Askep Kel Yes.docx

  • Uploaded by: Bertha Silvia Juniasi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Kel Yes.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,188
  • Pages: 41
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BPK.S DI KELURAHAN PALANGKA KECAMATAN PAHANDUT

DISUSUN OLEH: BERTHA SILVIA JUNIASI PO.62.20.1.16.124

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA PRODI DIV KEPERAWATAN REGULER III 2019

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BPK.S DI KELURAHAN PALANGKA KECAMATAN PAHANDUT

DISUSUN OLEH: BERTHA SILVIA JUNIASI PO.62.20.1.16.124

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA PRODI DIV KEPERAWATAN REGULER III 2019

1

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Asuhan Keperawatan Keluarga Asuhan Keperawatan Keluarga Bpk.S Di Kelurahan Palangka Kecamatan Pahandut disahkan di Palangka Raya tanggal ...............................

Pembimbing,

Ns. Agnes Dewi Astuti, S.Kep.Kom NIP. 198006162001122001

2

DAFTAR ISI Halaman Halaman sampul depan Halaman sampul dalam .............................................................................................................. i Lembaran Persetujuan ............................................................................................................... ii Daftar Isi ..................................................................................................................................iii BAB I Pendahuluan .................................................................................................................. 1 A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1 B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1 BAB II Landasan Teori .............................................................................................................. 2 A. Konsep Dasar ................................................................................................................. 2 B. Asuhan Keperawatan Keluarga...................................................................................... 7 BAB III Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga ................................................................ 12 A. Pengkajian .................................................................................................................... 12 B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................................ 27 C. Perencanaan ................................................................................................................ 28 D. Pelaksanaan .................................................................................................................. 30 E. Evaluasi ........................................................................................................................ 30 BAB IV Pembahasan ............................................................................................................... 33 BAB V Penutup ....................................................................................................................... 36 A. Kesimpulan .................................................................................................................. 36 B. Saran ............................................................................................................................ 37 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Leaflet Daftar Pustaka

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga merupakansekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatanemosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain yang saling ketergantunganuntuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembanganfisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki keterkaitan yang erat dengan kesehatan setiapanggotanya (Jhonson dan Leny, 2010) Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang diawali dari pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan diagnosa prioritas, perencanaan keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Asuhan keperawatan keluarga bersifat komprehensif, mencakup seluruh anggota keluarga, membantudalam menyelesaikan permasalah keluarga dimulai dari permasalahan fisik hinggamasalah dalam tahap perkembangan keluarga (Fadila, 2012) B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan konsep dan teori keperawatan keluarga. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu memahasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada salah satu keluarga di suatu wilayah c. Mahasisa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga d. Mahasiswa mampu menyusun intervensi asuhan keperawatan keluarga e. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan keluarga f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan pendekatan pada keluaraga asuhan keperawatan keluarga g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar 1. Pengertian Rokok Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan (Organisasi, 2007). Rokok (tembakau) termasuk bahan atau zat adiktif sifatnya yaitu menimbulkan ketagihan dan kecanduan (Hawari, 2004). Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.

2. Kandungan rokok Asap akan muncul setiap kali bahan organik, seperti kayu atau daun terbakar dengan tidak sempurna. Begitu pula rokok yang terbakar pasti juga akan mengeluarkan asap. Asap utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru perokok lalu dihembuskan kembali. Asap sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar. Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia, 400 diantaranya beracun dan kira-kira 40 diantaranya bisa menyebabkan kanker (Republika, 2007), diantaranya: a. Nikotin, adalah salah satu obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan. Nikotin merangsang otak supaya si perokok merasa cerdas pada awalnya, kemudian ia melemahkan kecerdasan otak. b. Tar, adalah cairan dan partikel-partikel kecil yang berasal dari asap rokok yang lengket bersama membentuk bahan yang berwarna hitam kecoklatcoklatan dan bau. Tar mengandung bahan kimia yang beracun, dapat merusak paru-paru dan menyebabkan kanker. c. Karbon monoksida (CO), mempunyai daya gabung atau afinitas dengan hemoglobin 220 kali lebih besar dari oksigen. Akibatnya, setiap gas CO di udara dengan cepat diambil oleh hemoglobin darah, sehingga jumlah

5

hemoglobin yang tersedia untuk membawa oksigen pemberi hidup itu ke seluruh sistem jadi berkurang. d. Sianida, menghambat penggunaan oksigen di dalam sel. e. Benzopyrene, adalah bahan atau substansi yang terdapat di dalam tar dan mengendap di saluran udara: mulut, pangkal tenggorokan, cabang tenggorokan dan paru-paru, serta masih banyak lagi bahan kimia yang beracun berada pada sebatang rokok.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok a. Pengaruh orang lain, terutama orang tua dan orang lain yang dikagumi seperti orang yang berada di iklan rokok. Meskipun anak-anak menyadari bahaya merokok, pengaruh orang tua perokok sangat kuat. b. Tekanan kelompok sebaya, supaya diterima di dalam kelompok, anak-anak belasan tahun sering merokok karena teman-temannya juga merokok. c. Keinginan untuk menyesuaikan diri, kebanyakan orang tidak suka berbeda dari orang lain, terutama pada orang muda. d.

Kedewasaan, merokok dianggap sebagai kebiasaan orang dewasa, jadi anakanak belasan tahun mencoba membuktikan kedewasaan dan kebebasan mereka dengan merokok.

e. Keinginan untuk mencoba, orang muda belasan tahun ingin mencoba sendiri, ingin bergembira dan melakukan sesuatu yang lain (Hardinge dan Shryock, 2001).

