Lp Manajemen Keperawatan.docx

  • Uploaded by: Bertha Silvia Juniasi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Manajemen Keperawatan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,011
  • Pages: 17
LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG BOUGENVILLE RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Disusun Oleh: Bertha Silvia Juniasi NIM: PO.62.20.1.16.124

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA PRODI DIPLOMA IV REGULER III TAHUN 2019

1. Definisi Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan pro aktif dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi yang mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Fayol, manajemen adalah memperkenalkan dan merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin,

mengkoordinasi,

dan

mengendalikan.

Memperkirakan dan merencanakan berarti mempertimbangkan masa depan dan menyusun rencana aktifitas. Manajemen Keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. 2. Komponen Manajemen Keperawatan Terdapat tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan, yaitu : Sistem pengorganisasian dalam pemberian asuhan keperawatan, sistem klasifikasi pasien dan metode proses asuhan keperawatan a. Sistem pengorganisasian Sistem pengorganisasian dalam pemberian asuhan keperawatan terdiri dari : 1) Metode fungsional Metode fungsional yaitu suatu metode pemberian asuan keperawatan dengan cara membagi habis tugas pada perawat yang berdinas. a) Kelebihan metode fungsional  Menekankan efisiensi, pembagian tugas jelas dan pengawasan baik untuk RS yang kekurangan tenaga.  Perawat senior bertanggung jawab pada tugas manajerial sedangkan perawat junior bertanggung jawab pada perawatan pasien. b) Kelemahan metode fungsional  Pasien merasa tidak puas karena pelayanan keperawatan yang terpisah-pisah atau tidak dapat menerapkan proses keperawatan.  Perawat hanya melakukan tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja. 2) Metode tim

Metode tim yaitu pemberian asuhan keperawatan secara total kepada sekelompok pasien yang telah ditentukan. Perawat terdiri dari tenaga profesional, teknikal dan pembantu. a. Konsep metode tim  Ketua TIM harus mampu menerapkan berbagai teknik kepemimpinan.  Komunikasi yang efektif agar rencana keperawatan tercapai.  Anggota TIM harus menghargai kepemimpinan ketua tim. b. Kelebihan metode tim  Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.  Mendukung pelaksanaan proses perawatan  Komunikasi antara tim berjalan dengan baik sehingga konflik mudah diatasi  Memberikan kepuasan pada anggota tim c. Kelemahan metode tim Komunikasi antar anggota tim dalam bentuk konferensi tim yang sulit terbentuk pada waktu-waktu sibuk. 3) Model keperawatan primer Metode primer yaitu metode pemberian asuan asuhan kerawatan komprehensif yang merupakan penggabungan model praktik keperawatan profesional. Setiap perawat profesional bertanggunng jawab terhadap asuhan keperwatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya. a. Konsep dasar metode primer  Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.  Ada otonomi  Ketertiban pasien dan keluarga. b. Ketenagaan metode primer  Setiap perawat primer adalah perawat “bed side”  Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat  Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal

 Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lainnya maupun non profesional sebagai perawat asisten. c. Kelebihan metode keperawatan primer  Bersifat kontinuitas dan komprehensif  Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri. d. Kelemahan metode keperawatan primer Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dan kriteria assertife, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai

keperawatan

klinik,

accountable

serta

mampu

berkolaborasi dengan berbagai disiplin. b. Sistem klasifikasi Pasien Sistem klasifikasi pasien yaitu mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuahan keperawatan yang dibutuhkan. Klasifikasi tingkat ketergantungan pasien, adalah : 1) Minimal care Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24 jam/dengan kriteria :  Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri  Makan dan minum dilakukan sendiri  Ambulasi dengan pengawasan.  Observasi tanda- tanda vital dilakukan tiap shiff  Pengobatan minimal, status psikologis stabil  Persiapan pengobatan memerlukan prosedur 2) Intermediet care Memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria :  Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu  Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

 Ambulasi dibantu, Pengobatan lebih dan sekali  Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur. 3) Perawatan intensif Perawatan total care memerlukan waktu 5-6/24 jam dengan kriteria :  Segalanya diberikan atau dibantu  Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam  Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena  Pemakaian suction  Gelisah atau disorientasi c. Metode Proses Keperawatan Proses

keperawatan

adalah

metode

asuhan

keperawatan

yang

ilmiah,sistematis,dinamis,dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien,di mulai dari pengkajian (pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah), diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian tindakan keperawatan. Metode proses keperawatan mencakup tahap-tahap dalam proses keperawatan, yaitu : 1) Pengkajian Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah kesehatan serta keperawatan. a) Pengumpulan data Tujuanya adalah diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis. Jenis data antara lain, data objektif,

yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit. Data subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya, kepala pusing, nyeri dan mual.

Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi :  Status kesehatan sebelumnya dan sekarang  Pola koping sebelumnya dan sekarang  Fungsi status sebelumnya dan sekarang  Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan  Resiko untuk masalah potensial  Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien b) Analisa data Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan. c) Perumusan masalah Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya

disusun

diagnosis

keperawatan

sesuai

dengan

prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan criteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

d) Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi

secara

pasti

untuk

menjaga

status

kesehatan

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah. Perumusan diagnosa keperawatan : 

Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.



Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di lakukan intervensi.



Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan

untuk

memastikan

masalah

keperawatan

kemungkinan. 

Wellness

:

keputusan

klinik

tentang

keadaan

individu,keluarga,atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi. 

Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

e) Rencana tindakan keperawatan Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan. Rencana tindakan keperawatan merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil,

semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang

berkualitas

tinggi

dan

konsisten.

Rencana

asuhan

keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang. f) Tindakan keperawatan Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :  Tahap 1 : persiapan yaitu tahap awal tindakan keperawatan ini

menuntut

perawat

untuk

mengevaluasi

yang

diindentifikasi pada tahap perencanaan.  Tahap 2 : intervensi yaitu fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen dan interdependen.  Tahap

3

:

dokumentasi

yaitu

pelaksanaan

tindakan

keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. g) Evaluasi tindakan keperawatan Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana

proses

tersebut.

Sedangkan

keberhasilan

tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat

kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut :  Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.  Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana evaluasi. Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :  Tujuan

tercapai,apabila

pasien

telah

menunjukan

perbaikan/kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.  Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.  Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan. h) Dokumentasi keperawatan Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Banyak para ahli menyusun sistem dokumentasi keperawatan. Sistem dokumentasi ini masing-masing memiliki keunikan tersendiri, namun pada dasarnya tidak banyak perbedaan. Ada beberapa sistem pendokumentasian yang sering dipakai antara lain : Catatan Berorientasi Pada Sumber (Source Oriented Record ISOR). Sistem ini memberi kemudahan dalam menempatkan catatan mengenai data yang diperoleh karena

biasanya masing-masing format telah dibuat secara spesifik. Namun demikian sistem ini memiliki kelemahan antara lain informasi menjadi sulit dipelajari secara lengkap karena masingmasing data berada pada format yang berbeda. Komponen SOR meliputi hal berikut : 

Lembar penerimaan Lembar ini berisi data demografi pasien/klien, seperti, nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, status perkawinan serta,diagnosis pada saat masuk rumah sakit.



Lembar instruksi dokter Lembar ini digunakan untuk mencatat setiap instruksi dokter yang dilengkapi dengan tanggal dan, tanda tangan dokter yang bersangkutan.



Lembar riwayat medik Lembar ini berisi catatan tentang hasil pemeriksaan fisik, kondisi kesehatan klien, perkembangan, dan tindak lanjut.



Catatan perawat Catatan

ini

mencakup

catatan,

pengkajian,

diagnosis, intervensi dan evaluasi. 

Catatan dan laporan khusus Catatan

ini

berisi

tentang

hasil

konsultasi,

pemeriksaan laboratorium, laporan operasi, berbagai terapi fisik, tanda-tanda vital, masukan dan haluaran cairan serta pengobatan. Terdapat 3 model dokumentasi yang saling berhubungan, saling ketergantungan dan dinamis, yaitu komunikasi, proses keperawatan dan standar dokumentasi. a) Ketrampilan komunikasi secara tertulis Ketrampilan perawat dalam mencatat dengan jelas, mudah dimengerti. Dalam

kenyataannya

dengan

kompleknya

pelayanan

keperawatan

dan

peningkatan

kualitas,

keperawatan,

perawat

dituntut

untuk

dapat

mendokumentasikan secara benar. Keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lain. b) Dokumentasi proses keperawatan Perawat memerlukan ketrampilan dalam mencatat proses keperawatan. Pencatatan

proses

keperawatan

merupakan,

metode

yang

tepat

untuk

pengambilan, keputusan yang sistematis, problem solving, dan riset lebih lanjut. Format proses keperawatan merupakan kerangka atau dasar keputusan dan tindakan termasuk juga pencatatan hasil berfikir dan tindakan keperawatan. Dokumentasi adalah bagian integral proses, bukan sesuatu yang berbeda dan metode problem solving. c) Standar Dokumentasi Perawat memerlukan suatu, ketrampilan untuk dapat memenuhi standar yang sesuai. Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan secara adekuaat dalam suatu situasi tertentu. Dengan adanya standar dokamentasi memberikan informasi bahwa adanya suatu ukuaran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan. 

Keterampilan Dalam Dokumentasi Ketrampilan dalam dokumentasi sangat bergantung pada 5 komponen yaitu : -

Novice (orang baru) Dengan keberadaan orang baru akan diharapkan membawa perubahan dan pembaharuan.

