Attachment New.docx

  • Uploaded by: Maryam Pua Tingga
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Attachment New.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,327
  • Pages: 55
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Odontoma adalah tumor odontogenik campuran dimana kedua komponen epitel dan mesenkimal mengalami diferensiasi fungsional dan membentuk enamel dan dentin. Merupakan lesi hamartomatous bukan neoplasma sejati. (Prabhakar C, Sheetal H, Satish H, 2012). Odontoma adalah malformasi atau lesi perkembangan hamartoma non-agresif yang berasal dari odontogenik, terdiri dari email, dentin, sementum dan jaringan pulpa (oleh karena itu disebut juga campuran yang terdiri dari multiple atau lebih dari satu tipe). Odontoma dibedakan dengan ameloblastik odontoma dengan tidak adanya jaringan ameloblastik. Bukan lesi yang statis tetapi merupakan produk akhir dari suatu kelainan, yaitu tumor odontogenik campur dimana sel-sel berdiferensiasi lebih tinggi dan membentuk struktur kalsifikasi yang banyak. (Sudiono J, et al, 2003) Pada perkembangan awal dari lesi ini menunjukkan proliferasi epitel odontogen dan jaringan mesenkim, kemudian pada perkembangan selanjutnya diikuti pembentukan enamel, dentin dan variasi dari pulpa dan sementum. (Syafriadi, 2008). Ada beberapa teori yang sudah diajukan, seperti trauma lokal, infeksi, riwayat keluarga dan mutasi genetik, ada pula yang menambahkan bahwa odontoma diwariskan kemungkinan dari gen mutan post

1

natal dengan kontrol genetik perkembangan gigi. (Reichart PA, Philipsen HP, 2004) Odontoma memiliki prevalensi 21% sampai 67% dari semua tumor odontogenik. Odontoma adalah lesi yang mempengaruhi anak-anak dan dewasa muda, terutama dalam dekade kedua kehidupan, tanpa kecenderungan gender yang signifikan. Odontoma kompleks lebih jarang terjadi daripada odontoma compound dan biasanya terjadi pada penderita usia yang lebih tua. (Krichen ghassen, et al, 2013) Berdasarkan klasifikasi terbaru dari WHO tahun 2005, odontoma dibagi menjadi 2 jenis yaitu compound odontoma mengandung struktur seperti gigi yang kecil dan banyak, serta complex odontoma terdiri dari campuran atau massa tak teratur dari jaringan keras dan lunak odontogenik yang matang dan berdiferensiasi secara buruk sebagai email, dentin atau sementum sehingga tidak memiliki kemiripan dengan gigi. (Vyasarayani P, Krishna M, Pratheeth G, 2012)

1.2.Rumusan Masalah a. Apa definisi dari odontoma ? b. Apa etiologi dari odontoma ? c. Apa klasifikasi dari odontoma ? d. Bagaimana manifestasi klinis dari odontoma ? e. Apa saja penatalaksanaan odontoma ? f. Bagaimana prognosis serta komplikasi dari odontoma ?

2

1.3.Tujuan a. Mengetahui dan memahami definisi dari odontoma b. Mengetahui dan memahami etiologi dari odontoma c. Mengetahui dan memahami klasifikasi dari odontoma d. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari odontoma e. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari odontoma f. Mengetahui dan memahami prognosis serta komplikasi dari odontoma

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Odontoma Odontoma dikenal sebagai tumor odontogenik jaringan keras, yang ditandai dengan pertumbuhannya yang lambat. Tumor ini terdiri dari email, dentin, sementum dan kadang-kadang jaringan pulpa.

2.2 Etiologi Odontoma Etiologi odontoma tidak diketahui. Ada beberapa teori yang sudah diajukan, seperti trauma lokal, infeksi, riwayat keluarga dan mutasi genetik, ada pula yang menambahkan bahwa odontoma diwariskan kemungkinan dari gen mutan post natal dengan kontrol genetik perkembangan gigi. (Reichart PA, Philipsen HP, 2004) Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan odontoma. Faktor ini antara lain tidak berhasilnya atau perubahan interaksi ektomesenkimal pada fase awal pertumbuhan benih gigi dan membuat berbeda pada fase subsekuen pada perkembangan jaringan ini. Diasumsikan pula bahwa yang membuat berbeda pada mekanisme mineralisasi dengan modifikasi komponen mineral pada email dapat menyebabkan maturasi inkomplet. (Reichart PA, Philipsen HP, 2004)

4

2.3 Epidemiologi Odontoma Odontoma memiliki prevalensi 21% sampai 67% dari semua tumor odontogenik. Odontoma adalah lesi yang mempengaruhi anak-anak dan dewasa muda, terutama dalam dekade kedua kehidupan, tanpa kecenderungan gender yang signifikan. Odontoma kompleks lebih jarang terjadi daripada odontoma compound dan biasanya terjadi pada penderita usia yang lebih tua. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa lokasi yang sering terjadi dari odontoma compound pada rahang atas anterior, sedangkan odontoma kompleks sering berkembang pada mandibula di berbagai lokasi. Gigi permanen dipengaruhi jauh lebih sering daripada gigi desidui.

2.4 Klasifikasi Odontoma Berdasarkan klasifikasi terbaru dari WHO tahun 2005, odontoma dibagi menjadi 2 jenis yaitu : (Vyasarayani P, Krishna M, Pratheeth G, 2012) a. Compound Odontoma Compound odontoma mengandung struktur seperti gigi yang kecil dan banyak. Mempunyai struktur yang mirip dengan gigi kecil atau denticle, diskrit, terbungkus di dalam fibrous connective tissue stroma (stroma jaringan ikat berserabut). b. Complex Odontoma Odontoma complex terdiri dari campuran atau massa tak teratur dari jaringan keras dan lunak odontogenik yang matang dan berdiferensiasi

5

secara buruk sebagai email, dentin atau sementum sehingga tidak memiliki kemiripan dengan gigi

2.5 Manifestasi Klinis Odontoma Tanda klinisnya adalah absesnya satu atau beberapa gigi, seringkali mencegah erupsi normal dan terjadi perubahan pada lengkung gigi normal. Kebanyakan

odontoma

asimtomatik.

Namun,

terkadang

pembengkakan, nyeri, bernanah, ekspansi tulang, erupsi

terdapat

tertunda dan

perpindahan gigi. Pada umumnya mereka tidak menunjukkan gejala, memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat dan jarang melebihi ukuran gigi. Tetapi ketika mereka yang besar dalam ukuran, mereka dapat menyebabkan perluasan tulang kortikal. (Vyasarayani P, Krishna M, Pratheeth G, 2012) Kelainan ini sering ditemukan secara kebetulan dengan pemeriksaan radiografi rutin dimana odontoma biasanya tampak sebagai massa radiopaque yang padat. Tetapi kadang-kadang lesi ini dapat ditemukan secara tidak kebetulan apabila ciri-ciri klinisnya sudah terlihat ekspansi tulang, nyeri dan pergeseran gigi atau gigi normal yang tidak erupsi. (Reichart PA, Philipsen HP, 2004) Odontoma complex jarang terjadi dibandingkan odontoma compound. Sering ditemukan dengan gigi yang tidak erupsi, biasanya sering terjadi pada regio molar pertama dan molar kedua rahang bawah. Lesi kecil, jarang menjadi besar, namun bisa menjadi besar sampai 6 cm sehingga menyebabkan ekpansi rahang. Tampak lunak, berlobus, atau berbentuk tidak teratur.

