ASUHAN KEBIDANAN NY. R DENGAN NIFAS NORMAL DI PUSKESMAS KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH
Laporan Kasus
DISUSUN OLEH: 1. Raudha Putri Kinanti (40001700013) 2. Rini Sulistyowati (40001700014)
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Alamat: Jl.Kaligawe KM. 4 Po Box 1054 Semarang Telepon (024) 6583584 psw 266, 6581278
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2009; h.122). Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2009; h.122). Berdasarkan SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia melonjak sangat signifikan dari tahun 2012 sebesar 228/100.000 KH menjadi 359/100.000 KH pada tahun 2013 (Depkes RI, 2014; h. 86). Upaya untuk menurunkan AKI dan neonatal di Indonesia, Kementerian kesehatan meluncurkan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival). Program ini dilaksanakan di Provinsi dan Kabupaten, salah satunya adalah Jawa Tengah (Depkes RI, 2014; h. 86). Program tersebut bertujuan untuk mencapai target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup untuk tahun 2030 yang mempunyai 12 tujuan spesifik dengan 169 target yang saling berkaitan (Depkes RI, 2015; h. 24). AKI di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 berdasarkan laporan dari Kabupaten/kota sebesar 111,16/100.000 kelahiran hidup, dimana 57,95% kematian maternal terjadi pada waktu nifas. Pada tahun 2015 AKI di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan yaitu sebesar 619 kasus dibandingkan dengan AKI pada tahun 2014 dengan 711 kasus (Dinkes Provinsih Jawa Tengah, 2015; h. 82). Periode pasca persalinan meliputi masa trasnsisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab utama dari 150.000 kematian ibu setiap tahun di dunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena perdarahan pasca persalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan dalam waktu satu jam setelah persalinan, penolong persalinan harus memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan dalam
jumlah besar. Bila perdarahan berat, tranfusi darah adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu. Penyebab terpenting terjadinya kematian ibu di dunia melibatkan 150.000 kematian dalam satu tahun, terutama terjadi di negara berkembang. Sebagian besar kematian ibu (88%) terjadi dalam waktu 4 jam persalinan, menandakan bahwa ini adalah kejadian yang berkaitan erat dengan persalinan kala III (Sarwono Prawirohardjo, 2010; h.357-358). Berdasarkan survey pada tanggal 21 Desember 2018 di Puskesmas Kaliwungu terdapat 1 ibu postpartum 6 jam postpartum. Untuk mencegah tanda bahaya pada masa nifas maka Ny. R perlu diberi Asuhan kebidanan dan memberikan konseling. Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, pengawasan neonatus serta pengawasan pada persalinan ibu postpartum (Manuaba, 2010; h. 43).
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah saya uraikan di atas dapat saya mengambil rumusan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal 6 jam Post Partum di Puskesmas Kaliwungu?’’
C. Tujuan Penulisan 1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif, data objektif dan pemeriksaan penunjang secara lengkap pada ibu nifas normal di Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal. 2. Mampu menentukan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan pada ibu nifas normal di Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal. 3. Mampu menentukan diagnosa atau masalah potensial yang timbul pada ibu nifas normal di Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal. 4. Mampu mengidentifikasi tindakan segera pada ibu nifas normal di Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal. 5. Mampu melakukan perencanaan asuhan pada ibu nifas normal di Puskesmas
Kaliwungu Kabupaten Kendal. 6. Mampu melakukan asuhan pada ibu nifas normal di Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal. 7. Mampu melakukan evaluasi baik proses maupun hasil secara menyeluruh dari asuhan yang telah dilaksanakan pada ibu nifas normal di Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal.
