendidikan (Emilia, 2008). Proses Praktik Klinik merupakan kegiatan belajar aktif dalam situasi nyata di lapangan, dirancang untuk memberikan pengalaman yang komprehensif sehingga peserta didik dapat lebih mampu secara fisik maupun mental dalam melakukan peran kemandirian sebagai seorang yang profesional dalam tatanan pelayanan kesehatan. Kegiatan proses belajar mengajar di lahan praktik ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan
pembelajaran
secara
nyata
untuk
mendapatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah didapat dikelas dan dilaboratorium sesuai dengan standar pelayanan gizi yang telah diterima selama mengikuti pendidikan. Sesuai dengan peraturan pemerintah PP No. 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi maka tujuan pendidikan yang dimaksud adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesehatan (Anonim, 2008). Dalam melaksanakan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak terbatas dalam kelas saja. Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini lebih ditekankan pada pengajaran yang menerobos di luar kelas, bahkan diluar institusi pendidikan seperti di lingkungan kerja, alam atau kehidupan masyarakat. Dalam hal ini Praktek Belajar Klinik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sitem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan (KAP) yang diperoleh pada proses belajar mengajar (PBM). Lahan praktek sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan profesionalis mahasiswa, dan juga sebagai wahana untuk
2
meningkatkan keterampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah mendapat pelajaran teori di kelas atau praktek laboratorium (Anonim, 2008). Sesuai dengan kurikulum Program Studi S1 Gizi STIKes Husada Borneo semester IV sebagai mata kuliah Dietetik defesiensi gizi dan penyakit infeksi dengan penempatan SKS dilapangan klinik, memberikan kemampuan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktik klinik mandiri yang didasari konsep, sikap dan keterampilan dalam memberikan asuhan gizi terstandar pada pencegahan dan penunjangan pengobatan penyakit defisiensi gizi dan infeksi secara tepat sehingga dapat mengaplikasikan ilmu dari pembelajaran teori yang didapat.
1.2 Tujuan Kegiatan 1.2.1
Tujuan umum Mampu mengaplikasikan proses asuhan gizi klinik pada penyakit defisiensi gizi dan infeksi sesuai kebutuhan pasien.
1.2.2
Tujuan Khusus 1. Mampu mengimplementasikan konsep dan prinsip NCP kepada klien di lapangan. 2. Mampu melakukan skrining gizi pasien pada kasus difisiensi gizi dan infeksi. 3. Mampu melakakukan assessment gizi pasien pada kasus difesiensi gizi dan infeksi. 4. Mampu membuat diagnosis gizi pasien pada kasus difesiensi gizi dan infeksi. 5. Mampu merencanakan terapi diet pasien pada kasus dan infeksi. 6. Mampu melakukan konseling diet sesuai permasalahan gizi klien pada kasus difesiensi gizi dan infeksi.
1.3 Manfaat Kegiatan 1.3.1
Dapat mengaplikasikan ilmu dari pembelajaran teori yang didapat, memiliki etika keilmuan ahli gizi, bisa bertindak dan bersikap sesuai kompentensi seorang ahli gizi dan memiliki etika yang bagus.
1.3.2
Dengan adanya mahasiswa praktek klinik di puskesmas, mahasiswa dapat membantu pelayanan gizi dan kegiatan puskesmas yang lain.
3
BAB II ISI
2.1 Definisi kasus Defisiensi dan Infeksi 2.1.1 Defenisi Anemia Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin
(protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah
sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun.13 Secara fisiologi, harga normal hemoglobin bervariasi tergantung umur, jenis kelamin, kehamilan, dan ketinggian tempat tinggal. Oleh karena itu, perlu ditentukan batasan kadar hemoglobin pada anemia. 2.1.1.1 Kasus Anemia Ny.S usia 23 th dengan BB 62 kg dan TB 165 cm. Datang ke puskesmas sungai besar dengan keluhan nafsu makan kurang, badan lemah, dan tampak pucat. Ny.S sedang hamil, sebelum hamil BB Ny.S 60 kg. Berdasarkan pemeriksaan dokter Ny.S didiagnosa Anemia. Kebiasaan makan pagi: minum kopi 1 cangkir, roti tawar isi selai kacang 2 lembar, snack: krekers 4 buah, minum teh manis 1 cangkir (gula 1 sdm), siang: nasi 1 p, ikan nila goreng 1 p, tumis bayam 2 sdm, snack: krekers 2 buah , malam: nasi 1 p, ayam goreng 1 p, tempe terik 1 p.dan HB : 10,8 gr/dL. Usia kehamilan px 35 minggu (trimester III). Skrinning Pasien Dewasa Nama / No. RM
: Ny. S
Tanggal Lahir
:-
Tanggal Skrining
: 28 Juli 2018
Ruang Perawatan
:-
4
No.
Parameter
Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
0
a. Tidak ada penurunan BB
2
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar c. Jikaya, berapa penurunan BB tersebut
2
1
1 – 5 kg
2
6 – 10 kg
3
11 – 15 kg
4
> 15 kg
2
Tidak tahu berapa kg penurunannya.
Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan ? a. Tidak
0 1
b. Ya 3
Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus
2
(DM, Kemoterapi/Hemodialisa/geriatric/imunitas menurun / lain-lain, sebutkan….(Anemia) Total Skor
3
Dirujuk ke Ahli Gizi
Tidak (...)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan
Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang
Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi.
Ya (…)
Kesimpulan Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS) Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS) Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.
5
FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: Ny.S
(Ririn Yuni Asfita)
Jenis Kelamin: P
Usia: 23 th
Diagnosa Medis: Anemia ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI IMT (kg/m2): BB(kg) / TB(cm)
Antropometri
60 / 1652 = 60 / 1,65 = 23 (normal)
Berat Badan (kg): 62 ( BB sebelum hamil 60) Tinggi Badan (cm): 165 cm
LLA (cm): 26 cm
Tinggi Lutut (cm): LLA (cm): 26 cm
Tinggi Lutut (cm): -
Rentang Lengan (cm): Rentang Lengan (cm): Biokimia: HB : 10,8 gr/dl. Klinik/Fisik: TD : 90/80 mmHg RR : 22x/menit Fisik: Nafsu makan kurang, badan lemah, pasien tampak pucat. Riwayat Gizi:
Energi : 1257 kkal
Pola Makan:
Protein : 51 gr
Pagi : Minum kopi 1 cangkir, roti tawar isi selai kacang 2 lembar
Lemak : 42 gr
Snack : Krekers 4 buah, minum teh manis 1 cangkir (gula 1 sdm)
Karbohidrat : 168 gr
Siang : Nasi 1 p, ikan nila goreng 1 p, tumis bayam 2 sdm Snack : Krekers 2 buah Malam : Nasi 1 p, ayam goreng 1 p, tempe terik 1 p
Asupan Gizi: Implementasi
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Asupan Oral
1257
51
42
168
Kebutuhan
2542
95,37
56,5
413
% Asupan
49,44%
53,47%
74,33%
40,67%
Menurut KEMENKES, 2013: Nilai status gizi: Lebih: .100%
6
Baik: 100-110% Cukup: 80-100% Kurang: 70-80% Defisit: <70% Dari hasil asupan zat gizi diatas, energi defisit yaitu 49,44%, protein defisit yaitu 53,47%, lemak kurang yaitu 74,33%, dan karbohidrat defisit yaitu 40,67%. Riwayat Personal: Riwayat penyakit sekarang
Anemia
Riwayat penyakit dahulu
Px tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Px tidak memiliki riwayat penyakit keluarga DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake: (NI-1.4) kekurangan intake energi berkaitan dengan kurangnya masukan makanan atau zat gizi ditandai dengan ketidakcukupan intake energi dari kebutuhan yaitu 49,4% (NI-5.8.1) kekurangan intake karbohidrat dalam makanan berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan jumlah intake karbohidrat kurang dari kebutuhan yaitu 40,67% (NI-5.7.1) kekurangan intake protein dalam makanan lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan berkaitan dengan penyebab fisiologis karena penyakit anemia dengan HB 10,8 gr/dL ditandai dengan intake protein tidak mencukupi syarat / kebutuhan (NI-5.6.1) kekurangan intake lemak berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan berat badan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Clinic: (NC-2.2) Perubahan nilai lab yang berkaitan dengan gizi (penurunan HB) berkaitan dengan anemia ditandai dengan hasil pemeriksaan Hb = 10,8 gr/dL.
Behaviour: (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang dengan makanan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan intake zat gizi kurang dari kebutuhan (NB.1.4) Self menitoring defisit / kurangnya memonitoring diri sendiri berkaitan dengan pengetahuan gizi kurang ditandai dengan kurang mengkonsumsi sayur dan buah, biasa minum kopi.
7
INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi: Diet Tinggi Energi Tinngi Protein Meningkatkan kadar hb dalam batas normal, asupan energi, protein, dan karbohidrat dalam batas normal dan lemak cukup. B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet
Memperbaiki pola makan yang salah
Mencapai dan mempertahankan BB dan status gizi yang optimal
Meningkatkan asupan makanan sumber Fe agar tidak terjadi anemia
Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
Mengurangi / mencegah agar tidak timbul faktor resiko lain / penyakit lainnya.
Syarat atau Prinsip Diet
Energi tinggi, yaitu 40-45 Kkal/kg BB
Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 gr/kg BB
Lemak cukup, yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi
KH cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
Makanan diberikan dalam bentuk mudah di cerna
Perhitungan IMT : BB(kg) / TB(cm) = 62 / (1,65)2 = 62 / 2,7225 = 22,773 (normal) BBI : (TB-100) – [10% (TB-100)] : ( 165-100 ) [10% (165-100)] : 65 – [10% (165)] : 65 – 6,5 =58,5 kg BBIH : BBIH + (14 x 0,35) : 58,5 + (14 x 0,35) : 58,5 + 4,9 = 63,4 BEE : 655,1 + (9,65 x BB) + (1,85 x TB) – (4,68 x U) : 655,1 + (9,65 x 62) + (1,85 x 165) – (4,68 x 23) : 655,1 + 598,3 + 305,25 – 107,64 : 1451,01 Kkal
8
Energi : BEE x FA x FS : 1451,01 x 1,2 x 1,3 : 2263,576 + 300 : 2563,57 Kkal Protein : 15% x 2563,57 / 4 : 96,13 + 20 gr = 116,13 gr Lemak : 20% x 2563,57 / 9 : 56,96 + 10 gr = 66,96 gr KH : 65% x 2563,57 / 4 : 416,58 + 40 gr : 456,58 gr C. Konseling Gizi Sasaran: Px dan keluarga Waktu: 15-30 menit Tempat: Ruangan Tujuan:
Memberikan pengetahuan dan pemehaman tentang anemia, diet tinggi protein dan menu seimbang.
Memperbaiki pola makan yang salah.
