MAKALAH PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK
Oleh: KELOMPOK 2 NURUL AWALIAH ANDRYANA AGREVITA NURHUDAYA FAUZIAH.L MEILINDA NUR KHAFIFA EVI ASHARI KEPERAWATAN A
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ungkapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan kepada kita, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik yang membahas tentang Persfektif Keperawatan Anak. Selanjutnya, salam dan salawat kami sanjungkan kepada Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabat beliau yang telah membawa ummat manusia dari alam kebodohan ke alam penuh ilmu pengetahuan. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Dan apabila sekiranya terdapat kesalahan dalam makalah ini, kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan masa depan kami.
Samata, 3April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................................ Daftar Isi ........................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................................................... C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F. G.
Definisi Perspektif Keperawatan Anak .............................................................. Definisi Anak Menurut UU ................................................................................ Filosofi Keperawatan Anak ................................................................................ Prinsip-prinsip Keperawatan Anak ..................................................................... Paradigma Keperawatan Anak ........................................................................... Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak .......................................................... Lingkup Keperawatan Anak ...............................................................................
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................................... B. Saran ................................................................................................................... Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Anak dipandang sebagai individu yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan berkembang. Anak bukanlah miniature orang dewasa, melainkan individu yang sedang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tumbuh kembangnya dapat terus berjalan.Orangtua diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan perawatan pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Dimana terjadi proses interaksi terus menerus serta rumit antara faktor genetika dan faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan setelah dilahirkan. Setiap orang tua ingin menjadikan anaknya mempunyai taraf kesehatan yang baik, namun banyak faktor yang mempengaruhi terciptanya keinginan tersebut salah satunya adalah tumbuh kembang sang anak itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi persfektif keperawatan anak? 2. apa pengertian anak menurut undang-undang ? 3. bagaimana filosofi keperawatan anak ? 4. bagaimana prinsip-prinsip keperawatan anak ? 5. bagaimana paradigma keperawatan anak ? 6. apa peran perawat dalam keperawatan anak ? 7. bagaimana lingkup keperawatan anak ?
C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa definisi persfektif keperawatan anak? 2. mengetahui pengertian anak menurut undang-undang 3. untuk mengetahui filosofi keperawatan anak 4. untuk mengetahui prinsip-prinsip keperawatan anak 5. untuk mengetahui paradigma keperawatan anak 6. untuk mengetahui peran perawat dalam keperawatan anak 7. untuk mengetahui lingkup keperawatan anak
BAB II PEMBAHASAN PERSPEKTIF KEPERWATAN ANAK A. Definisi Perspektif Keperawatan Anak Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya.(Supartini,
2012).
Perspektif
keperawatan
anak
mencakup
perkembangan keperawatan anak, falsafah keperawatan anak, dan peran peawat anak. B. Pengertian Anak Menurut 1. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 (perlindungan anak) PASAL 1 Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yangmasih dalam kandungan. 2. Undang-undang No.4 Tahun 1997 (Kesejahteraan Anak) PASAL 1 Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin. 3. Undang-undang No.39 Tahun 1999 (tentang hak asasi manusia) PASAL Anak adalah setiap manusia yang berusia dibawah 18 tahun dan belum pernah menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.(Arbianingsih Kep,Ns., 2011)
C. FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK Filosofi Keperawatan anak merupakan keyakinana atau pandangan yang dimiliki perwat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care) dan menejemen khasus.
