13530147_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka-1.pdf

  • Uploaded by: Mugi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 13530147_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka-1.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 6,343
  • Pages: 45
AMĀNAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Qur’an Al-‘Aẓīm Karya Ibnu Kaṡīr)

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama Islam (S.Ag)

Oleh : Muhammad Jawis Samak NIM. 13530147

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2017

;4i;

(]irf t9ll;Fdl

Universius Islam Negeri Sunan Kalijaga

FM-UINSK-PBM-05.05 -RO

Dosen Pembimbing Jurusan Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

NOTADINAS

Hal

: Skripsi Saudara Muhammad Jawis Samak

Lamp : Kepada: Yth. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Di Yogyakarta A s s al amu'

alaihum

w r. w b.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama

: Muhammad Jawis Samak

NIM

:13530147 : Ilmu al-Qur'an dan Tafsir

Jurusan /Prodi

Judul Skripsi

I AMANAHDALAM AL-QUR'AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Qur'an Al-A7im Karya

Ibnu Kasir) Sudah dapat diajukan sebagai salah satu syamt untuk memperoleh geiar sarjana strata satu di Jurusan Ilmu al-eur,an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Srman Kalilagayogyakarta. Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasya}kan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Was s alamu' aiakum

wr.wb.

Qr(7

KEMENTERIAN AGAMA TINIVERSITAS ISLAM NEGERI SLINAN KALIJAGA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM JI. Marsda Adisucipt o Tetp. (0274) 512156 Fak. (0274) 512156 yogyakarta

PENGESAHAN TUGAS AKTIIR Nomor:B. 149lUN.O2,DU/PP.05.3/0

Tugas Akhir dengan

judul

1

120t7

: AMANAH DALAM AL-QUR'AN (Kajian Tematik l.afsir Al-Qur'an Al-'A{m Karya lDnu Kaslr)

yang dipersiapkan dan disusun oleh

:

Nama

:

Nomor Induk Mahasiswa

:13530147

Telah diujikan pada

: Kamis, 05 Januari 2017

Nilai ujian Tugas Akhir

:89/NB

MUHAMMAD JAWIS SAMAK

dinyatakan telah diterirna oleh Fakuitas Ushuluddin dan pemikiran Islam [rIN Sunan Kalij aga Yogyakarta.

TIM UJIAN TUGAS AKHIR

)ws,!ryu[""a,iir Hi ayafNoor.

S Ag.

NiP. 197 0901 199903

Penguji

1

M.Ag.

002

II

Penguj i

III

__fu Drs Mohamad , M.SI NrP. 19600207 i99403 I 001

Afdawaiz4 S.Ag. M.Ag. NrP. 19740818 199903 1002

ogyakarta, 05 Januari 2017 UIN Sunan Kalijaga shuluddin dan Pemikiran lslam

DEKAN

to

.

M. Ag.

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah

.

ini:

Nama

:

Muhammad Jawis Samak

NIM

:

13530141

Fakultas

:

Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Jurusan

:

Ilmu al-Qur'an dan Tafsir

Alamat Rumah

:

Desa Kanggotan RT 02, RW 05, Pleret, Pleret, Bantul, Yogyakarla

Alamat di Yogyakarta

:

Desa Kanggotan RT 02, RW 05, Pleret, Pleret, Bantul, Yogyakarta

Telp,4rp

:

085800077790

Judul

:

AMANAH DALAM AL-QUR'AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Qur'an Al-'Aztm Karya Ibnu KaSir)

Menyatakan dengan s esungguhnya bahwa:

1. 2.

3.

Skripsi yang saya ajukan adalah benar asii karya ilmiah yang saya tulis sendiri. Bilamana skripsi telah dimunaqasyahkan dan diwajibkan revisi, maka saya bersedia dan sanggup merevisi dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal munaqasyah. Jika temyata lebih dari 2 (dua) bulan revisi skripsi belum terselesaikan, maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia munaqasyah kembali dengan biaya sendiri. Apabila di kemudian hari temyata diketahui bahwa karya tersebut bukan karya ilmiah saya (plagiasi), maka saya bersedia menanggung sanksi dan dibatalkan gelar kesarjanaan saya.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya. Yogyakarta, 28 Desember 2016

Muhammad Jawis Samak NIM. 13530147

 

MOTTO    

‫َﻰ‬ ‫َﺎﻟ‬ ‫ﺗﻌ‬ َ ‫ﻪ‬ ِ‫ﻠ‬ ّ‫َﻰ اﻟ‬ ‫ِﻟ‬ ‫ِ إ‬ ‫َﺎل‬ ‫ْﻤ‬ ‫َﻋ‬ ‫ﱡ اﻷ‬ ‫َﺐ‬ ‫أﺣ‬ َ ‫ﻗﻞ‬ ‫ﱠ‬ َ ْ ‫ِن‬ ‫َإ‬ ‫َﺎ و‬ ‫ُﻬ‬ ‫َﻣ‬ ‫ْو‬ ‫أد‬ َ “Amal perbuatan yang paling dicintai oleh Allah swt adalah yang sedikit namun terus-menerus (istiqamah)” (H.R Muslim)

“Jadilah Seorang Pribadi yang Tanpa Berjanji pun Menjanjikan” v   

 

PERSEMBAHAN                

Karya tulis ini kupersembahkan untuk : Kedua Orang Tua-ku dan “Almamater UIN Sunan Kalijaga Tercinta”                

vi   

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi huruf Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 05936/U/1987. I. Huruf Arab

Konsonan Tunggal Nama

Huruf Latin

Nama

Alif

Tidak dilambangkan

Tidak dilambangkan

Ba‟

b

Be

Ta‟

t

Te

Sa‟



Es (dengan titik di atas)

Jim

j

Je

Ha‟



Ha (denga titik di bawah)

Kha‟

kh

Ka dan ha

Zal

d

De

Żal

z

Zet (dengan titik di atas)

Ra‟

r

Er

Zai

z

Zet

Sin

s

Es

Syin

sy

Es dan Ye

Ṣad



Es (dengan titik di bawah)

vii

II.

