Askep Gangguan Konsep Diri.docx

  • Uploaded by: Nahda Khoirotul Ummah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Gangguan Konsep Diri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,579
  • Pages: 21
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL: GANGGUAN KONSEP DIRI

MAKALAH

oleh Kelompok 6

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNVERSITAS JEMBER 2017

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL:KEHILANGAN DAN BERDUKA

MAKALAH diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan dosen pembimbing Ns.Emi Wuri Wuryaningsih S.Kep.,Sp.Kep.J

oleh : Nahdah Khoirotul U

152310101088

Erzatianus Filian M.A

152310101299

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNVERSITAS JEMBER 2017

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena anugerah dari-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah "Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Psikososial : Gangguan konsep diri”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah, diantaranya: 1. Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep.,Sp.Kep.J. selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Ns. Emi Wuri Wuryaningsih S.Kep., Sp.Kep.J selaku pembimbing dalam pembuatan makalah. 2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungan Sebagai insan biasa yang tidak punya daya dan upaya, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan pembaca.

Jember, Februari 2017

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Tujuan ............................................................................................... 1 BAB II: ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL:KEHILANGAN DAN BERDUKA ....................................... 2 2.1 Contoh Kasus Kehilangan dan Berduka.........................................2 2.2 Pengertian Kehilangan dan Berduka............................................3 2.3 Psikopatologi .................................................................................... 4 2.4 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan................................ 5 2.5 Penatalaksanaan .............................................................................. 8

BAB III: PENUTUP 3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 12 3.2 Saran ................................................................................................ 12

iv

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan dimana jasmani, jiwa, maupun hubungan sosialnya sejahtera dan orang menjadi lebih produktif. Kemajuan pengetahuan dan teknologi akan menjadi stressor yang berdampak pada kehidupan manusia. Salah satu penyebab akibat penyakit kejiwaan adalah stres. Kesehatan fisik dan jiwa seseorang akan menurun sehingga akhirnya mengalami gangguan kejiwaan. Jiwa yang terganggu akan mempengaruhi jasmani dan sosial yang dilihat dari perubahan perilaku seseorang, oleh karena itu kesehatan jiwa harus lebih diperhatikan. Kesehatan Jiwa merupakan keadaan sehat psikologi, emosional, sosial yang berhubungan dengan orang lain dapat memberi kepuasan, perilaku yang efektif, konsep diri yang positif. Penentu suatu keberhasilah adalah konsep diri yang positif. Konsep diri merupakan sesuatu yang abstrak dan komplek dan tidak dapat diraba, tidak berwujud. Konsep diri merupakan konsep dari seseorang sebagai individu yang berbeda dari orang lain dan lingkungan sekitar dan merupakan manusia yang utuh. Berdasarkan pengertian dari para ahli konsep diri (self consept) meupakan ide, pikiran, pendirian, kepercayaan individu tentang dirinya dan hubungan antar orang lain atau kebutuhan psikososial.Dapat membentuk perasaan, sikap dan persepsi sadar maupun bawah sadar. Konsep diri tidak didapat dari lahir, namun dibentuk ketika usia muda. Masalah psikososial dapat dipelajari melalui hubungan dengan orang lain dan seseorang akan mendapatkan pengalaman dari interaksinya tersebut. Pada usia remaja merupakan usia yang kritis karena banyak hal yang dilakukan untuk mempengaruhi konsep diri. Jika konsep diri yang dibentuk pada masa kanak-kanak stabil maka saat remaja bahkan dewasa akan stabil pula. Apabila terjadi ketidaksesuaian aspek kepribadian dari konsep diri maka akan terjadi konflik dan menjadi sumber stres dan mempengaruhi kejiwaan. Konsep diri mempunyai dimensi pengetahuan tentang dirinya, penilaian tentang dirinya, dan juga memberi penghargaan untuk dirinya. Konsep diri merupakan hal yang penting untuk membentuk kepribadian dalam bersikap dan berperilaku. Apabila individu dapat menerima kelebihan dan kekurangan dalam dirinya dan juga memiliki pengetahuan dan wawasan luas maka individu ini termasuk memiliki konsep diri yang positif. Untuk itu kami membuat makalah mengenai gangguan konsep diri karena 1

konsep diri merupakan konsep dasar yang harus perawat ketahui untuk bangaimana memahami masalah, perilaku dan pandangan klien terhadap dirinya dan juga lingkungannya.