4. Tipe Perokok a. Perokok sangat berat, dia mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. b. Perokok berat, merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit. c. Perokok sedang, menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 3160 menit setelah bagun pagi. d. Perokok ringan, menghabiskan rokok sekitar10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

6

Menurut Silvan Tomkins (dalam Al Bachri, 1991), sebagaimana dikutip Mu’tadin (2007) ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, keempat tipe tersebut adalah: a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang

merasakan

penambahan

perasaan

yang

positif. Green

(dalam Psychological Factor in Smoking, 1978) membedakan ada 3 sub tipe ini: 1) Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. 2) Simulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan. 3) Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk maghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit. b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok utuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehigga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak. c. Perilaku merokok yang adiktif. Menurut Green disebut sebagai psychological addiction.Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya. d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengedalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaan yang rutin.Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, sering kali tanpa

7

dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

5. Tempat merokok juga mecerminkan pola perilaku perokok Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat digolongkan atas: a. Merokok di tempat-tempat umum atau ruang publik: 1) Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karea itu mereka menempatkan diri di smoking area. 2) Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani merokok di tempat tersebut, tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak mempunyai tata karma. Bertindak kurang terpuji dan kurang sopan, dan secara tersamar mereka tega menyebar racun kepda orang lain yang tidak bersalah. b. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi: 1) Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih tempattempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa gelisah dan mencekam. 2) Di toilet, perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.

6. Bahaya Merokok Terpapar asap rokok selama 8 jam sebanding dengan merokok langsung sebanyak 20 batang perhari. Konsekuensi dari merokok antara lain meningkatnya kejadian infeksi saluran nafas bagian atas, batuk, asma, sinusitis, penyakit kardiovaskular, kanker, mengganggu fertilitas, lahir kurang bulan, kematian maupun absen dari kerja atau sekolah. Anak atau kaum muda yang merokok, pertumbuha dan perkembangan parunya segera akan terpengaruh oleh asap rokok tersebut. Efek dari rokok atau tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. 8

Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka ketergantungan kepada rokok tidak begitu dianggap gawat. Perokok pasif dapat meningkatkan resiko penyakit kanker, paru-paru dan jantung koroner. Lebih dari itu menghisap asap rokok orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit: angina, asma dan alergi akibat asap rokok

B. Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian a. Data umum 1) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau inisial, jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan genongram (genogram keluarga dalam tiga generasi) 2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut. 3) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan 4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat memengaruhi kesehatan. 5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya. 6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat rekreasi, namun menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn aktivitas rekreasi. b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti. 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.

9

3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing, anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang. 4) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua. c. Pengkajian lingkungan 1) Karakteristik rumah Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar mandi, dapur, kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka 2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat tinggal, keadaan tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah, fasilitas-fasilitas ekonomi dan transportasi. 3) Mobilitas geografis keluarga Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal. 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada. 5) Sistem pendukung keluarga Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga. d. Struktur keluarga 1) Pola-pola

komunikasi

keluarga,

menjelaskan

mengenai

cara

berkomunikasi antar anggota keluarga 2) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku 3) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik formal/informal

10

4) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan e. Fungsi keluarga 1) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki 2) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku 3) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatannya dan memelihara kesehatannya. 4) Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga 5) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. f. Stress dan koping keluarga 1) Stressor jangka pendek dan panjang a) Jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami < ± 6 bulan b) Jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami > ± 6 bulan c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi d) Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan e) Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah.

2. Diagnosa Diagnosa

keperawatan

adalah

keputusan

klinis

mengenai

individu,

keluarga, ataumasyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakantindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya (Harmoko, hal 86; 2012). a. Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan waktu yang cepat b. Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi maslah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat 11

c. Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya.

3. Perencanaan Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan perawatuntuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko, hal 93; 2012). Langkah-langkah mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga (Harmoko, hal 94; 2012) a. Menentukan sasaran atau goal b. Menentukan tujuan dan objek c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan d. Menentukan kriteria dan standar kriteria.

4. Implementasi Pelaksanaan

merupakan

salah

satu

tahap

dari

proses

keperawatan

keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat (Harmoko, hal 97; 2012). Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini (Harmoko, hal 98; 2012) a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan kesehatandengan cara memberikan informasi kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan, dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah. b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukn tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan. c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.

12

d. Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin. e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga cara menggunakan fasilitas tersebut.

5. Evaluasi Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian diberikan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai (Harmoko, hal 100; 2012)

13

BAB III PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA A. Asuhan Keperawatan 1. Data Umum Keluarga a. Kepala Keluarga Nama Kepala Keluarga

: Bpk.S

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 47 tahun

Alamat

: Jln.Paus Raya No.2X

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan

: SLTA

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

b. Daftar Anggota Keluarga No

Nama

Jenis

Hub. dg

TTL/

Kelamin

KK

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

1

Ibu. L

P

Istri

43 tahun

DII/PGSD

IRT

2

An.S (1)

P

Anak

20 tahun

SMA

Mahasiswa

3

An. A (2)

P

Anak

15 tahun

SMP

Pelajar

4

An.S (3)