III.

Ḍad



De (dengan titik di bawah)

Ṭa‟



Te (dengan titik di bawah)

Ẓa‟



Zet (dengan titik di bawah)

„ain



Koma terbalik di atas

Gain

g

Ge

Fa‟

f

Ef

Qaf

q

Qi

Kaf

k

Ka

Lam

l

„el

Mim

m

„em

Nun

n

„en

Waw

w

W

Ha‟

h

Ha

Hamzah



Apostrof

Ya‟

y

Ye

Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap Ditulis

Muta’addidah

Ditulis

‘iddah

Ta’marbūtah di akhir kata

a. Bila dimatikan ditulis h

viii

Ditulis

Ḥikmah

Ditulis

Jizyaḥ

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata arab yang diserap dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). b. Bila diikuti dengan kata sandang „al‟ serta bacaan kedua terpisah, maka ditulis h Karāmah al-auliyā’

Ditulis

c. Bila ta‟ marbūtah hidup atau dengan harakat, fatḥah, kasrah dan ḍammah ditulis atau h Zakāh al-fiṭri

Ditulis

IV.

Vokal Pendek

fatḥah

Ditulis

a

Kasrah

Ditulis

i

ḍammah

Ditulis

u

1. Fathah+alif

Ditulis

ā : jāhiliyyah

2. Fathah+ya‟ mati

Ditulis

ā : tansā

V.

Vokal Panjang

ix

3. Kasrah+ya‟ mati

Ditulis

ī : karīm

4. Dammah+wawumati

Ditulis

ū : furūd

VI. 1.

2.

VII.

VIII.

Vokal Rangkap Fathah ya mati

Fathah wawu mati

Ditulis

Ai

Ditulis

Bainakum

Ditulis

Au

Ditulis

Qaul

Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof Ditulis

A‟antum

Ditulis

U‟iddat

Ditulis

La‟in syakartum

Kata sandang Alif + Lam

a. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan “l” Ditulis

Al-Qur’ān

Ditulis

Al-Qiyās

x

b. Bila diikuti huruf Syamsiyah ditulis dengan menggunakan Syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el) nya.

IX.

X.

Ditulis

As-samā‟

Ditulis

Asy-Syams

Penyusunan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis

Zawi al-furūd

Ditulis

Ahl as-Sunnah

Pengecualian

Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada: a. Kosa kata Arab yang lazim dalam Bahasa Indonesia dan terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, misalnya: al-Qur‟an, hadis, mazhab, syariat, lafaz. b. Judul buku yang menggunaka kata Arab, namun sudah dilatinkan oleh penerbit, seperti judul buku al-Hijab. c. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab, tapi berasal dari negara yang menggunakan huruf latin, misalnya Quraish Shihab, Ahmad Syukri Soleh. d. Nama Penerbit di Indonesia yang menggunakan Hidayah, Mizan.

xi

kata Arab, misalnya

ABSTRAK Kajian tentang amānah sudah lama diperbincangkan dan dikaji dalam sejarah kehidupan manusia dari dulu hingga sekarang. Berbagai ragam pendapat para ulama yang menjelaskan tentang amānah mengindikasikan tentang betapa pentingnya pemahaman amānah secara luas dan menyeluruh dalam mengarungi setiap aspek kehidupan. Amānah merupakan sebuah konsep penting dalam alQur’an yang berkaitan dengan hakikat spiritual keagamaan muslim. Dalam pandangan syari’at, amānah mengandung makna yang luas dan mencakup banyak segi pengertian. Ruang lingkupnya meliputi segenap perasaan manusia yang ingin melaksanakan dengan baik segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya atas dasar kesadaran bahwa dirinya bertanggungjawab di hadapan Tuhannya. Skripsi ini berusaha memperoleh pandangan tentang makna amānah dalam al-Qur’an yang dikaji dari segi penafsiran Ibnu Kaṡīr. Permasalah pokok yang diangkat sebagai kajian utama adalah; bagaimana keterangan Ibnu Kaṡīr dalam menafsirkan ayat-ayat amānah. Kemudian, kajian utama tersebut akan dikontekstualisasikan dengan kehidupan masa kini. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu hasil telaah yang komprehensif, mendalam dan aktual tentang amānah sebagai salah satu unsur penting dari akhlak yang diajarkan al-Qur’an. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan al-Qur’an menjadi sumber acuan. Penelitian ini membahas al-Qur’an secara langsung yang didukung dengan beberapa kitab tafsir yang representatif, kamus dan al-Qur’an terjemah untuk menjelaskan makna ayat al-Qur’an dan mu’jam yang digunakan untuk mencari ayat-ayat tentang amānah. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode tematik tokoh. Dalam menafsirkan ayat-ayat amānah, Ibnu Kaṡīr menjelaskan pengertian kata amānah sesuai dengan konteks ayat yang dibahas. Adapun sumber amānah ada 2, yaitu dari Allah dan Manusia. Amānah yang bersumber dari Allah terkait dengan segala bentuk perintah dan larangan. Sedangkan amānah yang datang dari manusia terkait dengan segala bentuk kepercayaan, baik berupa harta, jabatan dan lain sebagainya. Terkadang, amānah itu dimaknai dengan kepercayaan, namun terkadang pula dimaknai dengan ketaatan, hak-hak dan aman. Rinciannya adalah ketika amānah itu dimaknai dengan kepercayaan, biasanya obyek kajiannya mengarah kepada Nabi, Malaikat, Jin ataupun Manusia. Kemudian jika amānah itu dimaknai dengan ketaatan dan hak-hak, maka mengarah kepada manusia. Sedangkan jika amānah itu dimaknai dengan aman, maka mengarah kepada wilayah atau tempat. Setiap perbuatan pasti akan dimintai pertanggungjawaban dan semakin besar amānah tersebut, maka semakin besar pula pertanggungjawabannya. Menjalankan tugas sesuai dengan yang diamanatkan adalah sesuatu yang esensial dalam membangun tatanan masyarakat yang madani dan sejahtera, terutama untuk konteks kehidupan saat ini.