Memberikan contoh bahan makanan dan menu gizi seimbang juga yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Materi:
Penjelasan mengenai anemia
Pemahaman dasar tentang makanan yang sehat
Penjelasan mengenai bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Metode: Penggunaan Leaflet Evaluasi: Menanyakan kembali kepada pasien tentang materi yang sudah dijelaskan apakah pasien dan keluarga sudah mengerti. D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi
9
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Hasil Pengukuran
Evaluasi/Target/nilai normal
Anamnesi/Keluhan
Antropometri
Keluhan utama :
Nafsu makan px baik,
Nafsumakan kurang, badan lemah, pasien tampak pucat.
badan px tidak lemah, px tidak pucat
BB
BB : 62 kg
TB
TB : 165 cm
BBIH
BBIH : 63,4 kg
Ada peningkatan
Biokimia
HB
HB : 10,8
Hb normal 11-14 gr/dl
Klinik
TD
TD : 90/80 mmHg
TD: 120/80 mmHg
RR
RR : 22x/menit
Energi
Energi : 1257
Energi : 1257
Protein
Protein : 51
Protein : 51
Lemak
Lemak : 42
Lemak : 42
Karbohidrat
Karbohidrat : 168
Karbohidrat : 168
Asupan Gizi
Diagnosis Gizi
Asupan zat gizi makro
Intake:
terpenuhi
minimal
(NI-1.4) kekurangan intake energi berkaitan dengan kurangnya mencapai 80%. Nilai masukan makanan atau zat gizi ditandai dengan ketidakcukupan Hb normal. intake energi dari kebutuhan yaitu 49,4% (NI-5.8.1) kekurangan intake karbohidrat dalam makanan berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan jumlah intake karbohidrat kurang dari kebutuhan yaitu 40,67% (NI-5.7.1) kekurangan intake protein dalam makanan lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan berkaitan dengan penyebab fisiologis karena penyakit anemia dengan HB 10,8 gr/dL ditandai dengan intake protein tidak mencukupi syarat / kebutuhan
10
(NI-5.6.1) kekurangan intake lemak berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan berat badan yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Clinic: (NC-2.2) Perubahan nilai lab yang berkaitan dengan gizi (penurunan HB) berkaitan dengan anemia ditandai dengan hasil pemeriksaan Hb = 10,8 gr/dL. Behaviour: (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang dengan makanan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan intake zat gizi kurang dari kebutuhan (NB.1.4) Self menitoring defisit / kurangnya memonitoring diri sendiri berkaitan dengan pengetahuan gizi kurang ditandai dengan kurang mengkonsumsi sayur dan buah, biasa minum kopi.
2.1.2 Defenisi Diare Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua
kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan
sering, jadi misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntah muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Betz, 2009). Hidayat (2008) menyebutkan diare adalah buang air besar pada bayi atau anak Iebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya. Perubahan yang terjadi
berupa peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa 11
lendir darah. Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selama dan frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes, 2009). Definisi
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
diare
adalah
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dan 3 kali perhari pada bayi dan lebih dari 6 kali perhari pada anak, yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi encer. 2.1.1.2 Kasus Diare An A berusia 6 tahun, BB 15 kg, TB 108 cm. datang ke puskesmas dengan keluhan muntah – muntah, BAB cair 3 kali sehari. Dokter mendiagnosa pasien mengalami muntaber. Berdasarkan hasil recall 24 jam ibu pasien mengatakan pasien hanya makan pada siang hari nasi 1P dan telur 1 btr. Suhu tubuh pasien 36,8oC.
From Skrining Gizi Pasien Anak (adaptasi Strong-Kinds)
No. 1. 2.
3.
4.
Nama/No.RM
: An. A
Tanggal Lahir
:-
Ruang Perawatan
:Pertanyaan
Apakah Pasien Tampak Kurus Apakah Terdapat Penurunan berat badan selama satu bulan Terakhir? - Berdasarkan penilaian objektif data berat badan bila ada ATAU Penilaian subjektif orang tua pasien - Untuk bayi < 1 tahun : berat tidak naik selama 3 bulan terakhir. Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut? Diare ≥ 5 kali/hari dan/ atau muntah > 3 kali/hari dalam seminggu terakhir. Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan
Jawaban Skor Tidak (0) Tidak (0) √
Ya (2) √ Ya (2)
Tidak (0)
Ya (1) √
Tidak (0)
Ya (2) √
12
pasien resiko mengalami malnutrisi Skor Total Di Rujuk ke Ahli Gizi Skor 0 – 1 : Resiko Malnutrisi Ringan Skor 2 – 3 : Resiko Malnutrisi Sedang Skor 4 – 5 : Resiko Malnutrisi Tinggi √ Kesimpulan:
Tidak (
)
5 Ya ( √ )
Total Skor < 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS ) Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan Khusus RS) Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.
FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: An. A
(Siti Ainun Mulia)
Jenis Kelamin: P
Usia: 5
Diagnosa Medis: Diare ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI Antropometri
IMT (kg/m2):
Berat Badan (kg): 15 kg
BB(kg)/TB(m2) = 15/108 = 15/1,08 = 13,8
Tinggi Badan (cm): 108 cm
(kekurangan berat badan tingkat berat)
Tinggi Lutut (cm):
LLA (cm):
LLA (cm): Rentang Lengan (cm):
Tinggi Lutut (cm):
BBI = 2(n) + 8
Rentang Lengan (cm):
= 2(5) + 8 = 18 kg Biokimia:Klinik/Fisik: Px mengalami BAB cair, muntah – muntah, dan badan lemah Suhu : 36,8 oC
(N : 36 – 37oC)
Riwayat Gizi: Pola Makan: Pagi : Snack : Siang : Nasi 1 porsi,telur goreng 1 btr Malam : -
13
th
Asupan Gizi: Implementasi
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
KH (gr)
Asupan Oral
235
9
8,5
29,1
Kebutuhan
1800
67,5
20
292,5
% Asupan
13%
13%
42%
9%
Menurut KEMENKES, 2013: Nilai status gizi: Lebih: >100% Baik: 100-110% Cukup: 80-100% Kurang: 70-80% Defisit: <70% Dari hasil asupan diatas, energi defisit yaitu 13%, protein defisit yaitu 13%, lemak defisit yaitu 42%, dan karbohidrat defisit yaitu 9%. Riwayat Personal: Riwayat penyakit sekarang
Diare
Riwayat penyakit dahulu
Px tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Px tidak memiliki riwayat penyakit keluarga DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake: NI-1.4 kekurangan intake energi berkaitan dengan kekurangan masukan makanan atau zat gizi ditandai dengan ketidakcukupan intake energi yaitu 13% NI-5.7.1 kekurangan intake protein berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan intake protein kurang dari kebutuhan yaitu 13% NI-5.6.1 kekurangan intake lemak berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan intake asam lemak essensial dalam makanan diberikan kurang dari 10% dari total kebutuhan NI-5.8.1 kekurangan intake KH berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan jumlah intake KH kurang dari kebutuhan yaitu (29,1%). NI-3.1 kekurangan intake cairan berkaitan dengan kurangnya pemenuhan kebutuhan akan cairan ditandai dengan BAB cair dan muntah-muntah. Clinic: NC-3.1 berat badan kurang berkaitan dengan pola makan salah ditandai dengan BBA px kurang dari normal yaitu 15kg (N : 18kg)
14
Behaviour: NB-1.4 kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri beraitan dengan kurangnya pengetahuan mengenai masalah-masalah gizi ditandai dengan tidak memiliki perlengkapan monitoring diri seperti timbangan berat badan INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi: Diet Sisa Rendah B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet 1. Untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan elektrolit 2. Untuk
memberikan
makanan
sesuai
kebutuhan
gizi
yang
sedikit
mungkin
meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume fases, dan tidak merangsang saluran cerna Syarat atau Prinsip Diet 1. Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas 2. Protein cukup, yaitu 10 – 15% dari kebutuhan energi total 3. Lemak sedang, yaitu 10 – 25% dari kebutuhan energi total 4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total 5. Menghindari makanan yang berserat tinggi dan sedang Perhitungan AMB = 100 x 18kg = 1800 kkal Protein = 15% x 1800/4 = 67,5 gr Lemak = 10% x 1800/9 = 20 gr KH = 65% x 1800/4 = 292,5 gr C. Konseling Gizi Sasaran: px dan ibu px Waktu: ± 30 menit Tempat: Ruang Gizi Tujuan: - Untuk memperbaiki pola makan yang salah - Untuk memperbaiki energi, protein, lemak dan KH masih kurang sesuai dengan kebutuhan px - Untuk meningkatkan kebutuhan cairan px
15
Materi: - Penjelasan mengenai pola makan yang salah - Pemahaman dasar tentang makanan yang sehat - Penjelasan mengenai bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan Metode: Penggunaan leaflet Evaluasi: Menanyakan kembali kepada ibu px dan px apakah sudah mengerti dengan apa yang dijelaskan. D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Hasil Pengukuran
Evaluasi/Target/nilai normal
Anamnesi/Keluhan
Keluhan utama :
Px BAB tidak cair, px
Px mengalami BAB
tidak muntah- muntan
cair,
muntah
–
dan dan px tidak
muntah, dan badan
lemah
lemah
Antropometri
Berat Badan
Berat Badan (kg): 15 Ada peningkatan
Tinggi Badan
kg Tinggi Badan (cm): 108 cm
Biokimia
-
-
-
Klinik
Suhu
Suhu : 36,8 oC
Suhu px normal (N : 36 – 37oC)
Asupan Gizi
Energi
Energi : 235
Energi : 1257
Protein
Protein : 9
Protein : 51
Lemak
Lemak : 80
Lemak : 42
Karbohidrat
Karbohidrat : 29,1
Karbohidrat : 168
16
Diagnosis Gizi:
Asupan zat gizi makro
Intake:
terpenuhi minimal
NI-1.4 kekurangan intake energi berkaitan dengan kekurangan 80%. Asupan cairan masukan makanan atau zat gizi ditandai dengan ketidakcukupan terpenuhi. Berat intake energi yaitu 13%
badan normal.
NI-5.7.1 kekurangan intake protein berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan intake protein kurang dari kebutuhan yaitu 13% NI-5.6.1 kekurangan intake lemak berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan intake asam lemak essensial dalam makanan diberikan kurang dari 10% dari total kebutuhan NI-5.8.1 kekurangan intake KH berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan jumlah intake KH kurang dari kebutuhan yaitu (29,1%). NI-3.1 kekurangan intake cairan berkaitan dengan kurangnya pemenuhan kebutuhan akan cairan ditandai dengan BAB cair dan muntah-muntah. Clinic: NC-3.1 berat badan kurang berkaitan dengan pola makan salah ditandai dengan BBA px kurang dari normal yaitu 15kg (N : 18kg) Behaviour: NB-1.4 kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri beraitan dengan kurangnya pengetahuan mengenai masalah-masalah gizi ditandai dengan tidak memiliki perlengkapan monitoring diri seperti timbangan berat badan.