P

Anak

3 tahun

-

-

14

c. Genogram 3 (tiga) generasi

Keterangan : Laki-laki Perempuan Meninggal Meninggal Tinggal Serumah Hubungan Keluarga d. Tipe Keluarga Tipe keluarga Bpk.S adalah keluarga inti yang terdiri dari bapak, ibu dan 3 orang anak e. Latar Belakang Keluarga 1) Latar belakang budaya keluarga dan anggota keluarga Bpk.S berasal dari Jawa Timur dan merupakan suku Jawa asli. Bahasa yang digunakan keluarga Bpk.S sehari-hari adalah bahasa Indonesia 2) Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia 3) Pengaruh budaya terhadap kesehatan keluarga Tidak ada budaya dari keluarg Bpk.S yang mempengaruhi kesehatannya

15

f. Identifikasi Agama Keluarga Bpk.S memeluk agama Islam. Bpk.S sering pergi ke Masjid untuk menunaikan salat wajib 5 waktu, sedangkan Ibu.L dan anak-anaknya lebih suka salat di rumah. g. Status Kelas Sosial Bpk.S adalah tulang punggung keluarga. Bpk.S bekerja sebagai pemilik bengkel las. Penghasilan per bulannya tidak menentu, kira-kira berkisar Rp3.0000.000-Rp5000.000,digunakan untuk biaya sekolah kedua anaknya, dan kebutuhan sehari-hari. Pada rumah Bpk.S terdapat barang elektronik seperti 2 unit televisi, 2 unit kipas angin, 1 personal komputer, HP, 2 sepeda motor dan 1 mobil bak terbuka. h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Keluarga Keluarga Bpk.S makan secara teratur (3x/sehari), lauknya bervariasi bisa berupa daging ayam, ikan, telor, sayuran hijau, tempe, tahu dan kacangkacangan. i. Rekreasi Keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang Sesekali saat akhir pekan keluarga Bpk.S pulang kampung ke desa Ny. L di Pulang Pisau. Pada saat ada waktu luang keluarga Bpk.S memanfaatkannya dengan menonton TV atau pun pergi ke kebun.

2. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA a. Tahap Perkembangan dan Tugas Perkembangan Keluarga Saat Ini Tahap perkembangan keluarga Bpk.S saat ini termasuk keluarga dengan anak remaja. Tugas perkembangan anak remaja, seperti: 1) Mempertahankan komunikasi: jika anak-anaknya ada masalah biasanya bercerita kepada Ibu.L, karena merasa lebih dekat. 2) Memberi kebebasan bertanggung jawab: anak-anak diminta mandiri mengatur jadwal sekolah dan belajar dalam mengurus diri sendiri. b. Tugas Perkembangan yang Belum Terpenuhi Keluarga mengatakan cukup senang tinggal dirumah sendiri dan memiliki hubungan yang baik bersama tetangga sekitar di kompleks perumahan, saling tolong-menolong dan saling menghargai.

16

c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti Pada keluarga Bpk.S tidak ada yang memiliki penyakit keturunan dan semua sehat. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Bpk.S segera memeriksakan diri ke Pustu atau bidan terdekat. Ibu.L mengatakan Bpk.S seorang perokok aktif, dalam sehari Bpk.S dapat menghabiskan satu bungkus rokok, tetapi saat merokok Bpk.S tidak merokok di dekat anaknya ataupun di dalam rumah, Bpk.S setiap hari rutin minum susu dan minum air putih hangat saat pagi hari, Bpk.S mengatakan ingin mengurangi kebiasaan merokoknya. d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya Bpk.S pernah mengalami kecelakaan kerja di bengkel tempat Bpk.S bekerja sebagai tukang las. Lengan kanan Bpk.S terkena mata gerindra dan mendapat 9 jahitan di RSUD. Doris Sylvanus Palangka Raya.

3. DATA LINGKUNGAN a. Karakteristik Rumah (Disertai denah rumah dan lingkungan sekitar rumah) Rumah yang dihuni Bpk.S merupakan rumah sendiri, berukuran 14x21 m2. Pencahayaan dan ventilasi udara baik, setiap pagi jendela dibuka agar udara masuk kedalam rumah, bagian rumah Bpk.S terdiri dari 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, ruang keluarga, dapur, dan ruang tamu. Lantai terbuat dari keramik, rumah tingkat 2 permanen, terdapat bengkel dihalaman rumah, kondisi wc bersih, kebersihan rumah baik.

17

Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar Rumah

Tingkat 2

Lantai 1

Keterangan: 1 Ruang tamu

6 Kamar 2

2 Kamar mandi 1

7 Kamar 3

3 Kamar 1

8 Kamar mandi

4 Ruang keluarga

9 Kamar 4

5 Dapur

18

b. Karakteristik tetangga dan komunitas Keluarga Bpk.S tinggal di kompleks perumahan, penduduk sekitar datang dari suku beragam. Tetangga sekitar akrab dengan keluarga Bpk.S dan saling menolong bila kesusahan. c. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Bpk.S sudah lama tinggal diumah tersebut. Jarak rumah Bpk.S ke jalan utama sekitar 300 meter. Jenis kendaraan yang biasa digunakan adalah sepeda motor.

Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Dalam masyarakat Bpk.S rutin mengikuti yasinan setiap kamis malam dan acara tahlilan, Ibu.L aktif dalam arisan setiap hari Sabtu, sedangkan anakanaknya lebih aktif dalam organisasi sekolah.

Sistem Pendukung Keluarga Jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga selalu menggunakan fasilitas kesehatan, keluarga biasanya pergi ke pustu/bidan untuk berobat.

