Askeb Komunitas Analisi Kel 3.docx

  • Uploaded by: yayuk suseno
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askeb Komunitas Analisi Kel 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,476
  • Pages: 11
KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1 C. Tujuan ............................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Analisis Situasi Secara Partisipatif .................................................. 3 B. Keuntungan Dari Partisipatif ......................................................................... 3 C. Kendala Dalam Proses Partisipatif................................................................. 4 D. Participatory Rural Appracial ........................................................................ 5 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 8 B. Saran .............................................................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 9

ii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan langkah awal dalam suatu siklus manajemen. Perencanaan menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan fungsi manajemen. Perencanaan telah mengalami perubahan dari kegiatan pembuatan proyeksi secara spontan, intuitif dan subjektif menjadi lebih banyak menggunakan berbagai pertimbangan, sistematis, dan objektif dalam memobilisasi informasi dan sumber daya. Keberhasilan perencanaan kesehatan sangat dipengaruhi oleh banyak hal, karena tinggi rendahnya derajat kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor pelayanan kesehatan yang tersedia, faktor lingkungan, dan perilaku penduduk. Dewasa ini banyak program kesehatan tidak berjalan dengan baik akibat belum dilaksanakannya proses perencanaan yang mendalam dan tepat. Salah satu tahap awal yang perlu pemaksimalan adalah analisis situasi. Analisis situasi merupakan tahap awal perencanaan program kesehatan untuk mendefinisikan masalah sesuai realita. Analisis situasi sangat menentukan keberhasilan program, apabila masalah yang ditemukan benar didefinisikan sesuai realita maka tidak susah untuk melakukan perencanaan dan implementasi program nantinya. Pentingnya ketepatan dan kedalaman sebuah analisis situasi adalah untuk menentukan tahap perencanaan selanjutnya. Ketika analisis situasi sudah tidak tepat, maka perencanaan juga akan tidak sesuai karena masalah yang diambil dalam analisis situasi tidak mampu menangkap realita dan situasi sesungguhnya di masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pemahaman mengenai analisis situasi guna menentukan prioritas masalah sebagai langkah awal perencanaan program kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan analisis situasi ? 2. Apa manfaat/keuntungan dari partisipatif ? 3. Apa kendala dari proses partisipatif ? 4. Bagaimana partisipatory rural appracial ?

1

C. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian analisis situasi 2. Mengatahui manfaat/keuntungan dari partisipatif 3. Memahami kendala dari proses partisipatif 4. Mengetahui partisipatory rural appracial

2

BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI ANALISIS SITUASI SECARA PARTISIPATIF Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh sebelum merancang dan merencanakan program. Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau publik yang terlibat, tindakan dan strategiyang akan diambil, taktik, serta anggaran biaya yang diperlukan dalam melaksanakan program

B. KEUNTUNGAN DARI PARTISIPATIF Tujuan analisis situasi adalah: 1. Mendeskripsikan kebijakan potensial yang sedang terjadi dan standar program untuk mendorong kualitas pelayanan kepada klien. 2. Mendeskripsikan dan membandingkan kesiapan staf pelayanan jasa dan fasilitas untuk memenuhi jumlah dan fasilitas untuk menyediakan kualitas pelayanan kepada klien dengan kebijakan saat ini dan standar program 3. Mendeskripsikan kualitas perhatian yang diterima klien sesungguhnya 4. Mengevaluasi dampak kualitas pelayanan yang diterima klien Analisis situasi juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang kondisi kesehatan yang akan berguna untuk menentukan permasalahan dari daerah atau kelompok tersebut, sehungga dapat digunakan untuk merencanakan sebuah program. Dapat dijelaskan bahwa tujuan dari analisis situasi adalah: 1. Memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik 2. Mempermudah penentuan prioritas Analisis situasi memiliki manfaat yang dapat mempermudah sebuah perencanaan yang akan dibuat antara lain , dapat memberikan sebuah cara untuk membantu manajemen sebuah program untuk memilih sebuah posisi atau sebuah keputusan didalam lingkungannya berdasarkan fakta yang telah diketahui.Dapat juga membantu proses perencanaan kesehatan dalam memecahkan suatu masalah dan aspek-aspek apa saja yang termasuk dalam proses analisis situasi.Jadi secara keseluruhan bisa dikatakan analisis 3

situasi ini dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sendiri karena terkaitpeluang dan ancaman eksternal.

C. KENDALA DALAM PROSES PARTISIPATIF Beberapa hambatan lainnya yang menghambat partisipasi yang baik (Sumarto,2000) adalah: 1. Hambatan struktural yang membuat iklim atau lingkungan menjadi kurang kondusif

untuk terjadinya partisipasi. Diantaranya adalah kurangnya kesadaran berbagai pihak akan pentingnya partisipasi serta kebijakan/aturan yang kurang mendukung partisipasi termasuk kebijakan desentralisasi fiskal. 2. Hambatan internal masyarakat sendiri, diantaranya kurang inisiatif, tidak terorganisir

dan tidak memiliki kapasitas memadai untuk terlibat secara produktif dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini terjadi antara lain akibat kurangnya informasi. 3. Hambatan akibat kurang terkuasainya metode dan teknik-teknik partisi

Sementara hambatan dari sisi masyarakat adalah: 1. Budaya paternalisme, takut bertindak beda. 2. Apatisme, akibat masyarakat jarang diajak dalam proses kebijakan. 3. Tidak adanya trust (kepercayaan) dari masyarakat.

