RANGKUMAN MATERI KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN BAB X
KELAS AKUNTANSI 1 KELOMPOK 1 1. Made Vira Lestari
1707312001
(01)
2. Ni Putu Pradnya Paramita
1707312013
(11)
3. Ni Made Sri Martiani
1707312020
(18)
4. Veren Natalia
1707312038
(37)
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018
PEMBAHASAN 1. Pengertian Leasing Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat lansung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor. Secara umum leasing artinya Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para pengusaha karena saat ini mereka cenderung menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional perusahaan. Melalui leasing mereka bisa memperoleh dan untuk membiayai pembelian barang – barang modal dengan jangka waktu pengembalian antara 3 -5 tahun atau lebih. Pihak utama dalam leasing, menurut Ahmad Awari, ada beberapa pihak yang terlibat dala perjanjian lease, yaitu sebagai berikut : 1. Pihak perusahaan sewa guna usaha (Lessor) adalah perusahan atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal. 2. Perusahaan penyewa (Lesse) adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor. 3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Leasing adalah segala kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal yang penggunaannya diserahkan pada suatu perusahaan, melalui pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Lease (Sewa GunaTanah) adalah Kontrak yang menetapkan syarat-syarat pengalihan hak pengalihan harta atau aktiva kepada lease oleh pemiliknya, yaitu Lessor. Menurut Amembal dan Isom kegiatan leasing memiliki empat ciri yaitu :
Perjanjian antara pihak lessor dengan pihak lessee
Berdasarkan perjanjian leasing,lessor mengalihkan hak penggunaan barang kepada pihak lessee.
Lessee membayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang atau aset.
Lessee mengembalikan barang atau aset tersebut kepada lessor pada akhir periode yang ditetapkan lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang tersebut.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian leasing :
Pembiayaan perusahaan
Penyediaan barang-barang modal
Jangka waktu tertentu
Adanya hak pilih atau hak opsi
Adanya nilai sisa yang disepakati bersama
2. Akuntansi Leasing oleh Lessee
A. PENCATATAN LEASE Jika lessee mengkapitalisasi lease maka lessee akan mencatat aktiva dan kewajiban yang umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa, lessor yang sudah memindahkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan, mengakui penjualan dengan mengeluarkan aktiva dari neraca dan menggantikannya dengan piutang. Jurnal yang dibuat oleh lessor dan lessee dengan asumsi peralatan di-lease dan dikapitalisasi adalah sebagai berikut: Lessee
Lessor
Peralatan yang di-lease RpXXX
Piutang lease (bersih) RpXXX
Kewajiban lease
Peralatan RpXXX
Karena
RpXXX sudah
mengkapitalisasi
aktiva,
lessee
akan
mencatat
penyusutan.
Lessor dan lessee akan memperlakukan pembayaran lease sebagai pembayaran pokok dan bunga. Jika kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak ada yang dicatat oleh lessee dan tidak ada aktiva yang dikeluarkan dari pembukuan tersebut. Pada saat pembayaran lease dilakukan, lessee mencatat beban sewa dan lessor mengakui pendapatan sewa. Untuk lease yang dicatat sebagai Lease Modal (capital lease), lease
harus
dianggap tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi satu dari lebih empat kriteria berikut ini: 1) Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee. 2) Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option).