6

Kadang-kadang terbentuk sekitar mahkota gigi yang berkembang normal tetapi tidak bererupsi, terutama jika terbentuk dari bagian mahkota folikel gigi. Odontoma compound paling banyak terjadi di maksila, khususnya di anterior rahang atas (region incisive caninus), tumor ini biasanya kecil dan tidak agresif. (Preetha A, Balikai BS, Sujatha D, Pai A, Ganapathy KS, 2010)

2.6 Patogenesis Odontoma Karena proliferasi neoplastik sel-sel odontogenik benih gigi dimana sel-sel epitel dan mesenkim berdiferensiasi ke tingkat ameloblastik dan odontogenik tetapi tidak berhasil mencapai keadaan normal, jadi substansi gigi terbentuk secara abnormal. Sel-sel epitel dan mesenkim berdiferensiasi membentuk email, dentin, dan sementum yang tersusun dalam susunan jaringan yang abnormal yaitu dalam bentuk dentikel, Kemudian jaringan stroma berhenti aktivitasnya membentuk kapsul, Kadang-kadang membagi tumor dalam septa-septa. (Sudiono J, et al, 2003) Pada pertumbuhan gigi yang normal setelah pembentukan jaringan keras biasanya akan terjadi degenerasi lamina dental, dan odontoma kompleks berhubungan dengan hal itu. Odontoma kompleks sedikit sekali mengalami morfodiferensiasi sehingga tidak mirip bentuk gigi normal. Sedangkan odontoma compound derajat morfodiferensiasi dan histodiferensiasinya tinggi, sehingga akan dijumpai kalsifikasi yang memberikan gambaran yang mirip anatomi gigi normal. (Sudiono J, et al, 2003)

7

2.7 Diagnosis Odontoma Radiografi seringkali merupakan langkah pertama dalam diagnosis tumor odontogenik, screening secara radiografi dilakukan dan dievaluasi. Radiografi juga dapat merupakan langkah terakhir sebelum membuat diagnosis kerja, setelah anamnesis lengkap diambil serta pemeriksaan fisik dan laboratorium dilakukan. (Pranata Ocky M, Borman S, Kiki A, 2010)

2.8 Gambaran Radiografis Complex odontoma menunjukkan gambaran radiopaque pada struktur gigi yang dikelilingi garis radiolucent tipis. Massa gabungan tunggal seperti material dan tak ada kemiripan anatomi gigi apapun. Muncul sebagai massa yang buram dikelilingi oleh tepi sempit lucent. (Pranata Ocky M, Borman S, Kiki A, 2010)

Gambar 1 : Odontoma Complex Odontoma compound terlihat sebagai gigi yang mengalami malformasi atau menyerupai gigi yang dikelilingi oleh zona radiolusen yang tipis. Compound odontoma menunjukkan kumpulan struktur yang mirip gigi dengan ukuran dan bentuk variatif dikelilingi daerah radiolusen yang tipis. Memiliki massa

8

gigi lebih dari 20 gigi-gigi kecil dengan struktur cacat serta berhubungan dengan gigi yang erupsi. (Pranata Ocky M, Borman S, Kiki A, 2010)

Gambar 2 : Odontoma Compound

2.9 Penatalaksanaan Odontoma Odontoma memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas. Perawatannya adalah dengan enukleasi atau kuretase jika odontoma merupakan sumber potensial obstruksi pada gigi yang erupsi sebagai fokal infeksi. Odontoma complex yang besar harus diambil untuk mengembalikan tulang yang normal dan untuk mencegah fraktur rahang. Odontoma compound dapat mempredisposisi perubahan kistik dan menyebabkan destruksi tulang. (Nelson BL, Thompson LD, 2010)

2.10 Prognosis Odontoma Odontoma merupakan tumor jinak dan berkapsul sehingga eksisi dapat dilakukan dengan sempurna sehinggaa mempunyai prognosis yang baik karena tidak menunjukkan adanya kekambuhan. (Syafriadi, 2008) 9

2.11Komplikasi Odontoma Bentuk gigi dari odontoma ini seperti gigi normal, cenderung bererupsi tetapi tidak aktif, kalau bererupsi sebagian, cepat terjadi karies. Jika tidak cepat ditangani, karies ini akan berkembang dengan cepat dan dapat menginfeksi jaringan lunak dan menimbulkan neuralgia. (Sudiono J, et al, 2003)

10

BAB III LAPORAN KASUS

3.1 CASE REPORT 1 ERUPSI ODONTOMA- LAPORAN KASUS YANG TIDAK BIASA K. Saraswathi Gopal1 dan Sowmya Hemanthakumar2* 1Professor & Head of Department of Oral medicine and Radiology, Meenakshi Ammal Dental College & Hospital, Chennai, Tamilnadu, India. 2Post Graduate, Department of Oral Medicine and Radiology, Meenakshi Ammal Dental College & Hospital, Chennai, Tamilnadu, India. Abstrak Odontoma adalah lesi hamartomatosa yang terdiri dari enamel, dentin, sementum, dan jaringan pulpa. Komponen tersebut tumbuh lambat, tumor jinak yang menunjukkan perilaku tidak agresif. Biasanya tanpa gejala dan sering ditemukan selama radiografi rutin. Laporan kasus ini melaporkan kasus odontoma kompleks yang jarang pada rahang bawah pada pasien dewasa dengan gambaran klinis, radiologis, histologis dan pembedahan, dengan ulasan literatur. Pendahuluan Istilah odontoma mengacu pada tumor berasal dari odontogenik. Odontoma adalah pertumbuhan di mana sel-sel epitel dan mesenkim menunjukkan diferensiasi lengkap dengan hasil bahwa ameloblas fungsional dan

11

odontoblas masing-masing membentuk enamel dan dentin. Enamel dan dentin ini biasanya diletakkan dalam sebuah pola abnormal karena organisasi sel odontogenik gagal mencapai keadaan normal morfodiferensiasi. Tumor ini pada dasarnya terbentuk dari enamel dan dentin tetapi mereka juga dapat memiliki jumlah variabel sementum dan jaringan pulpa, Tumor ini tumbuh lambat, tumor jinak. Itu pada tahun 1867 bahwa Paul Broca pertama menggunakan istilah "Odontoma." Broca mendefinisikan istilah itu sebagai Tumor terbentuk oleh pertumbuhan yang terlalu singkat atau lengkap jaringan gigi. Menurut klasifikasi Dunia terbaru Organisasi Kesehatan (WHO, 2005), dua jenis odontoma dapat ditemukan: odontoma kompleks suatu malformasi di mana semua jaringan gigi ada, tetapi tersusun dalam pola yang kurang lebih tidak teratur, dan senyawa odontoma merupakan suatu malformasi di mana semua jaringan gigi direpresentasikan dalam pola yang lebih teratur daripada jenis kompleks, yang terakhir dua kali lebih umum dari yang pertama. Erupsi Odontoma pada koronal gigi yang mengalami erupsi atau impaksi secara superfisial dalam tulang dan memungkinkan erupsi ke dalam rongga mulut. Kasus pertama erupsi odontoma dijelaskan pada tahun 1980 oleh Rumel et al. Pada 1974, Shafer, Hine dan Levy menggambarkan odontoma sebagai tumor asal odontogenik, tetapi pandangan mereka saat ini mendukung bahwa odontoma sekarang diterima secara luas oleh sebagian besar pihak berwenang

12

sebagai hamartoma. Di sini menyajikan kasus yang jarang terjadi erupsi odontoma di daerah anterior mandibula. Laporan kasus Seorang pasien pria berusia 34 tahun dilaporkan ke Departemen Kedokteran dan Radiologi Mulut, Perguruan Tinggi dan Rumah Sakit Gigi Meenakshi Ammal, chennai dengan keluhan utama massa keras kecil di daerah gigi depan bawah dan penampilannya yang tidak diinginkan menjadi perhatian. Dia tidak memiliki keluhan rasa sakit atau infeksi lain sebelumnya. Riwayat medis dan keluarga tidak berkaitan. Tidak ada riwayat trauma yang dilaporkan. Pemeriksaan intraoral terdapat struktur kecil seperti gigi oval pada daerah anterior mandibula. Pemeriksaan sulit, tidak lembut dengan mobilitas kelas I. Baik ekspansi pelat kortikal maupun daerah keluarnya nanah. Ini ditempatkan di gingiva interdental dalam kaitannya kaninus kanan mandibular kanan (43) dan daerah premolar (gambar 1). Pada pemeriksaan radiografi periapikal intraoral terdapat massa radioopak yang yang jelas mirip dengan kepadatan jaringan gigi. Itu ditempatkan di tulang interdental antara kaninus kanan mandibula dan premolar dalam kaitannya dengan 43 dan 44, menunjukkan erupsi senyawa odontoma.