1.2 Tujuan 1.2.1

Untuk mengetahui contoh kasus klien dengan gangguan konsep diri.

1.2.2 Untuk mengetahui pengertian gangguan konsep diri. 1.2.3 Untuk mengetahui psikopatologi/ psikodinamika konsep diri. 1.2.4 Untuk mengetahui diagnosis pada klien dengan gangguan konsep diri. 1.2.5 Untuk mengetahui rencana intervensi atau penatalaksanaan pada klien dengan gangguan konsep diri.

2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Contoh kasus Nn X adalah Seorang remaja putri berusia 12 tahun yang melakukan percobaan gantung diri di dahan pohon di samping rumahnya yang terletak di Gergio, Amerika serikat , dengan menggunggahnya (Live) di media sosial facebook. Saat dikaji dalam video tersebut , Nn X mengatakan bahwa dirinya adalah seorang gadis perempuan yang paling tidak beruntung,dan tidak berguna untuk hidup,Nn X merasa kecewa dan sering malu karena sering di ejek pelacur oleh teman-temannya, Nn X juga mengatakan sering disakiti oleh ayah tirinya secara fisik mental dan seksual.Akibat nya Nn X merasa tidak percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya karna Nn X merasa bahwa dirinya sudah tidak sama dengan teman sebayanya ,padahal awalnya Nn X adalah sosok anak yang dikenal sebagai anak periang dan ceria. Selain itu dalam Video yang diunggah olen Nn X juga mengucapkan permohonan maaf kepada semua kerabat dan pengguna akun sosial media facebook tersebut

2.2 Pengertian Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui oleh individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam hubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudndeen, 2005). Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin, 2005 menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu dalam memandang dirinya secara utuh dari segi fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual. Konsep diri tidak dibawa sejak lahir tetapi dapat dipelajari dari pengalaman melalui hubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang dengan baik jika pengalaman dan budaya dari keluarga memberikan perasaan positif, di lingkungan dapat beraktualissasi sehingga individu dapat menyadari potensi dalam dirinya. Respon dari individu terhadap konsep diri dalam rentang adaptif sampai maladaptif. Gangguan konsep diri adalah kondisi dimana individu mengalami kondisi perubahan pikiran dan perasaan atau pandangan terhadap dirinya sendiri menjadi negatif.

3

Komponen konsep diri terdiri dari : .

Citra Tubuh . Ideal Diri

Harga Diri

Konsep Diri Peran

Identitas Diri

Komponen konsep diri terdiri dari : 1.Citra Tubuh (Body Image) Sikap, persepsi keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar, atau tidak sadat, Terhadap tubuhnya yaitu : ukuran, bentuk,struktur ,makna, dan obyek yang kontak secara terus menerus baik masa lalu maupun sekarang. Citra tubuh dapat diartikan sebagai kumpulun sikap individu yang disadari maupun tidak ada tubuhnya. Citra tubuh merupakan hal pokok dalam konsep diri, citra tubuh harus realistis, karena semakin seseorang dapat menerima dan menyukai tabuhnya, ia akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan sehingga harga dirinya akan meningkat. Sikap individu terhadap tubuhnya mencerminkan aspek penting dalam dirinya misalnya menarik, gemuk, atau kurus, dan lain-lain. Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek, pada klien yang dirawat di rumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi. Stresor pada tiap kondisi kesehatannya apakah semakin membaik atau memburuk, dan hal inilah yang dapat menentukan harga diri seseorang. 2.Ideal diri (Self ideal ) Ideal diri dipengaruhi oleh kebudayaan, keluarga, ambisi, keinginan, dan kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di masyarakat. Ideal diri berperan dalam membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik dan kondisi kesehatan serta keseimbangan mental.

4

Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis. Ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut. Pada klien yang dirawat dirumah sakit karena sakit fisik maka ideal dirinya dapat terganggu. Atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar dicapai. 3.Harga diri ( self esteem) Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan menganalisis seberapa jauh perilaku dalam memenuhi ideal diri. Ketika individu sering mengalami keberhasilan maka harga dirinya akan tinggi, sebaliknya apabila mengalami kegagalan maka individu merasa harga dirinya rendah.Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. 4.Peran (Self Role) Serangkaian pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuaan yang diharapkan oleh masyarakat sesuai posisi di masyarakat. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran yang dipilih oleh individu. Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhentinya fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah : a.