3) Jangka waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur
ekonomis
aktiva yang di-lease. 4) Nilai sekarang (present value) dan pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di-lease. Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas diklasifikasikan
sebagai
Lease Operasi (operating lease). B. KRITERIA KAPITALISASI Keempat kriteria kapitalisasi yang berlaku untuk lease bersifat kontroversial dan sulit diterapkan dalam praktik. Kriteria-kriteria tersebut akan dibahas berikut ini. 1. Pengujian Pengalihan Kepemilikan Jika lease tersebut mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee maka lease itu dianggap sebagai lease modal. Kriteria ini tidak bersifat kontroversial dan mudah untuk diterapkan. 2. Pengujian Opsi untuk Pembelian dengan Harga Khusus (Bargain Purchase Option) Opsi pembelian khusus adalah sebuah provisi yang memungkinkan lessee untuk membeli properti yang di-lease dengan harga yang secara signifikan lebih rendah di bandingkan nilai wajar properti yang diharapkan pada tanggal opsi itu dapat digunakan. Pada awal lease, perbedaan antara harga opsi dengan nilai pasar wajar yang diharapkan harus cukup besar sehingga realisasi dari opsi bisa dipastikan secara layak. 3. Pengujian Umur Ekonomis (Pengujian 75%) Jika periode lease sama dengan atau melebihi 75% dari umur ekonomis aktiva, di mana sebagian besar risiko dan imbalan atas pemilikan barang dialihkan ke lessee maka perlu dilakukan kapitalisasi. Akan tetapi, penentuan jangka waktu atau masa lease dan umur ekonomis aktiva dapat menimbulkan masalah. 4. Pengujian Pemulihan Investasi (Pengujian 90%) Jika nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum
(minimum
lease payments) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai pasar wajar aktiva maka aktiva yang di-lease harus dikapitalisasi. Dasar pemikiran untuk pengujian ini bahwa jika nilai sekarang pembayaran lease minimum tidak berbeda banyak dengan harga pasar aktiva maka secara efektif aktiva tersebut dapat dibeli.
C. AKTIVA DAN KEWAJIBAN YANG DIPERLAKUKAN SECARA BERBEDA Dalam transaksi lease modal, lessee menggunakan lease sebagai sumber pembiayaan. Lessor membiayai transaksi (menyediakan modal investasi) melalui aktiva yang di-lease, dan lessee melakukan pembayaran sewa, yang sebenarnya merupakan pembayaran cicilan. Oleh karena itu, selama umur properti yang di-lease, pembayaran sewa kepada lessor mencakup
pembayaran
pokok
ditambah bunga. 1. Pencatatan Aktiva dan Kewajiban Dalam metode lease modal, lessee memperlakukan transaksi lease
seolah-olah
aktiva telah dibeli dalam transaksi pembiayaan di mana aktiva diperoleh dan kewajiban diakui. Oleh karena itu, lessee mencatat lease modal sebagai aktiva dan kewajiban pada nilai terendah
antara (a) nilai sekarang
(present
value)
dari
pembayaran
lease minimum (tidak termasuk cost executory) atau (b) nilai pasar wajar aktiva yang di-lease pada awal lease.
Dasar
pemikiran untuk pendekatan ini bahwa aktiva yang di-lease tidak boleh dicatat lebih tinggi dari nilai pasar wajarnya. 2. Periode Penyusutan Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi untuk penyusutan aktiva yang dilease yang dikapitalisasi berhubungan dengan periode penyusutan. Jika perjanjian lease mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee (Kriteria 1) atau mencakup opsi pembelian dengan
harga
khusus
(Kriteria
2)
maka aktiva yang di-
lease dengan cara yang konsisten melalui kebijakan penyusutan norma lessee atas aktiva yang dimilikinya, dengan menggunakan umur ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika lease tidak mengalihkan
kepemilikan
atau
tidak
mencakup
opsi
pembelian
dengan
harga khusus maka aktiva disusutkan selama masa lease. 3. Metode Bunga Efektif Selama jangka waktu lease, metode bunga efektif digunakan untuk mengalokasikan
setiap
pembayaran lease antara pokok dan bunga. Metode
ini
menghasilkan beban bunga periodic yang sama dengan persentase konstan dari nilai tercatat kewajiban lease. Tingkat diskonto yang digunakan oleh lessee untuk menentukan nilai sekarang dari pembayaran lease minimum harus digunakan oleh lessee ketika mengaplikasikan metode bunga efektif pada lease modal.
4. Konsep Penyusutan Walaupun jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva dan dicatat sebagai kewajiban telah dihitung pada nilai sekarang yang sama, tetapi penyusutan aktiva dan pengurangan kewajiban adalah 2 proses akuntansi yang independen selama jangka waktu lease. Lessee harus menyusutkan aktiva yang di-lease dengan menggunakan metode penyusutan konvensional; garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, unit produksi, dan lainnya. Terdapat dua klasifikasi lease oleh lessee : 1.
Lease Modal (Capital Lease)
2.
Lease Operasi (Operasting Lease) Apabila lease dicatat sebagai lease modal (capital lease) maka lease tersebut harus
dianggap tidak dapat dibatalkan, dan harus memenuhi salah satu dari kriteria berikut ini : 1.