13

Atas dasar temuan klinis dan radiografi, itu sementara didiagnosis sebagai compound odontoma. Di bawah anestesi lokal, operasi pengangkatan dilakukan dan dikirim untuk laporan histopatologis (Gambar 3). Pada pemeriksaan histopatologi, bagian dasar mengkonfirmasi spesimen tersebut sebagai senyawa komposit odontoma terdiri dari struktur seperti gigi dengan enamel, dentin dan sementum yang ada yang saling berhubungan (Gambar 4).

Gambar 1. Senyawa odontoma pada kaninus kanan rahang bawah dan premolar 43 dan 44

Gambar 2. IOPA menunjukkan struktur radiopak seperti gigi pada gigi kaninus kanan dan premolar 43 dan 44 14

Gambar 3. Tampilan kasar specimen

Gambar 4. Bagian dasar menunjukkan struktur seperti gigi yang terdiri dari enamel, dentin dan sementum. Diskusi Odontoma adalah tumor odontogenik paling umum yang merupakan 22% dari semua tumor odontogenik pada rahang, itu adalah tumor jinak yang mengandung semua berbagai komponen jaringan gigi. Secara umum tidak

15

menunjukkan gejala, pertumbuhan lambat, dan jarang melebihi ukuran gigi, tetapi ketika besar dapat menyebabkan perluasan tulang kortikal. Laporan kasus ini awalnya didiagnosis sebagai compound odontoma, karena pemeriksaan radiografi lesi menunjukkan struktur terkalsifikasi yang secara anatomis mirip dengan gigi kecil. Diagnosis ini kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan histotologis lesi setelah pengangkatan dengan pembedahan. Compound odontoma diiagnosis pada usia berapa pun tetapi biasanya terdeteksi selama dua dekade pertama kehidupan. Satu studi menganalisis 396 kasus dan menunjukkan bahwa biasanya terjadi antara usia 11 dan 15 tahun. Studi lain yang terdiri dari 149 kasus menyimpulkan bahwa lesi terdeteksi paling sering selama dekade kedua kehidupan. Tidak ada kecenderungan jenis kelamin. Tumor odontogenik dapat ditemukan di mana saja di lengkung gigi. Mayoritas odontoma yang terletak di daerah anterior rahang atas, sebagian besar odontoma terletak di daerah posterior, terutama di mandibula, adalah odontoma kompleks. Organisasi Kesehatan Dunia mendefinisikan odontoma sebagai dua jenis: odontoma kompleks, suatu malformasi di mana semua jaringan gigi ada, tetapi tersusun dalam pola yang kurang lebih tidak teratur; dan compound odontoma, suatu malformasi di mana semua jaringan gigi direpresentasikan dalam pola yang lebih teratur daripada tipe kompleks. Odontoma

diklasifikasikan

sebagai

odontoma

intraosseous

dan

extraosseous. Odontoma intraoseus terjadi di dalam tulang dan dapat erupsi ke

16

dalam rongga mulut (odontoma erupsi). Odontoma ekstraoseus atau perifer adalah odontoma yang terjadi pada jaringan lunak yang menutupi bagian bantalan gigi dari rahang, yang memiliki kecenderungan untuk terkelupas. Insiden odontoma perifer jarang terjadi. Pada tahun 1946, Thoma dan Goldman memberikan klasifikasi yaitu sebagai berikut : 

Odontoma komposit geminasi: Dua atau lebih, lebih atau kurang gigi berkembang dengan baik



Menyatu bersama.



Compound composite odontoma : Terdiri dari lebih banyak atau lebih sedikit gigi yang belum sempurna.



Complex composite odontoma : Struktur terkalsifikasi yang tidak memiliki kemiripan besar dengan susunan anatomi normal dari jaringan gigi.



Odontom yang melebar: Mahkota atau bagian akar gigi menunjukkan pembesaran yang gingiva (enlargement).



Odontoma kistik: Suatu odontoma yang biasanya diselubungi oleh jaringan ikat fibrosa dalam kista atau di dinding kista. Hitchin menyarankan bahwa odontoma diwariskan melalui gen mutan atau

gangguan, mungkin postnatal, dengan kontrol genetik perkembangan gigi. Pada manusia, ada kecenderungan lamina antara kuman-kuman gigi hancur menjadi gumpalan sel. Persistensi sebagian lamina mungkin merupakan faktor penting

17

dalam etiologi odontoma kompleks atau senyawa dan salah satu dari ini dapat terjadi sebagai pengganti gigi. Odontoma telah dikaitkan dengan trauma selama pertumbuhan gigi primer, serta dengan proses inflamasi dan infeksi, anomali herediter (sindrom Gardner dan sindrom Hermann), dan hiperaktif odontoblastik, dan perubahan pada komponen genetik bertanggung jawab untuk mengendalikan perkembangan gigi. Indikator klinis odontoma mungkin termasuk retensi gigi sulung, tidak erupsi gigi permanen, nyeri, perluasan tulang kortikal, dan perpindahan gigi. Nyeri dan pembengkakan adalah gejala yang paling umum ketika odontoma erupsi, diikuti oleh maloklusi. Tetapi jelas bahwa ada tiga jenis utama compound composite odontoma : 1. Jenis dentikular: Terdiri dari dua atau lebih dentikel yang terpisah, masingmasing memiliki mahkota dan akar atau selubung hertwig epitel dengan distribusi jaringan keras gigi yang sebanding dengan yang ditemukan pada gigi. 2. Jenis partikulat: Terdiri dari dua atau lebih massa yang terpisah atau partikel yang tidak memiliki kemiripan makroskopis dengan gigi dan terdiri dari jaringan gigi keras yang tersusun secara tidak normal. 3. Jenis partikulat denticulo: denticles (struktur kecil-kecil dalam jumlah banyak) dan massa yang besar atau partikel yang berdampingan.

18

Secara radiografi, odontoma sebagai radiopak yang terletak di tulang, tetapi dengan kepadatan yang lebih besar dari tulang dan sama dengan atau lebih besar dari gigi. Ini berisi fokus kepadatan variabel. Tiga tahap perkembangan yang berbeda dapat diidentifikasi tergantung pada tingkat kalsifikasi odontoma. Pada tahap pertama, lesi tampak radiolusen karena kurangnya kalsifikasi, tahap menengah ditandai dengan kalsifikasi parsial dan pada tahap akhir odontoma muncul radioopak yang dikelilingi oleh halo radiolucent dengan batas jelas . Pada pemeriksaan histologis, compound odontoma menunjukkan struktur mirip gigi yang menyerupai jaringan pulpa di bagian tengah yang dikelilingi oleh cangkang dentin dan sebagian tertutup oleh enamel. Odontoma kompleks menunjukkan konglomerat tanpa orientasi dentin, enamel, matriks enamel, sementum, dan area jaringan pulpa. Kapsul jaringan ikat yang mengelilingi odontoma mirip dengan folikel yang menutupi gigi normal. Odontoma dirawat dengan pengangkatan secara konservatif dan ada sedikit kemungkinan untuk kambuh. Khususnya dalam pemeriksaan radiografi, fibroodontoma ameloblastik dan odontoameloblastoma menunjukkan kemiripan yang besar dengan odontoma umum. Oleh karena itu, telah disarankan bahwa semua spesimen harus dikirim ke ahli patologi oral untuk pemeriksaan mikroskopis. Untuk mencegah degenerasi kistik, pengangkatan lesi dan membungkus jaringan lunak dengan kuretase adalah pengobatan pilihan. Dalam kasus ini, karena itu adalah odontoma erupsi yang hanya melekat pada jaringan lunak dan bergerak pada palpasi, maka diekstraksi. Karena odontoma ini tidak melekat pada

19

tulang, mereka dapat dengan mudah diintiukasi dan dikeriting. Pada odontoma yang lebih besar di mana terdapat banyak komponen, radiografi intraoperatif diperlukan untuk memastikan bahwa semua massa yang terkalsifikasi telah dihilangkan. Membutuhkan 9-12 bulan untuk penyembuhan lesi ini pada pasien muda. Karena enukleasi dan kuretase odontoma bersifat kuratif, kemungkinan kekambuhan lebih sedikit dan untuk mencegah komplikasi seperti kehilangan gigi, perubahan kistik, ekspansi tulang, dan keterlambatan erupsi gigi permanen. Jika ada bagian lesi yang dibiarkan tanpa eksisi, odontoma residual tersebut dapat tetap tidak berubah sepanjang. Sangat jarang luka dapat terinfeksi setelah pengangkatan yang tidak lengkap, karena bagian odontoma avaskular bertindak seperti benda asing. Kesimpulan Suatu kasus yang jarang terjadi, senyawa odontoma yang erupsi yang akan dikelupas telah dilaporkan. Odontoma jarang erupsi ke dalam mulut dan cenderung

dikaitkan

dengan

impaksi

gigi.