17
2.1.1.3 Kasus Diare Seorang px anak datang bersama ibunya kepuskesmas dengan keluhan anak rewel, badan panas, pilek, diare kurang lebih 3 hari dengan diagnosa diare. Jenis kelamin anak perempuan berumur 1 tahun, berat badan 8,3 kg, tinggi badan 72 cm. Asupan makan px, pagi: bubur nasi 1p, kentang 2 sdm, wortel 2 sdm, snack: kue bolu 1p, siang: bubur nasi 1p, kentang 2 sdm, wortel 2 sdm, snack: kue bou 1p, malam: Nasi tim 1p, ayam 2 sdm. Total asupan sehari px, energi: 764,2 kkal, protein: 17,7 gr, lemak: 6,3 gr, dan karbohidrat: 157,2 gr. From Skrining Gizi Pasien Anak (adaptasi Strong-Kinds)
No.
Nama/No.RM
: An. R
Tanggal Lahir
:-
Ruang Perawatan
:Pertanyaan
Jawaban Skor
Apakah Pasien Tampak Kurus Tidak (0) Ya (2) √ Apakah Terdapat Penurunan berat badan selama satu bulan Tidak (0) √ Terakhir? - Berdasarkan penilaian objektif data berat badan bila ada ATAU Penilaian subjektif orang tua pasien - Untuk bayi < 1 tahun : berat tidak naik selama 3 bulan terakhir. 3. Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut? Tidak (0) Ya (1) √ Diare ≥ 5 kali/hari dan/ atau muntah > 3 kali/hari dalam seminggu terakhir. Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir 4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan Tidak (0) Ya (2) √ pasien resiko mengalami malnutrisi Skor Total 5 Di Rujuk ke Ahli Gizi Tidak ( ) Ya ( √ ) Skor 0 – 1 : Resiko Malnutrisi Ringan Skor 2 – 3 : Resiko Malnutrisi Sedang Skor 4 – 5 : Resiko Malnutrisi Tinggi √ Kesimpulan: Total Skor < 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS ) Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan Khusus RS) Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat. 1. 2.
18
FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: An. R
(Restitia Ningrum)
Jenis Kelamin: P
Usia: 1
th
Diagnosa Medis: Diare ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI Antropometri
BBI:
Berat Badan (kg): 8,3 kg
2(n)+8
Tinggi Badan (cm): 72 cm
2(1)+8= 2+8= 10 kg
Tinggi Lutut (cm):LLA (cm):-
LLA (cm):
Rentang Lengan (cm):BB/U= 8,3/1= 8,3 (-2 SD sampai dengan 2 SD)
Tinggi Lutut (cm):
(Gizi Baik) Rentang Lengan (cm):
Biokimia:Klinik/Fisik: Fisik: anak rewel, badan panas, pilek, ibu px mengatakan bahwa anak mengalami diare kurang lebih 3 hari. Riwayat Gizi:
Energi: 764,2 kkal
Pola Makan:
Protein: 17,7 gr
Pagi: Bubur nasi 1 p, kentang 2 sdm, wortel 2 sdm.
Lemak: 6,3 gr
Snack: Kue bolu 1 p
Karbohidrat: 157,2 gr
Siang: Bubur nasi 1 p, kentang 2 sdm, wortel 2 sdm. Snack: Kue bolu 1 p Malam: Nasi tim 1 p, ayam 2 sdm. Asupan Gizi: Implementasi
Energi
Protein
Lemak
KH
Asupan Oral
764,2
17,7
6,3
157,2
Kebutuhan
1000
37,5
22,22
162,5
% Asupan
76,42%
47,2%
28,35%
96,74%
Menurut KEMENKES, 2013: Nilai status gizi: Lebih: >100%
19
Baik: 100-110% Cukup: 80-100% Kurang: 70-80% Defisit: <70% Dari hasil asupan zat gizi diatas, energi kurang yaitu 76,42%, protein defisit yaitu 47,2%, lemak defisit yaitu 28,35%, dan karbohidrat cukup yaitu 96,74%. Riwayat Personal: Riwayat Penyakit Sekarang
Diare
Riwayat Penyakit Dahulu
Px tidak memiliki penyakit dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Px tidak memiliki penyakit keluarga DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake: (NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan kekurangan masukan makanan atau zat gizi yang beragam ditandai dengan ketidakcukupan asupan energi yaitu 76,42%. (NI-5.7.1) Kekurangan intake protein berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan intake protein tidak mencukupi syarat atau kebutuhan. (NI-5.6.1) Kekurangan intake lemak berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan ketidakcukupan asupan lemak yaitu 28,35%. (NI-3.1) Kekurangan intake cairan berkaitan dengan kurangnya pemenuhan kebutuhan akan cairan yang disebabkan oleh diare ditandai dengan ketidakcukupan intake cairan bila dibandingkan dengan kebutuhan yang dianjurkan. Clinic: (NC-3.1) Berat badan kurang berkaitan dengan intake energi kurang ditandai dengan ketidakcukupan intake makan dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan sesuai aktivitas. Behaviour: (NB-1.2) Kepercayaan/sikap yang salah mengenai makanan atau zat gizi berkaitan dengan kebiasaan makan tidak untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ditandai dengan pasien tidak mengonsumsi bahan makanan yang beragam. INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi:
Meningkatkan asupan energi
Meningkatkan asupan protein
Meningkatkan asupan lemak
20
B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet
Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Menambah berat badan hingga mencapai normal.
Syarat atau Prinsip Diet
Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5g/kg BB.
Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.
Perhitungan BBI= 2n+8= (2.1)+8= 10 kg AMB= 100x10= 1000 kkal Protein= 15%x1000/4= 37,5 gr Lemak= 20%x1000/9= 22,22 gr Karbohidrat= 65%x1000/4= 162,5 gr C. Konseling Gizi Sasaran: Px dan keluarga Waktu: ± 30 menit Tempat: Ruang Gizi Tujuan: - Untuk memperbaiki pola makan yang salah. - Untuk memperbaiki asupan energi, protein, dan lemak yang masih kurang sesuai dengan kebutuhan px. Materi: Memberikan edukasi tentang makanan tinggi energi tinggi protein. Metode: Penggunaan leaflet Evaluasi: Menanyakan kembali kepada ibu px dan px apakah sudah mengerti dengan apa yang dijelaskan. D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi
21
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Hasil Pengukuran
Evaluasi/Target/nilai normal
Anamnesi/Keluhan
Keluhan utama :
badan px tidak panas,
badan px panas,
px tidak pilek, px tidak
pilek,mengalami
mengalami diare lagi
diare kurang lebih 3 hari.
Antropometri
Berat Badan
Berat Badan): 8,3 kg
Ada peningkatan
Tinggi Badan
Tinggi Badan: 72 cm
Biokimia
-
-
-
Klinik
-
-
-
Asupan Gizi
Energi
Energi : 764,2
Energi : 1000
Protein
Protein : 17,7
Protein : 37,5
Lemak
Lemak : 6,3
Lemak : 22,22
Karbohidrat
Karbohidrat : 157,2
Karbohidrat : 162,5
Diagnosis Gizi
Asupan energi,
Intake:
protein, lemak
(NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan kekurangan tercukupi. Intake masukan makanan atau zat gizi yang beragam ditandai dengan cairan terpenuhi. ketidakcukupan asupan energi yaitu 76,42%.
Berat badan normal.
(NI-5.7.1) Kekurangan intake protein berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan intake protein tidak mencukupi syarat atau kebutuhan. (NI-5.6.1) Kekurangan intake lemak berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan ketidakcukupan asupan lemak yaitu 28,35%. (NI-3.1) Kekurangan intake cairan berkaitan dengan kurangnya
22
pemenuhan kebutuhan akan cairan yang disebabkan oleh diare ditandai dengan ketidakcukupan intake cairan bila dibandingkan dengan kebutuhan yang dianjurkan. Clinic: (NC-3.1) Berat badan kurang berkaitan dengan intake energi kurang ditandai dengan ketidakcukupan intake makan dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan sesuai aktivitas. Behaviour: (NB-1.2) Kepercayaan/sikap yang salah mengenai makanan atau zat gizi berkaitan dengan kebiasaan makan tidak untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ditandai dengan pasien tidak mengonsumsi bahan makanan yang beragam.
2.1.3 Defenisi Gastritis Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi selsel radang pada daerah tersebut (Hirlan, 2009). Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau
peradangan.
Gastritis
adalah
peradangan mukosa lambung
suatu
keadaan
peradangan
atau
yang bersifat akut, kronis, difus dan
lokal. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Price dan Wilson, 2005). Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa (Wibowo, 2007). Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, 2001). 23
Gastritis adalah suatu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan (J. Reves, 1999). Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik, difus dan lokal yang disebabkan oleh makanan, obat – obatan, zat kimia, stres, dan bakteri. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung
(Buku
Ajar
Ilmu
Bedah,
Edisi
Revisihal
749). Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422). Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138). Gastritis penyakit
yang
disebabkan
oleh
(penyakit
adanya asam
maag) lambung
adalah yang
berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu: 1. Gastritis Akut Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. 2. Gastritis Kronis Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri. Helicobacter pylori.
24
Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
Manifestasi Klinis 1. Gastritis akut : a. Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragie b. Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia) c. Muntah serta cegukan d. Dapat terjadi kolik dan diare e. Peningkatan Suhu Tubuh f. Takikardi 2. Gastritis kronis : a. Tipe A : Asimtomatis b. Tipe B : 1. Mengeluh anoreksia 2. Sakit ulu hati setelah makan 3. Bersendawa 4. Rasa pahit dalam mulut 5. Mual dan muntah 2.1.1.4 Kasus Gastritis Ny M berusia 19 tahun seorang mahasiswa BB 40 kg TB 148 cm, datang kepuskesmas Sei besar dengan keluhan mengeluh nyeri pada ulu hati dan sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, dengan diagnosa gastristis, ny M tinggal di komplek bumi cahya bintang. Kebiasaan makan sehari Ny M bubur ayam 1 porsi, minum air putih, ayam 1 potong, gorengan seperti tahu dan tempe 2-4 buah, px suka makanan gorengan. Hasil Pemeriksaan : TD : 100/80 MmHg Respirasi : 20x/menit Nadi : 80x/menit Hb : 11,4 gr/dl (12-14 gr/dl)
25
Skrinning Pasien Dewasa Nama / No. RM
: Ny. M
Tanggal Lahir
:-
Tanggal Skrining
: 29 Juli 2018
Ruang Perawatan
:-
No.
Parameter
Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ? a. Tidak ada penurunan BB
0
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar
2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut
2
1 – 5 kg
1
6 – 10 kg
2
11 – 15 kg
3
> 15 kg
4
Tidak tahu berapa kg penurunannya.
2
Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan ?
3
a. Tidak
0
b. Ya
1
Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus
2
(DM, Kemoterapi/Hemodialisa/geriatric/imunitas menurun / lain-lain, sebutkan….(Gastritis) Total Skor
2
Dirujuk ke Ahli Gizi
Tidak (...)
Ya (…)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi. Kesimpulan Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)
26
Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS) Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.
FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: Ny. M
(Nor Hidayah)
Jenis Kelamin: P
Usia: 19
th
Diagnosa Medis: Gastristis ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI Antropometri
IMT (kg/m2):
Berat Badan (kg): 40 kg
BB (kg)
Tinggi Badan (cm): 148 cm
TB (cm 2)
= 40
= 40
1, 48 2
= 18, 26 kg/m2
2,19 (Normal )
Tinggi Lutut (cm): LLA (cm):
LLA (cm):
Rentang Lengan (cm): Tinggi Lutut (cm):
Rentang Lengan (cm):
Biokimia: Hb 11,4 gr/dl (12-14 gr/dl) Klinik/Fisik: TD : 100/80 RR : 20X/menit Nadi : 80x/menit Px mengeluh nyeri pada ulu hati dan pusing
Riwayat Gizi: Pola Makan: Pola makan px sehari pagi bubur ayam 1 porsi dan air putih, siang nasi 1 centong, ayam 1 ptg, selingan siang gorengan tempe dan pisang 2-4 buah. Asupan Gizi: Implementasi Asupan oral
Energi (kkal)
Protein(gr)
Lemak(gr)
KH(gr)
885
39,3
47,8
79,3
27
Kebutuhan
1751
66
38,90
284
% Asupan
50,54%
59,54%
122,88
27,92%
Menurut KEMENKES, 2013: Nilai status gizi: Lebih: >100% Baik: 100-110% Cukup: 80-100% Kurang: 70-80% Defisit: <70% Dari hasil asupan diatas, energi defisit yaitu 50,54%, protein defisit yaitu 59,54%, lemak lebih yaitu 122,88%, dan karbohidrat defisit yaitu 27,92%. Riwayat Personal: Riwayat penyakit sekarang
Gastritis
Riwayat penyakit dahulu
Px tidak memilki riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Px tidak memiliki riwayat penyakit keluarga DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake: (NI-2.1) kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan kuranngya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan makanan dan minuman oral ditandai dengan asupan energy, protein dan karbohidrat kurang dari persentase kebutuhan energy 50,54 %, protein 59 %, karbohidrat 27,92 % (NI-5.6.2) Kelebihan intake lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dalam pemilihan makanan sehat ditandai dengan asupan lemak lebih dari persentase yaitu 122 %. Clinic: (NC- 2.2) perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus (penurunan hemoglobin) berkaitan dengan kadar Hb yaitu 11,4 gr/dl. Behaviour: (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang tentang makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan asupan asupan energi, protein dan karbohidrat termasuk dalam katagori defisit (< 70%), asupan lemak termasuk dalam katagori lebih. INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi: Memenuhi kebutuhan asupan pasien agar asam lambung pada px tidak naik dan dalam batas
28
normal, meningkatkan asupan energy protei dan karbohidrat yaitu dengan diet lambung I B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet Tujuan diet lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan. Syarat atau Prinsip Diet 1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan 2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya 3. Lemak rendah, yaitu 10-15 %dari kebutuhan energy 4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap 5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah 6. Tidak menggandung bahan makanan atau bumbu yang tajam. 7. Cairan cukup, terutama bila ada muntah. Perhitungan U = 19 th, BB = 40 kg TB = 148 cm BEE = 655 + (9,6 . BB) + (1,8. TB) – (4,7. U) = 655 + (9,6. 40) + (1,8.148) – (4,7. 19) = 655+ 384 + 266 – 889 = 1216 kkal Faktor aktivitas : 1,2 Faktor stress : 1,2 1216 . 1,2 . 1,2 = 1698 kkal P = 20% . 1698 : 4 = 66 gr L= 65 %. 1698 : 9 = 38, 90 gr KH = 15% . 1698 : 4 = 284gr C. Konseling Gizi Sasaran: pasien Waktu: ± 30 menit Tempat: Ruang konseling gizi Sungai Besar Metode : Penggunaan leaflet Tujuan:
29
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang gastristis kronik 2. Ilmu pengetahuan diet lambung 1 yang aka dijalani px agar px mengerti 3. Memperbaiki pola makan dan kebiasaan makan yang salah 4. Memberikan contoh BM dan menu gizi seimbang yang dianjurkan dan tidak dianjurkan Materi: 1. Penjelasan mengenai gastristis kronik dan menu seimbang 2. Pemahaman dasar mengenai peraturan makanan seimbang 3. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penderita gastristis Metode: Penyuluhan dan konsultasi Evaluasi: Pasien memahami apa yang telah dijelaskan dengan bisa menjawab pertanyaan yang diberikan serta adanya feedback dari pasien. D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Hasil Pengukuran
Evaluasi/Target/nilai normal
Anamnesi/Keluhan
Antropometri
Keluhan utama : Px
Px tidak nyeri pada
mengeluh nyeri pada
ulu hati dan px tidak
ulu hati dan pusing.
pusing
Berat Badan
Berat Badan: 40 kg
Tinggi Badan
Tinggi Badan: 148
Ada peningkatan
cm Biokimia
Klinik
Asupan Gizi
Hb
Hb 11,4 gr/dl (N :12- Hb normal 14 gr/dl)
(N :12-14 gr/dl)
TD
TD : 100/80
TD : 120/80 mmHg
RR
RR : 20X/menit
RR : 18- 22x/menit
Nadi
Nadi : 80x/menit
Nadi :80 – 100x/menit
Energi
Energi : 885
Energi : 1751
Protein
Protein : 39,3
Protein : 66
Lemak
Lemak : 47,8
Lemak : 38,90
Karbohidrat
Karbohidrat : 79,3
Karbohidrat : 284
30
Diagnosis Gizi
Asupan
Intake:
protein
energi, dan
(NI-2.1) kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan karbohidrat tercukupi dengan kuranngya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan minimal 80%. Asupan makanan dan minuman oral ditandai dengan asupan energy, protein lemak
normal.
dan karbohidrat kurang dari persentase kebutuhan energy 50,54 %, Hb normal. protein 59 %, karbohidrat 27,92 % (NI-5.6.2) Kelebihan intake lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dalam pemilihan makanan sehat ditandai dengan asupan lemak lebih dari persentase yaitu 122 %. Clinic: (NC- 2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus (penurunan hemoglobin) berkaitan dengan kadar Hb yaitu 11,4 gr/dl. Behaviour: (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang tentang makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan asupan asupan energi, protein dan karbohidrat termasuk dalam katagori defisit (< 70%), asupan lemak termasuk dalam katagori lebih.
2.1.1.5 Kasus Gastritis Ny. S berumur 37 thn, BB 52 kg, TB 155 cm datang ke puskesmas dengan keluhan pusing dan nyeri ulu hati. Dari hasil pemeriksaan didapatakan Hb : 11,4 gr/dL, Nadi : 92x/menit, TD : 140/80
mmHg.
Dokter
mendiagnosis
pasien
mengalami
Gastritis. Dari hasil recall di dapatkan asupan makan pasien. Pagi : Nasi + telur balado + tumis kacang Selingan : Teh + roti Siang : Bubur ayam + teh Malam : Nasi goreng + ayam goring
31
Nilai
Skrinning Pasien Dewasa Nama / No. RM
: Ny. S
Tanggal Lahir
:-
Tanggal Skrining
: 28 Juli 2018
Ruang Perawatan
:-
No. 1
Parameter
Skor
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
0
a. Tidak ada penurunan BB
2
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut
2
1
1 – 5 kg
2
6 – 10 kg
3
11 – 15 kg
4
> 15 kg
2
Tidak tahu berapa kg penurunannya.
Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan ?
3
a. Tidak
0
b. Ya
1
Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus
2
(DM, Kemoterapi/Hemodialisa/geriatric/imunitas menurun / lain-lain, sebutkan….(Gastritis) Total Skor
2
Dirujuk ke Ahli Gizi
Tidak (...)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan
Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang
Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi.
Ya (…)
Kesimpulan Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS) Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS) Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.
32
FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: Ny. S
(Syidikah)
Jenis Kelamin: P
Usia: 37 thn
Diagnosa Medis: Gastritis ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI IMT (kg/m2) = bb (kg) / Tb (cm)2
Antropometri Berat Badan (kg): 52 kg
= 52 / 1,552
Tinggi Badan (cm): 155 cm
= 21,67 kg/m2 (normal) BBI = ( Tb-100) – 10% (Tb-100)
Tinggi Lutut (cm): LLA (cm):
= (155-100) – 10% (155-100)
Rentang Lengan (cm):
= 55 – 5,5 = 60,5 kg LLA (cm):
Tinggi Lutut (cm):
Rentang Lengan (cm):
Biokimia: Hb : 11,4 gr/Dl Klinik/Fisik:
Pasien tampak pusing, nyeri ulu hati
Nadi : 92x/menit
TD : 140/80 mmHg
Riwayat Gizi: Pola Makan:
Pagi : Nasi + Telur balado + Tumis kacang
Selingan : Teh + Roti
Siang : Bubur ayam + Teh
Malam : Nasi goreng + Ayam goreng
Asupan Gizi: Implementasi Asupan oral
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
KH (gr)
1351,7
45,3
49,3
175,8
33
Kebutuhan
1814
90,7
30,23
294,78
% Asupan
75%
50%
163%
60%
Menurut KEMENKES, 2013: Nilai status gizi: Lebih: >100% Baik: 100-110% Cukup: 80-100% Kurang: 70-80% Defisit: <70% Dari hasil asupan diatas, 34efici kurang yaitu 75%, protein 34eficit yaitu 50%, lemak lebih yaitu 163%, dan karbohidrat 34eficit yaitu 60%. Riwayat Personal: Riwayat penyakit sekarang
Gastritis
Riwayat penyakit dahulu
Px tidak memiliki penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Px tidak memiliki penyakit keluarga DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake: (NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan energi 75% (kurang) (NI-5.6.2) Kelebihan intake lemak berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan lemak 163% (lebih) (NI-5.7.1) Kekurangan intake protein berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan protein 50% (defisit) (NI-5.8.1) Kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan 60% (defisit) (NC- 2.2) perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus (penurunan hemoglobin) berkaitan dengan kadar hb 11,4 gr/dl. Behaviour: (NB-1.5) Kekeliruan pola makan berkaitan dengan Gastritis ditandai dengan pola makan pasien yang suka makan makanan pedas. INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi: -
Memberikan makanan yang mudah cerna dan tidak mengakibatkan lambung pasien
34
bertambah sakit. -
Tidak mengandung bumbu tajam yang dapat mengakibatkan lambung pasien bertambah sakit.