Lease mentransfer kepemilikanproperti kepada lessee
2.
Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option)
3.
Jangka waktu lease sama dengan atau melebihi 75% dari estimasi umur ekonomis aktiva yang di-lease
4.
Nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk executory cost) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di-lease. (executory cost : yaitu biaya pemeliharaan, asuransi dan pajak) Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas, diklasifikasikan sebagai lease
operasi (operating lease).
Capital Lease (Lessee)
Contoh Kasus : Caterpilar Financial Services Corp. Dan Sterling Construction Corp. Menandatangani perjanjian lease tertanggal 1 Januari 2008 dimana Caterpilar melease-kan peralatan kepada Sterling mulai tanggal 1 Januari 2008. Data-data tentang lease tersebut adalah sbb :
Jangka waktu lease adalah 5 tahun dan perjanjian lease tidak dapat dibatalkan, yang mengharuskan pembayaran sewa yang sama sebesar $ 25.981,62 pada setiap awal tahun.
Peralatan tersebut memiliki nilai wajar pada awal lease sebesar $100.000 dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu.
Sterling membayar seluruh biaya eksekutori secara langsung kepada pihak ketiga kecuali untuk pajak properti sebesar $ 2.000 per tahun, yang dimasukkan dalam pembayaran tahunan kepada lessor.
Lease ini tidak mencakup opsi pembaruan, dan peralatan kembali menjadi milik Caterpillar pada akhir masa lease.
Suku bunga pinjaman inkremental Sterling adalah 11% per tahun.
Sterling menyusutkan peralatan serupa miliknya atas dasar garis lurus.
Caterpillar menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat pengembalian atas investasi sebesar 10% per tahun. Hal ini diberitahu kepada Sterling.
Lease ini memenuhi kriteria sebagai lease modal (capital lease) karena : a.
Jangka waktu lease selama 5 tahun sama dengan estimasi umur ekonomis peralatan selama 5 tahun, memenuhi pengujian 75%.
b.
Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum dihitung sbb :
Jumlah yang dikapitalisasi
= ($ 25.981,62 - $ 2.000) x Nilai sekarang anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 periode pada 10%. = $ 25.981,62 x 4,16986 = $ 100.000
Nilai tersebut melebihi 90% dari nilai wajar properti ($ 100.000)
Tabel amortisasi pembayaran lease adalah sebagai berikut :
STERLING CONSTRUCTION Skedul Amortisasi Lease (Dasar Anuitas JatuhTempo) Tanggal
Pembayaran
Executory
Lease Tahunan
Cost
Bunga (10%) Pengurangan
Saldo
Kewajiban
Kewajiban
Lease
Lease
1 Januari -
-
-
-
$ 100.000,00
$
$ 76.018,38
2008 1 Januari $ 25.981,62
$ 2.000
$
-0-
2008
23.981,62
1 Januari $ 25.981,62
$ 2.000
$ 7.601,84
2009
$
$ 59.638,60
16.379,78
1 Januari $ 25.981,62
$ 2.000
$ 5.963,86
2010
$
$ 41.620,84
18.017,76
1 Januari $ 25.981,62
$ 2.000
$ 4.162,08
2011
$
$ 21.801,30
19.819,54
1 Januari $ 25.981,62
$ 2.000
$ 2.180,32
2012
$
$
-0-
21.801,30 $ 129.908,10
$ 10.000
$ 10.908,10
$ 100.000,00
JURNAL – JURNAL :
Jurnal untuk mencatat lease modal pada pembukuan sterling per 1 Januari 2008 adalah : Peralatan yang di-lease menurut lease modal Kewajiban lease
$ 100.000 -
$ 100.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran lease pertama per 1 Januari 2008 adalah : Biaya pajak properti
$ 2.000,00
-
Kewajiban lease
$ 23.981,62
-
Kas
-
-
$ 25.981,62
Jurnal untuk mencatat bunga akrual (accrued interest) tanggal 31 Desember 2008 adalah : Biaya bunga Hutang bunga
$ 7.601,84 -
$ 7.601,84
Jurnal untuk mencatat biaya penyusutan tanggal 31 Desember 2008 adalah : Biaya penyusutan – Lease modal Akumulasi penyusutan – Lease modal
$ 20.000 $ 20.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran Lease tanggal 1 Januari 2009 adalah : Biaya pajak properti
$ 2.000
-
Hutang bunga
$ 7.601,84
-
Kewajiiban lease
$ 16.379,78
-
Kas
-
$ 25.981,62
Jurnal yang dibuat setiap tahun selanjutnya sampai tahun 2012 akan mengikuti pola jurnal di atas.