Peran dalam keluarga

b.

Peran dalam pekerjaan/sekolah

c.

Peran dalam berbagai kelompok

5.Identitas Diri (Self Identify) Identitas diri adalah kesadaran dari diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh (Stuart, 2007). Dalam identitas diri ada otonomi (mengerti dan percaya diri), hormat terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri, menerima diri.Gangguan identitas adalah kekaburan / ketidakpastian memandang diri sendiri. Penuh dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.

5

2.3 Psikopatologi 2.3.1. Etiologi Penyebab dari gangguan konsep diri adalah : 1. Situasional yaitu trauma secara tiba-tiba, misalnya kecelakaan, bercerai, putus sekolah/kerja, korban pemerkosaan, korupsi, dll. 2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri yang telah berlangsung lama sebelum sakit atau dirawat, cara berfikir klien selalu negatif, apabila klien mengalami kejadian sakit persepsi negatif akan bertambah. 2.3.2. Faktor Predisposisi Citra tubuh

1. Kehilangan /kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi) 2. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat tumbuh kembang atau penyakit) 3. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh 4. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi

Harga diri

1. Penolakan 2. Kurang penghargaan 3. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut 4. Persaingan antara keluarga 5. Kesalahan dan kegagalan berulang 6. Tidak mampu mencapai standar

Ideal diri

1. Cita-cita yang terlalu tinggi 2. Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan 3. Ideal diri samar atau tidak jelas

Peran

1. Stereotipe peran seks 2. Tuntutan peran kerja 3. Harapan peran cultural

Identitas diri

1. Ketidakpercayaan orang tua

6

2. Tekanan dari teman sebaya 3. Perubahan struktur social 2.3.3. Faktor Presipitasi 1. Trauma. 2. Ketegangan peran. 3. Transisi peran perkembangan. 4. Transisi peran situasi. 5. Transisi peran sehat-sakit 2.3.4. Tanda dan Gejala Citra tubuh

1. Menolak menyentuh/melihat bagian tubuh tertentu 2. Menolak bercermin. 3. Tidak mau mendiskusikan keterbatasan/ cacat tubuh. 4. Menolak usaha rehabilitasi 5. Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat. 6. Menyangkal cacat tubuh.

Harga diri rendah

1. Mengkritik diri sendiri/orang lain. 2. Produktivitas menurun. 3. Gangguan dalam berhubungan. 4. Merasa dirinya paling penting. 5. Merasa tidak mampu, bersalah dan khawatir. 6. Mudah tersinggung/marah. 7. Perasaan negatif terhadap tubuh. 8. Ketegangan peran. 9. Psimis menghadapi hidup. 10. Keluhan fisik. 11. Penolakan kemampuan diri. 12. Destruktif terhadap diri dan orang lain. 13. Menarik diri dari realitas dan sosial. 14. Penyalahgunaan zat.

Kerancuan

1. Tidak ada kode moral

7

identitas

2. Kepribadian yang bertentangan/ kerancuan gender. 3. Hubungan interpersonal yang eksploitatif 4. Perasaan mengambang/hampa 5. Kerancuan gender 6. Tingkat ansietas tinggi 7. Tidak mampu empati terhadap orang lain. 8. Masalah estimasi

2.3.5. Depersonalisasi Afektif 

Perseptual

Kehilangan



identitas 

dari







Bingung

Rasa terisolasi

 



ngan Tidak mampu



Komunikasi tidak sesuai





dari



Gangguan

Kehilangan kendali terhadap

Kepribadian

impuls

ganda 

Gangguan

Tidak mampu memutuskan

citra tubuh 

Kurang spontanitas

penilaian

orang lain rasa

Pasif

Gangguan daya ingat

Sulit

diri



Gangguan berpikir

membedakan

berkesinambu



Disorientasi

diri

Perasaan tidak

Kurang



tentang

yang kuat 

Bingung

Perilaku

waktu

seksualitas

realistis 

dan



lihat

diri 

Halusinasi dengan

Perasaan terpisah

Kognitif

Dunia seperti



dalam mimpi

Menarik diri secara social

mencari kesenangan 2.3.6. Komplikasi 1. Isolasi diri : menarik diri 2. Timbulnya masalah persepsi sensosi atau halusinasi. 2.3.7. Rentang Respon Konsep Diri 8

Konsep diri seseorang terletak pada rentang respon antara ujung adaptif dan ujung maladaptif yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas dan depersonalisasi.

