Power Point Tafsir Pb.pptx

  • Uploaded by: Bertha Silvia Juniasi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Power Point Tafsir Pb.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,509
  • Pages: 23
D O S E N P E N G A M P U : A G U S S U R YA M . T H

Kota Roma

 Kota Roma adalah pusat kekaisaran Romawi. Kota ini biasanya biasanya di kenal

sebagai kota tujuh bukit karena didirikan diatas tujuh bukit . penduduk Roma lebih dari empat juta orang. Banyak diantara penduduknya yang berasal dari Yunani atau bagian dari daerah Timur Kekaisaran. Para pendatang biasanya berdiam di daerah tertentu di sudut kota itu. Diantara para pendatang itu banyak orang Yahudi dari Palestina dari berbagai daerah. Sama seperti kelompok lain, mereka juga tinggal di daerah tertentu di kota Roma dan membentuk kelompok keagamaan mereka sendiri. Komunikasi ke pusat Roma begitu lancar sehingga memungkinkan orang dari berbagai penjuru datang ke kota itu. Maka, tidak mengherankan kekristenan cepat menyebar di kota ini sebelum paulus tiba disana. Mungking sekali orang-orang yang berziarah ke Yerusalem bertemu dengan kekristenan di sana dan mereka menerimanya, lalu memberitakan keyakinan kristen itu sekembalinya mereka ke Roma. Dapat juga terjadi bahwa orang Yahudi kristen dari Yerusalem ke Roma yang membawa agama kristen kesana. yang jelas, jemaat ini tidak didirikan oleh Paulus.  Masuknya orang Yahudi menjadi kristen menimbulkan persoalan baru tentang sunat. Orang Yahudi menuntut agar orang non-Yahudi yang menjadi kristen harus di sunat. Semetran itu, orang kristen non-Yahudi tidak perlu disunat. Maka, timbullah kerusuan di antara orang Yahudi kristen. Kerusuhan ini mengundang tindakan tegas Kaisar Klaudius, sehingga ia mengusir semua orang Yahudi dari Roma (Kis 18:2). Karena pengusiran itu, maka hanya tertingal orang kristen non-Yahudi. Kelihatann sisa yang tertinggal ini tetap rajin memberitakan injil, sehingga jumlah orang kristen semakin besar. Setelah kematian Kaisar Kaludius pada tahun 54 M, dekrit Kaludius itu dicabut dan orang-orang Yahudi, termasuk orag Yahudi kristen, boleh kembali ke kampung halaman mereka di Roma. Akan tetapi jumlah orang kristen sudah bertambah besar.

Surat Roma  surat ini adalah karangan Paulus.  Paulus sudah menyelesaikan usaha pemberitaan injil di sebelah timur

(15:19, 32) dan sedang menuju ke Yerusalem (15:25) untuk menyampaikan pemberitaan jemaat makedonia da Akhaya. kita menarik kesimpulan bahwa surat ini dikirim dari kengkre, pada waktu Paulus terpaksa mengambil keputusan untuk menempuh jalan darat.  Pengirim. surat-surat Paulus biasanya di mulai dengan mana pengirim. Hanya di dalam Roma 1:1, nama Paulus sendiri disebut sebagai pengirim.  Penerima. orang-orang kudus (Rm 1:7). Penerima surat yang disapa secara pribadi. Sapaan seperti ini ditujukan kepada Timotus dan Titus “ anak yang sah” sapaan ini Paulus pakai untuk menujukan hubungan Timotius dan Titus yang diangkat sebagai “anak” karena iman yesus kristus, sedangkan untuk filemon, Paulus menyebutnya bersama dengan alfia dan arkhipus serta jemaat dirumahnya, karena surat ini tidak hanya di baca oleh filemon secara pribadi,rumahnya. tetapi dilihat atau dibaca juga oleh jemaat yang beribadah.