Pada saat berakhirnya masa lease:
Jika lessee tidak membeli peralatan tersebut, maka peralatan tersebut akan dikembalikan ke lessor. Rekening peralatan yang di-lease dan rekening akumulasi penyusutan akan dihapus dari pembukuan, dengan jurnal : Akumulasi penyusutan – Lease modal
$ 100.000
Peralatan yang di-lease menurut lease modal
-
$ 100.000
Jika lessee membeli peralatan tersebut pada akhir masa lease dengan harga $ 5.000 dan estimasi umur peralatan diubah dari 5 tahun menjadi 7 tahun, maka lessee akan membuat jurnal sbb : Peralatan ($ 100.000 + $ 5.000) Akumulasi penyusutan – Lease modal
$ 105.000
-
$ 100.000
-
Peralatan yang di-lease menurut lease modal
-
$ 100.000
Akumulasi penyusutan Peralatan
-
$ 100.000
Kas
-
$
5.000
Lease Operasi (Lessee) Apabila lease yang diilustrasikan di atas tidak memenuhi kriteria sebagai lease modal,
maka akan diperlakukan sebagai lease operasi. Lessee membebankan biaya sewa ke periodeperiode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva yang di-lease tersebut, sehingga jurnal yang dibuat oleh lesse setiap tahun untuk membebankan biaya sewa sebesar $ 25.981,62 adalah sbb : Biaya sewa
$ 25.981,62
-
Kas
-
$ 25.981,62
3. Akuntansi Leasing oleh Lessor A. Akuntani Untuk Sewa Guna Operasi Bagi Lessor Lessor mengaku pembayaran sebagai pendapatan ketika pembayaran diterima. Jika ada variasi penting dalam persyaratan pembayaran, maka dipelurkan ayat jurnal untuk mencerminkan pola garis lurus atas pengakuan pandapatan. Biaya langsung pertama yang dikeluarkan akan ditangguhkan dan kemudian diamortisasi selama periode lease, sehingga ditandingkan dengan pendapatan sewa. B. Akuntansi Untuk Sewa Guna Modal Bagi Lessor Dalam praktikk piutang biasanya oleh lessor akan dicatat sebesar jumlah kotor pembayaran lease minimum disertai dengan perkiraan pengimbang untuk pendapatan bunga yang diterima dimuka, dan bukan sebesar jumlah yang berlaku untuk lessee. C. Manfaat yang di terima lessor dalam Me-lease barangnya 1) Meningkatkan Penjualan. Dengan menawarkan produknya melalui Leasing kepada pelanggan potensial, pabrik atau penyalur dapat meningkatkan penjualannya dalam jumlah besar. Seperti diatas para pelanggan mungkin tidak mau atau tidak mampu membeli harta tersebut. 2) Kelangsungan Hubungan Dengan Lease. Dalam situasi Leasing, Lessor dan Lesse tetap berhubungan selama periode tertentu, selama masa lease belum berakhir lesse dan lessor akan selalu menjaga hubungan baik, dan hubungan bisnis jangka panjang kerap kali dapat dibina melalui Leasing. 3) Nilai Sisa Dipertahankan. Karena dalam transaksi leasing, status kepemilikan barang tetap menjadi hak milik dari lessor, maka nilai asset atas barang tersebut tetap menjadi milik lessor, sehingga pada saat kontrak lease berakhir, lessor dapat mencari calon lessee baru untuk barangnya tersebut. Dana ketika dirasa perusahaan dari lessor perlu me re-generasi barang tersebut, lessor masih dapat menerima uang dari penjualan barang tersebut. Ditinjau dari segi Lessor, type Leasing adalah : 1.
Capital Lease a.
Sales Type Lease
b.
Direct Financing Lease
c. 2.
