Konsep Askep Hiperemesis Gravidarum.docx

  • Uploaded by: Diofani Putri
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Askep Hiperemesis Gravidarum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,493
  • Pages: 5
Askep pada klien dengan hiperemesis gravidarum dapat dijadikan melalui 5 tahapan proses keperawatan meliputi : pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 1. Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan pendekatan yang istematis untuk mengumpulkan data, pengelompokan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambarana secara terus menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawatan melakukan asuhan keperawatan. Langkah pertama dalam pengkajian ibu hiperemesis gravidarum adalah mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut: a. Data Riwayat Kesehatan 1) Riwayat kesehatan sekarang Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus. 2) Riwayat kesehatan dahulu kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya. kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah. Riwayat kesehatan keluarga Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga. b. Data Fisik biologis Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma garvidarum, mukosa membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran. c. Riwayat Menstruasi Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun. Siklus 28-30 hari. Lamanya 5-7 hari. Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari. Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah. d. Riwayat perkawinan Kemungkinan terjadi pada perkawian usia muda. e. Riwayat kehamilan dan persalinan. Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan. Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran. f. Data psikologi Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat. g. Data sosial ekonomi Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh

tingkat pengetahuan yang dimiliki. h. Data penunjang Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemaglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urine. 2. Diagnosa Keperawatan Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemugkinan diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan. a. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat. b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah terus menerus. c. Nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang berulang. d. Risiko intoleransi aktifitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan kurangnya intake nutrisi. e. Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanana ke fetal (janin). 3. Intervensi Keperawatan 1) Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat. Tujuan :Kebutuhan cairan&elektrolit terpenuhi. Mandiri : a. Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman. Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang membuat metabolisme tidak meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan muntah. b. Pantau tanda2 vital & dehidrasi. Rasional : Dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat diketahui sejauhmana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. TD turun, suhu meningkat, & nadi meningkat merupakan tanda2dehidrsi & hipokalemia. c. Pantau tetes cairan infus. Rasional : Jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan di dalam sistem sirkulasi. d. Catat intake dan output. Rasional : Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan cairan di dalam tubuh. e. Setelah 24 jam anjurkan untuk minum tiap jam. Rasional : Minum yang sering dapat menambah pemasukan cairan melalui oral. Kolaborasi : f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus. Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga bisa m encegah keadaan yang lebih buruk pada ibu. 2) Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah yang terusmenerus. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Mandiri : a. Kaji kebutuhan nutrisi ibu. Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurang

nutrisi pada ibu dan menetukan langkah selanjutnya. b. Observasi tanda2kekurangan nutrisi. Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana kekurangnn nutrisi akibat muntah yang berlebihan. c. Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional : Makanan dalam proses kecil dapat memenuhi pemenuhan lambung dan mengurangi kerja peristaltik usu serta memudahkan proses penyerapan. d. Berikan makanan dalam keadaan hangat dan berfariasi. Rasional : Makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual dan makanan yang berfariasi untuk menambah nafsu makan ibu, sehingga diharapkan kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi. e. Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak. Rasional : Makanan yang tidak berlemak dan berminyak mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang. f. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang pencernaan (roti kering dan biskuit). Rasional : Makanan kering tidak merangsang pencernaan & mengurangi perasaan mual. g. Berikan ibu motivasi agar mau memberikan makanan. Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya. h. Timbang BB ibu. Rasional : Dengan menimbang BB bisa diketahui keseimbangan BB sesuai usia kehamilan dan pengaruh nutrisi. 3) Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah berulang. Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi Mandiri : a. Kaji tingkat nyeri. Rasional : Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu dan menentukan tindakan selanjutnya. b. Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan. Rasional : Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal, sehingga dapat mencegah muntah yang berulang. c. Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah & sebelum makan. Rasional : Kebersihan mulut yang baik & terpelihara bisa menimbulkan rasa nyaman juga diharapkan dapat mengurangi mual & muntah. d. Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenangkan. Rasional : Dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu bisa melupakan rasa nyeri akibat muntah ynag berulang. e. Anjurkan ibu untuk istirahat dan batasi pengunjung. Rasional : Dengan istirahat yang cukup & membatasi pengunjung, dapat menambah ketenangan pada ibu. Kolaborasi : f. Kolaborasi dalam pemberian anti metik dan sedatif dengan dokter. Rasional : Obat anti emetik mengurangi muntah sedatif membuat ibu tenang, sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu. 4) Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu. Tujuan : Pola pertahan diri efektif Mandiri : a. Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilannya.

Rasional : Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat diketahui reaksi ibu terhadap kehamilannya. b. Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian. Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam menghadapi masalahnya. c. Diskusikan dengan ibu tentang masalah yang dihadapi & pemecahan masalah yang bisa dilakukan. Rasional : Melalui diskusi dapat diketahui koping ibu dalam menghadapi masalahnya. d. Bantu ibu untuk memecahkan masalahnya, terutama yg berhubungan dengan kehamilannya. Rasional : Dengan membantu memecahkan masalah ibu, maka perawat dapat menemukan pola koping ibu yang efektif. e. Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yg konstruktif. Rasional : Dukungan dapat menambah rasa percaya diri ibu dlm menemukan pemecahan masalah. f. Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu. Rasional : Keluarga bisa diajak kerjasama dalam memberikan dukungan pada ibu terhadap kehamilannya. Kolaborasi : g. Kolaborasi dgn ahli psikiatri jika diperlukan. Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang lebih berat sebagai penyebab masalah. 5) Resiko perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah makanan ke janin Tujuan : Perkembangan janin tidak terganggu. Mandiri : a. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin & ibu mengetahui akan kebutuhan nutrisinya. b. Periksa fundus uteri. Rasional : Tinggi fundus uterus yg tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi janin. c. Pantau denyut jantung janin. Rasional : Denyut jantung yg masih dlm keadaan normal & aktif menandakan janin masih dalam keadaan baik 4. Implementasi Keperawatan Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keperawatan harus mendetail. Agar semua tenaga keperwatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan pelayanan kepada ibu dan atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat. 5. Evaluasi Keperawatan Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk megetahui sejauh mana masalah ibu dapat teratasi. Disamping itu, perawat juga melakukan umpan balik. Atau pengkajian ulang jika yang ditetapkan belum tercapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.

Report this ad

Related Documents


More Documents from "Noval Bastian"

Bab 1 Fix.rtf
December 2019 17
Bab 2.docx
December 2019 14
Makalah Stroke.docx
December 2019 18
Harga Diri Rendah.docx
October 2019 27
Hemoragik.docx
December 2019 14