TAFSIRAN ROMA 2 : 1-16 Tema : Hukuman Allah atas orang.

semua

GARIS BESAR ROMA 2 : 1-16  GARIS BESAR  Keritik terhadap pola pikir orang Yahudi (1-3)  Seruan pertobatan (4-5)  Penghakiman Allah (6-9)  Tindakan Allah tampa pandang bulu (10-11)  Mengenal hukum Taurat dan sangsinya (12-15)  Hari penghukuman Allah (16)

Roma 2 : 1  Didalam ayat ini terjadinya perdebatan antara paulus dengan

orang-orang yang mengira diri mereka sendiri tidak kena hukuman. Yakni orang Yahudi.  Mereka (orang Yahudi) menganggap bahwa mereka lebih suci dari orang kafir. Orang kafir itu dianggap sebagai orang yang berdosa( lih. Gal. 2:15). Hal itu berarti mereka menghakimi orang kafir itu.  Orang Yahudi bersikap demikian karena mereka sudah menerima Taurat Tuhan dan sungguh-sungguh berupaya mentaati perintahperintah dan larangan-larangan yang tercantum dalamnya. Karena merasa suci dan merasa benar dari orang lain, mereka menghakimi.  Namun mereka menghakimi diri mereka sendiri, sebab hukuman telah dinyatakan dalam Roma 1:18-32 mengenai mereka juga. Mereka melakukan perbuatan yang sama seperti dilakukan oleh orang kafir itu.

Roma 2 : 2  Dalam ayat ini terdapat kata “ berbuat demikian “.

Artinya suatu tindakan yang mengencam sama dengan tindakan orang yang dikecam olehnya.  Hukuman Allah adalah hukaman terakhir, pada akhir zaman.  Pada kesempatan itu dan senantiasa Allah menjatuhkan hukuman , menurut kebenaran. Orang yang melakukan kebenaran akan bebas dari hukuman tetapi orang yang mengecam akan mendapatkan hukumannya.  Hukuman Allah tidak memandang siapapun, semua orang akan mendapatkan hukuman atas perbuatan yang salah.

Roma 2 : 3  Ayat ini menarik kesimpulan dari ayat 1 dan 2.  Tuhan lah yang menentukan sendiri patokan yang akan

dipegang dalam peradilan-Nya, tidak akan tertipu oleh kebenaran semu orang yang menghakimi orang lain.  ini mirip dengan perkataan yohanes pembaptis dalam Matius 3:7. Tidak ada satu orang pun yang dapat bebas dari hukuman selama seseorang menghakimi orang lain.  Jika ingin bebas dari hukuman maka lakukan lah apa yang Allah firman kan kepada kita. adalah melakukan kebenaran.

Roma 2 : 4  Di dalam ayat ini dinyatakan betapa besarnya rahmat Allah yang memberi manusia

peluang untuk luput dari hukuman. Rahmat itu dinyatakan dalam beberapa istilah.  kekayaan-Nya. Dalam bahasa Yunani, kekayaan memakai perkataan ploutos, yang serupa dengan inggris flood ( banjir), Belanda overvloed ( kelimpahan). Yang berlimpah adalah kemurahan Allah. Ia bersedia menolong manusia sekalipun manusia itu berdosa.  Selain kumurahan-Nya, disebut pula kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya. Kesabaran artinya bukan sebuah tanda kelemahan gaya Eli ( 1 sam. 2: 22 dyb.; 3:13), melainkan peneguhan hukuman yang pasti akan datang, agar orang berdosa sempat bertobat. Kelapangan hati bukanlah kelapangan yang meluangkan tempat bagi segala perbuatan manusia, baik maupun buruk.  ayat ini ditujukan untuk orang – orang yang sudah yang menghakimi orang lain, yang meninggikan diri. Mereka ini adalah orang yang yakin bahwa mereka adalah orang yang dipilih oleh Allah, karena selama ini mereka hanya merasakan kemurahan dan berkat-Nya. Demikian lah keyakinan orang Yahudi yang saleh.

Roma 2 : 5  Kekerasan hati, dalam kalimat Yunani, ametanoeton kardian,

artinya hati yang tak mau bertobat.  disebabkan atau sejajar dengan ketegaranmu dan keengganan hatimu untuk bertobat  Terjemahan harafiah ayat ini berbunyi, pada hari murka dan penyataaan hukuman Allah yang adil.  Kata menimbun dalam ayat ini berkaitan dengan keyakinan sementara orang Yahudi dan penganut agama lain termasuk didalamnya sebagian orang kristen, yaitu bahwa manusia yang saleh menimbun kebaikan menjadi harta yang akan menjadi pertolongan mereka pada hari kiamat nanti. Di sini kita melihat sikap yang hitung –menghitung terhadap dosa dan kebaikan, seakan dosa dan perbuatan amal adalah perbuatan tersendiri, yang masing masing dinilai dan dijumlahkan bagaikan selembaran uang.

