LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
OLEH ANDRYANA AGREVITA 70300116010
C1 LAHAN
(
C1 INSTITUSI
)
(
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2019
0
)
BAB I KONSEP MEDIS 1. Definisi Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksiyang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,trombositopenia dan diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010). Penyakit DBD mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepatdan sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibatpenanganan yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut jugadengue hemoragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dandengue shock sindrom (DDS) (Widoyono, 2008). Sehingga dapat disimpulkan bahwa, penyakit DHFadalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus )dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus danAedes Aegepty ) nyamuk aedes aegepty. (Ngastiyah, 2014).
2. Etiologi Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B, yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda.Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti
(didaerah perkotaan) dan aedes albopictus (didaerah
pedesaan) (Widoyono, 2008). Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang, telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari, kemudian untuk menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa yang sudah menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100butir (Murwani, 2011).
3. Manifestasi Klinis Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DBD dengan masa inkubasi antara 3-15 hari.Penderita biasanya mengalami demam akut atau suhu meningkat tiba-tiba, sering disertai menggigil, saat demam pasien compos mentis.Gejala klinis lain yang
1
sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan pada saat demam dan tak jarang pula dijumpai pada saat penderita mulai bebas dari demam. Perdarahan yang terjadi dapat berupa: a. Perdarahan pada kulit atau petechie, echimosis, hematom. b. Perdarahan lain seperti epistaksis, hematemesis, hematuridan melena. Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DBD, gambaran klinis lain yang tidak khas dijumpai pada penderita DBD adalah : a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit pada waktu menelan. b. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi. c. Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri uluhati, pegal-pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fotofobia, otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal. Pada hari pertama sakit, penderita panas mendadak secara terus-menerus dan badan terasa lemah atau lesu. Pada hari kedua atau ketiga akan timbul bintik-bintik perdarahan, lembam atau ruam pada kulit di muka, dada, lengan atau kaki dan nyeri ulu hati serta kadangkadang mimisan, berak darah atau muntah. Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba.Kemungkinan yang selanjutnya adalah penderita sembuh atau keadaan memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan dan kaki dingin dan banyak mengeluarkan keringat. Bila keadaan berlanjut, akan terjadi renjatan (lemah lunglai, denyut nadi lemah atau tidak teraba) kadang kesadarannya menurun. 4. Klasifikasi Menurut (Mubin, 2009) derajat penyakit DBD terbagi empat derajat : a. Derajat 1 :
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif) b. Derajat II
Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain pada hidung (epistaksis) c. Derajat III 2
Ditemukan kegagalan sirkulasi dengan adanya nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (kurang dari 20 mm/Hg) / hipotensi disertai kulit dingin dan lembab serta gelisah d. Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur, akral dingin dan akan mengalami syok.
5. Patofisiologi Virus dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali memberi gejala DF. Pasien akan mengalami gejala viremia seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hyperemia ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada RES seperti pembesaran kelenjer getah bening, hati, dan limfa. Reaksi yang berbeda nampak bila seseorang mendaparkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan. Hal ini disebut the secondary heterologous infection atau the sequential infection of hypothesis. Re-infeksi akan menyebabkan suatu rekasi anamnetik antibody, sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang tinggi (Wijaya & Putri, 2016). Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vector penularan virus Dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitan. Nyamuk Aedes aegypti merupakan faktor penting di daerah perkotaan (daerah urban) sedangkan di daerah pedesaan (daerah rural) kedua jenis spesies nyamuk Aedes tersebut berperan dalam penularan.Nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak di tempat lembab dan genangan air bersih.Sedangkan Aedes albopictus berkembangbiak di lubang-lubang pohon dalam potongan bambu, dalam lipatan daun dan dalam genangan air lainnya.Virus memasuki tubuh ke manusia melalui gigitan nyamuk menembus kulit.Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari, dimana virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila jumlah virus sudah cukup maka virus akan memasuki sirkulasi (viremia), yang pada saat itu manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas. Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia maka tubuh akan memberi reaksi. Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu dengan yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi akan memanifestasikan
3
perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakitnya. Pada prinsipnya bentuk reaksi tubuh terhadap keberadaan virus dengue adalah sebagai berikut : a. Bentuk reaksi pertama
Mengendapkan bentuk netralisasi virus pada pembuluh darah kecil, kulit berupa gejala ruang (rash). b. Bentuk reaksi kedua
Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah darah dan kualitas komponen-komponen pembuluh darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan. c. Bentuk reaksi ketiga
Terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen plasma atau cairan darah dari dalam pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala asites dan rongga selaput paru berupa gejala efusi pleura. Apabila tubuh manusia hanya memberi reaksi bentuk 1 dan 2 saja maka orang tersebut akan menderita demam dengue, sedangkan apabila ketiga bentuk reaksi terjadi maka orang tersebut akan mengalami demam berdarah dengue.