Leveraged Lease
Operating Lease / True Lease Untuk mengklasifikasikan lease, lessor harus memperhatikan dua kelompok kriteria
berikut ini: Kelompok 1 1) Lease mentransfer kepemilikanproperti kepada lessee 2) Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option) 3) Jangka waktu lease sama dengan atau melebihi 75% dari estimasi umur ekonomis aktiva yang di-lease 4) Nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk executory cost) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di-lease. Kelompok 2 1) Kemungkinan tertagihnya pembayaran lease minimum dapat diramalkan secara wajar (reasonable) 2) Tidak terdapat ketidakpastian (uncertainties) yang berarti mengenai jumlah biaya yang tidak bisa diminta kembali (unreimburseable cost) yang dikeluarkan oleh lessor untuk aktiva yang di-lease-kan. Bila salah satu dari empat kriteria pada kelompok 1 terpenuhi, dan juga memenuhi kedua kriteria pada kelompok 2, maka lease harus digolongkan sebagai Sales Type Lease, Direct Financial Lease, atau Leverage Lease sesuai dengan keadaan. Sedangkan bila tidak dipenuhi, maka harus digolongkan sebagai Operating Lease.
Operating Lease Lessor tidak mengharapkan profit semata-mata dari rental lease tersebut, tetapi mengharapkan adanya recovery dari hasil penjualan barang tersebut atau dengan menyewakan barang tersebut kepada pihak yang berikutnya. Sales Type Lease Dalam hal ini lessor biasanya merupakan produsen atau dealer yang menggunakan lease sebagai salah satu jalur pemasarannya. Dengan demikian selain biaya-biaya dan keuntungan , terdapat pula unsur “sales/dealer‟s/manufacturer‟s profit” sebagai hasil transaksi penjualan aktiva ybs.
Leveraged Lease Bentuk lease ini melibatkan tiga pihak yaitu lessor, lessee, dan credit provider/debt participan/equity participan, yang menyediakan sumber pembiayaan sehingga lebih mirip pinjaman kepada lessee. Dalam hal ini lessor tidak bertanggung jawab terhadap dana dari equity participan apabila terjadi kemacetan pembayaran oleh pihak lessee, sehingga equity participan tersebut harus berusaha sendiri terhadap lessee untuk pelunasan pembayaran pinjaman. Direct Financing Lease Yaitu financial lease yang dibiayai langsung oleh lessor. Tiap pembayaran lease terdiri dari bagian pengembalian investasi lessor ditambah dengan keuntungan yang diharapkan. Dalam lease ini nilai wajar dari harta yang dilease pada permulaan sewa sama besar dengan biaya untuk memperolehnya. Metode ini sering juga disebut fullpay out leasing, yang menunjukkan bahwa lessor membiayai sepenuhnya (100%) lease property yang bersangkutan. Pada jenis lease ini lessor mencatat „piutang lease‟ pada pembukuannya. Piutang lease ini menjadi nilai saat ini dari pembayaran minimum lease, yang mencakup : 1.
Pembayaran lease (tidak termasuk biaya executory)
2.
Opsi pembelian dengan harga khusus (jika ada)
3.
Nilai residu yang dijamin (jika ada)
4.
Denda atau pinalti atas kegagalan untuk memperbarui. Apabila lessor membayar biaya executory, maka pembayaran lease harus dikurangkan
dengan jumlah tersebut untuk menghitung pembayaran lease menimum.
Contoh Kasus : Dengan menggunakan data-data pada contoh kasus perjanjian lease antara Caterpilar dan Sterling di atas, berikut ini menggambarkan perlakuan akuntansi untuk lease pembiayaan langsung (direct financing lease). Informasi yang relevan bagi Caterpilar dalam akuntansi untuk transaksi lease ini adalah sbb :
Jangka waktu lease adalah 5 tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2008, tidak dapat dibatalkan, dan membutuhkan pembayaran sewa yang sama sebesar $ 25.981,62 pada awal setiap tahun. Pembayaran tersebut termasuk biaya executory (yaitu pajak properti) sebesar $ 2.000
Peralatan memiliki biaya $ 100.000 bagi Caterpilar, nilai wajar pada awal lease sebesar $ 100.000, estimasi umur ekonomis selama 5 tahun, dan tidak ada nilai residu.