Meskipun

sifatnya

jinak,

bagaimanapun, erupsi odontoma ke dalam rongga mulut dapat menimbulkan rasa sakit, peradangan, dan infeksi dan penampilan klinis yang berbeda. 3.2 CASE REPORT 2 ODONTOMA KOMPOSIT SENYAWA: DUA LAPORAN KASUS DAN ULASAN Narendra Trymbak Chaudhari1, *, Navneet Kamalprasad Sharma2, Divya Ramakant Kanodia3, Saroj Kumar Sethy4

20

Abstrak Odontoma diklasifikasikan sebagai neoplasma tetapi presentasi klinisnya menyerupai pertumbuhan hamartomatosa. Paling banyak jenis tumor odontogenik yang umum dengan potensi pertumbuhan terbatas dan tingkat kekambuhan rendah. Compound dan Complex Odontoma adalah jenis yang paling umum dikenal yang jarang dikaitkan dengan komplikasi. Diagnosis dini dan pengobatan adalah kunci keberhasilan manajemen. Agar para dokter gigi sadar akan tumor odontogenik ini yang sering terjadi mempengaruhi kelompok usia muda dua kasus Compound Composit Odontoma dilaporkan bersama dengan diskusi singkat tentang odontoma. Pendahuluan Istilah odontoma berasal dari bahasa Yunani 'odous' gigi dan 'oma' tumor yang berarti tumor gigi, tetapi itu adalah keliru karena semua tumor yang berasal dari jaringan pembentukan gigi tidak disebut odontoma. Odontoma didefinisikan sebagai “tumor yang telah berkembang dan cukup berbeda untuk menghasilkan enamel dan dentin. Odontoma dikonsepsikan sebagai malformasi hamartomatosa daripada neoplasma sejati yang terbentuk karena malformasi dan proliferasi abnormal komponen epitel dan mesenkimal jaringan gigi. Tidak menunjukkan pertumbuhan terus menerus atau menyusup ke jaringan di sekitarnya. Dapat berasal dari tunas asing sel odontogenik dari lamina gigi dan sering dikaitkan dengan gigi impaksi dan gigi sulung.

21

Odontoma

diklasifikasikan

secara

histologis

sebagai

Compound

Odontoma yang menunjukkan beberapa struktur seperti gigi dan radio secara grafik muncul sebagai opasitas dan Complex Odontoma yang terdiri dari campuran jaringan odontogenik tanpa organisasi gigi. Secara klinis odontoma dapat muncul sebagai odontoma sentral (intraosseous), odontoma perifer (jaringan ekstraose atau lunak) dan odontoma erupsi. Untuk mencegah komplikasi terkait dengan erupsi gigi primer dan permanen, diagnosis dan pengelolaan odontoma yang tepat waktu sangat penting karena akan mengakibatkan perawatan yang lebih kompleks dan pelestarian gigi yang terkena dampak oleh berbagai modalitas perawatan dan untuk memastikan bahwa pemeriksaan radiologis reguler dilakukan di dua dekade pertama kehidupan dapat digunakan. Dua kasus odontoma komposit majemuk dan laporan singkat tentang odontoma. Laporan Kasus Kasus 1: Seorang pasien pria berusia 26 tahun mengunjungi rumah sakit dengan keluhan kehilangan gigi 11. Riwayat keluarga dan riwayat kesehatannya tidak signifikan. Pasien mempunyai riwayat ekstraksi gigi berlebih 51 dimasa lalu sekitar lima belas hari yang lalu. Pemeriksaan mulut menunjukkan adanya gigi 11 yang hilang. Pembengkakan nodular yang sulit dalam konsistensi bersama dengan sedikit ekspansi alveolus terlihat pada gigi 11 (Gambar 1). Pemeriksaan radiografi menunjukkan impaksi gigi 11. Beberapa struktur terkalsifikasi radiopak dengan

22

kepadatan radio yang sama dengan struktur gigi terlihat di daerah gigi seri tengah kanan atas. Gigi 11yang tidak erupsi terlihat erupsi yang terhalang oleh massa terkalsifikasi yang dikelilingi oleh garis tipis radiolusen (Gambar 2). Kasus 2: Seorang pasien wanita berusia 12 tahun datang ke OPD dengan keluhan utama gigi yang hilang di daerah anterior atas. Keluarga dan riwayat medis tidak relevan. Riwayat gigi masa lalu mengungkapkan kehilangan 11, 22 sejak bertahun-tahun. Tidak ada riwayat trauma atau ekstraksi. Pemeriksaan oral menunjukkan tonjolan keras pada punggungan edentulous di daerah yang hilang 11 (Gambar 6). Gigi 22 juga hilang. Grafik Orthopantomo menunjukkan massa radiopak pada gigi 11. Cone-Beam Computed Tomography menunjukkan massa terkalsifikasi yang menyatu dengan impaksi 11. Juga struktur kecil yang dikalsifikasi sekitar 0,5 cm terlihat di garis tengah dekat dasar hidung (Gambar 9). Diagnosis sementara dari beberapa senyawa odontoma dibuat pada kedua kasus dan pasien disarankan untuk mengangkat lesi. Di bawah anestesi lokal 2% lidokain dengan epinefrin 1: 80.000, flap mucoperiosteal meningkat (Gambar 7). Massa itu ditinggikan menggunakan forsep, dan struktur seperti gigi diekstraksi. Gigi seri sentral juga diekstraksi dalam kedua kasus karena ditempatkan tidak menguntungkan dalam kasus 1 dan menyatu untuk odontom dalam kasus 2. Soket yang diekstraksi tampak normal, dan daerah itu dikeriting dengan seksama (Gambar 3) dan ditutup dengan jahitan sutra dilapisi tepung roti hitam 3.0. Gigi dan massa yang diekstraksi dikirim untuk pemeriksaan patologis. Penyembuhan

23

daerah itu lancar, dan satu minggu setelah operasi, jahitan dilepas. Pasien disarankan perawatan prostodontik untuk koreksi ruang. Spesimen didekalsifikasi menggunakan HNO3 10%, difiksasi dalam formalin dan blok lilin tertanam parafin disiapkan. Bagian 4μm dibuat menggunakan mikrotom dan kemudian mengalami noda jaringan. Laporan patologi: Kasus 1: Pemeriksaan makroskopis menunjukkan empat struktur seperti gigi yang sangat cacat dan tidak terorganisir kecuali yang menyerupai gigi seri sentral rahang atas yang tidak erupsi (Gambar 4). Bagian bernoda Haematoxylin & Eosin menunjukkan susunan seperti gigi dan serampangan jaringan keras dan lunak gigi termasuk sementum, dentin, dan pulpa yang konsisten dengan senyawa odontome (Gambar 5). Laporan patologi: Kasus 2: Pada pemeriksaan makroskopis satu struktur besar seperti gigi kecil terkalsifikasi terlihat. Massa yang lebih besar menunjukkan mahkota yang menyatu dan dua akar divergen dan melengkung yang mewakili persatuan antara gigi seri yang tidak erupsi dan odontoma (Gambar 8). Bagian bernoda Haematoxylin & Eosin menunjukkan beberapa struktur seperti gigi yang terdiri dari dentin dengan pulpa tertutup bersama dengan batu pulpa, matriks enamel dan sementum seperti daerah yang dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat yang padat (Gambar 10, 11, 13). Sel-sel hantu dan kalsifikasi terlihat pada jaringan ikat (Gambar 12), keseluruhan fitur sugestif senyawa odontoma. Pewarnaan khusus seperti pewarnaan trichrome Masson digunakan untuk menunjukkan kolagen pulpa, batu pulpa, dan dentin (Gambar 14, 15) dan

24

Van Gieson digunakan untuk menunjukkan kolagen kapsul (Gambar 16). Berdasarkan fitur di atas, diagnosis odontoma komposit majemuk dibuat dalam kedua kasus.