Roma 2 : 6  Dalam

ayat ini dimaksudkan bahwa pembalasan menurut perbuatan dihubugkan dengan kasih setia Tuhan. Karena Tuhan berpegang pada perjanjian-Nya dengan umat-Nya, maka Ia ingin supaya umat-Nya melakukan dengan setia ketetapan dan peraturan yang termasuk perjanjian itu.  Kita telah melihat bahwa sikap angkuh orang-orang yang menghakimi orang lain itu didasari pengertian tentang perbuatan amal dan tentang perbuatan dosa yang menghitung perbuatanperbuatan itu. Paulus membenarkan bahwa perbuatan amal itu penting, karena kan menentukan nasib manusia pada hari kiamat.  Tetapi perbuatan amal yang akan mendapat pembalasan itu bukan perbuatan yang kamu sangka. Apa yang kamu sebut amal sama sekali tidak layak disebut amal.

Roma 2 : 7  Kata









mencari dalam ayat ini dihubungkan dengan ketekunan yang menunjukkan pemusatan seluruh perhatian dan segala tenaga pada tujuan yang satu itu. Dalam istilah Yunani, kata ketekunan bisa diartikan sebagai kesabaran. Namun kesabaran itu tidak bersifat pasif. Kemuliaan yang pertama adalah milik Tuhan. Tuhan telah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, sehingga manusiapun mendapatkan kemuliaan-Nya. Hal yang sama adalah kehormatan yang berpasangan dengan kata kemuliaan. Yang menandakan hubungan yang sempurna antara manusia dengan Allah. Akibat dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. makin dekat orang yang percaya dengan Allah, maka makin orang itu memperoleh kemuliaan dan kehormatan itu. Sebab kemuliaan dan kehormatan itu hanya diperoleh dalam kesatuan dengan kristus. Hal yang sama yang dikutip dalam ayat ini adalah ketidakbinasaan. Bukankah manusia dalam firdaus tidak mengenal kematian. Tetapi karena dosa, anugerah itu hilang.tetapi karena bersatu dengan Kristus, yang telah mengalahkan maut, manusia memperoleh kembali hidup kekal.

Roma 2 : 8  Pemakaian terhadap kata-kata tidak taat kepada

kebenaran berarti bahwa ketaatan itu justru dapat dipandang sebagai salah satu istilah yang mengungkapkan sifat dasar manusia yang diperkenankan Allah.yaitu bukan ketaatan seorang upahan, melainkan ketaatan yang penuh kerelaan karena mengasihi Tuhan. Dengan demikian arti ketaatan dekat dengan iman , sebaliknya ketidaktaatan menunjukkan kejahatan, dan bukan kejahatan semata-mata.

Roma 2 : 9  Penderitaan disini bukanlah penderitaan yang biasa,

melainkan bencana yang besar (Kis 7:11), khususnya yang akan dialami pada akhir zaman(Mrk. 13: 19,24; Why. 7: 14). Arti penderitaan disini juga dapat diartikan sebagai penindasan yang dialami orang percaya, yang tentunya bukan artiannya disini.  Ada kata kesesakan yang menunjuk pada keadaan terdesak dari semua segi, sehingga tidak ada lagi jalan keluar lantaran murka sang Hakim.  Hukuman itu, sebagaimana juga keselamatan. Terutama pada orang Yahudi dan Yunani ( non Yahudi) hukuman itu diberikan karena perbuatan mereka yang menghakimi orang lain.

Roma 2 : 10  Ayat 10 ini mengulangi ayat 7, hanya saja kata

ketidakbinasaan diganti dengan kata damai sejahtera. Eirene dalam bahasa Yunani ( damai sejahtera) yang berlatar belakang dengan istilah Ibrani syalom, kedamaian dengan Allah dan kerukunan dengan sesama manusia. Perlu kita perhatikan bahwa ketidakbinasaan merupakan sifat yang mulai menyatakan diri didalam kehidupan ini, sedangkan kata damai sejahtera menandakan dunia yang akan datang.

