6 - Bab Ii.docx

  • Uploaded by: Mugi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 6 - Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,274
  • Pages: 14
BAB II TINJAUAN TEORI

A.

Konsep dasar penyakit 1.

Definisi Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu

gejala,

penderita

merasakan

benda-benda

disekitarnya

bergerak gerak memutar atau bergerak naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan Nurbaiti, 2002) Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau

organ

tubuh

yang

ikut

terlibat

dalam

mengatur

dan

mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual

dan

system

somato

sensorik

(propioseptik).

Untuk

memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau

rasa

ditarik

menjauhi

penderita vertigo kadang-kadang

bidang

vertikal.

dapat

kita

Pada saksikan

adanya nistagmus.Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003) Vertigo dapat

adalah

salah

satu

bentuk

gangguan

keseimbangan dalam telinga bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang. Vertigo menunjukkan ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya masukan perifer yang disebabkan oleh kerusakan

pada

labirin

dan

saraf vestibular atau

juga

dapat

disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau aktivitas vestibulocerebellar. (www.wikipedia.com)

4

5

2.

Etiologi Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu : a.

Lesi vestibular Fisiologik, Labirinitis, Menière, Obat ; misalnya quinine, salisilat, Otitis

media,

“Motion

sickness”,

“Benign

post-traumatic

positional vertigo” b.

Lesi saraf vestibularis Neuroma akustik, Obat ; misalnya streptomycin, Neuronitis vestibular

c.

Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal Infark atau perdarahan pons, Insufisiensi vertebro-basilar, Migraine

arteri

basilaris,

Sklerosi

diseminata,

Tumor,

Siringobulbia, Epilepsy lobus temporal d.

Penyakit system vestibuler

e.

Penyakit system saraf pusat Hipoksia, iskemia otak, infeksi, trauma kepala, tumor, migren, epilepsy

3.

f.

Kelainan Endokrin

g.

Kelainan psikiatrik

h.

Kelainan mata

i.

Intoksikasi obat

Patofisiologi Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan,

yang

secara

terus

menerus

menyampaikan

impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 %

6

disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (http://www.kalbefarma.com).

4.

5.

Klasifikasi Vertigo a.

Vertigo paroksimal

b.

Vertigo kronis

c.

Vertigo yang serangannya mendadak / akut

d.

Vertigo vestibuler

e.

Vertigo non vestibuler

Manifestasi Klinis Tanda

dan

gejala

dari

stroke

adalah

(Baughman,

C

Diane.dkk,2000): a.

Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau lingkungan

b.

Merasakan mual yang luar biasa

c.

Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual

d.

Gerakan mata yang abnormal

e.

Tiba - tiba muncul keringat dingin

f.

Telinga sering terasa berdenging

g.

Mengalami kesulitan bicara

h.

Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar

i.

Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami gangguan penglihatan (http://perawatyulius.blogspot.com)

6.

Komplikasi a.

Cidera fisik Pasien

dengan

vertigo

ditandai

dengan

kehilangan

keseimbangan akibat terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan. b.

Kelemahan otot Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih sering untuk berbaring atau tiduran,

4

5

sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot. 7.

Pemeriksaan Diagnostik a.

b.

Pemeriksaan fisik 1)

Pemeriksaan mata

2)

Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh

3)

Pemeriksaan neurologik

4)

Pemeriksaan otologik

5)

Pemeriksaan fisik umum

Pemeriksaan khusus 1)

CT-Scan Kepala

2)

Audiometri dan BAEP (Brainstem Auditory Evoked Potential)

8.

3)

Elektromiogram

4)

Laboratorium dan EKG

Penatalaksanaan Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti : a.

Anti kolinergik Sulfas Atropin : 0,4 mg/im Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam

b.

Simpatomimetika Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit

c.

Menghambat aktivitas nukleus vestibuler

d.

Golongan antihistamin Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah : Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam, Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.

6

e.

Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah. Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari : 1)

Terapi kausal

2)

Terapi simtomatik

3)

Terapi rehabilitative

Penatalaksanaan Keperawatan a.

Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.

b.

Fiksasi

visual

cenderung

menghambat

nistagmus

dan

mengurangi perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua mata ditutup. c.

Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat.

d.

Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah dehidrasi.

e.

Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.

7

f.

Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular akut. (http://niarahayu9.blogspot.com)

B.

Konsep Asuhan Keperawatan 1.

