Revisi Model Pembelajaran Full.docx

  • Uploaded by: mugi priyambodo
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Revisi Model Pembelajaran Full.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,911
  • Pages: 22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran

terpadu

merupakan

suatu

pendekatan

dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Untuk

itu

guru

dituntut

harus

mampu

merancang

dan

melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topik yang sesuai dalam membimbing pembelajaran. B. Rumusan Masalah a. Apa saja macam pengembangan pemodelan pembelajaran terpadu? b. Apa saja perbedaan pembelajaran terpadu untuk SD dan SMP? c. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran IPA terpadu? d. Bagimana alur penyusunan RPP IPA secara terpadu? e. Bagaimana analisis materi IPA? f. Bagaimana teknik merancang pembelajaran IPA terpadu? C. Tujuan a. Mengetahui macam pengembangan pemodelan pembelajaran terpadu. b. Mengetahui perbedaan pembelajaran terpadu untuk SD dan SMP. c. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran IPA terpadu. d. Mengetahui alur penyusunan RPP IPA secara terpadu. e. Mengetahui analisis materi IPA. f. Mengetahui teknik merancang pembelajaran IPA terpadu.

1

D. Manfaat a. Bagi masyarakat umum, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk memberi informasi. b. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk menambah ilmu pengetahuan.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Macam Pengembangan Pemodelan Pembelajaran Terpadu Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat 10 macam model pembelajaran sains terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Secara singkat kesepuluh cara atau model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Model Penggalan (Fragmented) Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda. Pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Kelebihan pembelajaran model ini adalah siswa menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Sedangkan kekurangannya adalah ia belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis. 2. Model Keterhubungan (Connected) Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang

3

misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu. Kelebihan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan,

memperbaiki

dan

mengasimilasi

gagasan

secara

bertahap. Kekurangan dalam model ini, model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan atau mata pelajaran lain. 3. Model Sarang (Nested) Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada

satuan

jam

tertentu

seorang

guru

memfokuskan

kegiatan

pembelajaran pada pemahaman tata bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata

dalam

puisi,

membuat

ungkapan

dan

menulis

puisi.

Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan tersebut

keseluruhannya

tidak

harus

dirumuskan

dalam

tujuan

pembelajaran. Keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata, membuat ungkapan dan mengarang puisi. Penanda terkuasainya keterampilan tersebut dalam hal ini ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi. Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan

4

sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum secara luas. Kekurangannya adalah apabila taanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa keterampilan yang menjadi targget dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran menjadi kabur. 4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced) Model sequenced merupakan pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah misalnya, topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama. Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami

isi

pembelajaran

dengan

lebih

kuat

dan

bermakna.

Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan kolaborasi berkelanjutan dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content area dalam mengurutkan sesuai peristiwa terkini. 5. Model Bagian (Shared) Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya “overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKN misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan sebagainya. Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep yang

5

lebih dalam. Sedangkan kekurangannya yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam. 6. Model Jaring Laba-laba (Webbed) Selanjutnya,

model

yang

paling

populer

adalah

model

webbed. Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Kelebihan pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Kekurangan model ini adalah banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa, dan guru seringkali terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. 7. Model Galur/ benang(Threaded) Model

threaded

keterampilan misalnya,

merupakan

melakukan

model pemaduan

prediksi

dan

estimasi

bentuk dalam

matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan sebagainya. Bentuk threaded ini berfokus pada apa yang diesbut meta-curriculum. Kelebihan dari model ini antara lain: konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Sedangkan kekurangan yaitu hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya.

6

8. Model Keterpaduan (Integrated) Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca yang merupakan bagian mata pelajaran. Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari penerapannya, model ini sangat baik dikembangkan di SD. Kelebihan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal dan untuk keterpaduan belajar untuk fokus internal. Selain itu model ini juga mendorong motivasi murid. Kekurangannya yaitu model ini sulit

dilaksanakan

secara

penuh;

membutuhkan

keterampilan

tinggi,percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan dan sikap yang menembus secara urut dari mata pelajaran; dan membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama. 9. Model Celupan/Terbenam (Immersed) Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan

dengan

medan pemakaiannya.

pengalaman dan pemanfaatan

pengalaman sangat

Dalam hal diperlukan

ini tukar dalam

kegiatan pembelajaran. Kelebihan dari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung

7

siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan kekurangan dari model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan untuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. 10. Model Jaringan (Networked) Terakhir,

model

networked

merupakan

model

pemaduan

pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Kelebihan dari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua

mata

pelajaran

secara

mendalam

dan

sempit

sasarannya.