Roma 2 : 11  Ayat ini menyimpulkan bagian pertama pasal 2. Secara

harafiah ayat ini berbunyi bahwa Allah tidak ada sifat untuk memihak /memandang muka.  artinya tidak memprlakukan orang Yahudi dengan istimewa karena kedudukannya. Sebaliknya tidak memperlakukan orang non- Yahudi lebih keras sebab dia kafir.  Dalam hukum Allah kepada orang-orang akan mendapat kan bagian-bagianya sendiri sesuai perbuatanya dan akan mendpatkan perlakuan yang sama dari Allah. Karena kita tau Allah itu adalah Hakim yang kasih sekaligus adil.

Roma 2 : 12  Hukum taurat adalah pernyataan kehendak Allah yang dalam PL disebut dengan

kata nomos. Dalam lingkungan kebudayaan Yunani nomos berarti: kaidah, hukum undang-undang dalam arti umum.  Hukum Taurat itu adalah hukum yang sebenar-benarnya atau hukum yang sesungguh-sungguhnya murni kebenaran, karena Hukum Taurat itu merupakan Hukum yang tertulis, bahkan yang ditulis langsung oleh Allah sendiri (Kel. 31:18).  Para bangsa-bangsa non-Yahudi yang melanggar kehendak Allah (berbuat dosa), di sebabkan karena mereka tidak mengentahui isi dari hukum Taurat. Oleh sebab itu mereka bangsa-bangsa non-Yahudi akan menerima murka Allah dalam penghukuman mereka untuk terakhir kalinya yang mengarah kepada kebinasaan  Orang-orang Yahudi yang memiliki hukum Taurat, tetapi mereka berbuat dosa atau melanggar hukum Taurat, mereka pun sama layaknya bangsa-bangsa non-Yahudi tadi akan diadili atau dihakimi oleh hukum Taurat. Artinya, hukum Taurat itu akan menjadi kaidah dalam menentukan sebuah hukuman karena di dalam hukum Taurat itu terdapat apa yang akan mereka terima jikalau mereka berbuat dosa.

Roma 2 : 13  Pada ayat 13 ini mengatakan ada orang yang mendengarkan hukum Taurat

dan ada orang yang melakukan hukum Taurat.  Orang yang mendengarkan hanyalah sebatas mendengar hukum Taurat itu saja, tetapi tidak melakukannya. Sedangkan orang yang melakukan hukum Taurat adalah orang yang mendengarkan dan melakukan hukum Taurat, maka orang-orang yang seperti inilah yang akan dibenarkan dihadapan Allah dan terlepas dari murka atau hukuman Allah. Melakukan berarti mematuhi perintah-perintah. Maksud Paulus menulis “melakukan hukum Taurat” pada ayat ini agar hukum Taurat tidak lagi ditolak dan tidak lagi hanya sebatas didengar saja, tetapi dapat melakukan hukum Taurat tersebut. Melakukan hukum Taurat ialah sama halnya seperti mengasihi Allah dengan segenap hati, dan isi hati manusialah yang menjadi obyek penilaian atau pemeriksaan, apakah manusia itu layak untuk dibenarkan dan terlepas dari hukuman terakhir atau tidak.

Roma 2 : 14  Pada ayat ini bangsa-bangsa lain itu disebut ethne. ethne diterjemahkan

sebagai orang-orang kafir atau orang non-Yahudi (bukan Yahudi).  Dalam ayat ini orang-orang kafir atau non-Yahudi dikatakan “mereka melakukan apa yang dituntut hukum Taurat”. Walaupun orang-orang non-Yahudi atau orang-orang kafir tidak memiliki hukum Taurat, tetapi mereka telah melakukan tuntutan hukum Taurat.  Disinilah yang menjadi tanda tanya besar. Bagaimana orang-orang nonYahudi mendapatkan hukum Taurat bagi diri mereka sendiri?.  Pada ayat ini juga terdapat kata-kata “atas dorongan sendiri”, didalam bahasa Yunani hanya ada satu kata yang dapat melukiskan perkataan tersebut, yakni fusis. Istilah fusis diterjemahkan : “menurut tabiatnya atau kodratnya”. Oleh karena tabiat atau kodrat dari dalam diri mereka masing-masing yang membuat mereka melakukan tuntutan hukum Taurat, dan menjadikan mereka memiliki hukum Taurat bagi diri mereka sendiri