xii

KATA PENGANTAR ‫ﺑﺳــــم اﷲ اﻟرﺣﻣـــن اﻟرﺣﻳــــم‬ Alhamdulillah, puji syukur atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Hanya atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini meskipun harus berjuang keras menyelesaikannya. Waktu yang memburu serta semangat dari orang-orang

terdekat

menjadi

pemicu

semangat

penulis

untuk

segera

menyelesaikannya. Tak lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita, kekasih tercinta, Baginda Nabi Muhammad saw, sang manusia sempurna yang jasanya begitu besar bagi umat Islam. Cinta kasih dan pengorbanannya begitu besar. Pengorbanan serta perjuangannyalah yang memberi semangat pada penulis untuk tidak menyerah dalam berjuang. Selebihnya, dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memotivasi, membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang sampai skripsi ini selesai. Skripsi ini tidak lepas dari kesalahan. Meski demikian, semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca dan penyusun pribadi. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Kedua orang tuaku yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan dalam bentuk apapun. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada keduanya. 2. Bapak Dr. Alim Roswantoro, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga.

xiii

3. Bapak Dr. H. Abdul Mustaqim selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. 4. Bapak Afdawaiza, S.Ag, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. 5. Bapak Muhammad Hidayat Noor, S.Ag, M.Ag selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, mengarahkan serta memberi saran hingga terselesaikan skripsi ini. Bapak Ali Imron, S.Th.I, M.SI selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluh kesah penulis dari awal perkuliahan hingga saat ini dan beliau tak pernah berhenti memotivasi penulis untuk selalu percaya diri dan terus berusaha. 6. Semua Dosen dan seluruh pegawai TU Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang selalu memberikan arahan, pengalaman dan motivasi. 7. Mas, Mbak dan Adekku terkasih (Ridwan, Zuliatun, Sari Fadhilah dan Imron Mustaba) yang selalu menemani hari-hari penulis, meluangkan waktu dan memotivasi penulis dengan penuh kesabaran yang tiada henti. 8. Sahabat-sahabat kerabat Masjid Pangeran Diponegoro (Asngari, Kengy, Anung, Rois, Mufti dan Muhaimin) yang senantiasa menjadi sahabat dalam suka maupun duka. 9. Keluarga besar Takmir Masjid Pangeran Diponegoro yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan motivasinya. 10. Orang-orang terdekat penulis yang senantiasa menemani dalam proses pembuatan skripsi ini hingga selesai.

xiv

11. Dan keluarga besar Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta teman-teman seperjuangan angkatan 2013, tetap semangat kawan.

Yogyakarta, 23 Desember 2016

Muhammad Jawis Samak NIM. 13530147

xv

DAFTAR ISI

hlm HALAMAN JUDUL ................................................................................... i NOTA DINAS ............................................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... iv MOTTO ...................................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................. vii ABSTRAK ................................................................................................ xii KATA PENGANTAR ............................................................................. xiii DAFTAR ISI ............................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 8 D. Telaah Pustaka ........................................................................... 9 E. Metodologi Penelitian ............................................................. 12 F. Sistematika Pembahasan ......................................................... 14 BAB II BIOGRAFI DAN GAMBARAN UMUM KITAB TAFSIR AL-QUR’AN AL-AẒĪM A. Biografi Ibnu Kaṡīr ................................................................. 17

xvi

B. Gambaran Umum Kitab Tafsir Al-Qur’an Al-‘Aẓīm ............... 23 1. Nama Tafsir ........................................................................ 23 2. Kitab Ringkasan Tafsir Ibnu Kaṡīr ..................................... 24 3. Corak dan Metode Penafsiran ............................................ 25 4. Keistimewaan Tafsir Ibnu Kaṡīr ......................................... 30 5. Pendapat Ibnu Kaṡīr Terhadap Isrāiliyat ............................ 31 C. Penilaian Ulama Terhadap Ibnu Kaṡīr .................................... 36 BAB III AMĀNAH DALAM AL-QUR’AN A. Pengertian Amānah ................................................................. 38 B. Ayat-ayat Amānah dalam Al-Qur’an ...................................... 40 C. Klasifikasi Ayat Amānah Ditinjau dari Segi Makkiyah dan Madaniyah ........................................................................ 41 D. Asbābun Nuzūl Ayat-ayat Amānah dalam Al-Qur’an ............. 43 E. Pemberi Amānah ..................................................................... 46 F. Obyek atau Sasaran yang Diberi Amānah dalam Al-Qur’an .. 47 BAB IV PENAFSIRAN AYAT-AYAT AMĀNAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-AẒĪM KARYA IBNU KAṠĪR DAN KONTEKSTUALISASINYA A. Penafsiran Ayat Amānah dalam Tafsir Ibnu Kaṡīr ................. 53 B. Macam-macam Amānah .......................................................... 78 1. Amānah Kepada Nabi ......................................................... 78 2. Amānah Kepada Malaikat .................................................. 78 3. Amānah Kepada Jin ............................................................ 79