Gambar 1: Pembengkakan nodular klinis terlihat (kasus 1).

Gambar 2: OPG menunjukkan beberapa radiopasitas (kasus 1).

25

Gambar 3: Tampilan pasca-bedah (kasus 1).

Gambar. 4: Perubahan kasar pada empat struktur seperti gigi (kasus 1)

Gambar 5: H&E 100X memperlihatkan 1.dentin, 2.pulp dan 3.cementum (kasus 1). 26

Gambar. 6: Penonjolan klinis yang terlihat sulit konsistensi (kasus 2).

Gambar 7: Refleksi flap mucoperiosteal selama operasi (kasus 2).

Gambar. 8: Penampilan odontoma secara makroskopis (kasus 2).

27

Gambar 9: CBCT & OPG menunjukkan massa radiopak menyatu 11 (kasus 2).

Gambar. 10: H&E di bawah 100X: 1.enamel spasi, 2.dentin, 3.pulp (kasus 2).

28

Gambar. 11: H&E di bawah 100X: 1.dentin, 2.odontoblast, 3.pulp (kasus 2).

Gambar 12: H&E di bawah 100X menunjukkan jaringan ikat kapsul yang mengandung sel hantu (panah). (kasus 2)

29

Gambar. 13: H&E di bawah 100X: 1.enamel matrix 2.capsule (kasus 2).

Gambar. 14: Noda trichrome Masson di bawah 100X: 1.dentin, 2.pulp, 3.pulp stones (kasus 2).

30

Gambar. 15: Noda trichrome Masson di bawah 100X: 1.dentin 2.pulp kolagen (kasus 2).

Gambar 16: Pewarnaan van gieson di bawah 100X: 1.dentin, 2. kolagen (kasus 2).

31

Diskusi Odontoma adalah neoplasma odontogen jinak yang paling sering terlihat yang menunjukkan struktur normal tanpa organisasi yang tepat karena ekspresi yang tidak teratur dan lokalisasi molekul matriks ekstraseluler di mesenkim gigi. Istilah 'Odontoma' diciptakan oleh Paul Broca pada tahun 1867.7 Odontomas mencakup sekitar 22% dari semua tumor odontogenik dengan kejadian 5,3% 11,6% di India. Ameloblastic Fibroma (AF), Ameloblastic Fibrodentinoma (AFD), Ameloblastic Fibroodontoma (AFO) dan Odontoma diklasifikasikan sebagai tumor odontogenik campuran jinak. Konsep kontinum disarankan yang menyatakan bahwa AF akan matang dan akhirnya menghasilkan odontoma tetapi teori ini tidak diterima secara luas, karena AF berulang tidak menunjukkan pembentukan jaringan keras gigi dan AF terjadi setelah selesainya odontogenesis yaitu setelah 20 tahun. Juga diusulkan agar lamina gigi hiperaktif lokal dapat terjadi menghasilkan "multiple schizodontia" yang mengarah pada pembentukan senyawa odontoma. Odontoma terdiri dari enamel yang muncul dari epitel odontogenik dan dentin yang berkembang dari mesenkim odontogenik, karenanya juga disebut "Odontoma Komposit" karena mereka terdiri dari kedua jenis sel. Umur / Jenis / Situs: Odontoma biasanya terdeteksi pada dekade kedua kehidupan tanpa predileksi jenis kelamin tertentu. 0,5 Ada predileksi situs spesifik untuk odontoma dengan variasi senyawa yang terletak di maksila anterior

32

sedangkan tipe kompleks pada mandibula posterior dengan rasio sekitar 2: 1 sehubungan dengan kejadian dengan sisi kanan rahang lebih sering terlibat. Sebagian besar kasus tersebut didiagnosis pada dekade kedua dan ketiga kehidupan dengan penampilan radiografi yang biasa. Etiologi: Etiologi odontoma tidak diketahui, tetapi berbagai faktor yang terlibat mungkin adalah riwayat trauma selama pertumbuhan gigi primer, proses inflamasi atau infeksi, anomali herediter (sindrom Gardner, sindrom Hermann), hiperaktif odontoblastik, atau perubahan komponen genetik yang terlibat dalam pemantauan gigi. pengembangan, anomali perkembangan seperti lamina gigi persisten yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel epitel odontogenik ekstra yang menghasilkan pembentukan odontoma. Radiologi: Biasanya odontoma muncul sebagai radiopasitas padat yang dikelilingi oleh halo radiolusen yang tipis yang menunjukkan kapsul jaringan ikat. Tergantung pada tingkat kalsifikasi lesi, tiga tahap perkembangan terlihat. Tahap pertama adalah radiolusen karena tidak adanya kalsifikasi jaringan gigi. Tahap kedua atau menengah menyajikan kalsifikasi parsial, dan tahap ketiga adalah radiopak dengan kalsifikasi yang signifikan. Odontoma majemuk menunjukkan beberapa kekeruhan radio dengan variasi bentuk dan ukuran, konsisten dengan dentikel. Pada odontoma kompleks, radio-opacity tidak spesifik, tidak teratur, tidak teratur dalam bentuk struktur tunggal atau multipel terlihat. Histopatologi: Odontoma secara histologis bukan jalan buntu diagnostik karena terdiri dari jaringan keras dan lunak gigi seperti dentin, sementum,

33

jaringan pulpa dengan sel odontoblastik dan matriks enamel. Enamel dewasa sebagian besar terbuat dari jaringan anorganik sehingga hilang selama proses dekalsifikasi dan sebaliknya akan dilihat sebagai ruang kosong. Senyawa odontoma menunjukkan organisasi yang hampir menyerupai struktur gigi normal, sedangkan odontoma kompleks menunjukkan pengaturan jaringan odontogenik yang serampangan. Yang menghasilkan gambaran klinis odontoma yang tidak dapat dikenali. Massa yang dikalsifikasi biasanya dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat fibrosa yang menyerupai folikel gigi normal dan lapisan kistik dentigerous bersama dengan beberapa odontogenik degeneratif epitel juga telah dilaporkan dalam beberapa kasus. Sel-sel hantu yaitu sel-sel epitel yang membengkak dapat dilihat bersama dengan kalsifikasi distrofi bola, konkret email dan lembaran dentin displastik. Komplikasi: Masalah gigi yang umum ditemui karena odontoma adalah impaksi, di gigi seri sentral rahang atas mana yang paling umum, perpindahan gigi, malformasi, reabsorpsi dan devitalisasi gigi yang berdekatan. Tertunda erupsi gigi sulung dan permanen atau lebih mempertahankan gigi sulung adalah temuan umum lainnya. Odontoma jarang dikaitkan dengan rasa sakit, nanah, dan ekspansi tulang karena infeksi sekunder. Berbagai lesi kistik seperti kista dentigerous, keratokista odontogenik, dan odontogenik kalsifikasi kista juga telah dilaporkan dengan odontoma.

Juga

komponen ameloblastomatosa berkembang di odontoma menyebabkan tumor odontogenik yang jarang diistilahkan "Odontoameloblastoma" .