Adaptif

Maladaptif

Aktualisasi diri

Konsep diri

Harga diri

Kerancuan

Depersonalisasi

2.3.8. Pohon Masalah Resiko isolasi sosial:

Risiko perilaku

menarik diri

kekerasan

Gangguan konsep diri:   

Harga diri rendah : kronis Gangguan citra tubuh Penampilan peran

Koping keluarga tidak efektif 2.3.9. Hambatan Dalam Membangun Konsep Diri Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi yang bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut: a.

Hambatan yang berasal dari lingkungan; Lingkungan merupakan salah satu faktor

penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistem pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat

9

pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan. b.

Hambatan yang berasal dari individu sendiri; Penghambat yang cukup besar

adalah pada diri sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah 2.4 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan 1) Diagnosa Medis Masalah psikosial : Stress/ depresi 2) Diagnosa Keperawatan Masalah keperawatan yang sering timbul pada pasien gangguan konsep diri adalah sebagai berikut: a. Gangguan harga diri (HDR): situasional/ kronis b. Gangguan citra tubuh c. Ideal diri tidak realistis d. Gangguan identitas personal e. Perubahan penampilan peran f. Ketidakberdayaan g. Keputusasaan h. Isolasi sosial: menaik diri i. Risiko perilaku kekerasan Harga diri rendah – 00120 Definisi Munculnya persepsi negatif tentang makna diri sebagai respons terhadap situasi saat ini . Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan  Meremehkan kemampuan  Gangguan citara tubuh  Gangguan fungsi menghadapi situasi  Gangguan peran sosial  Perilaku tidak asertif  Ketidakadekuatan pemahaman  Perilaku tidak konsisten dengan 10



Perilaku tidak selaras dengan nilai



Tanpa tujuan



Tantangan situasi terhadap harga

   

nilai Pola kegagalan Riwayat kehilangan Riwayat penolakan Transisi perkembangan

diri 

Tidak berdaya



Ungkapan negatif tentang diri

Citra tubuh – 00118 Definisi Konfusi dalam gambaran mental tentang ciri fisik individu

         

Batasan Karakteristik Brfokus pada penampilan masa lalu Gangguan fungsi tubuh Gangguan pandangan tubuh seseorang tentang(mis., penampilan,struktur,fungsi) Perasaan negatif tentang tubuh Perubahan gaya hidup Perubahan lingkungan sosial Respon nonverbal pada perubahan tubuh (mis., penampilan,struktur,fungsi) Respon nonverbal pada perubahan yang dirasakan pada tubuh (mis., penampilan,struktur,fungsi) Takut reaksi orang lain Trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi

Faktor yang Berhubungan  Cedera  Gangguan fungsi psikososial  Perubahan fungsi kognitif  Perubahan fungsi tubuh( karna anomalia,penyakit, medikasi,kehamilan, radiasi ,trauma )  Perubahan presepsi diri  Transisi perkembangan  trauma

2.5 Penatalaksanaan 1) Terapi Medis Harga diri rendah termasuk dalam kelompok penyakit skizoprenia tidak tergolongkan, maka jenis penatalaksanaan yang bisa dilakukan adalah: 1) Psikofarmakol

11

Adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan jiwa, obat yang biasa digunakan di RS jiwa antara lain: a. Cloropromazin ( Thorazime) dosis 25-2000 mg/hari b. Haloperidol (hal dol) dosis 2-40 mg/hr indikasi digunakan untuk pengobatan psikosa. Kontra indikasi: hiperaktif, galaukoma, hamil dan menyesui, efek samping yaitu anemia, mulut kering, mual dan muntah, konstipasi, diare, hipotensi, aritmia cordis, takikardi, eksrapiramidal, penglihatan berkabut. c. Trihexypenidril