Roma 2 : 15  Ayat 15 langsung melanjutkan ayat 14. Pada ayat yang ke 14 dikatakan bahwa orang kafir



  

pun memiliki hukum Allah. Pada ayat 15 Disini dikatakan bahwa orang-orang non-Yahudi atau kafir memiliki hukum Allah atau hukum Taurat yang “tertulis dalam hati mereka”, yang dapat diartikan sebagai suara hati, yang mengarah kepada kesadaran yang ada di dalam diri manusia, yaitu kesadaran akan perbuatannya yang menyangkut kepada baik atau buruknya sebuah perbuatan. Artinya, adanya suara hati yang mengoreksi perbuatan diri sendiri secara kritis, ini membuktikan hukum Tuhan hadir dalam diri manusia. Suara hati itu tidak menjadi kaidah bagi perbuatan manusia, tetapi suara hati itu menjadi pengenal akan kaidah yang berasal dari Allah atau bisa disebut juga sebagai hukum Tuhan. Pada ayat ini juga terdapat kata-kata “pikiran-pikiran”, yang dimaksud dalam kata-kata ini adalah pertimbangan-pertimbangan yang muncul oleh karena suara hati tadi, yang membenarkan atau yang mempersalahkan perbuatan-perbuatan. Dan kata-kata “saling menuduh atau saling membela” menunjukan pada situasi peradilan. Karena manusia berhadapan dengan hukum dan mulai mempertanyakan dan menilai diri mereka sendiri apakah mereka benar atau masih salah. Yang terpenting dalam ayat ini, Sebab nas ini berbicara mengenai kesaksiannya secara tidak langsung mengenai kehadiran hukum Allah dalam diri manusia. Sebab hukum Tuhan yang telah tertulis didalam hati mereka yang mengartikan bahwa hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.

Roma 2 : 16  Ayat 16 sudah jelas berbicara mengenai peristiwa yang

akan terjadi pada hari penghukuman Tuhan (hukuman terakhir). Karena Allah akan menghakimi manusia, sesuai dengan Injil yang disampaikan atau yang diberitakan Paulus. Sebab Paulus dengan tidak jemujemunya telah mengatakan bahwa Allah tidak memandang bulu, bahwa Ia akan menghukum manusia menurut perbuatannya, yang pada ayat ini penghukuman itu melalui perentaraan Yesus Kristus.  Pemberitaan Paulus ini merupakan Injil, karena Injil memperkenalkan Allah yang membukakan jalan keselamatan bagi orang berdosa.

Implikasi  Kelompok kami mengambil implikasi secara umum

bahwa kekristenan itu tidaklah seperti orang Yahudi. Yang mengetahui hukum Taurat dengan sedetailnya namun pengabaian terhadap kasih sangatlah besar. Terlalu menekankan peraturan sehingga tidak memandang orang lain lagi. Seperti halnya dalam jemaat Roma ini, mereka hanya tahu untuk mengkritik orang lain, menghakimi orang lain namun mereka sendiri melanggarnya. Memang yang dihakimi orang di luar Yahudi sehingga ada anggapan bahwa ketika mereka menghakimi mereka akan lepas dari hukuman dan mereka bisa sesuka hati.

Kesimpulan  Roma 2:1-16 ini menuliskan tentang orang-orang Yahudi yang

merasa mereka tidak bersalah karena mereka menganggap diri mereka merupakan keturunan Abraham yang pasti menerima keselamatan dan menerima janji itu melalui sunat lalu sudah dipilih dan hidup dalam hukum taurat, mereka berhak menghakimi semua orang yang mereka anggap salah namun ironinya mereka tidak mau dipersalahkan. Sehingga melalui surat Roma ini, Paulus ingin menegur mereka bahwa semua itu tidak ada gunanya jika mereka tetap melakukan hal yang sama berdosanya dengan orang kafir. Penghukuman Allah itu adil, Allah tidak memandang dia Yahudi atau kafir. Jika berdosa tetap harus dihukum.

Related Documents

Power Point Tafsir Pb.pptx
December 2019 23
Power Point
November 2019 8
Power Point
November 2019 7
Power Point
October 2019 19
Power Point
November 2019 12
Power Point
June 2020 2

More Documents from ""