4. STRUKTUR KELUARGA a. Pola Komunikasi Keluarga Pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terbuka, setiap anggota keluarga berusaha mengungkapkan pendapatnya masing-masing. b. Struktur Kekuatan Keluarga Keluarga Bpk.S selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah. Jika ada masalah yang tidak terselesaikan, maka keputusan berada ditangan Bpk.S sebagai kepala keluarga. c. Struktur Peran 1) Bpk.S sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah, pendidik/pelindung anak-anaknya. 2) Ibu.L sebagai istri sekaligus ibu dan pendidik bagi anak-anaknya. 3) An.S (1), An.A (2), sebagai anak yang harus belajar, dan patuh terhadap orang tua.

19

d. Nilai-Nilai Keluarga Keluarga menganut agama Islam dan dalam keluarga diajarkan norma agama Islam yang dianut keluarga kepada seluruh anggota keluarga serta saling menghargai dan menghormati dalam keluarga.

5. FUNGSI KELUARGA a. Fungsi Afektif Keluarga Bpk.S saling mendukung satu sama lain, menyelesaikan masalah dengan musyawarah, dan keputusan terakhir keluarga ditentukan oleh Bpk.S sebagai kepala rumah tangga. b. Fungsi Sosialisasi Bpk.S dan Ibu.L dapat membina hubungan yang baik pada anak-anaknya, sehingga dapat membentuk norma dan aturan sesuai budaya dan lingkungan sekitar. c. Fungsi Perawatan Kesehatan 1) Kemampuan keluarga mengenal masalah: Ketika merokok Bpk.S tidak merokok di dekat anaknya ataupun di dalam rumah, Bpk.S setiap hari rutin minum susu dan minum air putih hangat saat pagi hari. 2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan: jika ada anggota keluarga yang sakit kelurga Bpk.S segera memeriksakan diri ke Pustu atau bidan terdekat. 3) Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat: Bpk.S mengatakan ingin mengurangi kebiasaan merokoknya. 4) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan: Fasilitas kesehatan yang sering digunakan keluarga Bpk.S adalah pustu dan bidan karena jarak dengan lokasi tempat tinggal keluarga Bpk.S dekat. d. Fungsi Reproduksi Jumlah anak Bpk.S ada 3 orang, An.S (1), An.A (2), An.S (3). Ibu.L saat ini masih menggunakan KB suntik.

20

6. HARAPAN KELUARGA Harapan keluarga Bpk.S agar selalu diberikan kesehatan, dilancarkan dalam setiap pekerjaan yang ada, dan dapat menyekolahkan anak-anaknya hingga sukses dan dapat hidup mandiri.

.............................................

Mahasiswa (Bertha Silvia Juniasi) NIM: PO.62.20.1.16.124

21

7. PEMERIKSAAN FISIK Nama

Bpk.S

Penampilan Umum

Pemeriksaan

Keluhan yang

TTV

dirasakan saat ini

Pemeriksaan Fisik

Tampak sehat,

TD= 130/90

Bpk.S tidak

Kepala: Mesochepal, tidak ada

kesadaran compos

Nadi= 74x

memiliki keluhan

benjolan dan pembengkakan, tidak

mentis, personal

S= 36

kesehatan

ada ketombe

hyiginen baik, tampak

RR= 19x

Mata: Simetris, konjungtiva tidak

rapi, kulit gelap,

anemis, pupil isokor, penglihatan

rambut hitam beruban

baik,

tidak

menggunakan

alat

bantu penglihatan Hidung:

Simetris,

tidak

ada

pembengkakan, fungsi penghidu baik, tidak ada nyeri tekan Mulut & tengorokan: Mukosa bibir kering, tidak ada nyeri telan, terdapat karies gigi Telinga:

Simetris,

pendengaran

baik, tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan ABD, telinga bersih Leher:

Tidak

ada

pembesaran

kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kekakuan Dada: Simetris, pola napas teratur, pergerakan dada normal Abdomen:

Tidak

ada

pembengkakan, tidak ada nyeri tekan Ekstremitas: tidak ada kelainan bentuk,

tidak

ada

edema,

pergerakan normal Kulit & Kuku: Warna kulit gelap, turgor kulit baik, tekstur kulit kering, CRT <2 detik.

22

Ibu.L

Tampak sehat,

TD= 110/70

Ibu.L tidak

Kepala: Simetris, tidak ada

kesadaran compos

N=78x

memiliki keluhan

benjolan, tidak ada ketombe

mentis, personal

S=36,6

kesehatan

Mata: Simetris, kongjungtiva tidak

hyigiene baik, tampak

RR=19x

anemis, pupil isokor, penglihatan

rapi, kulit sawo

baik

matang, rambut hitam

Hidung: Simetris, tidak ada

beruban

kemerahan, tidak ada nyeri tekan, fungsi penghidu baik Mulut & tenggorokan: Mukosa bibir lembap, tidak ada karies gigi, tidak ada nyeri telan Telinga: Simetris, pendengaran baik, telinga bersih Leher: Tidak ada pembesara kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan dan kekakuan Dada: Simetris, tidak ada nyeri tekan, pergerakan dada normal Abdomen: Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan Esktremitas: Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada edema, pergerakan normal Kulit & Kuku: Kulit sawo matang, turgor kulit baik, tekstur kulit kering, CRT <2 detiik.