6. Komplikasi a. Ensefalopati Dengue Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yangberkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBDyang tidak disertai syok.Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya ensefalopati.Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, makakemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darahotak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yangmenyeluruh.Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawardarah otak.Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungandengan kegagalan hati akut.
b. Kelainan ginjal Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik.Dapat dijumpai sindrom uremik hemolitik walaupun 4
jarang.Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok diobati dengan menggantikan volume intravaskular, penting diperhatikan apakah benar syok telah teratasi dengan baik.Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi.Diuresis diusahakan > 1 ml / kg berat badan/jam.Oleh karena bila syok belum teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat sering kali dijumpai akute tubular necrosis, ditandai penurunan jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
c. Udema paru Udem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibatpemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan udem paru oleh karena perembesan plasma masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih (kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distress pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan ditunjang dengan gambaran udem paru pada foto rontgen dada.
Komplikasi demam berdarah biasanya berasosiasi dengan semakin beratnya bentuk demam berdarah yang dialami, pendarahan, dan shock syndrome. Komplikasi paling serius walaupun jarang terjadi adalah sebagai berikut: a. Dehidrasi b. Pendarahan c. Jumlah platelet yang rendah d. Hipotensi e. Bradikardi f. Kerusakan hati
7. Pemeriksaan Diagnostik 5
Langkah - langkah diagnose medik pemeriksaan menurut(Murwani, 2011): a. Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20%, normal:pria 40-50%; wanita 35-47% b. Uji torniquit: caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanansystole dan diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5menit untuk anakanak. Positif ada butir-butir merah (petechie) kurang20 pada diameter 2,5 inchi. c. Tes serologi (darah filter) : ini diambil sebanyak 3 kali denganmemakai kertas saring (filter paper) yang pertama diambil pada waktupasien masuk rumah sakit, kedua diambil pada waktu akan pulang danketiga diambil 1-3 mg setelah pengambilan yang kedua. Kertas inidisimpan pada suhu kamar sampai menunggu saat pengiriman. d. Isolasi virus: bahan pemeriksaan adalah darah penderita atau jaringan-jaringanuntuk penderita yang hidup melalui biopsy sedang untukpenderita yang meninggal melalui autopay. Hal ini jarang dikerjakan
8. Penatalaksanaan Untuk penderita tersangka DF / DHF sebaiknya dirawat dikamar yang bebas nyamuk (berkelambu) untuk membatasi penyebaran.Perawatan diberikan sesuai dengan masalah yang ada pada penderita sesuai dengan beratnya penyakit. a. Derajat I: istirahat baring, mengkonsumsi makanan lunak (bila belum ada nafsu makandianjurkan minum yang banyak 1500-2000cc/hari), diberi kompres dingin, memantau keadaan umum, suhu, tensi, nadi dan perdarahan,diperiksakan Hb, Ht, dan thrombosit, pemberian obat-obat antipiretikdan antibiotik bila dikuatirkan akan terjadi infeksi sekunder b. Derajat II: bila terjadi epitaxsis darah dibersihkan dan pasang tamponsementara, bila penderita sadar boleh diberi makan dalam bentuk lemaktetapi bila terjadi hematemesis harus dipuaskan dulu, mengatur posisikepala dimiringkan agar tidak terjadi aspirasi, bila perut kembung besardipasang maag slang, sedapat mungkin membatasi terjadi pendarahan,jangan sering ditusuk, pengobatan diberikan sesuai dengan
intruksidokter,
perhatikan
teknik-teknik
pemasangan
infus,
jangan
menambahpendarahan, tetap diobservasi keadaan umum, suhu, nadi, tensi
6