xvii

4. Amānah Kepada Manusia ................................................... 81 5. Amānah Kepada Wilayah ................................................... 82 C. Kontekstualisasi Ayat Amānah dalam Al-Qur’an ................... 82 1. Masa Nabi ........................................................................... 83 2. Masa Kini ........................................................................... 90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 93 B. Saran ........................................................................................ 94 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 95 LAMPIRAN .............................................................................................. 99 CURRICULUM VITAE ........................................................................ 103

xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang mengatur tatanan hidup manusia dengan sempurna tentang kehidupan individu dan masyarakat, baik aspek rasio, materi maupun spiritual. Agama mengajarkan bahwa amānah adalah asas keimanan berdasarkan sabda Nabi saw, “Tidak ada iman bagi yang tidak memiliki amānah.” Selanjutnya, amānah yang merupakan lawan dari khiānat adalah sendi utama interaksi. Amānah tersebut membutuhkan kepercayaan dan kepercayaan itu melahirkan ketenangan batin yang selanjutnya melahirkan keyakinan.1 Kajian tentang amānah sudah lama diperbincangkan dalam sejarah kehidupan manusia hingga masa kini. Komentar para ulama yang menyatakan dan membicarakan tentang amānah mengindikasikan tentang pentingnya pemahaman dan penerapan amānah dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini diyakini karena al-Qur‟an merupakan teks wahyu yang bersisikan petunjuk Allah swt.2 Firman Allah swt dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 283:

1

M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Volume II, hlm.

480-481. 2

Sahmiar Pulungan. “Wawasan Tentang Amānah Dalam Al-Qur‟an”, Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2006, hlm. ii.

1

2

Artinya: Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. 3 (Q.S Al Baqarah : 283). Amānah yang dimaksudkan di sini sangatlah luas dan menyeluruh. Bukan hanya sebatas menjaga barang untuk disimpan, melainkan amānah dalam hal perbuatan, perkataan dan tindakan. Persoalan amānah juga mencakup setiap aspek kehidupan dan yang terpenting ialah persoalan kenegaraan.4 Sedangkan menurut M. Dawan Raharjo dalam bukunya Ensiklopedi al-Qur‟an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, bahwa dalam ayat tersebut, yang berkedudukan sebagai “orang yang dipercayai” (trustee) dirangkap oleh kreditur itu sendiri, sedangkan dalam (trust company) pihak ini berdiri sendiri. Namun keduanya mengandung esensi yang sama, yaitu amānah. Dalam ayat di atas, yang mengandung amānah bukan hanya kreditur (atas barang yang dipegangnya), tetapi juga debiturnya (atas kredit yang diterimanya). Kedua belah pihak, dalam syari‟at mu‟āmalah harus menunaikan amānah karena keduanya mengemban janji („aqd). Dan keduanya mengemban hak maupun kewajiban masing-masing. Hal ini merujuk kepada ketentuan dasar yang diperintahkan dalam Q.S Al-Maidah 3

Kementerian Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), hlm. 60. 4

Pusat Dakwah Islamiyah Kementrian Hal Ehwal Ugama, Jujur, Amanah dan Bijaksana dalam Pekerjaan (Brunei Darussalam, 1999), Cetakan I, hlm. 14.

2

3

ayat 1 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah jani-janji („uqud).”5 Salah satu dari sekian banyak akhlak yang mulia dan terpuji menurut ajaran agama Islam adalah amānah. Amānah merupakan sebuah konsep penting dalam al-Qur‟an yang berkaitan dengan hakikat spiritual keagamaan muslim. Kata amānah memiliki makna yang mendalam dan fundamental dalam Islam. Ia tidak saja mempunyai makna yang erat dengan esensi kekhalifahan manusia, iman dan akhlak, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai etik yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.6 Amānah dalam pandangan syari‟at mengandung makna yang luas dan mencakup banyak segi pengertian. Ruang lingkupnya meliputi segenap perasaan manusia yang ingin melaksanakan dengan baik segala sesuatu yang dipercayakan

kepadanya

atas

dasar

kesadaran

bahwa

dirinya

bertanggungjawab di hadapan Tuhannya.7 Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadīṡ Nabi saw:

5

M. Dawan Raharjo, Ensiklopedi al-Qur‟an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996), hlm. 192. 6

M. Dawan Raharjo, Ensiklopedi al-Qur‟an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, hlm. 189. 7

Diah Rahmawati, “Penafsiran Kata Amanah dalam Al-Qur‟an Menurut Tabataba‟i dan Sayyid Qutb,” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008, hlm. 4.