23

An.S (1)

Tampak Sehat,

TD=110/90

An.S (1) tidak

Kepala: Simetris, tidak ada

kesadaran compos

N=78x

memiliki keluhan

benjolan, tidak ada ketombe

mentis, personal

S= 36

kesehatan

Mata: Simetris, kongjungtiva tidak

hyigiene baik, tampak

RR= 20x

anemis, pupil isokor, penglihatan

rapi, kulit sawo

baik

matang

Hidung: Simetris, tidak ada kemerahan, tidak ada nyeri tekan, fungsi penghidu baik Mulut & tenggorokan: Mukosa bibir lembap, tidak ada karies gigi, tidak ada nyeri telan Telinga: Simetris, pendengaran baik, telinga bersih Leher: Tidak ada pembesara kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan dan kekakuan Dada: Simetris, tidak ada nyeri tekan, pergerakan dada normal Esktremitas: Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada edema, pergerakan normal Kulit & Kuku: Kulit sawo matang, turgor kulit baik, tekstur kulit kering, CRT <2 detiik.

An.A

Tampak Sehat, tampak

TD= 120/80

An.A (2) tidak

Kepala: Mesocephal, tidak ada

(2)

rapi, personal hyigiene

N=80x

memiliki keluhan

benjolan, tidak ada ketombe

baik, kesadaran

S=36,4

kesehatan

Mata: Simetris, kongjungtiva tidak

compos mentis, kulit

RR-21x

anemis, pupil isokor, penglihatan

sawo matang, rambut

baik

hitam pendek dan tidak

Hidung: Simetris, tidak ada nyeri

berketembe

tekan, fungsi penghidu baik Mulut & tenggorokan: Mukosa bibir lembap, tidak ada karies gigi, tidak ada nyeri telan Telinga: Simetris, pendengaran baik, telinga bersih

24

Leher: Tidak ada pembesara kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan dan kekakuan Dada: Simetris, tidak ada nyeri tekan, pergerakan dada normal Esktremitas: Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada edema, pergerakan normal Kulit & Kuku: Kulit sawo matang, turgor kulit baik, tekstur kulit kering, CRT <2 detiik. An.S (3)

Tampak sehat,

S=36

An.S (3) tidak

Kepala: Mesocephal, tidak ada

pergerakan aktif,

N=90x

memiliki keluhan

benjolan, rambut tipis kecoklatan

personal hygiene baik,

BB=13 kg

kesehatan

Mata: Simetris, kongjungtiva tidak

kesadaran compos

anemis, pupil isokor, penglihatan

mentis, kulit sawo

baik

matang, rambut tipis

Hidung: Simetris, fungsi penghidu baik, tidak ada pembengkakan Mulut: Mukosa bibir lembap, mulut bersih Telinga: Simetris, pendengaran baik, telinga bersih Leher: Tidak ada pembesara kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan dan kekakuan Dada: Simetris, pergerakan dada normal Esktremitas: Tidak ada kelainan bentuk, pergerakan normal Kulit & Kuku: Kulit sawo matang, turgor kulit baik, tekstur kulit lembap, CRT <2 detiik.

25

8. ANALISA DATA No

DATA SUBJEKTIF DAN

MASALAH KEPERAWATAN

OBJEKTIF 1

DS: Ibu.L mengatakan Bpk.S seorang perokok aktif, dalam sehari Bpk.S dapat

Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko

menghabiskan satu bungkus rokok DO: -

Mukosa bibir kering

-

Terdapat karies gigi

-

Hasil pemeriksaan TTV TD= 130/90 Nadi= 74x S= 36 RR= 19x

2

DS:

Kesiapan Peningkatan Pengetahuan -

Ibu.L mengatakan Bpk.S seorang perokok aktif, dalam sehari Bpk.S dapat menghabiskan satu bungkus rokok, tetapi saat merokok Bpk.S tidak merokok di dekat anaknya ataupun di dalam rumah, Bpk.S setiap hari rutin minum susu dan minum air putih hangat saat pagi hari.

-

Jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga Bpk.S segera memeriksakan diri ke Pustu atau bidan terdekat.

-

Bpk.S mengatakan bahwa ia mau mengurangi kebiasaan merokoknya.

DO: -

26

9. PRIORITAS MASALAH a. Diagnosa Keperawatan Keluarga: Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko No 1

Kriteria Sifat Masalah: Skala: Wellness

Perhitungan

Pembenaran

2/3 x 1= 2/3

Pada perokok aktif

3

bila merokok

Aktulal

3

secara berlebihan

Risiko

2

dan tidak dikurangi

Potensial

1

dapat memicu beberapa penyakit yang serius.

2

Kemungkinan masalah untuk di

1/2 x 2 = 1

rubah:

Bpk.S adalah perokok aktif,

Skala: Mudah

2

tetapi Bpk.S

Sebagian

1

menyadari bahwa

Tidak dapat

0

saat merokok Bpk.S tidak merokok didekat anaknya, dan tidak merokok di dalam rumah.

3

Potensial masalah untuk dicegah:

2/3 x 1 = 2/3

Banyak cara yang

Skala: Tinggi

3

dapat dilakukan

Cukup

2

Bpk.S untuk dapat

Rendah

1

memulai berhenti merokok.

4

Menonjolnya masalah: Skala: Segera

2/2 x 1 = 1

Masalah perlu

2

segera ditangani

Tidak perlu

1

karena kebiasaan

Tidak dirasakan

0

merokok dapat meningkatkan risiko penyakit yang serius.