B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan asam lambung yang berlebih. Syarat atau Prinsip Diet 1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan. 2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya. 3. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan. 4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap. 5. Tidak mengandung bahan makanan/bumbu yang tajam. Perhitungan BEE = 655,1 + ( 9,6 . BB ) + ( 1,8 + TB ) – ( 4,7 . U ) = 655,1 + ( 9,6 . 52 ) + ( 1,8 . 155 ) – ( 4,7 . 37 ) = 655,1 + 499,2 + 279 – 173,9 = 1259,4 F. aktivitas = 1,2 F.S = 1,2 = 1259,4 x 1,2 x 1,2 = 1814 kkal Protein = 20% x 1814/4 = 90,7 gr KH = 65% x 1814/4 = 294,78 gr Lemak = 15% x 1814/9 = 30,23 gr C. Konseling Gizi Sasaran: Pasien dan keluarga Waktu: ± 30 menit Tempat: Ruangan Gizi Tujuan: Agar magh pasien berkurang/pasien dapat memperhatikan makanan untuk penyakit gastritis
35
Materi: Makanan yang baik dan tidak baik untuk penyakit gastritis Metode: Penggunaan leaflet Evaluasi: Memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga pasien untuk bertanya D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Hasil Pengukuran
Evaluasi/Target/nilai normal
Anamnesi/Keluhan
Keluhan
utama
Pasien
:
Pasien tidak pusing,
tampak
dan tidak nyeri ulu
pusing, nyeri ulu hati
Antropometri
hati
Berat Badan
Berat Badan (kg): 52
Tinggi Badan
Tinggi Badan : 155
Dalam batas normal
cm
Biokimia
Hb
Hb : 11,4 gr/dL
Hb px normal yaitu 12- 14 gr/dl
Klinik
Asupan Gizi
Nadi
Nadi : 92x/menit
Nadi : 80-100
TD
TD : 140/80 mmHg
TD : 120/80 mmHg
Energi
Energi : 1351,7
Energi : 1814
Protein
Protein : 45,3
Protein : 90,7
Lemak
Lemak : 649,3
Lemak : 30,23
Karbohidrat
Karbohidrat : 175,8
Karbohidrat : 294,78
Diagnosis Gizi
Asupan zat gizi makro
Intake:
tercukupi
minimal
(NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan pola makan mencapai 80%. Nilai yang salah ditandai dengan energi 75% (kurang)
Hb normal.
(NI-5.6.2) Kelebihan intake lemak berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan lemak 163% (lebih) (NI-5.7.1) Kekurangan intake protein berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan protein 50% (defisit)
36
(NI-5.8.1) Kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan 60% (defisit) (NC- 2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus (penurunan hemoglobin) berkaitan dengan kadar hb 11,4 gr/dl. Behaviour: (NB-1.5) Kekeliruan pola makan berkaitan dengan Gastritis ditandai dengan pola makan pasien yang suka makan makanan pedas.
2.1.6 Defenisi ISPA Infeksi saluran pernapasan akut atau sering disebut sebagai ISPA adalah infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea (pipa pernafasan), atau bahkan paru-paru. ISPA menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan menyebabkan tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan sampai berujung pada kematian. ISPA merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Orangorang yang memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh dan orangorang lanjut usia akan lebih mudah terserang penyakit ini. Anak-anak juga memiliki risiko yang sama, karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sepenuhnya. Seseorang bisa tertular ISPA ketika dia menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui bersin atau ketika batuk. Selain itu, cairan yang mengandung virus atau bakteri yang menempel pada permukaan benda bisa menular ke orang lain saat mereka menyentuhnya. Ini disebut sebagai penularan secara tidak langsung. Untuk menghindari penyebaran virus maupun bakteri, sebaiknya mencuci tangan secara teratur, terutama setelah Anda melakukan aktivitas di tempat umum.
37
2.1.1.6 Kasus ISPA An. S usia 13 bulan, BB 8,8 kg, PB 76 cm. Datang ke puskesmas dengan keluhan batuk, pilek dan demam selama 2 hari. Berdasarkan diagnosa dokter pasien mengalami Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Kebiasaan makan pasien hanya makan bubur nasi sayur dan ASI. Suhu tubuh pasien 37oC. From Skrining Gizi Pasien Anak (adaptasi Strong-Kinds)
No.
Nama/No.RM
: An. S
Tanggal Lahir
:-
Ruang Perawatan
:Pertanyaan
Jawaban Skor
Apakah Pasien Tampak Kurus Tidak (0) √ Apakah Terdapat Penurunan berat badan selama satu bulan Tidak (0) √ Terakhir? - Berdasarkan penilaian objektif data berat badan bila ada ATAU Penilaian subjektif orang tua pasien - Untuk bayi < 1 tahun : berat tidak naik selama 3 bulan terakhir. 3. Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut? Tidak (0) √ Diare ≥ 5 kali/hari dan/ atau muntah > 3 kali/hari dalam seminggu terakhir. Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir 4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan Tidak (0) pasien resiko mengalami malnutrisi Skor Total Di Rujuk ke Ahli Gizi Tidak ( ) Skor 0 – 1 : Resiko Malnutrisi Ringan Skor 2 – 3 : Resiko Malnutrisi Sedang √ Skor 4 – 5 : Resiko Malnutrisi Tinggi Kesimpulan: 1. 2.
Ya (2)
Ya (1)
Ya (2) √ 2 Ya ( √ )
Total Skor < 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS ) Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan Khusus RS) Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.
38
FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: An. S
(Siti Ainun Mulia)
Jenis Kelamin:
P
Usia :1 thn 1 bln
Diagnosa Medis: ISPA ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI Antropometri
IMT (kg/m2):
Berat Badan (kg): 8,8 kg
BB(kg)/U =8,8/1,1 = 8 (Gizi baik)
Tinggi Badan (cm): 76 cm Tinggi Lutut (cm):
LLA (cm):
LLA (cm): Rentang Lengan (cm):
Tinggi Lutut (cm):
BBI = 2(n) + 8 = 2(1,1) + 8 = 10,2 kg
Rentang Lengan (cm):
Biokimia: Klinik/Fisik: Fisik: Px mengeluh batuk, pilek dan demam selama 2 hari. Suhu : 37oC
(N : 36 – 37oC).
Riwayat Gizi: Pola Makan: Pagi : bubur nasi, wortel, buncis (2 sendok makan) Snack : Siang : bubur nasi sayur (2 sendok makan) Snack : biscuit Promina (2 ptg) Malam : Asupan Gizi: Implementasi
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
KH (gr)
Asupan Oral
499,7
13,3
12,8
81,6
Kebutuhan
1020
30,6
11,3
165,75
% Asupan
49%
43%
113%
49%
Menurut KEMENKES, 2013: Nilai status gizi:
39
Lebih: >100% Baik: 100-110% Cukup: 80-100% Kurang: 70-80% Defisit: <70% Dari hasil asupan diatas, energi defisit yaitu 49%, protein defisit yaitu 43%, lemak baik yaitu 113%, dan karbohidrat defisit yaitu 49%. Riwayat Personal: Riwayat penyakit sekarang
ISPA
Riwayat penyakit dahulu
Px tidak memiliki penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Px tidak memiliki penyakit keluarga DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake: (NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan kekurangan masukan makanan atau zat gizi misalnya pada tekanan ekonomi ditandai dengan ketidakcukupan energi intake dari diet dibandingkan dengan kebutuhan. (NI-5.7.1) kekurangan intake protein berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan intake protein tidak mencukupi syarat / kebutuhan. (NI-5.8.1) kekurangan intake KH berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan jumlah intake KH kurang dari kebutuhan yaitu (49%). Clinic: (NC-3.1) Berat badan kurang berkaitan dengan pola makan salah ditandai dengan keterbatasan persediaan makanan di rumah.
Behaviour: (NB-1.1) pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi berkaitan dengan tidak memiliki keinginan / ketertarikan untuk mempelajari informasi baru ditandai dengan ketidakinginan / ketidaktertarikan mempelajari informasi mengenai zat gizi. INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi: Diet TKTP
Meningkatkan asupan Energi
Meningkatkan asupan Protein
Mempertahankan asupan Lemak
40
Meningkatkan asupan KH
B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet Memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit Syarat atau Prinsip Diet 1. Energi, protein, dan zat gizi lain cukup 2. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien 3. Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan lengkap dan 2 kali selingan 4. Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam Perhitungan AMB = 100 x 10,2kg = 1020 kkal Protein = 15% x 1020/4 = 30,6 gr Lemak = 10% x 1020/9 = 11,3 gr KH = 65% x 1020/4 = 165,75 g
C. Konseling Gizi Sasaran: px dan keluarga Waktu: ± 30 menit Tempat: Ruang Gizi Tujuan: - Untuk memperbaiki pola makan yang salah. - Untuk memperbaiki energi, protein, lemak dan KH masih kurang sesuai dengan kebutuhan px. Materi: Memberikan edukkasi tentang makanan tinggi energi, tinggi protein Metode: Konsultasi Evaluasi: Menanyakan kembali kepada ibu px dan px apakah sudah mengerti dengan apa yang dijelaskan. D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi
41
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Hasil Pengukuran
Evaluasi/Target/nilai normal
Anamnesi/Keluhan
Keluhan utama :
Px tidak batuk pilek
batuk, pilek dan
dan tidak demam
demam selama 2 hari. Antropometri
Berat Badan
BB(kg)/U =8,8/1,1 = Dalam batas normal
BBI
8 (Gizi baik) BBI = 2(n) + 8 = 2(1,1) + 8 = 10,2 kg
Biokimia
Hb
Hb : 11,4 gr/dL
Hb px normal yaitu 12- 14 gr/dl
Klinik
Suhu
Suhu : 37oC (N : 36 – 37oC)
Asupan Gizi
Suhu : (N : 36 – 37oC)
Energi
Energi : 499,7
Energi : 1020
Protein
Protein : 13,3
Protein : 30,6
Lemak
Lemak : 12,8
Lemak : 11,3
Karbohidrat
Karbohidrat : 181,6
Karbohidrat : 165,75
Diagnosis Gizi
Asupan
Intake:
karbohidrat,
(NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan kekurangan protein
energi, dan tercukupi
masukan makanan atau zat gizi misalnya pada tekanan ekonomi minimal 80%. Berat ditandai dengan ketidakcukupan energi intake dari diet dibandingkan badan dengan kebutuhan.
mencapai
normal.
(NI-5.7.1) Kekurangan intake protein berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan intake protein tidak mencukupi syarat / kebutuhan. (NI-5.8.1) Kekurangan intake KH berkaitan dengan gangguan pola makan ditandai dengan jumlah intake KH kurang dari kebutuhan yaitu (49%).
42
Clinic: (NC-3.1) Berat badan kurang berkaitan dengan pola makan salah ditandai dengan keterbatasan persediaan makanan di rumah. Behaviour: (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi berkaitan dengan tidak memiliki keinginan / ketertarikan untuk mempelajari informasi baru ditandai dengan ketidakinginan / ketidaktertarikan mempelajari informasi mengenai zat gizi.
2.1.1.7 Kasus ISPA An. N berumur 17 bln, BB 11 kg dan TB 76 cm datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak, pilek dan panas ( T : 37,1 °C). Dokter mediagnosa pasien mengalami ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut ). Dari hasil recall didapatkan asupan makanan pasien. Pagi : Nasi + sayur sop Selingan : Susu formula ( SGM ) Siang : Nasi + sayur bening Selingan : Susu formula ( SGM ) Malam : Nasi + abon + telur rebus
From Skrining Gizi Pasien Anak (adaptasi Strong-Kinds)
No. 1. 2.
3.