danpendarahannya, semua kejadian dicatat dalam catatan keperawatan, bilakeadaan memburuk segera lapor dokter. c. Derajat III: mengatur posisi tidur penderita, tidurkan dengan posisiterlentang denan kepala extensi, membuka jalan nafas dengan carapakaian yang ketat dilonggarkan, bila ada lender dibersihkan dari mulutdan hidung, beri oksigen, diawasi terus-meneris dan jangan ditinggalpergi, kalau pendarahan banyak (Hb turun) mungkin berikan transfusiatas
izin
dokter,
bila
penderita
tidak
sadar
diatur
selang selin
perhatiankebersihan kulit juga pakaian bersih dan kering.
Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain : a. Menggunakan insektisida Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathionialah dengan pengasapan atau pengabutan. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 % per 10 liter air.
b. Tanpa insektisida Caranya adalah: Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7 – 10 hari); Menutup tempat penampungan air rapat-rapat; Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
7
BAB II KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Berdasarkan klasifikasi NANDA (Herdman, 2010), fokus pengkajian yangharus dikaji tergantung pada ukuran, lokasi, dan etiologi kalkulus: a. Aktivitas/ Istirahat Gejala: keterbatasan aktivitas sehubungan dengan kondisi sebelumnya,pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi. b. Sirkulasi Tanda: peningkatan TD, HR, nadi, kulit hangat dan kemerahan. c. Eliminasi Gejala: riwayat ISK, obstruksi sebelumnya, penurunan volume urin,rasa terbakar. Tanda: oliguria, hematuria, piouria, perubahan pola berkemih. d. Pencernaan Tanda: mual-mual, muntah.
2. Diagnosa Keperawatan Diagnose keperawatan menurut Standar Dignosis Keperawatan Indonesia : 1. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan intracvaskuler ke intra seluler di tandai dengan adanya perdarahan di bawah kulit.(SDKI, 87, D0036) 2. Deficit nutrisi berhubugan dengan factor psikologis ditandai dengan penurunan nafsu makan (SDKI, 56, D0019) 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan perasaan lemah. (SDKI, 128, D0058)
8
3. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan menurut SIKI 2017 1. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan intracvaskuler ke intra seluler di tandai dengan adanya perdarahan di bawah kulit.(SDKI, 87, D0036) Tujuan:tidak terjadi devisit volume cairan dengan Kriteria Hasil: -Input dan output seimbang -Turgor kulit normal -ttv dalam batas normal Intervensi: Observasi a. Monitor status hidrasi(mis. Frekuensy nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit dan tekanan darah. b. Monitor berat badan harian Terapeutik a. Catat intake output dan warna urine dan hitung balance cairan 24 jam. b. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan. Kolaborasi Kolaborasi a. pemberian diuretic jika perlu
Kolaborasi c. Kolaborasi pemberian diuretic jika perlu 9
2. Deficit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis ditandai dengan penurunan nafsu makan (SDKI, Hal 56, D0019) Tujuan:kebutuhan nutrisi trpenuhi dengan criteria hasil: -menunjukkan berat badan seimbang -nafsu makan baik Intervensi Observasi: a. Identifikasi status nutrisi b. Idntifikasi alergi dan intoleransi makanan c. Identifiksi makanan yang disukai d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient e. Monitor berat badan
Teraupetik a. Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika perlu b. Sajikan makanan lebih menarik dan suhu yang sesuai c. Berikan makanan tinggi serat. d. Berikan makanan tinggi protein dan tinggi kalori e. Berikan suplemen makanan jika perlu Edukasi a. Anjurkan posisi duduk jika mampu Kolabrasi
10
a. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukn jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan (SIKI,HAL.200,I.03119)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan perasaan lemah. (SDKI, 128, D0058) Tujuan :setelah dilakukan perawatan,Pasien mampu beraktivitas Intervensi Observasi a. Monitor kelelahan fisik dan emosional b. Monitor pola dan jam tidur Teraupeutik a.
Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
b. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur ,jika tidak dapat berjalan atau berpindah Edukasi a. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap b. Ajarkan strategi koping untuk menurunkan kelelahan Kolaborasi a. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
11
DAFTAR PUSTAKA
Mubin. 2009. Panduan Praktis Ilmu Penakit DalamDiagnosis dan terapi, Edisi 2. EGC: Jakarta
Murwani, Arita. (2011). Perawatan Pasien Penyakit Dalam Edisi ke-1. Yogyakarta:Gosyen SDKI.(2017).Standar Diagnosis Keperwatan Indonesia Edisi 1.DPP PPNI:Jakarta Selatan SIKI(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1.DPP PPNI:Jakarta Selatan Sudoyo, A. W., Setiohadi, B., Alwi, I., & K, M. S., Eds. (2010).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. Widoyono. 2008.Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga. Ngastiyah. (2014). Perawatan Anak Sakit (2 ed.). Jakarta: Buku Kedokteran.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. “S” DENGAN DIAGNOSA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUANG PERAWATAN MAMINASA BAJI RSUD LABUANG BAJI
OLEH ANDRYANA AGREVITA 70300116010
C1 LAHAN
(
C1 INSTITUSI
)
(
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2019 13
)
FORMAT PENGKAJIAN Nama Mahasiswa
:Andryna Agrevita
NIM
:70300116010 REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN UMUM DIRUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH
A. IDENTITAS Nama :An.S Ruang Rawat : Maminasa Baji Umur :8 tahun No. Rekam Medik :372101 Pendidikan :Sd Tgl/Jama Masuk :20 maret 2019 Pekerjaan :Pelajar Tgl/Jam Pengambilan Data :08:40,25 Suku :Makassar Maret 2019 Agama :Islam Diagnosa Masuk: DHF Status perkawinan :Belum Cara masuk : Berjalan menikah Alamat :jl.manuruki Sumber Informasi :pasien dan keluarga pasien B. RIWAYAT KESEHATAN Keluahan : Klien Mengeluh Demam Utama Keluhan :Pada saat dilakukan pengkajian jam 08:40 tanggal 25 maret saat ini 2019 klien Nampak lemas serta tidak nafsu makan,muncul bintik-bintik merah,keluarga klen mengatakan porsi makanan tidak dihabiskan Keluarga pasien mengatakanklien belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya BB Sebelum Sakit : 23 Kg Pasien tidak pernah dioperasi sebelumnya C. KEADAAN UMUM Pasien Nampak lemas Keasadaran pasien Composmentis 14
Pasien Mengerti Tentang Penyakitnya D. KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN NYERI 0 - Suhu : 36.8 C - TD:90/60 mmHg - P:22x/menit - N:69x/menit - Klien tidak mengeluh nyeri Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
-
-
-
NUTRISI TB : 120 Cm BB sebelum sakit 23 kg,Pada saat sakit 22 Kg Kebiasaan makan :Sebelum sakit klien,makan dengan teratur 3xsehari, klien mengatakan ia suka makan mie ,pada saat sakit klien mengatakan kurang nafsu makan dan ada rasa mual Keluahan saat ini : Kurang nafsu makan Tidak ada pembesaran tiroid Tidak ada hernia atau massa Kondisi gigi/gusi bersih Penampilan lidah : Bising Usus … ..X/menit Infus (dimulai tgl :21 maret, Jenis cairan RL,20 tts/menit) Dipasang di ekskremitas atas sebelah kiri Porsi makan yang di habiskan :1/4 makan Mkanan yang di sukai : Mie Instan
Masalah keperawatan :
KEBERSIHAN PERORANGAN - Keluarga klien mengatakan sebelum sakit,klien mandi 3x sehari,pada saat dirawat di Rs,klien belum pernah mandi,Hanya di bersihkan dengan tissue basah,klien mengatakan cucirambut 3x1minggu,gosok gigi 2xsehari,kebersihan klien Nampak bersih dan terawatt dari kepala,rambut,kuku,gigi.