D. Manfaat Penulisan Makalah yang kami buat diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait yaitu: 1. Bagi Mahasiswi Merupakan pengalaman yang dapat menambah kemampuan dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan khususnya ibu nifas normal. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan acuan atau pedoman bagi institusi jurusan kebidanan untuk penulisan makalah selanjutnya. 3. Bagi Bidan Sebagai masukan dengan gambaran informasi untuk meningkatkan manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas agar menurunkan angka kematian ibu nifas. 4. Bagi Pasien dan Keluarga Sebagai bahan masukan dan data tambahan ilmu pengetahuan secara luas serta pengalaman bagi klien untuk ikut memperhatikan dan melaksanakan tindakantindakan yang telah diberikan oleh bidan/petugas kesehatan.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Nifas 1. Pengertian Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2009;h.1). Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya seperti masa haid. Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009; h.2). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih, 2011; h.1) 2. Tahap – Tahap Masa Nifas Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu: a. Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. b. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan menyeluruh organorgan reproduksi yang lamanya 6 – 8 minggu. c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan, terutama bagi ibu hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. (Mochtar R, 1998).
3. Etiologi Dalam masa nifas,alat-alat genitalia internal maupun eksterna akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.Perubahan-perubahan alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi(winknjosastro,2006:237). Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapis otot membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindari dari perdarahan post partum (Manuaba, 1998 : 190). 4. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas a. Perubahan sistem reproduksi 1. Uterus Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Proses involusi uterus adalah sebagai berikut. a) Iskemia miometrium. Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus- menerus dari uterus setelah penegluaran plasenta membuat uterus relative anemia dan menyebabkan serat otot atrofi. b) Autolysis. Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang tejadi di dalam otot uterus. c) Efek oksitosin. Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.
Tabel 2.1 Involusi Uterus Involusi
Tinggi Fundus
Berat
Uteri
Uterus
Keadaan Serviks
(gr) Bayi lahir
Setinggi
1000
pusat Uri lahir
2 jari dibawah
750
Lembek
500
Beberapa
pusat Satu minggu Pertengahan puat dan
setelah
Simpisis
postpartum dapat
Dua minggu Tak teraba
350
minggu Delapan
Bertambah
dilalui 2 jari. Akhir
diatas simpisis Enam
hari
50-60
kecil
pertama
minggu dapat
dimasuki 1 jari.
Sebesar normal 30
Minggu Sumber : (Dewi dan Sunarsih, 2011; h.55-57)
2. Lochea Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.Lochea mempunyai reaksi basa atau alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochea berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap
wanita. Lochea yang berbau dan tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea di bedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluar nya a. Lokhea rubra / merah Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke -4 masa pospartem. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan Lokhea mekonium. b. Lokhea sanguinolenta ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung, dari hari keempat sampai hari ketujuh post partum. c. Lokhea serosa Lokea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum , leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post partum. d. Lokhea alba / putih Lokhea ini mengandung leukosit, sel desi dua, sel epitel, selaput lendir servik, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu postpartum 3. Suhu Suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan, tetapi tidak lebih dari 38°C. Bila terjadi peningkatan melebihi 38°C selama 2 hari berturut-turut, maka kemungkinan terjadi infeksi. kontraksi uterus yang diikuti HIS pengiring menimbulkan rasa nyeri-nyeri ikutan (after pain) terutama pada multipara, masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan endomentrium serta sisa dari implantasi plasenta yang disebut lochea. 4. Payudara Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvix,
payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi supresi payudara akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi. Hari kedua post partum sejumlah colostrums cairan yang disekresi oleh payudara selama lima hari pertama setelah kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Colostrums banyak mengandung protein, yang sebagian besar globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit.
5. Traktus Urinarius Buang air sering sulit selama 24 jam pertama, karena mengalami kompresi antara kepala dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan mengalani penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan diuresis.
6. System Kardiovarkuler Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb, Hematokrit dan hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh di bawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran , volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa, setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal seperti keadaan tidak hamil.
5. Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa Nifas (Involusi Traktus Genetalis) a. Corpus uterus Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi 1. Bayi lahir : Setinggi pusat (1000 gr)
2. Uri lahir: 2 jari di bawah pusat – 750 gr 3. I minggu: Pertengahan pusat sympisis – 500 gr 4. 2 minggu: Tak teraba diatas sympisis – 350 gr 5. 6 minggu: Bertambah kecil – 50 gr 6. 8 minggu: Sebesar normal – 30 gr
b. Endometrium Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis di tempat inplantasi plasenta. 1. Hari pertama : endometrium setebal 2-5 mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin 2. Hari ke dua : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang mengalami degenerasi.
c. Involusi tempat plasenta Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm.
d. Perubahan pada pembuluh darah uterus Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum otot – otot berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir.
e. Perubahan servix Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam – hitaman karena pembuluh
darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke dalam cavum uteri.
f. Vagina dan pintu keluar panggul Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis.
g. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali. Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil. (Mochtar, 1998). 6. Adaptasi Psikologis Masa Nifas a. Masa Taking In ( 1-2 hari post partum ) 1) Ibu bersifat pasif dan berorientasi pada diri sendiri 2) Tingkat ketergantungan tinggi 3) Kebutuhan nutrisi dan istirahat tinggi 4) Ibu akan mengingat dan mengulang-ulang cerita tentang pengalamannya melahirkan b. Masa Taking Hold ( 3-4 hari post partum) 1) Ibu khawatir akan kemampuannya merawat bayi 2) Lebih fokus pada perubahan fungsi- fungsi tubuh, seperti eliminasi dan daya tahan tubuh 3) Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan merawat bayi secara mandiri c. Masa Letting Go ( minggu ke 3-4 post partum ) 1) Perhatian pada bayi sebagai individu terpisah. 2) Ibu mengambil tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi.
7. Kunjungan Masa Nifas Kunjungan masa nifas minimal dilakukan 4 kali selama masa nifas. a. Kunjungan I ( 6 – 8 jam post partum ) 1) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri 2) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut 3) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri 4) Pemberian ASI awal 5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir 6) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi 7) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik b. Kunjungan ke-2 ( 6 hari post partum ) 1) Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal 2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan 3) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup 4) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan 5) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui 6) Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir c. Kunjungan ke-3 ( 2 minggu post partum ) 1) Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum. d. Kunjungan ke-4 ( 6 minggu post partum ) 1) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas 2) Memberikan konseling KB secara dini
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN NY. R DENGAN NIFAS NORMAL DI PUSKESMAS KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH
Tanggal : 21 Desember 2018 Jam
: 07.30 WIB
Tempat : Puskesmas Kaliwungu A. DATA SUBJEKTIF 1. Biodata Nama ibu
: Ny. R
Umur
: 28 tahun
Agama
: islam
Nama suami : Tn. D P Umur
: 34 tahun
Agama
: islam
Pendidikan : SMA
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
Pekerjaan
: swasta
: IRT
No Register : Alamat
:sulang 9/3