Nama/No.RM
: An. N
Tanggal Lahir
:-
Ruang Perawatan
:Pertanyaan
Apakah Pasien Tampak Kurus Apakah Terdapat Penurunan berat badan selama satu bulan Terakhir? - Berdasarkan penilaian objektif data berat badan bila ada ATAU Penilaian subjektif orang tua pasien - Untuk bayi < 1 tahun : berat tidak naik selama 3 bulan terakhir. Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut? Diare ≥ 5 kali/hari dan/ atau muntah > 3 kali/hari dalam
Jawaban Skor Tidak (0) Tidak (0)
Ya (2) √ Ya (1) √
Tidak (0) √
Ya (1) √
43
seminggu terakhir. Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir 4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan Tidak (0) Ya (4) √ pasien resiko mengalami malnutrisi Skor Total 4 Di Rujuk ke Ahli Gizi Tidak ( ) Ya ( √ ) Skor 0 – 1 : Resiko Malnutrisi Ringan Skor 2 – 3 : Resiko Malnutrisi Sedang Skor 4 – 5 : Resiko Malnutrisi Tinggi √ Kesimpulan: Total Skor < 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS ) Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan Khusus RS) Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.
FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: An. N
(Syidikah)
Jenis Kelamin: P
Usia: 17 bln
Diagnosa Medis: ISPA ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI Antropometri
BBI = 2n + 8
Berat Badan (kg): 11 kg
= 2 (1,5) + 8
Tinggi Badan (cm): 76 cm
= 11 kg
Tinggi Lutut (cm): LLA (cm):
LLA (cm):
Rentang Lengan (cm): Bb/u = 11/1,5
Tinggi Lutut (cm):
= 7,3 ( -3 SD s.d < -2 SD ) Gizi kurang Tb/u = 76/1,5
Rentang Lengan (cm):
= 50,67 ( < -3SD ) Sangat Pendek Biokimia:Klinik/Fisik:
Batuk berdahak
Pilek
Panas
T = 37,1 °C
Riwayat Gizi: Pola Makan:
44
Pagi = Nasi + Sayur sop
Selingan = Susu formula (SGM)
Siang = Nasi + Sayur bening
Selingan = Susu formula (SGM)
Malam = Nasi + Abon + Telur
Asupan Gizi: Implementasi
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
KH (gr)
Asupan Oral
784,9
23,8
20
92,5
Kebutuhan
1100
27,5
18,33
206,25
% Asupan
71%
86%
109,11%
45%
Menurut KEMENKES, 2013: Nilai status gizi: Lebih: >100% Baik: 100-110% Cukup: 80-100% Kurang: 70-80% Defisit: <70% Dari hasil asupan diatas, energi kurang yaitu 71%, protein cukup yaitu 86%, lemak cukup yaitu 109,11%, dan karbohidrat defisit yaitu 45%.
Riwayat Personal:
Riwayat penyakit sekarang pasien ISPA
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake: (NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan energi 71 % ( kurang ). (NI-5.6.2) Kelebihan intake lemak berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan lemak 197% (lebih). (NI-5.8.1) Kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan karbohidrat 45% (defisit).
45
Clinic: (NC–3.1) Berat badan kurang berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan asupan energi dan karbohidrat defisit kurang dari 70%. Behaviour: (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi berkaitan dengan tidak memiliki keinginan atau ketidaktertarikan mempelajari informasi baru ditandai dengan ketidakinginan atau ketidaktertarikan mempelajari informasi mengenai zat gizi. INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi:
Meningkatkan asupan energi
Meningkatkan asupan protein
Meningkatkan asupan karbohidrat
Meningkatkan asupan lemak
B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet Memberikan makanan dalam bentuk yang mudah dicerna dan ditelan sesuai kebutuhan gizi dan keadaan pasien/penyakit. Syarat atau Prinsip Diet 1. Energi, protein dan zat gizi lain cukup. 2. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien. 3. Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makanan lengkap dan 2 kali selingan. 4. Makanan mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang tajam. Perhitungan Energi = 100 x bb = 100 x 11 = 1100 kkal Protein = 10% x ( 1100/4 ) = 27,5 gr KH = 75 % x ( 1100/4 ) = 206,25 gr
46
Lemak = 15% x ( 1100/9 ) = 18,33 gr C. Konseling Gizi Sasaran: Pasien dan keluarga Waktu: ± 30 menit Tempat: Ruangan Gizi Tujuan: Agar keluarga pasien dapat memberikan asupan yang tepat untuk pasien dan sesuai umur pasien Materi: Gizi seimbang Metode: Ceramah Evaluasi: Memberikan kesempatan kepada orang tua pasien untuk bertanya apa yang kurang dipahami. D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Hasil Pengukuran
Evaluasi/Target/nilai normal
Anamnesi/Keluhan
Antropometri
Keluhan utama : px
Batuk berdahak px
mengeluh batuk
hilang suhu tubuh px
berdahak, pilek dan
dalam keadaan
panas
normal
Berat Badan
Berat Badan: 11 kg
Dalam batas normal
TB
Tinggi Badan: 76 cm
Biokimia
-
-
-
Klinik
Suhu
Suhu : 37,1 °C
Suhu : px normal (N : 36 – 37oC)
Asupan Gizi
Energi
Energi : 784, 9
Energi : 1100
Protein
Protein : 23,8
Protein : 27,5
Lemak
Lemak : 36
Lemak : 18,33
Karbohidrat
Karbohidrat : 92,5
Karbohidrat : 206,25
Diagnosis Gizi
Asupan
Intake:
lemak,
energi, dan
(NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan pola makan karbohidrat
47
yang salah ditandai dengan energi 71 % ( kurang ).
mencukupi
minimal
(NI-5.6.2) Kelebihan intake lemak berkaitan dengan pola makan 80%. yang salah ditandai dengan lemak 197% (lebih). (NI-5.8.1) Kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan karbohidrat 45% (defisit). Clinic: (NC–3.1) Berat badan kurang berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan asupan energi dan karbohidrat defisit kurang dari 70%. Behaviour: (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat
gizi
berkaitan
dengan
tidak
memiliki
keinginan
atau
ketidaktertarikan mempelajari informasi baru ditandai dengan ketidakinginan
atau
ketidaktertarikan
mempelajari
informasi
mengenai zat gizi.
2.1.1.8 Kasus ISPA Ny.H usia 47 th dengan BB 73 kg dan TB 165 cm. Datang ke puskesmas sengai besar dengan keluhan batuk, pilek, dan meriang. Berdasarkan diagnosa dokter pasien mengalami Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Kebiasaan makan pasien pagi : nasi ½ porsi + ikan gabus + sayur labu, snack : kue, siang : pasien tidak makan siang, snack : kue, malam : pasien tidak makan malam. Dan TD pasien 120/80 mmHg. Skrinning Pasien Dewasa Nama / No. RM
: Ny. H
Tanggal Lahir
:-
48
Tanggal Skrining
: 28 Juli 2018
Ruang Perawatan
:-
No.
Parameter
Skor
2. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
0
d. Tidak ada penurunan BB
2
e. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar f.
2
Jikaya, berapa penurunan BB tersebut
1
1 – 5 kg
2
6 – 10 kg
3
11 – 15 kg
4
> 15 kg
2
Tidak tahu berapa kg penurunannya.
Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan ? c. Tidak
0 1
d. Ya 3
Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus
2
(DM, Kemoterapi/Hemodialisa/geriatric/imunitas menurun / lain-lain, sebutkan….(ISPA) Total Skor
2
Dirujuk ke Ahli Gizi
Tidak (…) Ya (…)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan
Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang
Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi.
Kesimpulan Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS) Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)
49
Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.
FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: Ny.H
Jenis Kelamin: P
Usia : 47 th
Diagnosa Medis: ISPA ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI IMT (kg/m2): BB(kg) = 73
Antropometri
TB(cm)2 (165)2
Berat Badan (kg): 73 Tinggi Badan (cm): 165
: 73 = 26,83
Tinggi Lutut (cm): -
2,72
LLA (cm): -
= 73 (1,.65)2
LLA (cm): -
Rentang Lengan (cm): -
Tinggi Lutut (cm): -
Rentang Lengan (cm): -
Biokimia: Klinik/Fisik: -Batuk
TD = 120/80 mmHg
-Pilek -Meriang -Panas Riwayat Gizi: Pola Makan: Pagi : nasi ½ porsi + ikan gabus + sayur labu dan humbut Snack : kue Siang : Snack : kue Malam : Energi : 1086,5 kkal
50
Protein : 30,8 gr Lemak : 9,6 gr KH : 217,8 gr Asupan Gizi: Energi : 13% Protein : 29% Lemak : 56% KH : 18% Riwayat Personal: Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengalami ISPA Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluaarga DIAGNOSIS / MASALAH GIZI Intake: NI.5.8.1 Kekurangan intake KH berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan jumlah intake KH kurang lebih kebutuhan tubuh yaitu 13% Clinic: NC.3.3 Berat badan lebih dari normal berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan tidak ada keinginan untuk menerapkan pola makan yang baik Behaviour: NB.1.4 Self monitoring defiut / kurangnya memonitor diri sendiri berkaitan dengan pengetahuan gizi kurang ditandai dengan kurangnya mengkonsumsi sayur dan buah NB.1.1 Pengetahuan yang kurang dengan makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan intake zat gizi kurang dari kebutuhan. INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi: Diet TKTP(tinggi energi tinggi protein) B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur,gender,dan kebutuhan fisik
Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2
51
Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak ½-1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan mengukur table lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.
Syarat atau Prinsip Diet -
Energi rendah, ditujukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan
-
Protein sedikit lebih tinggi yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari
-
Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
-
KH sedikit lebih rendah,yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total
-
Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kenutuhan
-
Dianjurkan untuk 3x makan utama dan 2-3x makan selingan
-
Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari
Perhitungan BEE = 655 (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U) = 655 (9,6 x 73) + (1,8 x 165) – (4,7 x 47) = 655 + 700,8 + 297 – 220,9 = 1432 BMR = 1432 x 1,3 x 1,3 = 2420 Kkal P = 15% x 2420 / 4 = 90,75 gr L = 20% x 2420 / 9 = 53,78 gr KH = 65% x 2420 / 4 = 393,25 gr C. Konseling Gizi Sasaran: Pasien dan keluarga Waktu: 15 menit – 30 menit Tempat: Ruangan Tujuan: - Memperbaiki pola makan yang salah -
Memperbaiki energy,protein,lemak dan KH yang masih kurang sesuai dengan kebutuhan pasien
Materi: Memberikan edukasi tentang makanan yang energi tinggi protein tinggi Metode: Ceramah Evaluasi: Menanyakan kembali kepada pasien dan keluarga pasien apakah sudah mengerti materi yang sudah dijelaskan.