Masalah Keperawatan 15
Defisit Nutrisi CAIRAN - Kebisaan minum : sebelum sakit klien mengatakan dalam sehari bisa menghabiskan 1 botol minuman 1500ml/hari, jenis minuman yang dikonsumsi air mineral dan minuman yang manis.Pada saat sakit klien sering minum tetapi dalam jumlah sedikit,sehari menghabiskan 1 gelas.Keluarga klien mengatakan,Klien hanya minum pada saat diingatkan - Turgor kulit : keadaan turgor kulit kering - Pengisian kapiler :< 3 detik - Tidak terdapat edema - Terpasang infuse Rl 20 tts/menit - Selaput mukosa bibir kering
Tidak ada masalah AKTIVITAS & LATIHAN - Aktivitas waktu luang : Bermain Aktivitas/Hoby : Bermain Sepak Bola - Kesulitan bergerak :klien mengatakan ia lemas untuk bergerak - Keluhan saat ini : klien mengatakan ia lemas untuk bergerak, klien nampak malas untuk bergerak. - Tidak mengalami Kelainan bentuk ekstremitas - Pelaksanaan aktivitas : Klien dibantu oleh keluarga klien - aktifitas yang perlu dibantu seperti toileting
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan Resiko ketidakseimbangan cairan Intoleransi aktivitas ELIMINASI
OKSIGENIASI
- Nadi : 69 X/menit Pernafasan :22 - Kebisaan BAB sebelum sakit X/menit 2X/hari BAK : 1-5X/hari,pada saat Di Rs.BAB 1x/hari,BAK 1-2 kali - TD : 90/60 HmHg Bunyi Nafas : sehari,urine sedikit normal - Tidak mengalami keluhanpada BAB - Tidak ada Pernafasan Cuping dan BAK hidung,tidak ada produksi Sputum,tidak ada batuk,Tidak ada - Tidak ada nyeri tekan padadaerah kelainan pada pernapasan abdomen - Tidak terpasang kateter urine
16
Masalah keperawatan Tidak ada masalah
Masalah keperawatan Tidak ada masalah
TIDUR DAN ISTIRAHAT - Sebelum sakit klien mengatakan pada malam hari ia tidur jam 9 malam-jam 6 pagi,tidur siang hanya 1 jam,Pada saat dirawat di Rs klien tidak memiliki gangguan pada tidurnya,klien mulai tidur jam 10 malam sampai jam 6 pagi. Masalah Keparawatan Tdk ada masalah NEOROSENSORIS - Klien mengatakan ia lemas tetapi tidak ada rasa ingin Pingsan/Pusing - Stroke (gejala sisa) :tidak ada tanda gejala stroke atau gejala sisa - Keluarga klien mengatakan anaknya tidak mengalami kejang - tidak mengalami disorientasi waktu,tempat - Kesadaran : Composmentik walau Nampak lemah - Tidak menggunakan alat bantu penglihatan,Alat bantu dengar
-
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA Refleksi : tidak kelumpuhan Penglihatan : tidak ada masalah Pendengaran: tidak ada masalah Penciuman :tidak ada masalah Perabaan : tidak ada masalah
Masalah Keparawatan Tidak ada masalah KEAMANAN Alergi/sensitivitas :klien tidak memiliki alergi Perubahan system imun menurun,akibat gigitan nyamuk da kurangnya nafsu makan Tidak pernah melakukan Transfuse darah Tidak pernah mengalami kecelakaan Fraktur/dislokasi Cara berjalan klien normal Rom aktif bagus
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah SEKSUALITAS - Aktif melakukan hubungan seksual Pria - Tidak dilakukan pengkajian : ( ) tidak ( ) ya - Penggunaan kondom - Masalah-masalah/kesulitan seksual 17
- Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat. Wanita - Usia menarke : ……. Thn, lamanya siklus : …..hari - Durasi : ………… - Periode menstruasi terakhir : …… menopause: ….. - Rabas vagina :……. Perdarahan antar periode :…… Masala Keperawatan : Tidak ada masalah KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN RESIKO SERTA INTERAKSI SOSIAL - Klien belum menikah dan tinggal - Klien tidak mengalami gangguan serumah dengan orangtua Sosiologis seperti menarik diri,isolasi social,klien aktif dalam berinterkasi - Pada saat mengalami stress ia dengan teman-temannya mencurahkan kepada orangtuanya - Spiritual : Rajin beribadah - Prikologis : klien sedih dengan - Kegiatan keagamaan :Shalat dan kondisi yang dialaminya sekarang mengaji di Mesjid - Klien tidak merasa putus asa dan tidak berdaya Masalah keperawatan : Tidak ada masalah E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN Obat
Dosis
Cefotaxime
500 mg/8
Infus RL Asam mafenamat
20tetes
Waktu 8 Jam
18
tujuan antibiotik
F. DATA GENOGRAM GI
8
Ket : : laki- laki
Perempuan
: klien GI: nenek dan kakek klien masih hidup baik dari ayah maupun ibu G2: ayah klien anak pertama dari 4 bersaudara, sedangkan ibunya anak kedua dari 3 bersausaudara G3: klien anak kedua dari 3 bersaudara G. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG (diagnostic & laboratorium)
Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Trombosit
37.000
(40-150)
Leukosit
4.30 g/dl
(14.5-45.0)
Hemoglobin
10.3 g/dl
(11.5-15.5)
Hematokrit
3 2.1 %
(35-45)
19
H. PATOFISIOLOGI & PENYIMPANGAN KDM
20
KLASIFIKASI DATA DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
1. klien merasa dirinya lemah sehingga
1. TB:12O cm,BB Sebelum sakit:23
sulit untuk bergerak untuk bergerak
Kg,BB pada saat Sakit:22 Kg. IMT:
2. klien mengatakan kurang nafsu makan dan ada rasa mual
2. Klien nampak lemas 3. TTV:
3. Keluarga mengatakan, klien hanya
TD:90/60 mmHg
menghabiskan ¼ dari porsi makannya
N:69x/menit
4. keluarga klien mengatakan Pada saat
P:22x/menit
sakit klien sering minum tetapi dalam
N:69x/menit
jumlah sedikit,sehari menghabiskan 1
4. Klien nampak malas bergerak
gelas lebih
5. Tampak mukosa bibr kering
5. klien mengatakan pada saat dirawat di rumahsakit BAB 1x/hari,BAK 1-2 kali sehari,urine sedikit
6. Nampak turgor kulit kering 7. Terpasang infuse Rl 20 tts/menit,Pada ekskremitas atas,sebelah kiri
6. Sebelum sakit klien mengatakan pada
8. Pengisian kapiler :< 3 detik
malam hari ia tidur jam 9 malam-jam
9. Terihat adanya Petekie
6 pagi,tidur siang hanya 1 jam,Pada
10. Hematokrit 3 2.1 %
saat
tidak
11. Trombosit 37.000
pada
12. Leukosit
dirawat
memiliki
di
Rs
klien
gangguan
tidurnya,klien mulai tidur jam 10 malam sampai jam 6 pagi. 7. Keluarga klien mengatakan anaknya tidak mengalami kejang
21
4.30 g/dl
13. Hemoglobin
10.3 g/dl
ANALISIS DATA No
Data
1.