1) Family centered care Keluarga merupakan unsur penting dalam keperawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu perawat anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehiduan anak. Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu memfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian pelayanan keperawatan langsung maupun memberikan pelayanan kesehatan pada anak. Selain itu keperawatan anak perlu memperhatikan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi keluarga karena tingkat sosial, budaya dan ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola kehidupann anak selanjutnya faktor-faktor tersebut sangat menentukan perkembangan anak dalam kehidupan di masyarakat. Perawat bertindak sebagai pemberi pelayanan keperawatan hendaknya berfokus pada keluarga, dengan perhatikan kemampuan dalam menentukan kekuatan dan kelemahan sebab kekuatan dan kelemahan, dari keluarga tersebut dapat dijadikan acuan dalam pemberian pelayanan keperawatan. Kekuatan dan kelemahan keluarga tersebut juga berupa fasilitas keluarga dalam perawatan anak, tingkat pengetahuan, tingkat ekonomi, peran atau bentuk keluarga itu sendiri. Kemudian kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaannya bentuk dukungan dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tapi apabila dukungan keluarga keanak kurang baik, maka akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak. Dengan demikian dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan keterlibatan keluarga. Hal ini sangat penting mengingat anak selalu membutuhkan orang tua selama di rumah sakit seperti dalam aktivitas bermain atau program keperawatan lainnya seperti pengobatan. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi proses kembang anak. Sering sekali di
temukan dampak yang cukup berarti pada anak apabila anak tinggal sendiri tanpa ada yang menemani seperti kecemasan atau bahkan menjadi stres. Apabila hal tersebut dibiarkan terus upaya menyembuhkan sulit tercapai. Jika demikian halnya kerjasama atau keterlibatan orang tua dengan tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit selama anak masih dalam perawatan sangat diperlukan. Keterlibatan orang tua dan kemampuan keluarga dalam merawat merupakan dasar dalam pemberian asuhan keperawtan yang berfokus pada keluarga. Perawat dengan memfasilitasi keluarga dengan dapat membantu prosese penyembuhan paada anak yang sakit selama di rumah sakit. Harapan terbentuknya kerjasama yanng utuh antara peran dan fungsi orang tua dengan peran dan fungsi perawat dalam memberikan perawatan. Jangansampai terjadi pemutusan dalam program perawatan. Demikian juga proses perpisahan antara anak dan orang tua masih menjadi fokus perhatian dalam perawatan, karena dapat juga berdampak besar dalam program perawatan anak. Kerjasama tersebut dapat terjalin hingga program perawatan di rumah sakit mulai peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam perawatan anak seperti tindakan mengatur suhu ketika panas dalam pemberian kompres dingin/hangat. Selain keteribatan dengan kemampuan orang tua dalam merawat, juga perlu diperhatikan kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama memberikan perawatan. Terlebih lagi hal tesebut merupakan bagian penting dalam mengurangi dampak psikologis anak, sehingga rencana keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan tercapai. 2) Atraumatic care Atraumatic care yang dimaksud disini adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Perawat tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan anak. Perhatian khusus kepada anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh kembang, sangat penting karena masa anak merupakan proses menuju kematangan. Kalau proses menuju kematangan tersebut terdapat hambatan atau gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.
Beberapa khasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yang dapat menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri, dan lain-lain. Apabila hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan mengganggu perkembangan pada anak. Dengan demikian atromatic care sebagai bentuk perawatan trapeutik dapat diberikan pada anaak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawtan yang diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan meihat prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinana berdampak adanya trauma. Untuk mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat diberikan oleh perawat antara lain: a) Menurunkan pencegahan dampak perpisahan dari keluarga.