34

Dalam kebanyakan kasus, perkembangan odontoma adalah akibat trauma pada pendahulu utama, karenanya mahkota kuman gigi permanen dipindahkan dan sisa struktur gigi membentuk sudut yang menghasilkan dilaserasi. Pengobatan: Tidak ada konsensus universal tentang pendekatan terapeutik untuk gigi yang terkena dampak yang terkait dengan odontoma dan keputusan tergantung pada posisi impaksi gigi. Eksisi bedah lesi dengan atau tanpa gigi impaksi, pemeliharaan dari ruang lengkung sampai gigi yang terkena erupsi jika dalam posisi yang menguntungkan atau alat palsu adalah cara paling umum untuk mengobati odontoma memandu gigi yang terkena dampak ke posisinya perangkat ortodontik dapat digunakan. Manajemen dan Perulangan: Operasi manajemen harus mencakup kuretase lunak yang tepat jaringan membungkus odontoma untuk mencegah kemungkinan degenerasi kistik atau kambuh karena epitel lapisan persisten. Juga menunjukkan odontoma lebih sedikit insiden kekambuhan karena mereka baik-baik saja lesi dengan kapsulasi. Gambar

radiografi

ameloblastik

fibro-odontoma

dan

odontoameloblastomas berbeda dengan odontoma karena itu sangat penting untuk mengirim semua spesimen ke lisan ahli patologi untuk pemeriksaan mikroskopik. Untuk memastikan perawatan pasien yang tepat secara klinis dan rutin tindak lanjut radiografi harus disarankan.

35

Kesimpulan Odontoma adalah tumor jinak pada umumnya terlihat di rongga mulut dengan sedikit tanda-tanda klinis dan datang sering sebagai temuan kebetulan radiografi. Odontoma biasanya menyebabkan gigi terlambat erupsi atau impaksi gigi dan diagnosis awal mengarah ke perawatan yang lebih kompleks dan lebih murah dan memastikan prognosis yang lebih baik. Dokter gigi harus sadar dan memiliki kecukupan memahami lesi ini untuk diagnosis dini dan manajemen untuk menghindari komplikasi gigi juga seperti itu lesi dapat diobati sepenuhnya dengan kemungkinan lebih kecil kambuh. 3.3 CASE REPORT 3 CYSTIC COMPLEX ODONTOMA LAPORAN KASUS Krithika Shetty1, Merlin Sabu1, Mitha Mathew1, Sunmith Santannavar2 *, Gowri P Bhandarkar3, Prasanna Kumar Rao4, Raghavendra Kini5, Roopashri Rajesh Kashyap3 dan Devika Shetty3

Abstrak Odontoma kompleks adalah malformasi di mana berbagai jaringan odontogenik diurutkan dalam pengaturan yang acak dan umumnya ditandai oleh histodiferensiasi normal dan morphodiferensiasi abnormal. Ini mengandung banyak struktur seperti gigi yang rusak dan karenanya mungkin memiliki sedikit atau tidak ada kemiripan dengan bentuk gigi normal. Hampir semua lesi ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan radiografi karena biasanya

36

tanpa gejala. Kasus odontoma kompleks yang terkait dengan pembengkakan dilaporkan. Pendahuluan Istilah odontoma atau odontome pertama kali dijelaskan oleh Paul Broca pada tahun 1867 pada awalnya digunakan sebagai deskriptif umum untuk setiap tumor asal odontogenik. Namun, karena komposisi dan perilaku mereka, odontoma telah dikenal sebagai lesi hamartomatosa atau malformasi daripada neoplasma sejati, epitel dan jaringan ektomesenkim bersama dengan selnya masing-masing dapat muncul normal, tetapi mereka tampaknya memiliki defisit dalam pengaturan struktural . Atas dasar fitur kotor, radiografi dan mikroskopis, dua jenis odontoma dikenali: senyawa dan kompleks .Odontoma majemuk terdiri dari jaringan odontogenik yang

diletakkan dalam hubungan normal yang

menghasilkan struktur yang menyerupai bentuk gigi normal. Pada odontoma kompleks, jaringan keras terbentuk dengan baik tetapi kurang terorganisir dengan baik dan karenanya struktur seperti gigi tidak terbentuk. Odontoma kompleks adalah malformasi di mana berbagai jaringan odontogenik diurutkan dalam pengaturan yang acak dan umumnya ditandai oleh histodifferentiation normal dan morphodifferentiation normal. Ini mengandung banyak gigi yang tidak teratur seperti struktur dan karenanya mungkin memiliki sedikit atau tidak ada kemiripan dengan bentuk gigi normal. Hampir semua lesi ditemukan secara tidak sengaja pemeriksaan radiografi karena biasanya tanpa gejala. Kasus odontoma kompleks yang terkait dengan pembengkakan dilaporkan.

37

Odontoma kompleks adalah lesi yang tidak nyeri, tumbuh lambat dan meluas yang biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun dengan puncaknya pada yang kedua dekade kehidupan. Sebagian besar odontoma berhubungan dengan perubahan patologis seperti malposisi, resorpsi gigi yang berdekatan, malformasi, impaksi, pembentukan kista atau perpindahan dan erupsi tertunda. Kedua jenis odontoma umumnya hadir di dalam tulang rahang tetapi sedikit odontoma yang berkembang perifer. Beberapa dilaporkan ditemukan di daerah sinus maksilaris atau subkondilaris. Dalam kasus yang sangat langka, mereka mungkin muncul ke dalam rongga mulut. Laporan kasus Seorang pasien wanita berusia 65 tahun mengalami pembengkakan yang tumbuh lambat di sepertiga tengah wajah sejak satu tahun. Medis dan sejarah keluarga tidak berkontribusi. Dia memberikan riwayat ekstraksi di daerah molar kiri rahang atas satu setengah tahun yang lalu. Di pemeriksaan ekstraoral, pembengkakan terlihat di sepertiga tengah kiri wajah (Gambar 1A) memanjang antero-posterior dari ala kiri hidung ke 1 cm di bawah daerah pra-auricular dan super-inferior dari punggungan infraorbital sampai sudut pengukuran bibir 4,5 x 5 cm. Pada palpasi, pembengkakannya keras dan lunak tanpa kenaikan suhu lokal. Pada pemeriksaan intraoral, terjadi pembengkakan terlihat memanjang dari premolar kedua rahang atas kiri ke molar kedua rahang atas kiri berukuran 1 x 2,5 cm bersama dengan vestibular penghapusan (Gambar 1C). Pada palpasi pembengkakan adalah tulang keras dan lunak dengan ekspansi kortikal bukal.

38

Diagnosis sementara dentigerous kista dibuat. Radiografi periapikal intraoral (Gambar 1D) mengungkapkan massa radioopak padat yang dilapisi oleh halo radiolusen tipis membentang dari premolar pertama rahang atas kiri ke molar kedua rahang atas kiri. Radiografi oklusal menunjukkan kortikal lingual bukal ekspansi dari premolar pertama rahang atas kiri ke molar kedua rahang atas kiri dengan kerusakan tulang di tengah dan diputar premolar kedua maksila kiri juga terlihat. Orthopantomograph (Gambar 2) menunjukkan massa radio-opak yang padat dikelilingi oleh lingkaran cahaya tipis membentang dari premolar pertama rahang atas kiri ke molar kedua rahang atas kiri di mana struktur seperti gigi hadir sugestif dari tunggul akar. Pemeriksaan histologis menunjukkan jaringan gigi yang membentuk massa dentin tidak teratur dan beberapa ruang hallow dengan jaringan pulpa dan matriks enamel (Gambar 3).

Gambar 1: 1A- Menunjukkan pembengkakan difus di sepertiga tengah kiri wajah, 1B- Menunjukkan asimetri ringan di sisi kiri dalam dibandingkan dengan sisi kanan, gambar 1C- Intraoral menunjukkan pembengkakan pada daerah posterior

39

kiri atas dengan bukti vestibular obliteration, 1D- Radiografi periapikal intraoral menunjukkan massa radio-opak padat yang dilapisi oleh halo radiolusen tipis membentang dari premolar pertama rahang atas kiri ke molar kedua rahang atas kiri.

Gambar 2: Orthopantamograph menunjukkan massa radio-opak yang tebal dikelilingi oleh lingkaran halo yang memanjang dari premolar pertama rahang atas kiri ke molar kedua rahang atas kiri.

