EDEMA PAPIL Fajriah Ramadhani*, Elieser**, Lusye Howay*** *Prodi Pendiidkan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua
ABSTRAK Edema papil atau papilledema adalah edema discus opticus yang disebabkan akibat peningkatan tekanan intrakranial. Discus opticus merupakan bagian intraokular saraf optikus yang terbentuk dari serabut-serabut yang keluar dari retina dan tampak seperti cakram berwarna merah muda sampai putih. Discus opticus dapat disebut juga blind spot atau titik buta. Di Amerika Serikat, kasus edema papil diperkirakan mengenai 0,9 pada populasi umum dan 3,5 pada wanita berusia 15-44 tahun. Insiden edema papil bervariasi sesuai dengan penyebab atau etiologi spesifik. Hingga saat ini mekanisme pembentukan edema papil masih belum jelas. Rongga subarakhnoid otak berhubungan dengan selaput saraf optik. Oleh sebab itu, bila terjadi peningkatan tekanan intrakranial, peningkatan tekanan intrakranial tersebut akan diteruskan ke saraf optik dimana reaksi selaput saraf optik sebagai tourniquet mengganggu transport aksoplasmik. Gejala khas yang terjadi pada edema papil adalah pengaburan penglihatan sementara atau transient visual obcurations. Gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, fotopobia, CSF rhinorrhea, diplopia. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan pengaburan penglihatan sementara. Jika dilakukan tes lapang pandang didapatkan titik buta yang lebar sesuai dengan pembengkakan papil saraf optik. Diagnosis pasti harus dilakukan pemeriksaan opthalmoskopi. Pada pemeriksaan opthalmoskopi didapatkan batas papil kabur, perdarahan, elevasi papil dan hypearemia papil. Terapi edema papil harus ditujukan langsung pada penyebab yang mendasarinya yaitu dengan menurunkan tekanan intrakranial dengan memberikan diuretik, topiramat, kortikosteroid. Untuk pencegahan dapat dilakukan jika ditemukan kondisi yang mendasarinya yang menyebabkan edema papil. Edema papil yang kronis dan tidak segera ditangani dapat menyebabkan kebutaan.
Kata Kunci : Edema papil, tekanan intrakranial, rongga subarachnoid, discus opticus, transient visual obcurations. Keterangan : * Penulis : ** Dosen Pembimbing I : *** Dosen Pembimbing II