Sedangkan kekurangannya adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber. B. Perbedaan Pembelajaran Terpadu untuk SD dan SMP Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum. Secara umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan perkembangan kemampuan siswa secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang dipelajarinya.

Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Terpadu SD dan SMP No Komponen

SD

SMP

8

1

Integrasi

pokok Kelas I-III tidak ada mata Pada mapel IPA dan IPS

pembelajaran

pelajaran IPA dan IPS sudah

terintegrasi

tetapi muatan IPA dan (Suaidinmath, 2014). IPS terintegrasi ke mata pelajaran lain terutama Bahasa Indonesia. Dan kelas IV-VI IPA dan IPA sudah

berdiri

sendiri

tetapi masih masuk dalam tema

(Suaidinmath,

2014). 2

Mata pelajaran

Berdasarkan

tema Terpadu pada IPA dan

(Bahasa Indonesia, IPA, IPS (Suaidinmath, 2014). IPS,

PPKn,

SBdP)

(Suaidinmath, 2014). 3

Model pembelajaran Pembelajaran

Tematik Connected,

pengintegrasiannnya terjadi

karena

tema

tertentu

shared

/

webbed, integrated,

adanya networked yang 1991

(Forgaty,

dalam

Anjasari,

kecenderungannya dapat 2013). disampaikan

melalui

beberapa mata pelajaran lainnya (Sangidu, 2013). 4

Kerja Ilmiah dalam Mengajukan pertanyaan, Mengajukan kegiatan inti

memprediksi, melakukan permasalahan, percobaan,

mengidentifikasi

mengumpulkan

dan masalah,

melakukan

mengolah data, membuat percobaan, kesimpulan,

mengumpulkan

data

mengkomunikasikan hasil secara akurat, mengolah percobaan 2012).

(Hendrawati, data secara sistematis, membuat kesimpulan dan

9

mengkomunikasikan hasil

percobaan

(Hendrawati, 2012). C. Langkah-langkah Pengembangan Model Pembelajaran IPA Terpadu Pada Kurikulum 2013, KD mata pelajaran IPA sudah memadukan konsep dari aspek fisika, biologi kimia dan IPBA, tetapi tidak semua aspek dipadukan karena pada suatu topik IPA tidak semua aspek dapat dipadukan. Sejumlah model pembelajaran yang telah dikemukakan Fogarty (1991), terdapat beberapa model yang potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu, yaitu connected, webbed, shared, dan integrated. Empat model tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil keterpaduan yang optimal. Ada sejumlah konsep yang saling bertautan dalam suatu KD. Agar pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsepkonsep tersebut harus dipertautkan (connected) dalam pembelajarannya. Pada model connected ini konsep pokok menjadi materi pembelajaran inti, sedangkan contoh atau terapan konsep yang dikaitkan berfungsi untuk memperkaya. Ada KD yang mengandung konsep saling berkaitan tetapi tidak beririsan. Kompetensi yang utuh membutuhkan konsep-konsep yang harus dikaitkan dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring labalaba. Model semacam ini disebut webbed. Karena selalu memerlukan tema pengait, maka model webbed lazim disebut model tematik. Ada

sejumlah

KD

yang

mengandung

konsep

saling

beririsan/tumpang tindih, sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak efisien. Konsep-konsep semacam ini memerlukan pembelajaran model integrated atau shared. Pada model integrated, materi pembelajaran dikemas dari konsep-konsep dalam KD yang sepenuhnya beririsan; sedangkan pada model shared, konsep-konsep dalam KD yang dibelajarkan tidak sepenuhnya beririsan, tetapi dimulai dari bagian yang beririsan. Empat model keterpaduan di atas dipilih karena konsep-konsep

10

dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal. Menurut

McCollum

(2009)

dijelaskan

bahwa

komponen-

komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan scientific diantaranya adalah guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan

rasa

keingintahuan

meningkatkan

keterampilan

(Foster

mengamati

a

sense

(Encourage

of

wonder),

observation),

melakukan analisis (Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication). Pembelajaran IPA terpadu melibatkan tiga kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Di samping itu, pembelajaran IPA terpadu memberikan beberapa implikasi terhadap guru, siswa maupun bahan ajar yang digunakan. Adapun langkah-langkah pengembangan model pembelajaran IPA terpadu antara lain : 1. Mengidentifikasi masalah Guru

menjelaskan

tujuan/kompetensi

yang

ingin

dicapai,

menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih 2. Merancang Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai guna melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 3. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam melaksanakan eksperimen dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, atau model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. 4. Didesiminasikan (Disebarkan) Siswa menyajikan karya yang telah mereka kembangkan ke teman atau kelompok lainnya sehingga diperoleh informasinya informasi dari penyaji.