(artane)

dosis

5-15

mg/hr

indikasi

berbagai

bentuk

parkinsonisme. Kontra indikasi: galukoma, takikardi, hipertensi, penyakit jantung, asma, ulserasi, duodenum. Efek samping: sakit kepala, lemas, cemas, psikosis, depresi, halusinasi, ortostatik, foto sensitivitas,penglihatan berkabut, mual muntah, konstipasi, frekuensi/retensi urin. 2) Pengobatan Somatik a. Elektro Convulsif Therapi (ECT) Merupakan

pengobatan

untuk

menimbulkan

kejang

grand

mal

yang

menghasilkan efek therapi dengan menggunakan arus listrik berkekuatan 75-100 volt. Cara kerja belum diketahui secara jelas namun dapat dikatakan bahwa therapi convulsif dapat memperpendek lamanya skizofrenia dan dapat mempermudah kontak dengan orang lain, indikasi ECT yaitu depresi berat dan bila therapi obat-obatan belum berhasil (gangguan berpolar), klien yang sangat mania, hiperaktif, klien resiko tinggi bunuh diri, psikosis akut, skozoprenia. b. Pengkajian Fisik Terdiri dari pengekangan mekanik dan isolasi. Pengekangan mekanik dilakukan dengan menggunakan manset untuk pergelangan tangan dan kaki serta seprei pengekang. Isolasi yaitu menempatkan klien dalam suatu ruangan tertentu di rumah sakit. Indikasi: Pengendalian prilaku amuk yang membahayakan diri dan orang lain. Kontra indikasi: resiko tinggi bunuh diri, hukuman. 3) Psikoterapi Psikoterapi membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakanbagian penting proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi yaitu memberikan rasa aman dan tenang. Menerima klien apa adanya, motivasi klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah sopan dan jujur pada klien.

12

4) Terapi Modalitas Terapi Okupasi: Therapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisifasi seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau juga yang segala dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri. 2) Terapi Keperawatan 1. Psikoterapeutik a. Bina hubungan saling percaya : 1) Kenalkan nama, tugas, waktu kerja perawat kepada pasien. 2) Jelaskan kepada pasien bahwa perawat telah siap mendengarkan apa yang dikatakannya. 3) Nyatakan kesediasn perawat membantu pasien. 4) Dengarkan dengan penuh perhatian akan minat pernyataan pasien. b. Bantu pasien memperluas kesadaran dirinya : 1) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan segala sesuatu yang dirasakan seperti: hubungannya dengan orang lain, pekerjaan, urusan rumah tangga, sekolah, dsb. 2) Tanyakan kepada pasien tentang kejadian berkaitan dengan pikiran, perasaan dan keyakinannya. 3) Luruskan kesalahan persepsi pasien tanpa mendebat. c. Bantu pasien mengenal kekuatan dan kelemahannya : 1) Anjurkan pasien menyebutkan atau menuliskan minimal 5 kelebihan yang dimilikinya. 2) Dukung pernyataan pasien tentang kelebihan yang telah dimiliki oleh pasien. 3) Bicarakan dengan pasien kekurangan yang dimilikinya serta jelaskan bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. d. Bantu pasien mengevaluasi diri : 1) Tanyakan kepada pasien keberhasilan yang pernah diraih. 2) Bicarakan kegagalan yang pernah dialami pasien: sebab-sebab kegagalan, cara mengatasinya, serta respon pasien terhadap kegagalan. 3) Jelaskan kepada pasien kegagalan yang dialami dapat menjadi pelajaran untuk mengatasi kesulitan yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.

13

e. Bantu pasien membuat rencana yang realistis : 1) Tanyakan kepada pasien tujuan serta keberhasilan yang ingin dicapai. 2) Bantu pasien memilih prioritas tujuan yang pasti dapat dicapainya. 3) Bicarakan dengan pasien konsekuensi dari tujuan yang telah dipilih dengan memberi contoh bermain peran dan mendemonstrasikan kembali. f. Bantu pasien membuat keputusan mencapai tujuan : 1) Beri pasien kesempatan untuk melakukan yang telah dipilih. 2) Tunjukan keberhasilan yang telah dicapai, dan beri penghargaan yang sesuai. 3) Ikut sertakan pasien dalam kelompok. 4) Beri dukungan positif untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pasien. 2. Pendidikan kesehatan a. Anjurkan pasien untuk mengikuti latihan keterampilan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki. b. Bimbing setiap anggota keluarga untuk mengenal dan menghargai kemampuan dari masing-masing anggota keluarganya. c. Bimbing pasien untuk menguraikan pola hubungannya dengan tiap anggota keluarga. d. Bimbing pasien untuk mencoba cara-cara baru dalam berhubungan dengan anggota keluarga yang lain. 3. Kegiatan hidup sehari-hari a. Pemenuhan nutrisi dan cairan 1) Jelaskan kepada pasien bahwa makan dan minum yang cukup penting untuk kesehatannya. 2) Jelaskan bahwaw kondisi fisik yang sehat akan meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah. 3) Sajikan makanan secara menarik. 4) Pantau berat badan pasien secara teratur. b. Bantu pasien melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya 1) Arahkan kegiatan pasien sesuai dengan kemampuan minimal yang dimilikinya.