Skor Total

6/9

27

a. Diagnosa Keperawatan Keluarga: Kesiapan Peningkatan Pengetahuan No 1

Kriteria

Perhitungan

Sifat Masalah: Skala: Wellness

3/3 x 1 = 1

Pembenaran Ancaman

3

kesehatan yang

Aktulal

3

memerlukan

Risiko

2

tindakan yang tepat

Potensial

1

untuk menghindari masalah kesehatan yang akan muncul.

2

Kemungkinan masalah untuk di

1/2 x 2 = 1

rubah:

Hanya sebagian sumber dan

Skala: Mudah

2

tindakan untuk

Sebagian

1

merubah kebiasaan

Tidak dapat

0

merokok dapat dijangkau keluarga, tetapi memerlukan kesadaran yang kuat dalam waktu yang cukup lama.

3

Potensial masalah untuk dicegah:

2/3 x 1 = 2/3

Kebiasaan sudah

Skala: Tinggi

3

berlangsung cukup

Cukup

2

lama, anggota

Rendah

1

keluarga peduli terhadap masalah kesehatan yang ada pada keluarganya

4

Menonjolnya masalah: Skala: Segera

1/2 x 1 = 1/2

Keluarga mau

2

bekerja sama

Tidak perlu

1

dalam mendukung

Tidak dirasakan

0

dan memotivasi tindakan berhenti merokok

Skor Total

5/6

28

10. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI PRIORITAS b. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko c. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan

29

11. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA No

Diagnosa

Tujuan

Tujuan

Keperawatan

Umum

Khusus

Evaluasi

Intervensi

Kriteria

Standar

1. Respon

1. Menyebu

1. Kaji pengetahuan

tkan

klien tentang

Keluarga Sabtu, 09/02/19

Perilaku

Setelah

Setelah

Kesehatan

dilakukan

dilakukan

Cenderung

kunjungan :

kunjungan:

beberapa

kesehatannya

Berisiko

keluarga

1. Bpk.S

bahaya

khusunya bahaya merokok.

verbal

Bpk.S,

mampu

merokok

mengetahui

mengen

bagi

mengenai

ali

kesehatan

bahaya

situasi

merokok.

atau

2. Respon verbal

2. Menyebu

2. Identifikasi faktor internal/eksternal yang mungkin

tkan

meningkatkan atau

kondisi

beberapa

menurunkan

kesehat

efek jelek

perilakunya.

annya

rokok,

secara

dan kiat-

kesehatan terkait

nyata

kiat

bahaya merokok

2. Mampu

berhenti

bagi tubuh,

menyes

merokok

mengurangi efek

3. Berikan pendidikan

uaikan

jelek rokok, alasan

diri

harus menghindari

untuk

rokok, dan kiat-kiat

mengub

berhenti merokok.

ah

4. Kolaborasi dengan

status

keluarga untuk

kesehat

mendukung

annya

perubahan perilaku

menjadi

klien.

lebih baik

30

12. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA No

Diagnosa

Tujuan

Tujuan

Keperawatan

Umum

Khusus

Evaluasi Kriteria

Intervensi

Standar

Keluarga Sabtu, 09/02/19

Kesiapan

Setelah

Setelah

Peningkatan

dilakukan

dilakukan

Pengetahuan

kunjungan :

1. Respon verbal

1. Menyebutk 1. Kaji tingkat an

pengetahuan

kunjungan:

beberapa

keluarga.

keluarga

Keluarga

zat-zat

Bpk.S,

dapat

yang

pendidikan

mengetahui

menjelaska

terkandung

kesehatan terkait

mengenai

n dan

dalam

zat zat yang

bahaya

melaksanak

rokok.

terkandung dalam

merokok.

an prosedur 2. Respon

2. Berikan

2. Menyebutk

rokok, pengaruh

an peran

rokok terhadap

dijelaskan

keluarga

lingkungan, dan

dengan

dalam

peran keluarga

benar

menciptaka

dalam

n rumah

menciptakan

tanpa asap

rumah tanpa asap

rokok

rokok.

yang

verbal

3. Menerapka 3. Anjurkan dan n beberapa

motivasi keluarga

prosedur

agar dapat

yang

menerapkan

dijelaskan.

prosedur yang di jelaskan.

31

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Dx

Hari/Tanggal/Jam

Implementasi

Evaluasi

Perilaku

Minggu, 10/02/19

1. Mengkaji pengetahuan

S: Klien dan keluarga

Kesehatan

15.30 WIB

klien tentang

mengatakan mengerti

Cenderung

kesehatannya khusunya

dan memahami

Berisiko

bahaya merokok

mengenai bahaya

2. Memberikan

merokok, dan

pendidikan kesehatan

bagaimana

terkait bahaya merokok

mengurangi efek jelek

bagi tubuh, mengurangi

rokok

efek jelek rokok

O: -

Klien dan keluarga mendengarkan penjelasan dengan penuh perhatian

-

Klien dan keluarga dapat menyebutkan beberapa bahaya merokok bagi tubuh, dan mengurangi efek jelek rokok

A: Masalah perilaku kesehatan cenderung birisiko sebagaian teratasi P: Lanjutkan intervensi keperawatan

