Ketenangan Jiwa dan Pikiran Kondisi kejiwaan dan pikiran yang tenang sangat mempengaruhi produksi ASI, jika ibu mengalami stres, pikiran tertekan, tidak tenang, sedih dan tegang, produksi ASI akan terpengaruh secara signifikan (Ria, 2012). Sekitar 50-80% ibu mengalami perubahan emosi yang terjadi 2-3 hari setelah melahirkan (Soetjiningsih, 2010). Stress psikologis yang bekerja melalui hipotalamus, dapat menghambat penyemprotan ASI (milk let down), oleh karena itu sikap positif terhadap menyusui serta lingkungan yang santai penting agar proses menyusui berhasil (Sherwood, 2010). Ibu yang mengalami gangguan emosi, maka kondisi itu bisa mengganggu proses refleks let-down yang berakibat ASI tidak keluar, sehingga bayi terusmenerus menangis, tangisan bayi membuat ibu semakin gelisah dan mengganggu proses refleks let-down. Semakin tertekan perasaan ibu lantaran tangisan bayi, semakin sedikit ASI yang dikeluarkan (Prasetyono, 2012). Faktor- faktor yang meningkatkan refleks letdown adalah dengan cara melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi (Sitti, 2009). Dukungan menyusui yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan orang di sekitar ibu, baik saat hamil maupun setelah melahirkan sangat membantu ibu untuk menyusui anaknya sesegera dan selama mungkin (Hegar, 2010). Dukungan dari ayah diperlihatkan dengan ikut berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan, mempunyai sikap yang positif dan mempunyai pengetahuan yang luas tentang keuntungan menyusui, peran keluarga lainnya, bisa berasal dari dukungan nenek si bayi dan keluarga lainnya yang telah mempunyai pengalaman menyusui. Peran dari tenaga kesehatan sangat diperlukan bagi ibu sejak antenatal, akan menuju keberhasiln menyusui (Soetjiningsih, 2010).