52
D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Diagnosis medis : ISPA
Antropometri : BB : 73 kg TB : 165 cm IMT : 26,83 kg/m2
Biokimia : Fisik dan Klinis : Batu, pilek, meriang
TD : 120/80 mmHg Asupan : Pagi : nasi ½ porsi + ikan gabus + sayur labu dan humbut Snack : kue Siang : Snack : kue Malam : -
Hasil : Energi : 1086,5 kkal Protein : 30,8 gr Lemak : 9,6 gr KH : 217,8 gr Monitoring Diagnosis Gizi : Yang diukur
Anamnesi/Keluhan
Hasil
Evaluasi/Target/nilai
Pengukuran
normal
Keluhan utama :
Px tidak
Batuk,pilek,meriang,panas
batuk,pilek,meriang dan panas
53
Antropometri
BB
BB : 73 kg
TB
TB : 165 cm
Ada peningkatan
Biokimia Klinik
TD
TD:120/80
TD: 120/80 mmHg
mmHg
Asupan Gizi
Energi
Energi : 1086,5
Energi : 2420
Protein
Protein : 30,8
Protein : 90,75
Lemak
Lemak : 96
Lemak : 53,78
Karbohidrat
KH : 27,8
KH : 393,25
Diagnosis Gizi
Asupan karbohidrat
Intake:
tercukupi. Berat
NI.5.8.1 Kekurangan intake KH berkaitan dengan pemilihan makanan badan normal. yang tidak tepat ditandai dengan jumlah intake KH kurang lebih kebutuhan tubuh yaitu 13% Clinic: NC.3.3 Berat badan lebih dari normal berkaitan dengan pola makan yang salah ditandai dengan tidak ada keinginan untuk menerapkan pola makan yang baik Behaviour: NB.1.4 Self monitoring defiut / kurangnya memonitor diri sendiri berkaitan
dengan
pengetahuan
gizi
kurang
ditandai
dengan
kurangnya mengkonsumsi sayur dan buah NB.1.1 Pengetahuan yang kurang dengan makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan intake zat gizi kurang dari kebutuhan.
2.1.7 Defenisi KEK Kekurangan energi kronis atau yang selanjutnya disebut dengan KEK merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang buruk yang
disebabkan kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang
54
mengandung zat gizi makro. Kebutuhan wanita akan meningkat dari biasanya jika pertukaran dari hampir semua bahan itu terjadi sangat aktif terutama pada trimester III. Peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, maka kurang mengkonsumsi kalori akan menyebabkan malnutrisi. Tiga faktor utama indeks kualitas hidup yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyaraka yang dapat digambarkan terutama pada status gizi anak balita dan ibu hamil. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan ibu sebelum dan selama hamil. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi yang kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya (Misaroh & Praverawati, 2010). Golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi adalah bayi, balita, dan ibu hamil. Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya ibu hamil
mempunyai resiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan
BBLR, kematian saat persalinan, perdarahan, persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (DepKes RI, 2004). Pengetahuan ibu terhadap gizi dan permasalahannya sangat berpengaruh terhadap status gizi keluarga. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan mampu memilih jenis makanan yang tepat untuk dirinya dan janinnya baik dari segi kuantitas dan kualitas. Selain pengetahuan gizi, pengetahuan kesehatan kehamilan juga perlu bagi ibu hamil. Dengan demikian, pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu faktor protektif dalam mempertahankan kualitas kehamilan. Pengetahuan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan.
2.1.1.7 Kasus KEK
55
Ny H berusia 21 tahun dengan bb 37 kg dan tb 149 cm, hamil anak pertama denga usia kehamilan 19 minggu, Ny H datang ke puskesmas sei besar dengan keluhan pusing dan ingin memeriksa kehamilannya karena BB nya tidak bertambah selama kehamilan, dengan diagnosa kekurangan energy kronik/ KEK, kebiasaan makan sehari ny H nasi ½ centong, ikan peda 1ptg, biscuit ibu hami 3-4 biskuit, telor ceplok. Suka makan snack seperti taro dll. Hasil Pemeriksaan : Hb : 10,5 mg/dl TD : 90/70 mmHg ( 120/80 mmHg) RR : 20x/menit
Skrinning Pasien Dewasa Nama / No. RM
: Ny. H
Tanggal Lahir
:-
Tanggal Skrining
: 30 Juli 2018
Ruang Perawatan
:
No.
Parameter
Skor
56
1
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ? a. Tidak ada penurunan BB b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar
0 2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut
2
1 – 5 kg 6 – 10 kg 11 – 15 kg 15 kg Tidak tahu berapa kg penurunannya. Apakah asupan makan pasien berkurang karena
1 2 3 4 2
penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan ?
3
a. Tidak
0
b. Ya
1
Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus
2
(DM, Kemoterapi/Hemodialisa/geriatric/imunitas menurun / lain-lain, sebutkan….(KEK(kekurangan energy kronik)) Total Skor
3
Dirujuk ke Ahli Gizi
Tidak (...)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan
Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang
Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi.
Ya (…)
Kesimpulan Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS) Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS) Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat. FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: Ny H
(Nor Hidayah)
Jenis Kelamin: P
Usia: 21 th
Diagnosa Medis: KEK ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI Antropometri
IMT (kg/m2):
Berat Badan (kg): 37 kg
BB (kg)
= 37
=
37 = 16, 81 kg/m2(kurus)
57
Tinggi Badan (cm): 149 cm
TB (cm 2)
14,9 2
Tinggi Lutut (cm):
LLA (cm): 21 cm
LLA (cm): 20 cm
Tinggi Lutut (cm):
Rentang Lengan (cm):
Rentang Lengan (cm):
2,22
Biokimia: Hb : 10,5 (12-16 gr/dL) Klinik/Fisik: Px mengeluh mual pada pagi hari, dan pusing TD : 90/70 mmHg ( 120/80 mmHg) RR : 20x/menit Riwayat Gizi: Pola Makan: Pola makan px sehari pagi maka nasi ½ centong, ikan peda 1 ptg kecil, selingan pagi biscuit ibu hamil 2-5, makan siang 2 centong nasi, telor ceplok 1 btr, selinga siang biscuit roma 2-5, malam suka makan cemilan kerupuk seperti taro dll. Asupan Gizi: Implementasi
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
KH (gr)
Asupan Oral
1288
38,2
30
28
Kebutuhan
1698
84,9
122
63,6
% Asupan
75%
49,75%
24%
44%
Dari hasil asupan diatas, lemak, protein dan karbohidrat termasuk defisit (<70%). Dan asupan energi termasuk cukup yaitu 75%. Riwayat Personal: Riwayat penyakit sekarang : Kekurangan Energi Kronik ( KEK ) Riwayat penyakit dahulu
: Px tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga : Px tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
DIAGNOSIS / MASALAH GIZI Intake: (NI- 5.2) Malnutrisi/ gizi kurang berkaita dengan penyebab fisiologis yang meningkatkan kebutuhan gizi karena adanya KEK ditandai dengan BB kurang dari normal dengan nilai IMT 16, 81 kg/m2. (NI. 2.1) Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan kuranngya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan makanan dan minuman oral ditandai dengan asupan energy, lemak
58
dan karbohidrat kurang dari persentase kebutuhan Protein 49,75 %, lemak 24 %, karbohidrat 44%.
Clinic: (NC- 2.2) perubahan nilai laboratorium dengan zat gizi khusus (penurunan hb) berkaitan dengan adanya KEK ditandai dengan kadar hb 10,5 mg%. (NC- 3.1) Berat badan kurang berkaitan dengan asupan protein, karbohidrat dan lemak
yang
kurang ditandai dengan persentase asupan lemak 24 %, protein 49,7 %, dan karbohidrat 44%.
Behaviour: (NB–1.1) Pengetahuan yang kurang tentang makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan asupan lemak, protein dan karbohidrat termasuk dalam katagori defisit (< 70%). INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi: Meningkatkan asupan protein, lemak, dan karbohidrat Menambah berat badan hingga normal dengan diet TKTP B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet Tujuan diet tinggi energy tinggi protein adalah 1. Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh 2. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal Syarat atau Prinsip Diet 1. Energi tinggi, yaitu 40 % 2. Protein tinggi yaitu 2,0- 2,5 g/kg BB 3. Lemak cukup, yaitu 10-25 % dari energi total 4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan total 5. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal 6. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna Perhitungan U = 21 th, BB = 37 TB = 149 BEE = 655 + (9,6 . BB) + (1,8. TB) – (4,7. U)
59
= 655 + (9,6. 37) + (1,8.149) – (4,7. 21) = 655+ 355,2 + 268,2 – 98,7 = 1179,1 kkal Faktor aktivitas : 1,2 Faktor stress : 1,2 1179,1 . 1,2 . 1,2 = 1698 kkal P = 20% . 1698 : 4 = 84, 9 gr L= 65 %. 1698 : 9 = 122 gr KH = 15% . 1698 : 4 =63,6 gr C. Konseling Gizi Sasaran: pasien dan suami Waktu: ± 30 menit Tempat: ruang konseling gizi Puskesmas Sungai Besar Tujuan: 1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang KEK 2. Ilmu pengetahuan diet ETPT yang aka dijalani px agar px mengerti 3. Memperbaiki pola makan dan kebiasaan makan yang salah 4. Memberikan contoh BM dan menu gizi seimbang yang dianjurkan dan tidak dianjurkan Materi: 1. Penjelasan mengenai KEK dan menu seimbang 2. Pemahaman dasar mengenai peraturan makanan seimbang 3. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penderita KEK Metode: Konseling gizi Evaluasi: Pasien memahami apa yang telah dijelaskan dengan bisa menjawab pertanyaan yang diberikan serta adanya feedback dari pasien. D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Hasil Pengukuran
Evaluasi/Target/nilai normal
Anamnesi/Keluhan
Keluhan utama : Px
Px tidak mual pada
mengeluh mual pada
pagi hari, dan px tidak
pagi hari, dan pusing
pusing
60
Antropometri
Berat Badan
Berat Badan 37 kg
TB
Tinggi Badan: 149
Dalam batas normal
cm
Biokimia
Hb
Hb : 10,5
Hb
px
dalam
( N 12-14 gr/dL)
keadaan normal ( N 12-14 gr/dL)
Klinik
TD
TD : 90/70 mmHg
Td px normal 120/80
RR
RR : 20x/menit
mmHg RR normal 1822x/mennit
Asupan Gizi
Energi
Energi : 1288
Energi : 1698
Protein
Protein : 38,2
Protein : 84,9
Lemak
Lemak : 30
Lemak : 122
Karbohidrat
Karbohidrat : 298
Karbohidrat : 63,6
Diagnosis Gizi
Asupan energi,
Intake:
lemak, dan
(NI- 5.2) Malnutrisi/ gizi kurang berkaita dengan penyebab fisiologis karbohidrat tercukupi yang meningkatkan kebutuhan gizi karena adanya KEK ditandai minimal 80%. Nilai Hb dengan BB kurang dari normal dengan nilai IMT 16, 81 kg/m2.
normal. Berat badan
(NI. 2.1) Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan mencapai normal. dengan kuranngya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan makanan dan minuman oral ditandai dengan asupan energi, lemak dan karbohidrat kurang dari persentase kebutuhan Protein 49,75 %, lemak 24 %, karbohidrat 44%. Clinic: (NC- 2.2) Perubahan nilai laboratorium dengan zat gizi khusus (penurunan hb) berkaitan dengan adanya KEK ditandai dengan kadar hb 10,5 mg%. (NC- 3.1) Berat badan kurang berkaitan dengan asupan protein, karbohidrat dan lemak
yang kurang ditandai dengan persentase
61
asupan lemak 24 %, protein 49,7 %, dan karbohidrat 44%. Behaviour: (NB–1.1) Pengetahuan yang kurang tentang makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan asupan lemak, protein dan karbohidrat termasuk dalam katagori defisit (< 70%).