Dampak
perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang gangguan ini akan menghambat proses penyembuhan anak dan dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan anak. b) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu mandiri dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal. Serta pendididkan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua mengawasi perawatan anak. c) Mencegah atau mengurangi cidera (injury) dan nyeri (dampak psikologis). Mengurangi nyeri merupakan tindakanyang harus dilakukan dalam keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan ttapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, inaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak hingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. d) Tidak melakukan kekerasan pada anak. Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh kembang
maka kemungkinana pencapaian kematangan akan terlambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak. e) Modifikasi lingkungan fisik. Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan, perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dengan merasa nyaman di lingkungannya.(yupi supartini, S.Kp, 2012) 3) Manajemen Khasus Pengolaan khasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam pemberian asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pencegahan, penentuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari berbagai khasus baik yang akut
maupun kronis. Pendekatan psikologis yang dilakukan dengan
mempersiapkan secara fisik, memberi kesempatan orang tua dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak dan orang tua dan berprinsip pada upaya pencegahan, peningkatan kesehatan yang merupakantanggung jawab perawat. Kemampuan perawat dalam mengola khasus secara baik tentu berdampak dalam proses penyembuhan pada anak, mengingat anak memiliki kebutuhan yang spesifik dan berbeda satu dengan yang lain. Keterlibatan orang tua dalam mengelola khasus juga dubutuhkan, karena proses perawtan dirumah adalah bagian tangguang jawabnya dengan meneruskan program perawatan dirumah sakit. Pendidikan dan keterampilan mengolah khasus pada anak selama dirumah sakit, akan mampu memberikan keterlibatan secara penuh bagi keluarga (orang tua). (Wong, D.L, 2009) D. Prinsip – prinsip Keperawatan Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang yang dijadikan sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak.Perawat harus memahaminya, mengingat ada beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan.Diantara prinsip dalam asuhan keperawatan anak tersebut adalah Pertama, anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik. Prinsip dan pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran
fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. Pola – pola inilah yang harus dijadikan ukuran, bukan hanya bentuk fisiknya saja tetapi kemampuan dan kematangannya. Kedua, anak adalah sebagai individu yang unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan usia tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologi seperti kebutuhan nutrisi dan cairan, aktifitas, eleminasi, istirahat, tidur dan lain – lain. Selain kebutuhan kebutuhan fisiologi tersebut, anak juga sebagai individu yang juga membutuhkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual. Hal tersebut dapat terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak. Pada saat yang bersamaan perlu memandang tingkat kebutuhan khusus yang dialami oleh anak. Ketiga, pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.Upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, mengingat anak adalah generasi penerus bangsa. Keempat, keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Untuk mensejahterakan anak, keperawatan selalu mengutamakan kepentingan anak. Anak dikatakan sejahtera berarti anak tidak merasakan gangguan psikologi, seperti rasa cemas, takut maupun sejenisnya. Mereka selalu menikmati masa – masa kecil dengan penuh kesenangan dan kasih sayang. Kemudian dalam upaya mensejahterakan anak tersebut, tidak terlepas dari peran keluarga, sehingga dalam perbaikan mutu keperawatan selalu melibatkan keluarga. Kelima, praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan askep moral (etik) dan aspek hukum (legal). Sebagai bagian dari keluarga anak harus dilibatkan
dalam pelayanan keperawatan, dalam hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan. Keenam, tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang sehat bagia anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.Upaya kematangan pada anak adalah selalu memperhatikan lingkungan baik secara internal maupun eksternal karena kematangan anak sangat ditentukan oleh lingkungan yang ada, baik anak sebagai individu maupun anak sebagai bagian dari masyarakat. Ketujuh, pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak. (A. aziz alimul hidayat, 2008)