40

Gambar 3: Gambar histopatologi menunjukkan jaringan gigi yang merupakan dentin tidak teratur massa dan beberapa ruang hallow dengan jaringan pulpa dan matriks enamel. Dengan

mempertimbangkan

presentasi

klinis,

radiografi,

dan

histopatologis, diagnosis akhir odontome kompleks ditentukan dan merujuk ke departemen bedah mulut dan maksilofasial untuk evaluasi bedah. Diskusi Etiologi odontome kompleks belum ditemukan tetapi beberapa hipotesis mengatakan bahwa hal itu dapat disebabkan oleh infeksi, mutasi genetik, trauma lokal dan riwayat keluarga. Gangguan atau warisan pascanatal dari gen mutan bersama dengan kontrol genetik perkembangan gigi juga merupakan salah satu penyebab yang diusulkan. Odontome kompleks cenderung terjadi di daerah posterior mandibula tetapi ada perbedaan dalam tulisan mengenai prevalensi. Ini menunjukkan sedikit dominasi pada wanita dan rasio pria terhadap wanita pada 8:12 telah dilaporkan. Ini biasanya terjadi pada usia kapan saja, tetapi 84% dari kasus terjadi sebelum usia 30 dan hampir kurang dari 11% ditemukan pada pasien di atas 40 tahun. Biasanya 10 - 44% dari odontoma kompleks dikaitkan dengan gigi yang tidak erupsi dan sekitar 74% berhubungan dengan erupsi tertunda setidaknya satu. gigi permanen. Meskipun mereka biasanya tanpa gejala dan sering terdeteksi pada radiografi rutin, indikator klinis odontoma mungkin termasuk retensi gigi sulung, 41

non-erupsi gigi permanen, perluasan tulang kortikal dan perpindahan gigi. Gejala lain termasuk paresthesia bibir bawah, sakit kepala di daerah frontal tengkorak dan pembengkakan di daerah yang terkena. Penampilan radiologis tergantung pada tahap perkembangan dan tingkat mineralisasi. Karena kurangnya kalsifikasi, yang pertama panggung ditandai dengan radiolusen. Tahap menengah menunjukkan kalsifikasi parsial dan pada tahap ketiga lesi biasanya muncul radiopaque dengan massa tidak terstruktur dari jaringan keras gigi yang dikelilingi oleh zona radiolusen tipis yang berhubungan dengan kapsul ikat secara histologis. Dalam kasus ini, lesi ditemukan distal ke 24 dan hilang 25, 26 dan 28. Radiolusen yang ditemukan dalam lesi mungkin berkorelasi sangat baik dengan pulpa seperti jaringan lunak yang terlihat secara histologis dan kami menganggap lesi saat ini tidak sepenuhnya matang seperti pada intermediate tahap. Proses di balik masa erupsi odontoma di rongga mulut masih belum jelas. Tampaknya berbeda dengan erupsi gigi karena kurangnya ligamen periodontal pada odontoma. Ukurannya yang meningkat dapat menyebabkan sekuestrasi tulang di atasnya meskipun tidak ada pembentukan akar yang terlihat pada kasus odontoma. Kemungkinan resorpsi bagian edentulous dari proses alveolar terlihat pada individu yang lebih tua dan pertumbuhan kapsul reaktif dapat terjadi. Renovasi tulang dapat berkontribusi untuk kasus ini. Kehadiran folikel gigi yang mengakibatkan remodeling tulang dapat menjadi penyebab erontoma pada anak muda.

42

Morfologi gigi, posisinya, lokasi di rahang dan ruang yang tersedia di lengkung gigi harus diperiksa secara radiografi, yang akan menentukan perawatan. Kesimpulan Odontoma kompleks adalah tumor odontogenik tidak teratur yang terlihat seperti massa mineral yang terdiri dari enamel, dentin dan sementum. Mereka tidak berhubungan dengan penyakit sistemik apa pun dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan radiografi asimptomatik di alam. Mungkin ada kasus asimetri wajah karena ekspansi kortikal yang disebabkan oleh lesi besar. Kesadaran akan Temuan klinis, radiografi, dan patologis dari lesi tersebut akan menghasilkan pengobatan dini dan prognosis yang lebih baik. 3.4 CASE REPORT 4 LAPORAN KASUS MANAJEMEN BEDAH ODONTOMA BERHUBUNGAN DENGAN GIGI TIDAK ERUPSI Andrea Pacifici, Daniele Carbone, Roberta Marini, and Luciano Pacifici Abstrak Odontoma merupakan jenis tumor rahang jinak odontogenik yang paling umum di antara pasien yang berusia kurang dari 20 tahun. Tumor ini terdiri dari enamel, dentin, sementum, dan jaringan pulpa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia klasifikasi, dua jenis odontoma yang berbeda diakui: odontoma kompleks dan senyawa. Pada odontoma kompleks, semuanya jaringan gigi terbentuk, tetapi muncul tanpa struktur yang teratur. Pada odontoma majemuk, semua jaringan gigi 43

diatur banyak struktur mirip gigi yang dikenal sebagai denticles. Odontoma majemuk sering dikaitkan dengan impaksi permanen yang berdekatan gigi dan pengangkatannya merupakan pilihan terapi terbaik. Kasus seorang pasien pria berusia 20 tahun dengan senyawa disajikan odontoma terkait kaninus maksilaris impaksi. Teknik bedah invasif minimal diadopsi untuk menghapus paling sedikit jumlah jaringan tulang sejauh mungkin. Pendahuluan Menurut klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia 2005, odontoma adalah tumor jinak odontogenik dari anak muda umur. Meskipun demikian, odontoma dipertimbangkan secara klinis sebagai formasi mirip tumor (hamartoma jaringan gigi) atau anomali perkembangan, bukan odontogenik sejati neoplasma. Dua jenis utama odontoma dijelaskan: (a) odontoma kompleks, suatu pola amorf dan tidak teratur dari jaringan gigi yang terkalsifikasi, dan (b) odontoma majemuk, multiple gigi miniatur atau rudimenter. Senyawa odontoma memiliki kecenderungan terhadap anteriormaxilla (61%), sedangkan hanya 34% dari odontoma kompleks terjadi di daerah ini; tipe kompleks menunjukkan kecenderungan untuk rahang posterior (59%) dan terakhir area premolar (7%). Kedua varian itu terbuat dari semua jaringan gigi seperti enamel, dentin, sementum, dan bubur kertas. Compound Odontoma memiliki banyak struktur seperti gigi (dengan ukuran dan bentuk yang diubah) dikenal sebagai denticles. Pada evaluasi sinar-X, odontoma majemuk juga muncul lesi dibatasi dengan halo yang mengandung radiotransparan zona radiodense yang mewakili dentikel kecil, dipisahkan oleh

44

septa berserat, sedangkan dalam jenis kompleks radiodense elemen muncul sebagai massa yang tidak teratur dan tidak teratur tanpa kesamaan dengan struktur gigi. Lesi ini sering terjadi terkait dengan gigi permanen impaksi . Impaksi telah didefinisikan sebagai pencegahan erupsi gigi ke waktu yang diharapkan ke posisi fungsional normal karena dengan adanya hambatan atau alasan yang berbeda sifatnya. Dalam semua kasus, operasi pengangkatan merupakan yang terbaik Pilihan terapi dan prognosis setelah perawatan sangat menguntungkan, dengan kejadian kekambuhan yang sangat rendah. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menggambarkan invasif minimal prosedur bedah untuk menghilangkan senyawa odontoma terlokalisasi di area premaxilla yang terkait dengan erupsi gigi kaninus permanen. Tujuan dari teknik ini adalah untuk melestarikan sebanyak mungkin jaringan tulang di sekitarnya untuk mempromosikan penyembuhan dan mengurangi rasa tidak nyaman pada pasien selama waktu pasca operasi. Laporan Kasus Seorang pasien pria berusia 20 tahun dalam kondisi kesehatan yang tampaknya baik dirujuk ke Unit Klinik Odontostomatologis, Departemen Ilmu Lisan dan Maksilofasial (“Sapienza” Universitas Roma, Italia), oleh dokter ortodontinya untuk ketidakhadiran dari gigi taring permanen kanan atas. Subjek tidak punya riwayat medis yang signifikan dan belum melaporkan trauma atau infeksi oral. Pemeriksaan intraoral menunjukkan kehadirannya dari kaninus kanan

45

primer selama periode fisiologis pengelupasan, yang berarti tidak ada korespondensi antara usia kronologis dan gigi (Gambar 1 (a) dan 1 (b)).