32

Dx

Hari/Tanggal/Jam

Perilaku

Selasa, 12/02/19

Kesehatan

16.00 WIB

Implementasi 1. Memberikan pendidikan

Evaluasi S: Klien dan

kesehatan terkait alasan

keluarga

Cenderung

harus menghindari rokok,

mengatakan

Berisiko

dan kiat-kiat berhenti

mengerti dan

merokok

memahami

2. Berkolaborasi dengan

terkait alasan

keluarga untuk

harus

mendukung perubahan

menghindari

perilaku klien yang tidak

rokok, dankiat-

sehat

kiat berhenti merokok O: Keluarga dapat menyebutkan beberapa cara mengenai alasan harus menghindari rokok, dan kiatkiat berhenti merokok A: Masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko sebagian teratasi P: Lanjutkan intervensi keperawatan

33

Dx

Hari/Tanggal/Jam

Kesiapan

Jumat, 15/02/19

Peningkatan

15.40 WIB

Implementasi 1. Memberikan

Pengetahuan

Evaluasi S: Keluarga

pendidikan kesehatan

mengatakan mengerti

terkait zat zat yang

dan mehamami terkait

terkandung dalam

zat zat yang

rokok, pengaruh rokok

terkandung dalam

terhadap lingkungan,

rokok, pengaruh rokok

dan peran keluarga

terhadap lingkungan,

dalam menciptakan

dan peran keluarga

rumah tanpa asap

dalam menciptakan

rokok

rumah tanpa asap

2. Menganjurkan dan

rokok

memotivasi keluarga

O: Keluarga dapat

agar dapat

menyebutkan beberapa

menerapkan prosedur

cara terkait zat zat

yang di jelaskan

yang terkandung dalam rokok, pengaruh rokok terhadap lingkungan, dan peran keluarga dalam menciptakan rumah tanpa asap rokok A: Masalah kesiapan peningkatan pengetahuan sebagian teratasi P: Lanjutkan intervensi keperawatan

34

BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas studi kasus tentang Asuhan Keperawatan Pada keluarga Bpk.S di kecamatan Pahandut. Prinsip dari pembahasan ini memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan. Prinsip dari pembahasan ini dengan memperhatikan askep tahapan proses keperawatan, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan dengan metode wawancara langsung dengan klien dan keluarga klien dan metode observasi. A. Pengkajian Pengkajian adalah

langkah pertama dalam proses keperawatan, proses ini

meliputi langkah-langkah sebagai berikut, pengumpulan data, verfikasi data, organisasi data interpretasi data, pendokumentasian data. Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan data dasar tentang kesehatan klien baik fisik, psikologis, maupun emosional. Data dasar ini digunakan untuk menetapkan status . Pada kasus kelolaan Bpk. S dan keluarganya terdapat beberapa data yang muncul pada saat pengkajian tanggal 07 Februari 2019 adalah Ibu.L mengeluh bahwa Bpk.S seorang perokok aktif, dalam sehari Bpk.S dapat menghabiskan satu bungkus rokok, tetapi saat merokok Bpk.S tidak merokok di dekat anaknya ataupun di dalam rumah, Bpk.S setiap hari rutin minum susu dan minum air putih hangat saat pagi hari. Keadaan umum Bpk.S tampak sehat, kesadaran compos mentis, personal hyigiene baik, tampak rapi, kulit gelap, rambut hitam beruban. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Bpk.S: Tekanan darah: 130/90 mmHg, Nadi: 74x/menit, Suhu: 36, RR: 19x/menit.

B. Diagnosa Keperawatan Dari hasil pengkajian pada keluarga Bpk.S didapatkan hasil data subjektif yaitu Ibu.L mengatakan Bpk.S seorang perokok aktif, dalam sehari Bpk.S dapat menghabiskan satu bungkus rokok. Data objektifnya keadaan umum Bpk.S yaitu mukosa bibir kering dan terdapat karies gigi. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Bpk.S: Tekanan darah: 130/90 mmHg, Nadi: 74x/menit, Suhu: 36, RR: 19x/menit. Diagnosa pertama adalah Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko.

35

Kemudian untuk diagnosa kedua yaitu Kesiapan Peningkatan Pengetahuan. Data subjektif adalah Ibu.L mengatakan Bpk.S seorang perokok aktif, dalam sehari Bpk.S dapat menghabiskan satu bungkus rokok, tetapi saat merokok Bpk.S tidak merokok di dekat anaknya ataupun di dalam rumah, Bpk.S setiap hari rutin minum susu dan minum air putih hangat saat pagi hari, serta jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga Bpk.S segera memeriksakan diri ke Pustu atau bidan terdekat.

C. Intervensi Keperawatan Intervensi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko, yaitu: Kaji pengetahuan klien tentang kesehatannya khusunya bahaya merokok, identifikasi faktor internal/eksternal yang mungkin meningkatkan atau menurunkan perilakunya, berikan pendidikan kesehatan terkait bahaya merokok bagi tubuh, mengurangi efek jelek rokok, alasan harus menghindari rokok, dan kiatkiat berhenti merokok, kolaborasi dengan keluarga untuk mendukung perubahan perilaku klien. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan Kesiapan Peningkatan Pengetahuan, yaitu: Kaji tingkat pengetahuan keluarga, berikan pendidikan kesehatan terkait zat zat yang terkandung dalam rokok, pengaruh rokok terhadap lingkungan, dan peran keluarga dalam menciptakan rumah tanpa asap rokok, dan anjurkan dan motivasi keluarga agar dapat menerapkan prosedur yang di jelaskan.