Alamat
: sulang 9/3
2. Alasan Datang Ibu mengatakan barusaja melahirkan tanggal 21 desember 2018 jam 07.30 3. Keluhan Utama Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas 4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu a. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti PMS,TBC, Hepatitis
b. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal dan paru paru c. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM,hipertensi dan asma d. Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun e. Ibu mengatakan tidak pernah memiliki alergi obat maupun makanan apapun. 5. Riwayat Kesehatan Keluarga a. Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit menular seperti PMS, TBC dan hepatitis b. Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal dan paru paru c. Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi dan asma d. Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang memiliki keturunan kembar dan cacat bawaan. 6. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti PMS, TBC dan hepatitis. b. Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal dan paru-paru c. Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti DM,Hipertensi dan asma d. Ibu mengatakan tidak sedang menjalani pengobatan apapun dan mengkonsumsi obat apapun selain resep dari dokter. 7. Riwayat Pernikahan Ibu mengatakan menikah satu kali, umur 19 tahun, lama pernikahan 8 tahun, status pernikahan sah menurut agama dan undang undang 8. Riwayat Obstetri a. Riwayat Haid 1. Menarche : 13 tahun 2. Lama :± 7 hari
3. Siklus :± 28 hari 4. Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut perhari 5. Disminorhea : tidak ada 6. Flour albus : tidak ada 7. HPHT : 15 Maret 2018 b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu Tanggal/ Umur
Jenis
penolo
BBL
Jenis
Keadaa
Keada
Umur
tahun
partus
ng
(gram)
kelamin
n nifas
an
anak
kehamilan
partus 2010
anak 39minggu
Sponta
bidan
3100
n
perempu
baik
an
baik
8 tahun
c. Riwayat kehamilan sekarang 1. GPA : ibu mengatakan ini merupakan persalinan ke 2 dan belum pernah mengalami keguguran (G2P1A0) 2. Usia kehamilan : 39 minggu 3. HPL : 21 desember 2018 4. ANC :7 kali selama kehamilan 5. Tempat ANC : Bidan, Puskesmas 6. Imunisasi TT TT 1 : SD kelas 1 TT 2 :SD kelas 2 TT 3 : SD kelas 3 TT 4 : capeng TT 5 : hamil ini UK 16 minggu 7. Keluhan hamil muda : Mual muntah 8. Keluhan hamil tua : nyeri punggung 2 minggu terakhir 9. Mulai merasakan gerakan janin : 5 bulan 10. Jumlah gerakan janin dalam 2-3 jam : 2-3 kali 11. BB sebelum hamil : 46 kg 12. Pengambilan keputusan : suami
13. Terapi/obat/jamu yang dikonsumsi : ibu mengatakan mengkonsumsi obat resep dari bidan, dan ibu tidak minum jamu 14. Kekawatiran khusus : tidak ada 15. Pesan khusus : tidak ada 9. Riwayat Persalinan Sekarang Tanggal dan jam persalinan : 18 desember 2018, pukul 16.35 WIB Tempat persalinan : puskesmas kaliwungu Penolong persalinan
: bidan
Jenis persalinan
: spontan
a. Catatan waktu dan perdarahan Kala I
: 8 jam 0 menit , perdarahan 50 cc
Kala II : 1 jam 0 menit , perdarahan 100 cc Kala III : 0 jam 10 menit, perdarahan 100 cc Total
: 9 jam 10 menit, perdarahan 250 cc
b. Kulit ketuban Pecah jam : 16.30 Jenis
: amniotomi
Warna
: jernih
Bau
: khas
Jumlah
:± 1200 cc
c. Bayi Bayi lahir jam
: 16.35 WIB
Jenis kelamin
: laki laki
Apgar score
: 1-5-10
Kelainan kongenital : tidak ada Keadaan bayi
: baik
d. Plasenta Lahir jam
: 16.45 WIB
Jenis
: Spontan
Tanda pelepasan plasenta
: Ada semburan darah, Tali pusat memanjang, Uterus bulat
Jumlah kotiledon : Lengkap Ukuran :±15 cm Berat :±400 gram Panjang tali pusat :±70cm Insersi : Lateral Kelainan : Tidak ada e. Perineum Utuh/rupture derajat : derajat 1 Anasthesi
: lidocaine HCI
Jenis benang