3

4

Artinya: "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut". Dia ('Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma) berkata: "Aku mendengar semua itu dari Rasulullah saw dan aku pun mendengar Nabi saw juga bersabda"; "Dan seorang laki-laki adalah pemimpin atas harta bapaknya dan akan dimintai pertanggungjawaban atasnya dan setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” Rasūlullah saw menegaskan bahwa puncak kemusnahan manusia yang menjadi tanda akan terjadinya hari kiamat ialah apabila amānah tidak diserahkan kepada orang yang berkelayakan.9 Terbukti dalam sejarah, bahwa hancurnya sebuah negeri dan terlantarnya manusia adalah karena kebusukan akhlak pemimpinnya dalam menjaga amānah. Ingat, bahwa segala fasilitas yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan manusia sudah Allah sediakan secara seimbang. Tidak mungkin Allah menẓalimi makhluk-Nya. Maka jika

8

Abu Ahmad as Sidokare, CHM Kitab Shahih Bukhari, hadis. No. 2232.

9

Pusat Dakwah Islamiyah Kementrian Hal Ehwal Ugama, Jujur, Amanah dan Bijaksana dalam Pekerjaan, hlm. 15.

4

5

ternyata ditemukan ketidakseimbangan di berbagai tempat, pasti itu terjadi karena adanya keẓaliman yang diperbuat oleh manusia sendiri.10 Firman Allah Swt dalam Q.S Al-Nisā‟ ayat 58:

ۚ ۗ Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat-amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah sebaik-baik pemberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.11 (Q.S Al-Nisa‟ : 58). Amānah dalam ayat di atas merupakan amānah untuk menegakkan hukum Allah swt secara adil, baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat maupun bernegara.12 Makna adil adalah jauh dari sifat ifrᾱṭ (ekstrem / berlebihan) maupun tafrīṭ (longgar). Di sisi lain, pengertian amānah dalam ayat tersebut banyak diperselisihkan oleh para mufassir. Yakni Aṭ-Ṭabārī yang berpendapat bahwa ayat tersebut ditujukan kepada para pemimpin umat agar mereka menunaikan hak-hak umat Islam dan menyelesaikan masalah mereka dengan baik dan adil. Berbeda dengan Al-Marāġī yang membagi amānah ke dalam tiga jenis: pertama; amānah yang berasal dari Tuhan, kedua; amānah dari sesama

10

Tim Baitul Kilmah Jogjakarta, Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadits (Jakarta: Kamil Pustaka, 2013), Jilid 7, hlm. 76-77. 11

Kementerian Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, hlm. 113.

12

Tim Baitul Kilmah Jogjakarta, Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadits, hlm. 75.

5

6

manusia, dan ketiga; amānah untuk diri sendiri. Semua amānah tersebut harus ditunaikan semaksimal mungkin.13 Kata amānah atau lafaẓ yang mengarah pada makna amānah atau kepercayaan dalam al-Qur‟an terulang sebanyak 20 kali.14 Oleh karena kata amānah itu bersumber dari al-Qur‟an, maka makna yang tepat tentunya harus dicari dan dikembalikan pada al-Qur‟ān itu sendiri. Terkait dengan masalah di atas, maka penelitian skripsi ini akan memfokuskan pada satu aspek term penelitian yaitu amānah dalam al-Qur‟ān. Amānah merupakan lawan dari khianat. Amānah terjadi di atas ketaatan, ibadah, al-wadī‟ah (titipan) dan aṡ-ṡiqah (kepercayaan). Dengan demikian, sikap amānah dapat berlangsung dalam lapangan yang sangat luas. Oleh karena itu, sikap amānah merupakan sesuatu yang dipercayakan untuk dijaga, dilindungi dan dilaksanakan.15 Sebagaimana penafsiran Ibnu Kaṡīr mengenai Q.S Al-Nisā‟ 58 bahwa amānah dalam ayat ini mencakup segala jenis amanat yang diterima oleh manusia. Penelitian ini difokuskan pada penafsiran Ibnu Kaṡīr atas ayat-ayat amānah dalam karya tafsir yang terkenal dengan Tafsir al-Qur‟an al-„Aẓīm. Term (amānah) ini menarik untuk dikaji karena pertimbangan seringnya pemakaian term ini dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga pemahaman

13

Kementerian Agama RI, Tafsir Al-Qur‟an Tematik “Etika Berkeluarga, Bermasyarakat dan Berpolitik” (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), hlm. 38. Muhammad Fuad Abd al-Bāqī, Al-Mu‟jam Al-Mufahras li Alfaẓ Al-Qur‟an Al-Karīm (Beirut: Dār al-Fikr, 1981), hlm. 88-89. 14

15

Tim Baitul Kilmah Jogjakarta, Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadits, hlm. 74.

6

7

yang lebih luas dan mendetail menjadi keharusan dalam rangka meningkatkan nilai pemahaman keagamaan. Adapun alasan pemilihan tafsir Ibnu Kaṡīr ini menjadi obyek pembahasan dalam penelitian skripsi ini, karena pertimbangan beberapa hal, di antaranya: Pertama; berkaitan dengan sosok Ibnu Kaṡīr yang merupakan seorang mufasir klasik yang hidup pada abad ke-8 yang cara penafsirannya sangat dominan memakai riwayat atau hadīṡ serta pendapat sahabat. Di sisi lain, dalam penafsirannya cenderung mengikuti pola penafsiran ulama-ulama pendahulunya, yaitu menafsirkan al-Qur‟an dengan aṡar, baik itu al-Qur‟an, Hadis, pendapat Sahabat maupun pendapat Tabi‟in. Penafsiran seperti ini dianggap sebagai metode yang terbaik karena relatif belum dipengaruhi oleh kepentingan dan tujuan tertentu. Kedua; penafsiran Ibnu Kaṡīr penulis anggap mampu memberikan kontribusi yang menarik mengenai pemaknaan terhadap ayat-ayat amānah. Jika dilihat dari penafsiran Ibnu Kaṡīr terhadap ayat-ayat al-Qur‟an, khususnya ayat-ayat amānah, beliau ingin turut serta ikut andil memperbaiki dan memperbarui keagamaan kaum muslimin dengan mengajak mereka agar kembali kepada al-Qur‟an dan as-Sunnah serta menjadikan keduanya sebagai sumber dasar untuk memecahkan persoalan-persoalan umat.