14

2) Beri penghargaan atas keberhasilan yang dicapai. 3) Beri kegiatan kepada pasien secara bertahap. 4) Bimbing pasien melakukan asuhan mandiri. 4. Lingkungan terapeutik a. Lingkungan fisik 1) Siapkan ruangan yang aman dan nyaman, hindari alat-alat yang dapat digunakan pasien untuk mencederai diri sendiri dan orang lain. 2) Tata ruangan secara menarik seperti: tempelkan poster-poster yang cerah untuk meningkatkan gairah hidup, hadirkan musik yang ceria, acara televisi berupa komedi yang lucu. 3) Beri kesempatan kepada pasien untuk merawat dan menyimpan barang-barang milik pribadinya pada lemari-lemari atau kamar khusus. b. Lingkungan sosial 1) Beri penjelasan kepada pasien setiap akan melakukan tindakan keperawatan, terutama yang berkaitan dengan privasi (hak pribadi pasien) misalnya: tindakan pengikatan, pemberian obat baik secara oral maupun parenteral, dan lain-lain. 2) Terima pasien sebagaimana adanya dengan tidak mengeluarkan kata-kata yang mengejek atau merendahkan. 3) Anjurkan keluarga agar menerima pasien sebagaimana adanya. 4) Sertakan keluarga dalam menyelesaikan masalah pasien. 5) Jelaskan kepada keluarga bahwa setiap keluarga unik, mempunyai kelebihan dan kekurangan.

15

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan Konsep diri merupakan hal yang kompleks dan abstrak, tidak dapat diraba dan tidak terwujud. “Konsep Diri” merupakan konsep seseorang sebagai orang yang berbeda dengan orang lain dan objek sekitarnya,terpisah dari orang lain dan objek tetapi merupakan manusia yang utuh. Konsep diri adalah semua ide, kepercayaan dan pandangan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari lima komponen, yaitu citra tubuh, ideal diri, identitas diri, peran, dan harga diri. Dari semuanya masalah psikosial dapat diamb Masalah keperawatan berupa harga diri situasional serta ketidakberdayaan Intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada klien dengan masalah psikososial diantaranya seperti memberi dukungan penuh terhadap diri klien dan membantu klien untuk menemukan mekanisme koping yang adekuat agar dapat mengatasi masalah kesehatannya 1.2 Saran Pembaca diharapkan banyak membaca referensi lain terkait masalah psikososial: Gangguan konsep diri. Hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih memahami terkait masalah klien dengan gangguan psikososial. Selain itu pembaca juga dapat mencari informasi terkait jurnal penatalaksanaan terbaru pada klien dengan masalah psikososial. Selain itu diharapkan juga perawat maupun calon perawat tidak memandang sebelah mata orang dengan gangguan jiwa, karena setiap orang dengan gangguan jiwa masih memiliki fungsi tubuh atau tidak rusak seutuhnya dan menjadi advokasi, care giver yang baik untuk kliennya.

16

DAFTAR PUSTAKA

H.Aziz Alimul, A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dalam Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. NANDA. 2015. Diagnosa Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, an Praktik. Ed.4. Jakarta: EGC Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika. Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC Stuart, Gail Wiscarz, 1998 .Buku Saku Keperawatan jiwa. Jakarta .EGC, Yusuf Achmad, et al. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika. Ainur ( online http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-jiwagangguan-konsep.html diakses tanggal 25 februari , pukul 10.00 WIB) Indri ( online http://beequinn.wordpress.com/nursing/kebutuhan-dasar-manusia-ikdm-i/askep-pasien-gangguan-konsep-diri/ diakses tanggal 25 februari 2017, pukul 16.00 WIB)

Related Documents


More Documents from "Diofani Putri"