: chromic catgut
Jenis jahitan
: jelujur
Jumlah jahitan
:3
f. Tindakan lain Infus : RL Riwayat pemberian ASI : anak pertama sampai usia 2 tahun
10. Riwayat KB Jenis
Waktu
Lama
keluha
Alasan
Rencan
keteranga
kontrasep
pemakaia
pemakaia
n
drop
a yang n
si
n
n
out
akan datang
Suntik bulan
3 Setelah lahir anak pertama
8 tahun
Tidak
Ingin
ada
memilik bulan i lagi
anak
Suntik 3
-
11. Pola Kehidupan sehari-hari a. Pola nutrisi Makan
Minum
Frekuensi : 3
x/hari
Frekuensi
: 8-9 x/hari
Jenis
: Nasi, sayur, lauk
Jenis
: air putih, teh
Porsi
: 1 piring
Porsi
: 1 gelas
Pantangan : Tidak ada
Pantangan
: Tidak ada
Keluhan
Keluhan
: Tidak ada
: Tidak ada
b. Pola eliminasi BAB
BAK
Frekuensi : 1x/ hari
Frekuensi
: 4-5 x/ hari
Warna
Warna
:Kuning Jernih
Konsistensi: lembek
Konsistensi
: Cair
Keluhan
Keluhan
: Tidak ada
: kuning khas feces
: Tidak ada
c. Pola personal hygiene Mandi
: 2x sehari
Keramas
: 2x seminggu
Gosok gigi : 3x sehari Ganti pakaian : 2x sehari Ganti celana dalam : 2x sehari Ganti pembalut Cara cebok
: 4-5x sehari : depan ke belakang
d. Pola istirahat Tidur siang
Tidur malam
Lama
: 2 Jam /hari
Lama
: 8 jam/hari
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
e. Pola aktivitas 1. Ibu mengatakan sudah mampu mandi sendiri 2. Ibu mengatakan sudah mampu mengganti pakaian bayinya 3. ibu mengatakan tidak ada kendala saat menyusi karena ini persalinan kedua, dan asi yang keluar juga banyak
12. Data Psikologis Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran anaknya Ibu mengatakan suami dan keluarga senang atas kelahiran anak keduanya 13. Data Sosial Budaya Ibu mengatakan hubungan ibu suami keluarga tetangga dan masyarakat baik 14. Data Ekonomi Ibu mengatakan penghasilan suami cukup untuk memenuhi kehidupan sehari hari Ibu mengatakan memiliki kartu bpjs dan sudah dipakai dalam persalinan 15. Data Pengetahuan Ibu mengatakan sudah cukup tau mengenai keadaan nifas dan tanda bahaya ibu nifas Ibu mengatakan sudah tahu tentang pemberian asi , karena selama kehamilan aktif di posyandu B. DATA OBJEKTIF 1. Keadaan umum : Baik a. Kesadaran
: Compos mentis
b. Tanda-tanda vital TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan
: 22 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
c. Tinggi badam
: 157cm
d. Berat badan
: 68kg (saat akan bersalin)
e. LILA
: 27cm
2. Status Present a. Kepala
: Simetris, Rambut bersih, Kulit kepala bersih, Tidak ada lesi dan Tidak ada benjolan abnormal.
b. Muka
: Oval, bersih, Tidak ad oedema, ada cloasma, dan tidak pucat.
c . Mata
: Simetris, Tidak ada secret, Tidak ada strabismus, Conjungtiva merah muda, sklera putih, dan reflex pupil baik.
d. Hidung
: Simetris, Tidak ada polip, tidak ada secret, dan tidak ada gerak
n
cuping hidung pasa saat bernafas.
e. Mulut
: Bibir merah muda, tidak ada stomatitis pada bibir, tidak ada karies gigi, lidah bersih, tidak ada perdarahan gusi, dan tidak ada peradangan kelenjar tonsil.
f.
Telinga
g. Leher
: Simetris, tidak ada serumen, dan pendengaran baik. : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
s
getah bening, tidak ada pembesaran vena jugularis, dan tidak ada
XXXXX
pembesaran kelenjar parotis.
h. Dada
: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing, tidak
zxsa i.
ada benjolan abnormal, dan denyut jantung teratur/ normal. Payudara: Simetris, putting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada
hujijmnik j.
benjolan abnormal, dan kolostrum sudah keluar.
Abdomen : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas luka, ada strie
cjnbujb
gravidarum, ada linea nigra, kontraksi keras dan kuat, TFU 2 jari
jnjnknmknk
dibawah pusat.
k. Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada oedema, kuku bersih, tidak ada nyeri sendi, jijkmkl l.