Pengkajian a.

Identitas Pasien meliputi:

Nama,

jenis

kelamin,

umur,

alamat,

agama,

bangsa/suku, pekerjaan, status perkawinan, ruangan , no bed, tanggal masuk, tanggal pengkajian dan diagnosa. b.

Keluhan utama Biasanya didapatkan pusing kuat rasa berputar, mual serta muntah.

c.

Riwayat Penyakit Sekarang Serangan vertigo sering kali berlangsung sangat mendadak, pada saat pasien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala berputar, mual, muntah.

d.

Riwayat penyakit dahulu Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obatobat adiktif, kegemukan

e.

Riwayat penyakit keluarga Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.

f.

Riwayat Psikososial Vertigo memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk

pemeriksaan,

pengobatan

dan

perawatan

dapat

mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran pasien dan keluarga.

8

g.

Pemeriksaan Fisik 1)

Keadaan umum a)

Kesadaran

:

umumnya

mengalami

penurunan

kesadaran; b)

Susah bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara

c)

Tanda tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi

2)

Pemeriksaan Integumen a)

Kulit : tampak pucat jika kekurangan O2 dan turgor kulit jelek jika kekurangan cairan.

3)

4)

b)

Kuku : perlu di lihat CRT

c)

Rambut : umumnya tidak ada kelainan

Pemeriksaan kepala dan leher a)

Kepala : bentuk normochepalik

b)

Muka : umumnya tidak simetris

c)

Leher :kaku kuduk jarang terjadi

Pemeriksaan dada Suara nafas tambahan tidak ada tergantung komplikasi

5)

Pemeriksaan Abdomen Didapatkan peningkatan peristaltic usus kadang menjadi kembung.

6)

Pemeriksaan ekstremitas Kadang terdapatinkontinensia atau retensi urine

Pola Fungsi Kesehatan 1)

Aktivitas / Istirahat Letih,

lemah,

malaise,

keterbatasan

gerak,

ketegangan mata, kesulitan membaca, insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.

9

2)

Sirkulasi Riwayat

hypertensi,

denyutan

vaskuler,

misal

daerah temporal, pucat, wajah tampak kemerahan 3)

Integritas Ego Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan

ketidakmampuan,

keputusasaan,

ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan

selama

sakit

kepala,

mekanisme

refresif/dekensif (sakit kepala kronik) 4)

Makanan dan cairan Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain),

mual/muntah,

anoreksia

(selama

nyeri),

penurunan berat badan 5)

Neurosensoris Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia,

kelemahan

progresif/paralysis

satu

sisi

tempore, perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan refleks tendon dalam, papiledema. 6)

Nyeri/ kenyamanan Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

10

7)

Keamanan Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

8)

Interaksi social Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit

9)

Penyuluhan/ Pembelajaran Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.

2.

Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologi. b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.

3.

Intervensi Keperawatan a.

Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologi 1) Guidance Kaji lokasi, kualitas waktu serta frekuensi nyeri R/

hasil

pengkajian

dipertimbangkan

dalam

pemilihan

intervensi dan mengevaluasi perkembangan 2) Support Berikan posisi yang nyaman bila terasa nyeri R/ istirahat akan merelaksasikan semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan 3) Teaching Ajarkan tehnik relaksasi nafas untuk menurunkan ketegangan otot rangka yang dapat menurunan intensitas nyeri R/

relaksasi

melancarkan

peredaran

kebutuhan jaringan akan O2 terpenuhi.

darah

sehingga

11

4) Providing Development Environment Batasi kunjungan terhadap pasien R/ keterlibatan dalam pembicaraan Panjang dapat melelahkan pasien 5) Support Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik R/ analgetik dapat mengurangi rasa nyeri

b. Diagnosa 2 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri a)

Guidance Kaji jumlah jam tidur pasien R/ Mengetahui berapa jam tidur pasien

b)

Support Observasi intensitas tidur pasien R/ Mengetahui tingkat insomnia pasien

c)

Teaching Berikan posisi tidur yang nyaman R/ membantu memberikan kenyamanan dalam tidur pasien

d)

Providing Development Environment Batasi pengunjung sesuai dengan keadaan klinis pasien R/:

keterlibatan

dalam

pembicaraan

panjang

dapat

melelahkan pasien. e)