7

8

B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang di atas dan untuk memperoleh hasil yang mudah dipahami terkait tema penelitian ini, maka dapat ditarik tiga rumusan masalah pokok, yakni: 1. Bagaimana penafsiran Ibnu Kaṡīr mengenai ayat-ayat amānah? 2. Bagaimana kontekstualisasi makna amānah pada kehidupan masa kini?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, penelitian ini memiliki tujuan dan kegunaan yang diharapkan dapat menambah manfaat baik yang bersifat ilmiah maupun akademik, yaitu: 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui pengertian amānah menurut al-Qur‟an serta obyek-obyek kajiannya. b. Mengetahui konteks amānah dalam penafsiran Ibnu Kaṡīr secara utuh dan komprehensif. c. Mengetahui kontekstualisasi makna amānah pada kehidupan masa kini. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah hazanah keilmuan di dalam studi al Qur'an terutama di bidang kajian tafsir. b. Secara praktis, penelitian ini mampu berkontribusi secara lebih, baik dalam bidang akademis, terlebih untuk masyarakat luas terutama bagi

8

9

kaum muslimin yang ingin mempelajari tentang penafsiran ayat-ayat amānah. c. Secara umum, penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan ilmu keislaman

terutama

disosialisasikan kepada

dalam

bidang

tafsir

yang

kemudian

masyarakat lapisan akademik maupun

masyarakat umum.

D. Telaah Pustaka Tinjauan pustaka dapat juga disebut dengan telaah atau kajian pustaka. Berkaitan dengan tema penelitian skripsi, penulis telah melakukan serangkaian telaah terhadap berbagai literatur atau pustaka. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana nilai keautentikan peneltian dan kajian penafsiran tentang ayat-ayat amānah yang telah dilakukan serta untuk menunjukkan dan membuktikan orisinalitas sebauah karya yang tujuannya untuk menghindari pengulangan penelitian atau plagiasi karya orang lain. Lebih lanjut, pembahasan mengenai penafsiran ayat-ayat amānah bukanlah hal yang baru dilakukan. Karena sebelum ini, telah banyak karya karya yang membahas mengenai tema ini, baik dalam bentuk buku, disertasi, tesis, skripsi, jurnal dan bentuk karya ilmiyah lainnya. Karya pertama yang berbicara mengenai amānah adalah buku yang berjudul “Jujur, Amᾱnah dan Bijaksana dalam Pekerjaan”. Buku ini berbicara bahwa amānah merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ia turut menentukan masa depan sebuah masyarakat.

9

10

Semua peranan yang dilakukan oleh setiap individu adalah berkaitan dengan amānah yang telah dibebankan terhadapnya.16 Buku yang ditulis oleh Kementerian Agama RI yang berjudul “Tafsir Al-Qur‟an Tematik” Etika Berkeluarga, Bermasyarakat dan Berpolitik. Buku ini menjelaskan tentang definisi amānah dan juga beberapa perselisihan para mufassir mengenai penafsiran tentang ayat amānah.17 Buku selanjutnya adalah buku yang berjudul “Ensiklopedi al-Qur‟an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci” yang ditulis oleh M. Dawan Raharjo. Buku ini menjelaskan bahwa amānah merupakan sebuah konsep penting dalam al-Qur‟an yang berkaitan dengan hakikat spiritual keagamaan muslim. Kata amānah memiliki makna yang mendalam dan fundamental dalam Islam. Ia tidak saja mempunyai makna yang erat dengan esensi kekhalifahan manusia, iman dan akhlak, tetapi juga sarat dengan nilainilai etik yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.18 Adapun skripsi yang terkait dengan tema penelitian ini ialah skripsi yang ditulis oleh Diah Rahmawati dengan judul “Penafsiran Kata Amanah Dalam Al-Qur‟an Menurut Ṭabāṭabā‟i dan Sayyid Qutb.” Dalam penelitian ini dijelaskan tentang penafsiran ayat-ayat amānah dalam pandangan 16

Pusat Dakwah Islamiyah Kementrian Hal Ehwal Ugama, Jujur, Amanah dan Bijaksana dalam Pekerjaan (Brunei Darussalam, 1999), Cetakan I. 17

Kementerian Agama RI, Tafsir Al-Qur‟an Tematik “Etika Berkeluarga, Bermasyarakat dan Berpolitik” (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012). 18