E. Paradigma Keperawatan Anak Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam penerapan ilmu keperawatan anak.Tanpa ini batasan dan lingkup keperawatan tidak mudah dipahami secara jelas. Penggunaan paradigma keperawatan anak tetap mengacu pada konsep paradigma keperawatan secara umum yang merupakan cara pandang dalam suatu ilmu. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat komponen, diantaranya manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan yang dapat digambarkan sebagai berikut. a. Anak Dalam keperawatan anak, yang menjadi individu (klien) dalam hal ini adalah anak, anak diartikan sebagai seorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebuthan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun ) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan
yang lain mengingat latar belakang anak berbeda.pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi mempunyai perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya perkembangan kognitif juga mengalami perkembangan yang tidak sama. Ada kalanya anak dengan perkembangan kognitif yang cepat dan juga ada kalanya perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia pada anak. Demikian juga pola koping yang dimiliki anak hampir sama dengan konsep diri yang dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah terbentuk mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi anak menangis. Salah satu pola koping yang dimiliki anak adalah menangis seperti bagaimana anak lapar, tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya. Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi perilaku sosial pada anak sudah dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang banyak dengan menunjukkan keceriaan (tidak menangis). Hal tersebut sudah mulai menunjukkan terbentuknya perilaku sosial yang seiring dengan perkembangan usia. Perubahan perilaku sosial juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain dengan kelompoknya yaitu anak-anak. Respon emosi terhadap penyakit sangat bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas perkembangan anak. Beberapa respons ini dapat dilihat anak, mulai dari perkembangan bayi hingga remaja. Seperti pada masa bayi mempunyai respons emosi yang berbeda dalam menghadapi masalah seperti perpisahan dengan orang tua, maka respons anak akan menangis, berteriak, menarik diri dan menyerah pada situasi yaitu diam. Apabila tubuh merasakan
nyeri, reaksi yang akan dialami pada si anak adalah menangis dan reaksi tubuh untuk imobilitas (tidak mau bergerak sama sekali). Masa balita mempunyai respons emosi terhadap penyakit atau situasi yang tidak menyenangkan, akan terjadi reaksi seperti menangis sambal mencari ibunya, berhenti bicara, kehilangan keterampilan baru yang dimilikinya. Apabila terjadi perubahan rutinitas dan ritual dalam dirinya maka anak akan mempunyai reaksi seperti menyerang dan menunjukkan tingkah laku protes. Pada anak masa pra sekolah, reaksi terhadap penyakit atau masalah dirinya seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan atau lingkungan yang asing, hilangnya kasih saying, body image maka akan bereaksi seperti regresi yaitu hilangnya kontrol spingter,represi, proyeksi displacement, agresi (menyangkal), identifikasi, menarik diri, tingkah laku protes, selain itu juga seperti lebih peka dan pasif seperti menolak makan dan lain-lain. Pada masa sekolah respon terhadap dirinya seperti perpisahan, sakit pada tubuh dan repons emosinya adalah tingkah laku protes, bosan, kesepian, frustasi, menarik diri, regrasi, mencari informasi, merengek, menggertakan gigi, mengerang, bertindak berani dan lain-lain. Pada masa remaja respons emosi terjadi bila kehilangan identitas, cedera tubuh, perpisahan dengan kelompok sebaya takut pada kehidupan kematian, maka reaksi yang ditimbulkan pada masa remaja adalah sebagai berikut tidak kooperatif, menarik diri, menuntut, agresi, kepercayaan yang berlebihan, depresi, kesepian dan bosan. Karena anak sebagai anggota unit keluarga dalam suatu kultur dan masyarakat, maka keperawatan anak tidak boleh hanya memperhatikan anak itu sendiri, akan tetapi kultur keluarga dan masyarakat harus diperhatikan seperti masalah pengetahuan keluarga, budaya lingkungan dan lain-lain. Anak dan remaja membutuhkan pembelaan dari orang dewasa untuk mempertahankan, meningkatkan dan memperbaiki kesehatan, pembelaan tersebut merupakan salah satu bagian dari hak anak yang harus di bela dan dilindungi dari berbagai perlindungan kesehatan dan kesejahteraan anak. Dalam penanganan pelayanan kesehatan anak harus didahulukan dalam penanganan, mengingat anak merupakan salah satu generasi penerus yang harus dilindungi dari kecacatan. Perlindungan atau pembelaan dari orang dewasa merupakan suatu kewajiban
seorang yang telah mampu untuk mengatasi berbagai pemasalahan yang ada. Anak sangat tergantung pada orang dewasa serta lingkungan yang ada di sekitarnya yang dapat memfasilitasi dalam segala pemenuhan kebutuhannya baik keluarga, orang yang berada disekitarnya. Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang berbeda dengan pelayanan keperawatan pada orang dewasa. Pemberian prioritas ini oleh karena beberapa perbedaan antara anak dan dewasa, diantaranya : pertama, struktur fisik antara anak dan orang dewasa yang cenderung lebih besar. Demikian juga ketahanan fisik anak lebih rentan ketahanannya, relative rendah dibandingkan dengan orang dewasa yang mempunyai ketahanan fisik yang baik. Kedua, proses fisiolgis anak dengan orang dewasa mempunyai perbedaan dalam fungsi tubuh. Orang dewasa cenderung fungsi tubuh sudah mencapai kematangan, sedangkan anak masih dalam proses menuju kematangan, sehingga dalam pemberian pelayanan keperawatan anak selalu memperhatikan usia tumbuh kembang. Ketiga, kemampuan berpikir antara anak dengan orang dewasa juga berbeda, dimana orang dewasa cenderung lebih tersistematik disbanding dengan anak sebab fungsi otak orang dewasa lebih matang sedangkan pada anak cenderung masih proses perkembangan. Keempat, tanggapan terhadap pengalaman masa lalu pada orang dewasa dan anak mempunyai perbedaan. Pada anak cenderung kepada dampak psikologis, sedangkan orang dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme koping yang baik dan matang b. Sehat-sakit Rentang sehat sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanan keperawatan pada anak, adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis, dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila anak berada pada rentang sehat, maka upaya perawat untuk
meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, sosial maupun spiritual. Demikian sebaliknya, apabila kondisi anak dalam kondisi kritis atau meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosialserta tidakhanya bebas dari penyakit dan kelemahan yang memiliki ciri sebagaimana berikut memiliki kemampuan merefleksikan perhatian individu sebagai manusi, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan baik secara internal maupun eksternal dan memiliki hidup yang kreatif dan produktif. c. Lingkungan Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak, seperti keturunan, jenis kelamin, emosi, dan lain lain. Contoh lingkungan internal yang dapat berperan dalam perubahan status kesehatan, seperti pada anak lahir, dengan memiliki kasus penyakit bawaan maka dikemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan cenderung mudah sakit. Kemudian contoh faktor lingkungan ekternal yang berperan dalam status kesehatan anak adalah gizi anak, peran orang tua, saudara, teman sebaya atau masyarakat yang berada dalam lingkungan tersebut juga memiliki potensi untuk mempengaruhi status kesehatan anak seperti apabila lingkungan anak tidak ada dukungan untuk berkembang selalu tertekan, dibiarkan tanpa kontrol yang jelas, tidak aman dan tanpa adanya kasih saying, maka status kesehatan anak tidak akan dapat mencapai tingkat kesejahteraan, dan bahkan anak cenderung mudah terjadi sakit. d. Keperawatan Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan, pendidikan kesehatan, dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam program perawatan anak. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan secara langsung pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang anggotanya dapat dirawat
secara efektif, dan dalam keperawatan anak keluarga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, disamping keluarga sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perlindungan anak dan mempunyai peran untuk memenuhi kebutuhan anak, keluarga juga mempunyai peran seperti peran dalam mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga keselamatan anak dan mensejaterakan anak untuk mencapai masa depan yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak. (Wong, D.L, 2009).
F. PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK Dalam melakukan asuhan keperawatan anak, perawat mempunyai peran dan fungsi sebagai perawat anak di anataranya: 1. Pemberi perawatan. Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan anak, sebagai perawat anak, pemberian pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan asah, asih dan asuh. 2. Sebagai advocat keluarga. Selain melakukan tugas utama dalam merawat anak, perawat juga mampu sebagai advocat keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal seperti dalam menentukan haknya sebagai klien. 3. Pencegahan penyakit. Upaya pencegahan merupakan
bagian dari bentuk
pelayanan keperawtan sehingga setiap dalam melakukan asuhan keperawatan perawat harus selalu mengutamakan tindakan pencegahan terhadap timbulnya masalah baru sebagai dampak dari penyakit atau masalah yang diderita. 4. Pendidikan. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak, perawat harus mampu berperan sebagai pendidik, sebab beberapa pesan dan cara mengubah perilaku pada anak atau keluarga harus selalu dilakukan dengan pendidikan kesehatan khasusnya dalam keperawatan. Melalui pendidikan ini diupayakan anak tidak lagi mengalmi gangguan yang sama dan dapat mengubah perilaku yang tidak sehat. 5. Konseling.
Merupakan
upaya
dalam
melakukan
perannya
dengan
memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh
anak meupun keluarga. Berbagai masalah tersebut diharapkan mampu diatasi dengan cepat dan diharapkan pula tidak terjadi kesenjangan antara perawat, keluarga maupun anak itu sendiri. Konseling ini dapat memberikan kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. 6. Kolaborasi. Merupakan tindakan kerjasama dalam menentukan tindakan yang akan dilaksanakan oleh perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan anak tidak dapat dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi harus melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan lain-lain, mengingat anak merupakan individu yang kompleks yang membutuhkan perhatian dalam perkembanagan. 7. Pengambilan keputusan etik.
