BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Apabila kita cermati Rencana Pembangunan Jangka Panjang (2005-2024), maka pembangunan kesehatan menuju ke arah pengembangan upaya kesehatan, yang tadinya berisifat kuratif bergerak ke arah upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif sesuai kebutuhan dan tantangan kesehatan. Dalam menjamin masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan, hingga tahun 2017 ini telah dibangun 9.754 Puskesmas tersebar di seluruh kecamatan dan 125 Rumah sakit rujukan provinsi serta 14 Rumah sakit rujukan nasional. Menyadari bahwa banyak hal yang belum tercapai antara lain, Angka Kematian Ibu masih tinggi, Angka Kematian Bayi juga masih tinggi, sementara itu masih banyak dijumpai anak balita yang pendek (stunting), dan berbagai masalah gizi. Maka dalam kurun waktu 2015 – 2019, sektor kesehatan diarahkan untuk memfokuskan upaya guna: a. Meningkatkan status kesehatan ibu dan anak. b. Menurunkan prevalensi balita pendek (stunting). c. Meningkatnya status gizi masyarakat. d. Meningkatnya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. e. Meningkatnya perlindungan financial. f. Meningkatnya ketersediaan dan penyebaran dan mutu SDM Kesehatan g. Meningkatkan ketersediaan obat dan mutu obat dan makanan
Berdasarkan data Susenas tahun 2016 (BPS 2017), dari seluruh penduduk
46,78%
penduduk sehat dan 53,22% mengeluh sakit. Dan dari penduduk yang mengeluh sakit tersebut 41,15% dilakukan pengobatan di Dokter/ Bidan Praktek dan sisanya di fasilitas kesehatan tingkat pertama, di tingkat rujukan dll.
1
Dari data tersebut dapat dilihat peran fasilitas kesehatan sangat penting karena tidak hanya harus mampu melakukan pengobatan dasar sesuai dengan kewenangannya tetapi juga harus dapat melakukan edukasi, promosi, prevensi untuk penduduk yang sehat agar tetap sehat dan tidak menjadi sakit. Tahun 2017 ini adalah tahun ketiga pelaksanaan Program Indonesia Sehat. Sudah banyak hal yang di lakukan bersama, namun masih banyak juga hal yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh agar derajat kesehatan masyarakat Indonesia semakin baik, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia semakin meningkat sehingga produktivitas dan daya saing bangsa semakin tinggi. Mengimplementasikan 3 pilar penyokong utama Program Indonesia Sehat, memerlukan dukungan, kerjasama sekaligus kebersamaan semua pihak baik pelaku dan atau subyek dari pembangunan kesehatan itu sendiri. Saat ini, dukungan regulasi operasional pelaksanaan Program Indonesia Sehat sudah ada dan sudah disampaikan kepada daerah atau seluruh pemangku kepentingan termasuk organisasi profesi seperti IAKMI; meski belum semua memahami dan mengambil peran sebagaimana diharapkan.
2
BAB II PEMBAHASAN
1. Apa itu PIS-PK? Jawab: Program Indonesia Sehat (PIS) merupakan salah satu program dari agenda ke5 Nawacita; yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. PIS selanjutnya menjadi program utama pembangunan kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. 2. Apa saja indikator keluarga sehat? Jawab: Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak: 1 Keluarga mengikuti KB 2 Ibu bersalin di faskes 3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan 5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular: 6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar 7 Penderita hipertensi berobat teratur 8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan Perilaku dan kesehatan lingkungan: 9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok 10 Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih 11 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat 12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
3
3. Variabel apa saja dalam survei IKS? Jawab: Variabel dalam survei IKS yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
4. Data apa saja yang diperlukan dalam survei IKS? Jawab: Data yang diperlukan dalam survei IKS yaitu data rumah tangga dan data anggota keluarga
5. Bagaimana pengumpulan data dalam survei IKS? Jawab: Pengumpulan data dapat menggunakan aplikasi keluarga sehat dan pengumpulan data lapangan dapat dilakukan via web ataupun mobile.
6. Apa peran nakes dalam PIS-PK? Jawab: Peran tenaga kesehatan masyarakat dalam PIS-PK antara lain: a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat b. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan c. Mendorong masyarakat hidup sehat dan sejahtera
4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Pelaksanaak PIS-PK harus terintegrasi dengan semua program, 12 indikator bisa sebagai entry point, dan bila daerah merasa perlu untuk menambah indikator sesuai kondisi daerah masing2 dipersilahkan. Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dan kemudian dianalisa untuk selanjutnya dijadikan intervensi oleh Puskesmas. Tenaga kesehatan tidak bisa kerja sendiri dibutuhkan dukungan dan komitmen yang kuat dari semua unsur baik dari LP/LS, Akademisi, Perguruan Tinggi dll.
5