M. Dawan Raharjo, Ensiklopedi al-Qur‟an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996).

10

11

Ṭabāṭabā‟i dan Sayyid Qutb. Selain itu, penulis dalam skripsi ini juga mencari persamaan dan perbedaan penafsiran mengenai ayat-ayat amānah antara kedua tokoh tersebut.19 Skripsi yang ditulis oleh Arif Firdaus Nur Romadlon tentang “Penafsiran Amānah Menurut Hamka, M. Quraish Shihab dan Depag.” Dalam skripsi ini, penulis mencoba mengemukakan tentang inti penafsiran amānah menurut Hamka, M. Quraish Shihab dan Depag. Di sisi lain, penulis skripsi ini juga mencari relevansi penafsiran amānah antara ketiganya (Hamka, M. Quraish Shihab dan Depag) yang kemudian dikaitkan dengan konteks keindonesiaan saat ini.20 Dari sekian banyak karya yang bersinggungan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan, penulis belum menemukan karya yang secara spesifik dan fokus membahas tentang penafsiran ayat-ayat amānah menurut Ibnu Kaṣīr. Perbedaan yang paling mendasar adalah sudut pandang yang diambil dalam menafsirkan dan memberikan keterangan tentang ayat-ayat amānah. Di sisi lain, kesimpulan dalam menafsirkan ayat-ayat amānah pun akan memberikan hasil penafsiran yang berbeda. Hal inilah yang membedakan penelitian sebelumnnya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini, fokus bahasan terletak pada penafsiran Ibnu Kaṣīr tentang ayat-ayat amānah dalam kitab Tafsir Al-Qur‟an Al Ażīm.

19

Diah Rahmawati, “Penafsiran Kata Amanah dalam Al-Qur‟an Menurut Tabataba‟i dan Sayyid Qutb,” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008. 20

Arif Firdaus Nur Romadlon, “Penafsiran Amanah Menurut Hamka, M. Quraish Shihab dan Depag”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011.

11

12

E. Metodologi Penelitian Metode dalam arti yang luas merupakan cara bertindak menurut sistem atau aturan tertentu. Sedangkan dalam arti khusus adalah cara berpikir menurut aturan atau sistem tertentu.21 Inti pokok dari kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan permasalahan, mengajukan pertanyaanpertanyaan dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jalan menemukan fakta-fakta dan menberikan penafsirannya yang benar.22 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini

dapat

dikategorikan ke dalam jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan). Yaitu penelitian yang sumber datanya diambil dari bahanbahan tertulis yang telah dipublikasikan, baik melalui media cetak maupun elektronik yang berkaitan dengan tema penelitian ini yaitu ayat-ayat amānah dalam al-Qur‟an menurut pandangan Ibnu Kaṡīr. 2. Data dan Sumber Data Dalam menyusun penelitian ini, penulis mencari bahan dari beberapa sumber data untuk diolah dan disajikan. Adapun data yang diolah ialah data primer dan data sekunder. Data primer yang akan menjadi acuan utama ialah kitab Tafsir al-Qur‟an al-„Aẓīm karya Ibnu Kaṡīr.

21

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),

hlm. 41. 22

Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 11.

12

13

Sedangkan data sekunder yang diambil untuk menjelaskan hal yang berkaitan dengan tema pokok yang kami teliti adalah berupa buku-buku, kitab atau artikel mengenai pemikiran tokoh yang merupakan hasil interpretasi orang lain dan buku-buku lain yang terkait dengan objek kajian ini yang sekiranya dapat digunakan untuk menganalisis tema tersebut. 3. Metode Pengumpulan Data Mengingat penelitian ini adalah library research, maka metode yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan mencari dan mengumpulkan berbagai data yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu melakukan penelusuran kepustakaan, kemudian mengkaji dan menelaah berbagai buku dan tulisan, baik berupa kitab-kitab (tafsir) sebagai refrensi utama maupun tulisan-tulisan para pakar dan ahli yang mempunyai relevansi dengan kajian penelitian ini. 4. Metode Analisis Data Dalam menyusun penelitian ini, yaitu setelah mengumpulkan datadata dari sumber primer maupun sekunder, penulis mengolah dan menyajikan data tersebut dengan menggunakan metode tematik tokoh. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagaimana ditulis oleh Abdul Mustaqīm dalam bukunya “Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir”23 adalah : a. Menetapkan tokoh yang dikaji dan objek formal yang menjadi fokus kajian. 23

Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir (Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2014), hlm. 52-53.

13

14

b. Menginventarisasi data dan menyeleksinya, khususnya karya-karya Ibnu Kaṡīr dan buku-buku lain yang terkait dengan penelitian ini. c. Mengklasifikasikan elemen-elemen penting terkait dengan kata amānah dalam al-Qur‟an, mulai dari siapakah pemberi amānah, obyek atau orang yang diberi amānah hingga isi dari amānah tersebut. d. Mengkaji secara komprehensif penafsiran amānah dalam al-Qur‟an menurut Ibnu Kaṡīr dengan metode deskriptif. e. Melakukan analisis kritis terhadap asumsi-asumsi dasar, ayat-ayat tentang amānah lalu mencermati kelebihan dan kekurangan dari penafsiran tersebut. f. Menyimpulkan secara cermat sebagai jawaban terhadap rumusan masalah sehingga menghasilkan pemahaman tentang penafsiran kata amānah secara utuh dan sistematik. Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan bahasa yang menjelaskan makna kata amānah dan korelasi antar kata amānah dalam al-Qur‟an dengan menggunakan kaidah-kaidah kebahasaan.