Collaboration Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian sedatif R/ Untuk membantu tidur pasien

c. Diagnosa 3 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, anoreksia a)

Guidance Pantau intake dan output pada pasien dan timbang BB pasien R/ Mengetahui keseimbangan nutrisi pada tubuh pasien dan Untuk memantau BB pasien

b)

Support Anjurkan makan sedikit tapi sering R/ Menaikkan BB pasien

12

c)

Teaching Beritahu pada pasien dan keluarga untuk makan makanan yang disukai pasien R/ Agar nafsu makan pasien bertambah

d)

Providing Development Environment Ciptakan suasana ruangan yang bersih dan nyaman R/: suasana ruangan yang bersih menambah kenyamanan pasien saat makan dan beristirahat.

e)

Collaboration Kolaborasi dengan ahli gizi R/ Mengetahui diet pasien dan menentukan makanan yang banyak

4.

Implementasi Keperawatan Pelaksanaan

Keperawatan merupakan perwujudan dari

intervensi yang telah dibuat perawat memiliki tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan secara mandiri maupun kolaboratif dengan melibatkan klien dan keluarga serta tim kesehatan lainnya. 5.

Evaluasi Keperawatan Evaluasi

Keperawatan merupakan tahap akhir dari proses

keperawatan dimana fokusnya adalah untuk menentukan respon klien terhadap intervensi yang diberikan, baik respon subjektif maupun objektif, menentukan tujuan-tujuan yang sudah/belum tercapai serta menentukan tindakan selanjutnya. 6.

Perencanaan Pulang/Discharge Planning Perencanaan Pulang dilakukan dari sejak klien pertama masuk Rumah Sakit. Hal-hal yang perlu diberitahukan kepada klien sehubungan dengan perencanaan pulang / perawatan selanjutnya di ruangan : a.

Pengetahuan tentang penyakit Vertigo

b.

Pengetahuan tentang penyebab penyakit Vertigo

c.

Pengetahuan tentang penanganan Vertigo

d.

Pengetahuan tentang pencegahan penyakit Vertigo.

13

7. Dokumentasi Keperawatan Yang menjadi fokus pembahasan pada bagian ini adalah bagaimana pendokumentasian data dilakukan sesuai dengan tahap-tahap asuhan keperawatan, dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan,

implementasi

keperawatan,

evaluasi

keperawatan, perencaan pulang/discharge planning dan dokumentasi keperawatan. Pengkajian dan dokumentasi yang lengkap tentang kebutuhan klien dapat meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan, melalui beberapa hal berikut ini: Menggambarkan kebutuhan klien untuk membuat diagnosa keperawatan dan menetapkan prioritas yang akurat sehingga perawat dapat

menggunakan waktunya dengan lebih efektif,

memfasilitasi dalam perencanaan, menggambarkan kebutuhan klien dan keluarga yang menunjukkan dengan tepat faktor yang akan meningkatkan pemulihan klien dan menentukan perencanaan pulang dan dokumentasi informasi pengkajian yang bersifat penting. Meskipun format dan metode dapat berubah tapi diagnosa keperawatan tetap menjadi langkah kedua untuk untuk menentukan asuhan keperawatan selanjutnya. Dokumentasi tentang diagnosa biasanya memuat:

Saran

membuat

rencana

perawatan,

gagasan

untuk

mempersingkat proses perencanaan perawatan. Dengan intervensi yang akurat dan menyeluruh, perawat dapat memberikan perawatan yang terindividualisasi. Mengekspresikan rencana perawatan dalam bentuk dokumentasi akan meningkatkan kontinuitas dan konsistensi

perawatan

yang

diberikan.

Rencana

perawatan

yang

berdasarkan pengkajian dan diagnosa keperawatan selanjutnya akan memberikan informasi esensial bagi perawat guna memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi. Dokumentasi implementasi meliputi: Catatan intervensi yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan klien dan memantau perawatan yang diterima klien. Dalam dokumentasi ini, meliputi hal-hal sebagai berikut: Sistem klasifikasi intervensi keperawatan, dokumentasi kritis yang berhubungan

14

dengan klien jatuh/penggunaan restrein, pendokumentasian perawatan psikososial. Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.

Related Documents

Bab 6
June 2020 19
Bab 6
June 2020 19
Bab 6
June 2020 18
Bab 6
November 2019 38
Bab 6
November 2019 37
Bab 6
October 2019 41

More Documents from ""