Tuberkulosis Pada Klien Diabetes Melitus Oleh: Bertha Silvia Juniasi
Tuberkulosis/TBC
adalah penyakit menular paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis
Batuk berdahak 2-3 minggu/lebih (dahak dapat bercampur darah) Sesak nafas Badan lemas Nafsu makan menurun Berat badan menurun Berkeringat di malam hari tanpa kegiatan fisik Demam meriang lebih dari 1 bulan
Diabetes
yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi/hiperglikemia.
Melemahkan sistem imun tubuh, sehingga menciptakan lingkungan dalam tubuh yang ideal bagi bakteri
Tes TBC penting dilakukan agar dapat menjalani perawatan yang sesuai untuk mencegah sistem imun semakin
Tutup
mulut saat batuk dan bersin Jangan meludah atau buang dahak sembarangan! Hindari kontak langsung dengan anak-anak Gunakan masker Biarkan sinar matahari masuk ke
Penderita DM dapat meningkatkan risiko 3 kali lebih besar terinfeksi TBC. Peningkatan risiko terjadinya TB aktif pada penderita DM diakibatkan oleh gangguan sitem imun, peningkatan daya lekat kuman Microbacterium Tuberculosis pada sel penderita DM. Infeksi dapat terjadi saat keadaan sistem imun dalam keadaan rendah. Disamping itu kontrol gula darah yang buruk menjadi faktor risiko timbulnya TB pada pasien DM.
Prinsip utama pengobatan TBC adalah patuh minum obat selama jangka waktu yang dianjurkan (minimal 6 bulan) Beberapa obat yang dikonsumsi: Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, Ethambutol. Catatan: Jika berhenti meminum obat sebelum waktu yang dianjurkan, maka penyakit TBC akan menjadi kebal dan sulit diobati.
Diet dan berolahraga Menerapkan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang juga dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi penyakit.
Pemberian Obat Metformin, untuk mengurangi produksi gula pada hati. Meglitinide dan sulfonylurea, untuk merangsang kerja pankreas agar memproduksi insulin lebih banyak. DPP-4, untuk meningkatkan produksi insulin dan mengurangi produksi gula oleh hati. GLP-1 receptor agonist. Obat dapat memperlambat proses pencernaan makanan, terutama yang mengandung gula, sekaligus menurunkan kadar gula dalam darah. SGLT2 inhibitor. Obat ini bekerja dengan cara
Sayuran: brokoli, bayam, kembang kol, terong, wortel, dan labu. Buah-buahan: jeruk, anggur,kiwi, tomat, pisang, apel, ceri, dan strawberi. Biji-bijian Utuh: : beras merah, pasta gandum, roti gandum, oatmeal.
Daging dan ikan: daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, tahu, tempe, dan telur. Susu dan produk susu: keju parmesan, susu skim atau rendah lemak, dan yogurt rendah lemak Minuman: air mineral, kopi tanpa pemanis, teh tanpa pemanis, jus buah tanpa gula
Glucose: batasi konsumsi gula Uric acid: batasi makanan tinggi purin untuk mencegah asam urat (jeroan, melinjo, daun melinjo) Cigarette: stop merokok Stress: tidur min 6 jam sehari untuk meredam stres Alcohol abuse: stop minum alkohol
Hypertension: cegah konsumsi garam berlebih Olahraga teratur minimal 30 menit dalam sekali berolahraga Regular check-up terutama untuk usia > 40 tahun Kumur-kumur sesudah makan: sisa makanan sebagai sumber infeksi