gerakan aktif, jumlah jari lengkap.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, kuku bersih, tidak ada nyeri
mokmol,l; m. Genetalia luar
sendi, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, reflex patella baik. : Tidak ada varices, tidak ada oedema, tidak ada pembengkakan
kjmkm
kelenjar bartholini, ada bekas luka, ada pengeleuaran lokhea
Jahitan Dalam
: Jelujur Terkunci
Jahitan Luar
: Satu-satu
Lokea
: Rubra
n. Anus 3. Pemeriksaan Penunjang Tidak Dilakukan
: Tidak ada hemoroid
C. ASSESMENT 1. Diagnosa Kebidanan Ny “R”, umur 28 tahun P2A0, 6 jam post partum spontan dengan nifas normal. 2. Masalah Tidak ada 3. Diagnosa potensial Tidak ada 4. Antisipasi tindakan segera Tidak ada D. PLANNING 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan 2. Beritahu ibu penyebab keluhan yang dirasakan ibu 3. Observasi KU,TTV, kontraksi uterus dan perdarahan 4. Anjurkan ibu istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi 5. Berikan ibu penkes tentang cara menyusui yang benar 6. Berikan penkes tentang tanda bahaya nifas
CATATAN IMPLEMENTASI WAKTU IMPLEMENTASI
WAKTU EVALUASI
07.30
Memberitahu ibu tentang hasil 07.35
Ibu paham dan ibu mengerti
WIB
pemeriksaan bahwa keadaan WIB
tentang kondisinya saat ini
ibu sudah membaik
07.35
Memberitahu ibu penyebab
07.45
Ibu memahami dan ibu
WIB
keluhan yang dirasakan ibu,
WIB
mengerti bahwa selalu
ibu mengeluh masih nyeri di
menjaga kebersihan
daerah yang di jahit, karena ada beberapa yang harus dijahit, dan cara menjaga agar jahitan tersebut tidak infeksi dengan cara cebok saat setelah kencing dari depan ke belakang, dan selalu menjaga kebersihan diri dan daerah yang dijahit
07.45
mengobservasi keadaan umum 07.55
Ibu memahami dan ibu
WIB
ibu, TTV, kontraksi, dan
mengerti dengan kondisi
perdarahan
WIB
ibu ini bahwa ibu baik
KU : Baik
baik saja, ibu senang dan
TTV
ibu tersenyum
TD : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernafasan: 22 x/menit Suhu : 36,5 0C Kontraksi ibu : keras TFU :2 jari dibawah pusat
,perdarahan ±70cc
07.55
Menganjurkan ibu untuk
08.00
Ibu paham dan ibu
WIB
beristirahat dan selalu
WIB
mengerti tentang nutrisi
mengkonsumsi makanan yang
yang harus dikonsumsi
bergizi 4 sehat 5 sempurna,
selama masa nifas
dari karbohidrat, protein , mineral, vitamin , zat besi
08.00
memberikan penkes kepada
08.10
Ibu memahami dan ibu
WIB
ibu tentang tentang ASI
WIB
mengerti tentang ASI
Eksklusif bahwa ASI
eksklusif yang sudah
Eksklusif baik untuk
dijelaskan oleh bidan
pertumbuhan bayi agar bayi terlindungi dari serangan kuman, mencegah hipotermi pada bayi, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan daya tahan tubuh bayi, meningkatkan jalinan kasih saying antara ibu dan bayi, sedangkan manfaat pada ibu antaralain untuk mengurangi perdarahan setelah melahirkan, untuk mengurangi terjadinya anemia, lebih ekonomis dan hemat waktu
BAB IV PENUTUP
I.
Kesimpulan Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari, tahap- tahap masa nifas meliputi : puerpurium dini, puerpurium intermedial, remot puerpurium. Asuhan kebidanan pada ibu nifas adalah untuk mengetahui kesejahtraan ibu dan bayi, baik dari kesehatan, kebersihan , nutrisi, pemberian ASI, tanda bahaya masa nifas, perdarahan, cara mencegah hipotermi pada bayi.
II.
Kritik dan Saran Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu nifas sangat di perlukan karena sangat membantu ibu dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu ketika mengalami kesulitan dalam mengasuh bayinya. Serta, dengan adanya konseling masa nifas ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan yang dapat membahayakan ibu dan bayinya. Selain itu juga dapat membantu mahasiswa dalam belajar tentang betapa pentingnya asuhan kebidanan upontuk ibu nifas khususnya mahasiswa kebidanan.