DS:
Masalah Keperawatan
Etiologi
keluarga klien mengatakan Pada saat sakit klien sering minum tetapi dalam jumlah sedikit, sehari dapat menghabiskan 1 gelas lebih - klien mengatakan pada saat dirawat di rumahsakit BAB 1x/hari,BAK 1-2 kali sehari,urine sedikit
Arbovirus melalu nyamuk aedes aegepty
ketidakseimbangan
Infeksi virus dengue
Hipertermi
Kebocoran plasma ke ekstravaskuler
Resiko ketidakseimbangan cairan
4.30 g/dl
turgor
perpindahan
ke intra seluler di
perdarahan di bawah kulit.(SDKI,
-Hemoglobin 10.3 g/dl -Nampak kering
dengan
tandai dengan adanya
- Hematokrit 3 2.1 %
-Leukosit
berhubungan
cairan intracvaskuler
Permeabilitas kapiler meningkat
- Trombosit 37.000
cairan Beredar dalam aliran darah
DO - Tampak mukosa bibr kering
Resiko
kulit
-Nampak adanya peteqie - Terpasang infuse Rl 20 tts/menit,Pada ekskremitas atas,sebelah kiri
22
D0036)
87,
2.
DO -TB:12O cm,BB Sebelum sakit:23 Kg,BB pada saat Sakit:22 Kg. IMT:15,3(norml 18,5) -Klien nampak lemas
Arbovirus melalu nyamuk aedes aegepty Deficit Beredar dalam aliran darah
berhubungan dengan factor
-klien mengatakan kurang nafsu makan dan ada rasa mual -Keluarga mengatakan, klien hanya menghabiskan ¼ dari porsi makannya
psikologis
ditandai
dengan
Infeksi virus dengue penurunan makan
DS
nutrisi
Mual muntah
Anoreksia sehingga Intake nutrisi tidak adekuat
Deficit nutrisi
23
D0019)
(SDKI,
nafsu 56,
3
Arbovirus melalu nyamuk aedes aegepty
DO -Klien nampak bergerak
Intoleransi
malas Beredar dalam aliran darah
- Klien nampak lemas DS -klien merasa dirinya lemah sehingga sulit untuk bergerak untuk bergerak
Infeksi virus dengue
aktivitas
berhubungan dengan kelemahan
ditandai
dengan
perasaan
lemah. (SDKI, 128, Mual muntah
Anoreksia sehingga Intake nutrisi tidak adekuat
Metabolism glukosa terganggu
Pembentukan ATP terganggu
Suplai nutrient jaringan terganggu
Energy berkurang
Kelemahan otot
Intoleransi Aktivitas
24
D0058)
DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA KLIEN
:AN.S
NO. RM
UMUR KLIEN
:8 tahun
DX. MEDIK :DHF
NO 1
:372101
Diagnosa Keperawatan Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan intracvaskuler ke intra seluler di tandai dengan adanya perdarahan di bawah kulit.(SDKI, 87, D0036)
2
Deficit nutrisi berhubugan dengan factor psikologis ditandai dengan penurunan nafsu makan (SDKI, 56, D0019) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan perasaan lemah.
3
(SDKI, 128, D0058)
25
INTERVENSI KEPERAWATAN NAMA KLIEN : An.S UMUR KLIEN : 8 tahun Diagnosa No Kriteria Evaluasi Keperawatan 1
NO. RM : 372101 DX. MEDIK : DHF Intervensi
Rasional
Tujuan:Tidak Observasi Observasi terjadi devisit volume cairan ketidakseimbangan c. Monitor status hidrasi(mis. a. Vital sign membantu dengan Kriteria cairan berhubungan Hasil: Frekuensy nadi, kekuatan nadi, mengidentifikasi fluktuasi a dengan perpindahan -Input dan output akral, pengisian kapiler, cairan intravasuler cairan intracvaskuler seimbang kelembapan mukosa, turgor kulit b. Mengawasi penurunan berat ke intra seluler -Turgor kulit dan tekanan darah. badan .(SDKI, hal 87, normal d. Monitor berat badan harian -ttv dalam batas D0036) normal Terapeutik Teraupeutik Resiko
d. Catat intake output dan warna urine dan hitung balance cairan 24 jam.