Dalam pengambilan keputusan, perawat
mengalami peran yang sangat penting sebab perawat selalu berhubugan dengan anak kurang lebih 24 jam selalu disamping anak, maka peran sebagai pengambil keputusan etik dapat dilakukan oleh perawat, seperti akan melakukan tindakan pelayanan keperawatan. 8. Penelitian. Peran ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat anak. Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang dapat dikembangkan untuk perkembangan teknologi keperawatan. Peran sebagai peneliti dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan anak. (Arbianingsih Kep,Ns., 2011)
G. Lingkup Praktek Keperawatan Anak Lingkup keperawatan merupakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang berdasarkan atas kemampuan, tingkat pendidikan yang dimiliki, lingkup ini
dilakukan selama batas koprofesiannya. Sedangkan
praktek
keperawatan itu sendiri merupakan tindakan mandiri perawat profesional dengan melalui kerja sama secara kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan. Lingkup praktik keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien anak dari usia 28 hari sampai 18 tahun atau usia bayi baru lahir sampai 12 tahun. Dalam memberikan asuhan keperawatan anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu kebutuhan
dasar anak yaitu kebutuhan untuk tumbuh kembang anak seperti asuh, asih, dan asah. a. Kebutuhan asuh Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus di penuhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan akan giziatau nutrisi,kebutuhan pemberian tindakan keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawata dan pengobatan apabila sakit, kebutuhan akan tempat atau perlindungan yang layak, kebutuhan hagien perseorangan dan sanitasi lingkungan sehat, kebutuhan akan pakaian, kebutuhan kesehatan jasmani dan akan rekreasi dan lain-lain. Kesemuanya merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi pada anak dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak. (A. aziz alimul hidayat, 2008) Kebutuhan fisik dan biologis ini berpengaruh pada pertumbuhan fisik yaitu otak, alat penginderaan, dan alat gerak yang digunakan oleh anak untuk mengeksplorasi lingkungan, sehingga berpengaruh pada kecerdasan anak, apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka kecerdasan anak juga ikut terganggu (Soedjatmiko, 2009). b. Kebutuhan asih Kebutuhan ini berdasarka adanya pemberian kasih sayang pada anak atau memperbaiki psikologi anak. Perkembangan anak dalam kehidupan banyak ditentukan perkembangan psikologis yang termasuk di dalamnya adanya perasaan kasih syang atau hubungan anak dengan orang tua atau di sekelilingnya karena
akan
memperbaiki
perkembangan
psikososialnya.
Terpenuhinya
kebutuhan ini akan meningkatkan ikatan kasih sayang yang erat dan terciptanya basic trust (rasa percaya yang kuat). c. Kebutuhan asah Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembanagn secara optimal dan sesuai dengan usia tumbuh kembang. Pemenuhan kebutuhan asah (stimulasi mental) akan
memperbaiki perkembangan anak sejak disini sehingga perkembanagn psikososial, kecerdasan, kemandirian dan kreativitas pada anak akan sesuai dengan harapan atau usia pertumbuhan dan perkembangan.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarga. Anak merupakan setiap manusia sejak dalam kandungan hingga berusia 21 (dua puluh satu) tahun.
B. Saran Perlu dilakukan penyuluhan penitngnya pencegahan kesakitan maupun kematian bayi oleh tenaga kesehatan. Sehingga angka mortalitas maupun morbiditas anak dapat dikurangi. Elain itu, aar tidak ada keterlambatan penanggulangan masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, maka perlu dilakukan pendeteksian secara dini dengan melihat perkembangan anak apakah sesuai dengan umurnya.
DAFTAR PUSTAKA
A. aziz alimul hidayat. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba medika. Arbianingsih Kep,Ns., M. K. (2011). KEPERAWATAN ANAK Konsep dan Prosedur Tindakan. Makassar. Soedjatmiko. (2009). Cara Praktis Membentuk Anak Sehat, Tumbuh Kembang Optimal, Kreatif dan cerdas Multipel. Jakarta: Kompas Media Nusantara. Supartini, Y. (2012). Konsep dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Wong, D.L, et all. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Mosby: Missouri. yupi supartini, S.Kp, M. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.