-

Advanced Beginer (pemula lanjut) Pola pikir yang maju. ilmiah dan dilandasi motivasi yang tinggi terhadap keprofesian mudah untuk menunjang ketrampilan dan kemampuan pendokumentasian.

-

Competent (mampu) Merupakan ciri yang harus dimiliki oleh perawat yang bertugas memberikan arahan keperawatan.

-

Proficient (cakap)

Kemampuan tanpa diikuti kecakapan akan menjadikan diri terbelakang dan kemajuan. -

Expert (ahli) Keahlian dalam melakukan dokumentasi proses keperawatan sangat diperluakan oleh seorang perawat.

3. Proses Manajemen Keperawatan Proses manajemen kepemimpinan/keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi yang dipengaruhi oleh lingkungan karena merupakan sistem yang terdiri dari lima elemen yaitu input, output, proses, kontrol dan mekanisme umpan balik a. Input Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manager dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. b. Output Asuhan keperawatan pengembangan staff dan riset. c. Kontrol Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat. 4. Fungsi-fungsi Manajemen a. Perencanaan (Planning) 1) Gambaran apa yang ingin dicapai 2) Persiapan pencapaian tujuan 3) Rumusan pengelolaan untuk dicapai

4) Persiapan tindakan-tindakan 5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis tetapi dapat hanya dalam benak. 6) Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan. b. Pengorganisasian (Organizing) Merupakan pengaturan setelah rencana mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat-alat, keuangan dan fasilitas. c. Penggerak (Actuating) Menggerakkan orang-orang agar mau/suka bekerja. Menciptakan suasana kerja bukan hanya karena perintah tetapi harus dengan kesadaran sendiri termotivasi secara internal. d. Pengendalian/pengawasan (Controlling) Fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktu tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki. e. Penilaian (Evaluasi) Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan. Sebelum sebagai korektif dan perobatan ditunjukkan pada fungsi organik administrasi dan manajemen. Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah manusia, uang, material, metode, minute dan market. 5. Prinsip-Prinsip Manajemen Ada beberapa hal yang terkait dengan prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan, yaitu: a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana. b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial. d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan. e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan. f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan. g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik. h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai. i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan. j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan. Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama – sama dalam perenacanaan dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 6. Filosofi Manajemen Keperawatan

a. Mangerjakan hari ini lebih baik daripada besok b. Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama pimpinan keperawatan c. Meningkatkan mutu kinerja perawat d. Perawat memerlukan pendidikan berkelanjutan e. Proses keperawatan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai keadaan fungsi optimal f. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan keperawatan yang diberikan g. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang bermutu h. Perawat adalah advokat pasien i. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga

7. Tujuan Pelayanan Keperawatan Tujuan pelayanan keperawatan merupakan pernyataan konkret dan spesifik tentang pelayanan keperawatan, yang digunakan untuk menetapkan prioritas kegiatan sehingga dapat mencapai dan mempertahankan misi serta filosofi yang diyakini. Tujuan pelayanan keperawatan pada umumnya ditetapkan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit serta meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit serta meningkatkan penerimaan masyarakat tentang profesi keperawatan. Tujuan ini dicapai dengan mendidik perawat agar mempunyai sikap profesional dan bertanggung jawab dalam pekerjaan,

meningkatkan hubungan dengan pasien/ keluarga/ masyarakat, meningkatkan pelaksanaan kegiatan umum dalam upaya mempertahankan kenyamanan pasien, dan meningkatkan komunikasi antar staf serta meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja/ staf karyawan. Tujuan tersebut juga dicapai melalui penetapan kebijakan yang dibuat secara kooperatif antara tim kesehatan dalam upaya menjamin kesejahteraan sosial bagi perawat dan staf lain sehingga mempunyai kepuasan kerja dan pemberian kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

8. Lingkup Manajemen Keperawatan Kegiatan perawat pelaksana meliputi : 1. Menetapkan penggunaan proses keperawatan. 2. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa. 3. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan perawat. 4. Menerima akuntabilitas untuk hasil-hasil keperawatan. 5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan. Seluruh pelaksanaan kegiatan ini diinisiasi oleh para manager keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari : a) Manajemen Operasional Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajemen yaitu : 1) Manajemen puncak 2) Manajemen menengah 3) Manajemen bawah Setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen untuk berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah :

1) Kemampuan menerapkan pengetahuan 2) Keterampilan memimpin 3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin 4) Kemampuan melaksanaan fungsi manajemen b) Manajemen Asuhan Keperawatan Merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. DAFTAR PUSTAKA Kuntoro. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika Simamora, (2012). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC Sitorus & Panjaitan, (2011). Manajemen Keperawatan: Manajemen Keperawatan, Jakarta: Sagung Seto.

Related Documents

Lp Manajemen Puskesmas.docx
December 2019 5
Manajemen
June 2020 37
Lp
August 2019 105
Manajemen
May 2020 39

More Documents from ""