D. Alur Penyusunan RPP IPA Secara Terpadu

11

Gambar 2. Alur Penyusunan RPP IPA Secara Terpadu Sumber : Kemdikbud,2013 Langkah-langkah

penyusunan

RPP

perlu

memperhatikan

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah meliputi: 1. Mencantumkan Identitas Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Materi Pokok dan Alokasi Waktu kemudian dilanjutkan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator. Hal yang perlu diperhatikan adalah: Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator dikutip dari silabus, dan merupakan suatu alur pikir yang saling terkait. -Indikator merupakan: -Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar. -Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

12

-Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. -Rumusannya menggunakan kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi -Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. -Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). 2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran.Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil. 3. Menentukan Materi Pembelajaran Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat mengacu pada indikator. 4. Menentukan Metode Pembelajaran Metode

dapat

diartikan

sebagai

model

atau

pendekatan

pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada bagian ini dicantumkan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik: a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, saintifik dan sebagainya. b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, discovery, observasi, diskusi, e-learning dan sebagainya. 5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran Untuk mencapai suatu kompetensi dasar, langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: -Kegiatan Pendahuluan

13

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam satu pertemuan

yang

ditujukan

untuk

membangkitkan

motivasi

dan

menfokuskan perhatian peserta didik untuk berpastisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. -Kegiatan Inti Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masingmasing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator. -Kegiatan Penutup Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran

yang

dapat

dilakukan

dalam

bentuk

membuat

rangkuman/kesimpulan, penilaian dan refleksi hasil belajar peserta didik, dan tindak lanjut pembelajaran (dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan). Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan. 6. Memilih Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, nara sumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. 7. Menentukan Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah media yang akan digunakan dalam proses pembelajan. 8. Menentukan Penilaian

14

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrument, dan instrument yang dipakai E. Analisis Materi IPA

Tabel 2. Peta Materi Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Pada kurikulum 2013, khususnya untuk tingkat SMP, terdapat beberapa perubahan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), diantaranya adalah konsep pembelajaran terpadu IPA (integrative science). Konsep keterpaduan ini ditunjukkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yakni dalam satu KD sudah memadukan konsepkonsep IPA dari bidang Biologi, Fisika, Kimia, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Perubahan ini tentu saja berdampak pada proses pembelajaran IPA, untuk itu diperlukan Buku Pedoman Mata Pelajaran IPA sehingga pembelajaran bisa berorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggungjawab terhadap lingkungan sosial dan alam. IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara. Pembelajaran IPA yang diharapkan oleh kurikulum yaitu pembelajaran IPA secara terpadu, ternyata masih dilakukan secara terpisah. Di lapangan sebagian besar guru belum mempraktekkan model

15

pembelajaran IPA terpadu. Konsep-konsep fisika, kimia maupun biologi masih diajarkan secara terpisah yang diajarkan oleh guru tunggal. Padahal dengan pembelajaran IPA terpadu diharapkan siswa dapat mempelajari suatu fenomena dari berbagai sudut pandang karena akan lebih bermakna. Hasil analisis materi menunjukkan bahwa konsep-konsep yang ada dalam pembelajaran IPA di SMP sangat memungkinkan untuk disampaikan atau dibelajarkan secara terpadu kepada siswa. Pada kenyataannya sebagian besar guru mengalami kesulitan untuk dapat merancang pembelajaran IPA secara terpadu yang berdasarkan standar isi untuk kurikulum IPA. Hal ini dapat disebabkan karena belum banyaknya contoh konkrit yang dapat mereka aplikasikan. Selain itu belum adanya buku IPA SMP yang dirancang khusus secara terpadu antara biologi, fisika dan kimia. Kelemahan lain di sekolah-sekolah SMP pada umumnnya guru IPA yang tersedia adalah guru-guru bidang studi yang berlatar belakang fisika, biologi dan kimia. Guru dengan latar belakang berbeda tersebut tentunya kesulitan untuk dapat mengintegrasikan ke dalam pembelajaran IPA, karena mereka mungkin tidak mempunyai kemampuan

yang

optimal

terutama

mengenai

kompetensi

yang

dimilikinya. F. Teknik Merancang Pembelajaran IPA Terpadu Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pengajaran atau mengajar adalah daya upaya, usahausaha, cara-cara yang digunakan guru untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik, sehingga teknik yang digunakan guru dapat bervariasi sekali. Penggunaan metode yang sama dapat divariasi dengan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor.