Tidak ada biaya langsung awal yang dikeluarkan untuk negosiasi dan menutup transaksi lease
Lease tidak memiliki opsi untuk memperbarui kontrak, dan peralatan dikembalikan ke Caterpilar pada akhir masa lease.
Ketertagihan dapat dijamin dan tidak ada biaya tambahan (dengan pengecualian pajak properti yang ditagih dari Sterling) yang harus dikeluarkan dari Caterpilar.
Caterpilar menentukan pembayaran lease tahunan untuk menjamin tingkat pengembalian 10% (suku bunga implisit) atas investasinya, dengan perhitungan sbb :
Nilai pasar wajar peralatan yang di-lease
$ 100.000
Dikurangi : Nilai sekarang dari nilai residu
$
0
----------------- Jumlah yang dikembalikan lessor melalui pembayaran lease
$ 100.000
Pembayaran lease setiap awal tahun selama 5 tahun
$ 23.981,62
($ 100.000 : 4,16986*) * PV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 tahun pada 10% (lihat tabel)
Lease tersebut memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease pembiayaan langsung karena : 1.
Jangka waktu lease melebihi 75% estimasi umur ekonomis peralatan
2.
Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum melebihi 90% nilai wajar peralatan
3.
Ketertagihan pembayaran dapat dipastikan secara layak
4.
Tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh Caterpilar
Lease ini tidak termasuk lease jenis penjualan karena tidak ada selisih antara nilai wajar peralatan ($ 100.000) dengan biaya yang dikeluarkan oleh Caterpilar ($ 100.000). Tabel amortisasi piutang lease adalah sebagai berikut :
CATERPILAR FINANCIAL Skedul Amortisasi Lease (Dasar Anuitas Jatuh Tempo) Tanggal
Pembayaran
Executory
Lease Tahunan
Cost
1 Januari -
-
Bunga (10%)
-
Pengembalian
Saldo Piutang
Piutang Lease
Lease
-
$ 100.000,00
$ 23.981,62
$ 76.018,38
2008 1 Januari $ 25.981,62
$ 2.000
$
-0-
2008 1 Januari $ 25.981,62
$ 2.000
$ 7.601,84
$ 16.379,78
$ 59.638,60
$ 2.000
$ 5.963,86
$ 18.017,76
$ 41.620,84
$ 2.000
$ 4.162,08
$ 19.819,54
$ 21.801,30
$ 2.000
$ 2.180,32
$ 21.801,30
$ 10.000
$ 19.908,10
$ 100.000,00
2009 1 Januari $ 25.981,62 2010 1 Januari $ 25.981,62 2011 1 Januari $ 25.981,62
$
-0-
2012 $ 129.908,10
JURNAL - JURNAL : 1.
Untuk mencatat piutang yang dihasilkan per 1 Januari 2008 (awal lease) Piutang lease Peralatan
2.
$ 100.000 -
$ 100.000
Untuk mencatat penerimaan pembayaran lease tahun pertama (1 Januari 2008) Kas
$ 25.981,62
-
Piutang lease
-
$ 23.981,62
Biaya Pajak properti
-
$ 2.000
3.
Untuk mencatat pengakuan pendapatan bunga yang diperoleh selama tahun 2008 (31 Des 2008) Piutang bunga
$ 7.601,84
-
-
$ 7.601,84
Pendapatan bunga - lease
Pada 31 Desember 2008, investasi bersih menurut lease modal dilaporkan dalam neraca lessor dalam pos : Aktiva Lancar (untuk lease yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun), yaitu : Piutang bunga $ 7.601,84 Piutang lease $ 16.379,78 Aktiva Tidak Lancar / investasi (untuk lease yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun), yaitu :
Piutang lease $ 59.638,60
Sehingga pada tahun kedua (2009), jurnal yang dibuat adalah sbb : 1.
Untuk mencatat penerimaan pembayaran lease dan pengakuan pendapatan bunga (1 Januari 2009) Kas
2.
$ 25.981,62
-
Piutang lease
-
$ 16.379,78
Piutang bunga
-
$ 7.601,84
Biaya / Hutang pajak properti
-
$ 2.000,00
Untuk mencatat pengakuan pendapatan bunga yang diperoleh selama tahun 2009 (31 Des 2009) Piutang bunga Pendapatan bunga - lease
$ 5.963,86
-
-
$ 5.963,86
Jurnal yang dibuat selanjutnya sampai tahun 2012 akan mengikuti pola yang sama, kecuali pada tanggal 31 Desember 2012 tidak ada lagi jurnal yang dibuat untuk mencatat pendapatan bunga, karena sudah ditagih seluruhnya pada 1 Januari 2012.