D. Implementasi Keperawatan Pada diagnosa keperawatan pertama, mengkaji pengetahuan klien tentang kesehatannya khusunya bahaya merokok, memberikan pendidikan kesehatan terkait bahaya merokok bagi tubuh dan mengurangi efek jelek rokok, memberikan pendidikan kesehatan terkait alasan harus menghindari rokok dan kiat-kiat berhenti merokok, berkolaborasi dengan keluarga untuk mendukung perubahan perilaku klien yang tidak sehat. Implementasi dilakukan pada tanggal 10-12 Februari 2019. Pada diagnosa keperawatan kedua, memberikan pendidikan kesehatan terkait zat zat yang terkandung dalam rokok dan pengaruh rokok terhadap lingkungan, serta peran keluarga dalam

menciptakan rumah tanpa asap rokok, menganjurkan dan

memotivasi keluarga agar dapat menerapkan prosedur yang di jelaskan. Implementasi dilakukan pada tanggal 15 Februari 2019 pukul 15.40WIB.

36

E. Evaluasi Keperawatan Setelah melakuan tindakan asuhan keperawatan pada Bpk. S dan keluarga selama 3 kali pertemuan, sejak tanggal 10, 12, dan 15 Februari 2019 hasil evaluasi yang didapatkan adalah masalah perilaku kesehatan cenderung berisiko keluarga Bpk. S teratasi sebagian , dibuktikan dengan data subjektif, klien dan keluarga mengatakan mengerti dan memahami mengenai bahaya merokok, dan bagaimana mengurangi efek jelek rokok, klien dan keluarga mengatakan mengerti dan memahami terkait alasan harus menghindari rokok, dan kiat-kiat berhenti merokok. Data objektif yang mendukung klien dan keluarga mendengarkan penjelasan dengan penuh perhatian, klien dan keluarga dapat menyebutkan beberapa bahaya merokok bagi tubuh, dan mengurangi efek jelek rokok, keluarga dapat menyebutkan beberapa cara mengenai alasan harus menghindari rokok, dan kiat-kiat berhenti merokok. Pada Masalah Kesiapan Peningkatan Pengetahuan teratasi sebagian, dibuktikan dengan data subjektif, keluarga mengatakan mengerti dan mehamami terkait zat zat yang terkandung dalam

rokok, pengaruh rokok terhadap lingkungan, dan peran

keluarga dalam menciptakan rumah tanpa asap rokok.Data objektif yang mendukung keluarga dapat menyebutkan beberapa cara terkait zat zat yang terkandung dalam rokok, pengaruh rokok terhadap lingkungan, dan peran keluarga dalam menciptakan rumah tanpa asap rokok.

37

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan asuhan keperawatan pada Bpk. S dan keluarganya yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengkajian Pada kasus kelolaan Bpk. S dan keluarganya terdapat beberapa data yang muncul pada saat pengkajian tanggal 07 Februari 2019 adalah Ibu.L mengeluh bahwa Bpk.S seorang perokok aktif, dalam sehari Bpk.S dapat menghabiskan satu bungkus rokok, tetapi saat merokok Bpk.S tidak merokok di dekat anaknya ataupun di dalam rumah, Bpk.S setiap hari rutin minum susu dan minum air putih hangat saat pagi hari. Keadaan umum Bpk.S tampak sehat, kesadaran compos mentis, personal hyigiene baik, tampak rapi, kulit gelap, rambut hitam beruban. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Bpk.S: Tekanan darah: 130/90 mmHg, Nadi: 74x/menit, Suhu: 36, RR: 19x/menit. 2.

Diagnosa keperawatan Ada dua diagnosa keperawatan yang diterapkan pada asuhan keperawatan keluarga Bpk. S, yang pertama adalah Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko, dan yang kedua adalah Kesiapan Peningkatan Pengetahuan.

3.

Perencanaan keperawatan Semua perencanaan pada diagnosa Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko dan Kesiapan Peningkatan Pengetahuan diterapkan pada Bpk.S dan juga keluarganya.

4. Implementasi keperawatan Dari semua intervensi perencanaan, hampir seluruhnya di implementasikan kepada Bpk.S dan keluarganya. 5.

Evaluasi keperawatan Dari 2 diagnosa yang ada, Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko dan Kesiapan Peningkatan Pengetahuan masalah keperawatan teratasi sebagian. Meski masalah keperawatan teratasi sebagian, tetapi Bpk.S dan keluarga menunjukkan perubahan yang positif. 38

B. Saran 1. Bagi klien dan keluarga Keluarga Bpk.. S hendaknya harus memahami mengenai bahaya dan kerugian merokok bagi kesehatan. Peran keluarga sangat berpengaruh dalam mendukung perubahan perilaku pada klien menjadi positif, sehingga klien lebih termotivasi. 2. Bagi Perawat Perawat harus memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dan menyeluruh kepada Bpk. S dan keluarga sesuai dengan standar operasional prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan dan sebaiknya lebih tanggap dalam memberi tindakan secara cepat dan tepat.

39

DAFTAR PUSTAKA Satiti, A. 2009. Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Yogyakarta: Datamedia Suprajitno. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia Tim Pojka SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1-15112500015&id=inilah4-bahaya-merokok-bagi-kesehatan-tubuh.html (diakses tanggal 11 Februari 2019) https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/berhenti-merokok/bahaya-merokok-pada-daya-tahantubuh/ (diakses tanggal 11 Februari 2019)

40

Related Documents

Askep Kel Yes.docx
April 2020 21
Askep Kel 16 Ulan.docx
November 2019 25
Askep Manajemen Kel 5.docx
December 2019 20
Askep Anak Kel 6.docx
June 2020 14

More Documents from "Yuli Rahmaa"