2.1.1.8 Kasus KEK Seorang px bernama ny. N usia 22 th, datang kepuskesmas untuk periksa kehamilan, dengan keluhan tidak nafsu makan, mual pada pagi hari, dan pusing. Berat badan sebelum hamil 38 kg, berat badan sekarang 47 kg, tinggi badan 155 cm, LLA 21 cm. Hb : 10,8. Tekanan darah : 120/80 mmHg, umur kehamilan px 35 minggu (trimester ke-3). Px di diagnosa dokter KEK (kekurangan energi kronik). Asupan makan sehari px, Pagi: Nasi 1 centong, ikan bawal 1 ptg, ikan gabus 1 ptg, tumis kangkung 3 sdm. Selingan siang: biskuit ibu hamil 3 ptg (60 gr). Siang: nasi 1 centong, telur dadar 1 btr, tumis kangkung 3 sdm. Selingan sore: kue. Malam: nasi 1 centong, ikan gabus 1 ptg, tumis terong 3 sdm. Hasil asupan: Energi: 807,1 kkal, protein: 42,7 gr, lemak: 21,9 gr, dan karbohidrat: 106,2 gr.
Skrinning Pasien Dewasa Nama / No. RM
: Ny. N
Tanggal Lahir
:-
Tanggal Skrining
: 28 Juli 2018
Ruang Perawatan
:-
62
No.
2
3
Parameter 3. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ? a. Tidak ada penurunan BB b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar c. Jikaya, berapa penurunan BB tersebut 1 – 5 kg 6 – 10 kg 11 – 15 kg > 15 kg Tidak tahu berapa kg penurunannya. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan ? a. Tidak b. Ya Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (DM, Kemoterapi/Hemodialisa/geriatric/imunitas menurun / lain-lain, sebutkan….(KEK(Kekurangan Energi Kronik)) Total Skor
Skor
0 2 1 2 3 4 2
0 1 2
2 Tidak (…) Ya (…)
Dirujuk ke Ahli Gizi Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi. Kesimpulan
Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS) Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS) Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.
FORMULIR ASUHAN GIZI Nama: Ny. N
(Restitia Ningrum)
Jenis Kelamin: P
Usia: 22 th
Diagnosa Medis: KEK (Kekurangan Energi Kronik) ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI Antropometri
IMT (kg/m2): BB(kg) = 47
= 47
= 19,58
63
Berat Badan (kg): 47 kg
TB(cm)2 (155)2
Tinggi Badan (cm): 155 cm
(Normal)
Tinggi Lutut (cm): -
(1,55)2
LLA (cm): 21 (Kurus)
LLA (cm): 21 cm Rentang Lengan (cm): -
Tinggi Lutut (cm):
Rentang Lengan (cm): Biokimia: Hb: 10,8 gr/dl (rendah) (Normal: 12-16 gr/dl) Klinik/Fisik: Px mengeluh tidak nafsu makan, mual pada pagi hari, dan pusing. Klinik: TD: 120/80 mmHg (Normal: 120/80 mmHg) Fisik: Umur kehamilan 35 minggu Riwayat Gizi: Pola Makan: Pagi: 1 centong nasi, ikan bawal 1 ptg, ikan gabus 1 ptg, tumis kangkung 3 sdm. Snack: biskuit ibu hamil 3 ptg (60 gr), susu 1 gls. Siang: nasi 1 centong, telur dadar 1 btr, tumis kangkung 3 sdm. Snack: kue bolu 1 ptg Malam: nasi 1 centong, ikan gabus 1 ptg, tumis terong 2 ptg. Asupan Gizi: Implementasi
Energi
Protein
Lemak
KH
(kkal)
(gram)
(gram)
(gram)
Asupan Oral
807,1
42,7
21,9
106,2
Kebutuhan
2466
112,47
64,8
440,7
% Asupan
32,73%
37,96%
33,80%
24,09%
Menurut KEMENKES, 2013: Nilai status gizi: Lebih: >100% Baik: 100-110% Cukup: 80-100% Kurang: 70-80% Defisit: <70% Dari hasil asupan zat gizi diatas, energi defisit yaitu 32,73%, protein defisit yaitu 37,96%, lemak
64
defisit yaitu 33,80%, dan karbohidrat defisit yaitu 24,09%. Riwayat Personal: Riwayat Penyakit Sekarang
Px mengalami kekurangan energi kronik (KEK)
Riwayat Penyakit Dahulu
Px tidak memiliki penyakit dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Px tidak memiliki penyakit keluarga DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake: (NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan kurangnya ilmu pengetahuan terhadap makanan dan zat gizi ditandai dengan ketidakcukupan asupan energi yaitu 32,73%. (NI-5.6.1) Kekurangan intake lemak berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan ketidakcukupan asupan lemak yaitu 33,80%. (NI-5.7.1) Kekurangan intake protein berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan ketidakcukupan asupan protein yaitu 37,96%. (NI-5.8.1) Kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan ketidakcukupan asupan karbohidrat yaitu 24,09%. Clinic: (NC-2.2) Perubahan nilai lab terkait zat gizi khusus berkaitan dengan anemia ditandai dengan Hb: 10,8 gr/dl (rendah). Behaviour: (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan ketidakinginan/ketidaktertarikan mempelajari informasi mengenai zat gizi. INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi:
Meningkatkan asupan energi
Meningkatkan asupan protein
Meningkatkan asupan lemak
Meningkatkan asupan karbohidrat.
B. Jenis Intervensi: a. Pemberian makanan dan atau zat gizi Tujuan Diet
Menambah berat badan hingga mencapai bb normal.
Memenuhi kebutuhan zat gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
65
tubuh.
Meningkatkan Hb hingga mencapai normal.
Syarat atau Prinsip Diet
Energi tinggi, yaitu 40-50 kkal/kg BB.
Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB.
Lemak cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.
Perhitungan BEE= 655+(9,6xBB)+(1,8xTB)-(4,7xU) = 655+(9,6x47)+(1,8x155)-(4,7x22) = 655+451,2+279-103,4 = 1106,2+175,6 = 1282 BMR= 1282x1,3x1,3 = 2166+300= 2466 kkal Protein= 15%x2166/4= 92,47+20= 112,47 gr Lemak= 20%x2466/9= 54,8+10= 64,8 gr Karbohidrat= 65%x2466/4= 400,7+40= 440,7 gr C. Konseling Gizi Sasaran: Px dan keluarga Waktu: + 30 menit Tempat: Ruangan Gizi Tujuan: 1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang KEK(kekurangan energi kronik), diet TKTP(tinggi energy tinggi protein) dan menu seimbang. 2. Memberikan contoh bahan makanan dan menu seimbang yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan. Materi: 1. Penjelasan mengenai KEK(kekurangan energi kronik), diet TKTP dan menu seimbang 2. Penjelasan mengenai bahan makanan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan. Metode: Konseling
66
Evaluasi: Menanyakan kembali kepada px dan keluarga px apakah sudah mengerti dengan apa yang disampaikan oleh ahli gizi. D. Koordinasi dengan tim asuhan gizi RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Hasil Pengukuran
Evaluasi/Target/nilai normal
Anamnesi/Keluhan
Keluhan utama : px
px nafsu makan, px
mengeluh
tidak mual pada pagi
tidak
nafsu makan, mual
hari, dan px tidak
pada pagi hari, dan
pusing.
pusing.
Antropometri
Berat Badan
Berat Badan : 47 kg
TB
Tinggi Badan : 155
LLA
cm
Dalam batas normal
LLA: 21 cm
Biokimia
Hb
Hb : 10,5
Hb
px
dalam
( N 12-14 gr/dL)
keadaan normal ( N 12-14 gr/dL)
Klinik
TD
TD : 120/80 mmHg
Td px normal 120/80 mmHg
Asupan Gizi
Energi
Energi : 807,1
Energi : 2466
Protein
Protein : 42,7
Protein : 112,47
Lemak
Lemak : 21,9
Lemak : 64,8
Karbohidrat
Karbohidrat : 106,2
Karbohidrat : 440,7
Diagnosis Gizi
Asupan zat gizi makro
Intake:
tercukupi minimal
(NI-1.4) Kekurangan intake energi berkaitan dengan kurangnya ilmu 80%. Nilai Hb normal. pengetahuan terhadap makanan dan zat gizi ditandai dengan ketidakcukupan asupan energi yaitu 32,73%.
67
(NI-5.6.1) Kekurangan intake lemak berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan ketidakcukupan asupan lemak yaitu 33,80%. (NI-5.7.1) Kekurangan intake protein berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan ketidakcukupan asupan protein yaitu 37,96%. (NI-5.8.1)
Kekurangan
pemilihan
makanan
intake yang
karbohidrat tidak
berkaitan
dengan
ditandai
dengan
tepat
ketidakcukupan asupan karbohidrat yaitu 24,09%. Clinic: (NC-2.2) Perubahan nilai lab terkait zat gizi khusus berkaitan dengan anemia ditandai dengan Hb: 10,8 gr/dl (rendah). Behaviour: (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan ketidakinginan/ketidaktertarikan mempelajari informasi mengenai zat gizi.
68
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan kasus defisiensi gizi dan infeksi di Puskesmas Sungai Besar Selama kami praktek klinik di Puskesmas Sungai Besar, kami mendapatkan kasus defisiensi gizi dan infeksi. Defisiensi gizi terdiri dari 5 kasus yaitu KEK(kekurangan energi kronik) berjumlah 2 orang, Anemia berjumlah 1 orang, Diare berjumlah 2 orang, dan Gastritis 2 orang. Dan Infeksi terdiri dari 1 kasus yaitu ISPA berjumlah 3 orang. Dari 10 kasus yang dikaji terdapat 4 kekurangan gizi yaitu pada kasus KEK pada ibu hamil 21 tahun dan 22 tahun, diare pada anak, dan ISPA pada anak. Ada 6 kasus Gizi baik yaitu gastristis dewasa, gastristis remaja, anemia, ISPA pada lansia awal, dan diare pada anak 1 tahun. Diet yang diberikan pada pasien yaitu diet TKTP pada pasien diare,kek,dan anemia, diet lambung 1 diberikan pada pasien gastritis, dan diet rendah sisa pada pasien diare. 3.2 Saran 3.2.1
Bagi Puskesmas 1. Untuk kegiatan gizi di puskesmas Sungai Besar dipertahankan dan
dapat
ditingkatkan
dan
masyarakat
sudah
dapat
merasakan manfaat dari adanya ahli gizi itu sendiri seperti dengan bukti para orang tua sudah mempertahankan dan memperhatikan perkembangan anak-anak. 2. Perlu adanya dukungan moral, motivasi dan peran masyaraka dalam peningkatan derajat kesehatan sehingga program-
69
program kesehatan khususnya dibidang gizi dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan dampak yang positif bagi kelangsungan kehidupan masyarakat setempat. 3. Penyuluhan
atau
penyebarluasan
informasi
kesehatan
khususnya gizi dapat dilakukan di organisasi masyarakat seperti pengajian atau yasinan agar mengena pada target sasaran dan informasi lebih mudah diterima oleh masyarakat.
70