Dari beberapa hambatan tersebut Dwiyanto (2002) menyatakan terdapat beberapa pilihan langkah yang mungkin dilakukan oleh pemerintah salah satunya dengan customer’s charter, yaitu: 1. Formulasi

Identifikasi siapa customer/pengguna jasa dan tahu output organisasi. Identifikasi bisa melalui penelitian, kuesioner, dsb. Feed back yang didapat digunakan untuk pembentukan standar kwalitas pelayanan. 2. Promosi

Promosi dilakukan pada semua pegawai dan customer. Bagi pegawai agar mereka paham customer’s charter dan paham apa yang diharapkan dari mereka. Bagi customer agar mereka paham hak dan kewajiban mereka dalam suatu pelayanan. Sosialisasi dilakukan melalui pamflet, surat kabar, majalah,dsb.

4

3. Perbaikan

Pelayanan (Service Recovery) Perbaikan pelayanan yang dilakukan merupakan bentuk tanggapan atas keluhan customer. Dengan catatan sesegera mungkin ada tanggapan kalau ada kelambatan harus ada klarifikasi ke customer. 4. Monitoring

Dilakukan dengan cara membeberkan hasil layanan, baik yang memuaskan atau tidak. 5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pegawai untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka, bisa pula dilakukan dengan inspeksi mendadak untuk melihat kondisi lapangan. Beberapa hal tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan: 1. Ketersediaan sumber daya manusia pemerintah daerah yang kapabel, bersikap terbuka

dan berani berdialog dengan masyarakat. Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x Public Administration Journal JAP Vol. 2 No. 2, Desember 2014 128 2. Ketersediaan anggaran, makin kompleks instrumen partisipasi makin besar biaya yang

dibutuhkan. 3. Pengalaman pemerintah daerah dalam menyelenggarakan program partisipatif, makin

berpengalaman maka akan makin kecil masalah. Langkah riil yang dapat dilaksanakan pemerintah adalah: 1. Mempersiapkan sunber daya manusia yang siap diberi tugas dan tanggung jawab,

lewat workshop dan sebagainya. 2. Membentuk kepanitiaan/kelompok kerja yang terdiri dari staf yang sudah terlatih

sebagai core unit. 3. Mempersiapkan anggaran keuangan bagi perencanaan kerja terebut. 4. Mempersiapkan teknologi pendukung bagi kegiatan tersebut. 5. Melakukan kegiatan evaluasi berkelanjutan.

D. PARTICIPATORY RURAL APPRACIAL PRA merupakan penyempurnaan dari RRA. PRA dilakukan dengan lebih banyak melibatkan “orang dalam” yang terdiri dari semua stakeholders dengan difasilitasi oleh orang-luar yang lebih berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator dibanding sebagai instruktur atau guru yang menggurui. 5

PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa. Atau dengan kata lain dapat disebut sebagai kelompok metode pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, membuat rencana dan bertindak (Chambers, 1996). Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metode PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. PRA merupakan metoda penilaian keadaan secara partisipatif, yang dilakukan pada tahapan awal perencaanaan kegiatan. Melalui PRA dilakukan kegiatan-kegiatan: 1. Pemetaan-wilayah dan kegiatan yang terkait dengan topik penilaian keadaan. 2. Analisis keadaan yang berupa: a. Kedaan masa lalu, sekarang, dan kecenderungannya di masa depan. b. Identifikasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan alasan-alasan atau penyebabnya. c. Identifikasi (akar) masalah dan alternatif-alternatif pemecahan masalah. d. Kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman atau analisis strength, weakness, opportunity, and treat (SWOT) terhadap semua alternatif pemecahan masalah. 3. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau dapat diandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh sistem sosialnya). 4. Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan dari para pihak, serta jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat diharapkan untuk melaksanakan program/ kegiatan yang akan diusulkan/ direkomendasikan. PRA sebagai metodologi pengembangan program, mencakup hal yang lebih luas: yaitu kerangka konseptual, prinsip-prinsip, nilai ideologis, visi yang ingin dicapai, serta metode/teknik yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan pemikiran tentang partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan PRA dilakukan dengan peserta 25 orang dan dibagi menjadi 5 kelompok, masing - masing kelompok terdiri dari 5 orang dengan cara menyusun instrumen PRA Antara lain membuat Peta potensi Sumber daya, transek, diagram venn, kalender musim, dan lain - lain.

6

Keunggulan PRA adalah sebagai berikut : 1. Melibatkan seluruh kelompok masyarakat. 2. Keikutsertaan masyarakat miskin. 3. Rasa tanggung jawab masyarakat akan keberlangsungan program lebih besar. 4. Melibatkan gender pada program. 5. Cocok diterapkan dimana saja. Kelemahan PRA adalah sebagai berikut: 1. Tidak semua fasilitator program memiliki kemampuan yang baik dalam memfasilitasi masyarakat. 2. Pendekatan PRA identik dengan rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, dan musyawarahmusyawarah yang sifatnya umum. 3. Sebagian fasilitator belum terampil dalam memfasilitasi pengolahan dan analisis informasi.

7

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh sebelum merancang dan merencanakan program. PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa. Atau dengan kata lain dapat disebut sebagai kelompok metode pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, membuat rencana dan bertindak (Chambers, 1996).

B. SARAN Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi semu orang khusunya mahasiswi kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

8

DAFTAR PUSTAKA https://dokumen.tips/documents/makalah-analisis-situasi-secara-partisipasif-copy-copy.html https://www.academia.edu/17950792/1._analisis_situasi_makalah https://www.pdfcoke.com/presentation/388998599/Analisis-Situasi-Secara-Partisipatif-2 http://jembatan4.blogspot.com/2013/09/tantangan-dalam-menerapkan-perencanaan.html https://www.academia.edu/9804475/Participatory_Rural_Appraisal_PRA_ http://malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/179-mengenal-participatoryrural-appraisal-pra6

9

Related Documents


More Documents from "gita"