Pada lease ini, Caterpillar tidak mencatat adanya penyusutan peralatan. Apabila Sterling membeli peralatan tersebut pada akhir masa lease seharga $ 5.000 maka jurnal yang akan dibuat Caterpillar adalah sbb : Kas Laba penjualan peralatan yang dilease
$ 5.000
-
-
$ 5.000
LEASE OPERASI (LESSOR) Apabila lease diklasifikasikan sebagai lease operasi, maka :
Setiap penerimaan sewa oleh lessor dicatat sebagai pendapatan sewa.
Jumlah pendapatan yang diakui dalam setiap periode akuntansi berjumlah sama (dasar garis lurus)
Biaya yang dicatat dalam transaksi lease operasi adalah : biaya penyusutan, biaya pemeliharaan dan biaya jasa yang lain.
Biaya yang dibayarkan kepada pihak ketiga akan diamortisasi atas dasar garis lurus
Contoh : Apabila lease yang diilustrasikan di atas tidak memenuhi kualifikasi sebagai lease modal, maka akan diperhitungkan sebagai lease operasi, sehingga jurnal yang dibuat setiap tahun adalah sbb : 1)
Untuk mencatat penerimaan sewa Kas
$ 25.981,62 Pendapatan sewa
2)
-
$ 25.981,62
Untuk mencatat biaya penyusutan peralatan (dengan asumsi biaya perolehan $ 100.000 umur ekonomis 5 tahun, dan penyusutan dengan menggunakan garis lurus) Biaya penyusutan – peralatan yang dilease
$ 20.000
Akumulasi penyusutan – peralatan yang dilease
-
$ 20.000
4. Penyajian dan Analisis Transaksi Leasing
Dilihat
dari
jenis
transaksi
leasing,
teknik
pembiyaan
leasing
garis besar dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu finance lease dan operating lease.
secara
FINANCE LEASE Teknik finance lease biasanya juga disebut sebagai fill pay out yaitu suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan lesse, dengan catatan bahwa:
Lessor sebagai pihak pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa barang bergerak atau tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut
Lessee berkewajiban membayar kepada lesor secra berkala sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut merupakan angsuran atau lease payment yang terdiri dari biaya perolehan barang ditambah dengan semua biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan (spread) yang diinginkan lessor
Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk biya pemeliharaan dan biya lainnya yang berhubungan dengan barang yang disewa tersebut ditanggung oleh lessee lesse pada akhir kontrak memiliki hak opsi untuk
membeli
barang
tersebut
sesuai
dengan
nilai
sisa
yang disepakati atau mengembalikan pada lessor atau memperpanjang masa seawa guna usaha sesuai dengan syarat-syarat yang disetujui bersama
Pembayaran berkala pada masa perpanjangan sewa tersebut biasanya jauh lebih rendah dari angsuran sebelumnya
OPERATING LEASE Operating lease dapat juga disebut dengan leasing biasa yaitu suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan lessee, dengan catatan bahwa:
Lessor sebagai pemilik objek leasing menyerahkannya kepada pihak lessee untuk digunakan dengan jangka waktu relative lebih pendek dari umur ekonomis barang modal tersebut
Lessee atas penggunaan modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta bunganya. Hal ini disebut nonfull pay out lease.
Lessor menanggung segal risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang tersebut pada akhir kontrak harus mengembalikan objek leasing pada lessor
Lessee dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu (cancelable)
REFERENSI http://tama-anindita.blogspot.com/2014/04/akuntansi-untuk-leasing-sewa-guna-usaha.html http://rizzkyyanuar.blogspot.com/2011/03/pengertian-leasing.html http://ayuetikas.blogspot.com/2014/11/akuntansi-leasing.html https://www.academia.edu/23716645/AKUNTANSI_LEASING_OLEH_LESSOR_DAN_PE NYAJIAN_SERTA_ANALISIS_TRANSAKSI_LEASING