Gambar 1: Pemeriksaan intraoral (tampilan frontal dan oklusal). Pemeriksaan radiografi (panoramic X-ray) menunjukkan beberapa struktur radiopak yang kompatibel dengan sementara diagnosis odontoma majemuk dan hak yang tidak erupsi taring dalam posisi berdiri mesial (Gambar 2).

Gambar 2: X-ray panoramik (detail). Computed tomography (CT) dengan Dentascan program (Siemens Rs Somaton Volume Zoom Kv 120mA 140, Siemens, Erlangen, Jerman) dilakukan secara berurutan untuk menentukan ekstensi lesi dan anatomi topografi,

46

menunjukkan gigi permanen yang tidak erupsi secara oral diposisikan dibandingkan dengan odontoma (Gambar 3 (a) dan 3 (b)).

Gambar 3: CT Dentascan: pandangan sagital dan aksial. Sesuai dengan pasien dan dokter gigi, bedah pengangkatan odontoma dan dampak yang terkait kaninus direncanakan. Pasien menerima dosis tunggal 2 g dari amoksisilin dan asam klavulanat 1 jam sebelum operasi. Operasi dilakukan dengan anestesi lokal (2% mepivacaine dengan 1: 100.000 epinefrin). Flap mucoperiosteal terukir dan diangkat dan tulang diangkat pada sisi vestibular

47

menggunakan bor tangan gigi kecepatan rendah dan bur tungsten karbida sampai mahkota gigi taring permanen itu terbuka (Gambar 4). Setelah pemisahan mahkota dari root menggunakan bor tangan gigi berkecepatan tinggi dan berlian tetapi, gigi dan kantung folikelnya diekstraksi (Gambar 5 (a) dan 5 (b)). Ekstraksi taring sulung adalah juga dilakukan (Gambar 6). Tutup kedua dilakukan pada sisi vestibular untuk ekstraksi struktur tunggal odontoma (Gambar 7). Luka diirigasi dengan hati-hati larutan fisiologis dan dibersihkan dengan pembalut steril; itu flap diposisikan ulang dan dijahit dengan jahitan 3,0 yang dapat diserap (Vicryl, Johnson & Johnson, Sint-Stevens-Woluwe, Belgia) (Gambar 8).

Gambar 4: Refleksi flap mucoperiosteal dan pengangkatan tulang

Gambar 5: Ekstraksi kaninus permanen. 48

Gambar 6: Ekstraksi kaninus sulung.

Gambar 7: Operasi pengangkatan senyawa odontoma.

Gambar 8: Flap diposisikan dan dijahit. Pemeriksaan histologis mengkonfirmasi klinis dan diagnosis radiografi odontoma majemuk. Periode pasca operasi berjalan lancar. Pasca operasi pengobatan terdiri dari amoksisilin dan asam klavulanat (1 g dua kali sehari

49

selama 5 hari), parasetamol (500mg dua kali sehari untuk 2 hari, dan kemudian sesuai kebutuhan), dan digluconate chlorhexidine (CHX, 0,2%) semprotan. Pasien dirujuk ke dokter gigi untuk melanjutkan perawatan dan selanjutnya operasi akan deprogram untuk penempatan implan. Setelah 2 tahun, rehabilitasi implan direncanakan: implan (BioHorizons implan, BioHorizons Inc., Birmingham, Alabama) ditempatkan dan memuat dua tahap tradisional protokol diadopsi. Radiografi periapikal diambil di waktu penempatan implan tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan atau komplikasi di lokasi bedah (Gambar 9). Setelah tiga bulan, restorasi prostetik definitif akan dilakukan dengan satuunit porselen disatukan-ke-logam mahkota.

Gambar 9: Kontrol radiografi pada follow-up 2 tahun.

50

Diskusi Istilah "odontoma" diperkenalkan oleh Paul Broca pada tahun 1867 sampai menggambarkan "tumor yang dibentuk oleh pertumbuhan sementara atau jaringan gigi lengkap. ”Odontoma adalah lesi intraoseus terutama terletak di rahang atas anterior dan mandibula anterior, meskipun lesi terlokalisasi di jaringan lunak gingiva juga telah dilaporkan. Mayoritas odontoma tidak menunjukkan gejala, meskipun pembengkakan, nyeri, nanah, ekspansi tulang, dan perpindahan gigi jarang diamati. Patogenesis mereka telah dikaitkan dengan sejumlah penyebab termasuk trauma saat gigi sulung primer, kelainan herediter seperti sindrom Gardner, Hermann sindrom, dan sindrom saraf sel basal, odontoblastik hiperaktif, atau perubahan

komponen

genetic

bertanggung jawab

untuk

mengendalikan

perkembangan gigi. Perkembangan odontoma umumnya terkait dengan kegagalan erupsi gigi permanen, impaksi, dan keterlambatan pengelupasan gigi sulung. Dalam hal ini, Kehadiran odontoma mencegah erupsi fisiologis taring rahang atas permanen. Sesuai dengan literatur, pasien tidak merasakan sakit kecuali patogenesis lesi mengakibatkan tidak diketahui: tidak ada yang dilaporkan traumatis sebelumnya atau episode infektif dan riwayat medis negatif. Pengobatan

pilihan

untuk

odontoma

majemuk

adalah

operasi

pengangkatan, diikuti oleh analisis histopatologis untuk mengkonfirmasi diagnosis. Menurut literatur, manajemen optimal dari gigi yang impaksi harus

51

memungkinkan konservasi dan reposisi di lengkungan. Di di sisi lain, impaksi gigi sering dilaporkan diekstraksi bersamaan dengan odontoma. Di dalam kasus, taring permanen tidak dapat diambil dan oleh karena itu dihapus bersama dengan senyawa odontoma untuk merehabilitasi pasien dengan implant prostesis. Dalam hal ini, penghapusan odontoma diikuti dari ekstraksi gigi sulung dan permanen kesulitan pembedahan ditentukan oleh keharusan untuk mengadopsi a teknik konservatif sebanyak mungkin dalam prediksi intervensi selanjutnya dari pemasangan implan. Oleh karena itu, pengangkatan jaringan tulang di sekitar luka diminimalkan, membuat langkah-langkah bedah lesi dan pencabutan gigi lebih banyak rumit. Evaluasi yang cermat dengan panoramik dan CT Dentascan Sinar-X mengungkapkan posisi bukal dari kaninus permanen odontoma. Untuk alasan ini, akses ganda dipilih, menciptakan dua celah tulang kecil dengan penggunaan kecepatan rendah bor tangan gigi dan bur tungsten karbida untuk mengekstraksi komponen dari dua situs kecil yang berbeda, bukan satu largeone. Pendekatan konservatif ini memungkinkan penghematan tulang punggung dan menghindari pembentukan cacat jaringan; oleh karena itu tidak perlu menggunakan bahan pengisi atau untuk melakukan prosedur regenerasi tulang terpandu tidak seperti yang lain kasus yang dilaporkan dalam literatur. Analisis histologis akhirnya diambil untuk mengkonfirmasi diagnosis odontoma.

52

Kesimpulan Odontoma membutuhkan diagnosis dini dan perawatan pengangkatan secara bedah. Pengetahuan yang cermat dan evaluasi dokumen X-ray yang sangat baik sangat penting untuk menyelesaikan secara memadai setiap kasus klinis. Adopsi pendekatan bedah konservatif disarankan melestarikan jaringan gigi dan mendapatkan penyembuhan jaringan yang optimal. Evaluasi histologis diperlukan untuk mengkonfirmasi yang benar diagnosis odontoma. 3.5 CASE REPORT 5 3.6 CASE REPORT 6 3.7 CASE REPORT 7 3.8 CASE REPORT 8

53

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 4.2 Saran

54

DAFTAR PUSTAKA

55

Related Documents

Attachment
October 2019 21
Attachment
October 2019 23
Attachment
October 2019 27
Attachment
December 2019 27
Attachment
August 2019 38
Attachment
June 2020 25

More Documents from ""

Peroneal Palsy.docx
December 2019 2
Meningitis.docx
December 2019 0
Vertigo.docx
December 2019 1
Attachment New.docx
December 2019 2
F(1).txt
December 2019 41