16

Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemmapuan guru itu mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik pembelajaran di antaranya 1) situasi kelas, 2) lingkungan, 3) kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi yang lain. Percakapan sehari-hari dalam penggunaan kata metode dan teknik

diartikan sama, yaitu cara. Dengan demikian, guru sering

mencampuradukkan antara metode pengajaran dan teknik mengajar. Jika teknik mengajar disebut metode mengajar masih bisa diterima karena metode mencakup teknik. Sebaliknya, kalau sebuah metode pengajaran disebut teknik pengajaran jelas tidak tepat sama sekali. Seperti

halanya

prinsip,

pendekatan,

dan

metode,

teknik

pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus. 1. Teknik umum Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik umum di antaranya sebagai berikut. a. teknik ceramah b. teknik tanya jawab c. teknik diskusi d. teknik ramu pendapat e. teknik pemberian tugas f. teknik latihan g. teknik inkuiri h. teknik demonstrasi i. teknik simulasi. Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun wujudnya tentu berbeda, misalnya ceramah. Metode ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.

17

2. Teknik khusus (teknik khusus pengajaran bidang studi tertentu) Teknik

khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau

memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang keci!. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran

berbicara,

pembelajaran

tata

teknik

bahasa,

dan

pembelajaran teknik

menyimak,

pembelajaran

kosa

teknik kata.

Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian bahan pembelajaran. Setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejum!ah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan.

18

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran terpadu ialah (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared,

(6)

webbed,

(7)

threaded,

(8)

integrated,

(9)

immersed, dan (10) networked. Terdapat perbedaan pada pembelajaran terpadu di jenjang SD dan SMP. Langkah-langkah pembelajaran, teknik merencanakan pembelajaran dan alur penyusunan RPP IPA dapat dilakukan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah agar memenuhi tujuan pembelajaran. 2. Terdapat perbedaan pembelajaran terpadu pada SD dan SMP. Perbedaan tersebut terdapat pada komponen integrasi pokok pembelajaran, mata pelajaran, model pembelajaran dan kerja ilmiah dalam kegiatan inti. 3. Langkah-langkah pengembangan model pembelajaran IPA terpadu ialah

(1)

Mengidentifikasi

Mengembangkan

dan

masalah,

menyajikan

(2)

hasil

Merancang, karya,

dan

(3) (4)

Didesiminasikan atau disebarkan. 4. Berdasarkan table 2 terdapat beberapa perubahan pada pembelajaran Ilmu

Pengetahuan

Alam

(IPA),

diantaranya

adalah

konsep

pembelajaran terpadu IPA (integrative science). Konsep keterpaduan ini ditunjukkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). 5. Teknik merancang pembelajaran IPA terpadu terdiri atas teknik umum dan teknik khusus.

B. Saran Untuk penerapan pembelajaran terpadu hendaknya guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik pada saat itu agar tercapai tujuan pembelajaran.

19

20

DAFTAR PUSTAKA Anjasari,

P.

(2013).

Pengembangan

Pembelajaran

IPA

Terpadu

(Implementasi Kurikulum 2013. FMIPA UNY. Hendrawati, S. (2012). Keterampilan Proses Sains. Diakses dari http://srihendrawati.blogspot.com/2012/02/keteampilan-prosessains.html pada tanggal 18 Maret 2019. Hepta. (2012). 10 Model Pembelajaran Sains Terpadu (Robin Fogarty, 1991).

Diakses

dari

http://heptajayawardana.blogspot.com/2012/10/10-modelpembelajaran-sains-terpadu.html pada tanggal 18 Maret 2019. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Model Silabus Mata Pelajaan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sangidu, A. (2013). Pengertian Pembelajaran Terpadu dan Tematik. Diakses dari https://ilmulanamal.blogspot.com/2013/04/pengertianpembelajaran-terpadu-dan.html pada tanggal 18 Maret 2019. Suaidinmath. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Diakses

dari

https://suaidinmath.wordpress.com/2014/10/01/pembelajarantematik-terpadu-dalam-kurikulum-2013/ pada tanggal 18 Maret 2019. Widhy H, Purwanti. (2013). “Langkah Pengembangan Pembelajaran Ipa Pada

Implementasi

Kurikulum

2013”.

Http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/purwantiwidhy-hastuti-spd-mpd/worksheet-integrated-sc.pdf Zahidi, S. (2014). Model Pembelajaran Terpadu yang Dikembangkan di PGSD/SD.

Diakses

dari

http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/model-pembelajaranterpadu-yang.html pada tanggal 18 Maret 2019.

21

22

Related Documents


More Documents from "maichol haf"