a. Agar
dapat
kehilangan
dan
Menentukan kebutuhan
cairan
e. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan. f. Berikan cairan intravena jika 26
b. Untuk mencegah terjadinya dehidrasi
perlu.
c. Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah terjadinya syok hipovelemik
Kolaborasi
Kolaborasi a. Kolaborasi
pemberian
diuretic
a. Untuk mengatasi gejala diare jika ada
jika perlu (SIKI, hal 159, I.03098)
Observasi 2.
Deficit
nutrisi Tujuan:kebutuhan berhubungan dengan nutrisi trpenuhi dengan criteria factor psikologis hasil:
Observasi f. Identifikasi status nutrisi g. Idntifikasi
alergi
intoleransi makanan 27
dan
a. untuk menetapkan intervensi yang tepat b. untuk mengetahui
ditandai penurunan
-menunjukkan berat badan nafsu seimbang
dengan
makan (SDKI, Hal -nafsu baik 56, D0019)
makan
h. Identifiksi
makanan
yang
disukai i. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient j. Monitor berat badan
Teraupetik f. Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika perlu g. Sajikan
makanan
lebih
menarik dan suhu yang sesuai h. Berikan makanan tinggi serat. i. Berikan
makanan
tinggi
protein dan tinggi kalori j. Berikan suplemen makanan jika perlu Edukasi b. Anjurkan 28
posisi
duduk
ketidakcocokan makanan pada klien c. meningkatkan nafsu makan melalui makanan yang disukai d. untuk mengetahui kebutuhan kalori dan nutrient dalam tubuh. e. untuk mengawasi penurunan berat badan
Terapeutik a. untuk meningkatkan nafsu makan dan masukan per oral. b. Untuk meningkatkan nafsu makan. c. untuk menghindari konstipasi d. agar kebutuhan protein dalam tubuh tercukupi dan makanan tinggi kalori agar pasien mempunyai tenaga untuk beraktivitas. e. Suplemen untuk membantu pasien lebih bertenaga dan tidak lemas.
jika Edukasi
mampu Kolabrasi b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukn jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan (SIKI,HAL.200,I.03119)
29
a. Untuk melancarkan sirkulasi dan membantu mengurangi mual.
Kolaborasi a. Agar kebutuhan kalori dan nutrisi yang di butuhkan tubuh klien dapat terpenuhi.
3.
setelah dilakukan Observasi perawatan,Pasien berhubungan dengan mampu c. Monitor kelelahan beraktivitas kelemahan ditandai emosional
Observasi
Intoleransi aktivitas
dengan
perasaan
lemah. (SDKI, 128, D0058)
fisik
dan
d. Monitor pola dan jam tidur
Teraupetik
Teraupeutik c.
a. Untuk mengetahui aktivitas fisik yang membuat cepat lelah b. Memantau pola istirahat
Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
d. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur ,jika tidak dapat berjalan atau berpindah
Edukasi
Edukasi c. Anjurkan
melakukan
aktivitas
secara bertahap d. Ajarkan strategi koping untuk menurunkan kelelahan
dengan
ahli
gizi
tentang cara meningkatkan asupan makanan 30
a. Untuk mencegah kekakuan otot. b. Agar pasien mengetahui cara untuk mengatasi kelelahan dialaminya. Kolaborasi
Kolaborasi b. Kolaborasi
a. Untuk membantu meningkatkan rasa ingin beraktivitas pada klien secara mandiri. b. Untuk mengurangi tirh baring.
a. Untuk membantu pemenuhan nutrisi klien sesuai kebutuhannya.
31