F. Sistematika Pembahasan Secara keseluruhan, untuk memberi gambaran tentang uraian dari pembahasan penelitian ini, penulis akan menguraikan rincian pembahasan yang akan dikaji. Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. 14

15

Bab kedua, penulis akan mendiskripsikan sosok Ibnu Kaṡīr dan kitab tafsirnya yaitu Tafsir al-Qur‟an al-„Aẓīm. Pada bagian pertama akan dipaparkan tentang biografi Ibnu Kaṡīr, kemudian dilanjutkan pada pembahasan mengenai gambaran umum tentang kitab Tafsir Ibnu Kaṡīr yang meliputi Nama Tafsir, Ringkasan Tafsir Ibnu Kaṡīr, Corak dan Metode Penafsiran, Keistimewaan Tafsir Ibnu Kaṡīr serta Sikap atau Pendapat Ibnu Kaṡīr terhadap Israiliyat. Sedangkan pada bagian berikutnya akan dipaparkan mengenai beberapa penilaian „ulama terhadap Ibnu Kaṡīr. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran lengkap dari pemikiran dan metode penafsiran Ibnu Kaṡīr terhadap ayat-ayat amānah. Bab ketiga, berisi diskripsi mengenai amānah dalam al-Qur‟an yang meliputi tentang definisi amānah secara etimologi dan terminologi. Ini dimaksudkan untuk melihat argumen masing-masing tentang perbedaan pendapat mengenai definisi kata amānah. Kemudian dilanjutkan pada pembahasan tentang ayat-ayat amānah dalam al-Qur‟an dari berbagai bentuk dan tempatnya disertai dengan asbābu al-nuzūl. Setelah itu, penulis akan mengklasifikasikan ayat-ayat amānah tersebut yang ditinjau dari segi Makkiyah dan Madaniyah. Pada pembahasan selanjutnya akan dipaparkan mengenai siapakah pemberi amānah, obyek atau sasaran yang diberi amānah serta isi dari amānah tersebut. Bab keempat, secara khusus berbicara tentang penafsiran Ibnu Kaṡīr dalam Tafsir Al-Qur‟an Al-„Aẓīm mengenai ayat-ayat amānah dalam alQur‟an. Selanjutnya, akan dijelaskan pula tentang macam-macam amānah

15

16

dalam al-Qur‟an. Kemudian pada pembahasan selanjutnya akan dipaparkan mengenai kontekstualisasi ayat amānah dalam al-Qur‟an terhadap kehidupan masa nabi dan masa kini. Bab kelima atau terakhir merupakan bagian penutup yang berisikan kesimpulan dan saran konstruktif bagi penelitian ini dan penelitian yang akan datang.

16

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang tema Amānah dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik Tafsir Al-Qur’an Al-‘Aẓīm karya Ibnu Kaṡīr), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Menurut al-Qur’an, amānah datang dari dua sumber, yaitu dari Allah dan dari manusia. Amānah yang datang dari Allah terkait dengan segala bentuk perintah dan larangan yang dibebankan kepada manusia. Sedangkan amānah yang datang dari manusia terkait dengan segala bentuk kepercayaan, baik berupa harta, jabatan dan lain sebagainya. Jika demikian halnya, maka menurut al-Qur’an amānah bisa dipahami dengan kepercayaan yang diberikan oleh Allah swt atau makhluk lain untuk dilaksanakan oleh orang yang diberi amānah. 2. Ibnu Kaṡīr menjelaskan pengertian kata amānah sesuai dengan konteks ayat yang dibahas. Terkadang, amānah itu dimaknai dengan kepercayaan, namun terkadang pula dimaknai dengan ketaatan, hak-hak dan aman. Rinciannya adalah ketika amānah itu dimaknai dengan kepercayaan, biasanya obyek kajiannya mengarah kepada Nabi, Malaikat, Jin ataupun Manusia. Kemudian jika amānah itu dimaknai dengan ketaatan dan hakhak, maka mengarah kepada manusia. Sedangkan jika amānah itu dimaknai dengan aman, maka mengarah kepada wilayah atau tempat.

93

94

3. Kehidupan manusia tanggungjawab.

di

Setiap

dunia

ini

perbuatan

penuh dengan manusia

pasti

amānah akan

dan

dimintai

pertanggungjawaban dan semakin besar amānah tersebut, maka semakin besar pula pertanggungjawabannya. Menjalankan tugas sesuai dengan yang diamanatkan adalah sesuatu yang esensial dalam membangun tatanan masyarakat yang madani dan sejahtera, terutama untuk konteks kehidupan saat ini. Sudah sepantasnya, pribadi dan sifat seperti itu tertanam dalam diri seorang pemimpin. Jangan sampai rakyat merasa dikhianati dan didzalimi dengan adanya sosok pemimpin yang tidak amānah. Menumbuhkan sikap pribadi yang amānah harus dimulai dari diri sendiri sebelum menuntut orang lain untuk bersikap amānah.

B. Saran Setelah penelitian ini selesai, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis juga sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun dari Dosen Pembimbing Skripsi. Selain itu, penulis juga menyarankan bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya, bahwa terdapat kata yang mirip atau semakna dengan kata amānah seperti ṣiddīq, īmān, iṭma’anna dan lain sebagainya yang bisa dikaji lebih lanjut untuk dijadikan sebagai skripsi. Terakhir, penelitian ini dilakukan dengan penuh perjuangan dan kesungguhan. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya. Semoga Allah swt senantiasa meridhoi setiap langkah dan perbuatan. Amīn Yā Mujībassāilīn.

95

DAFTAR PUSTAKA Anis, Ibrahim. Al-Mu‟jam Al-Wasīṭ. Juz 1. Cet. 4. Sl: Sn, Sa. Anwar, Rosihon. Melacak Unsur-Unsur Israiliyyat dalam Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir. Bandung: Pustaka Setia, 1999. Bahreisy, Salim. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Kaṡīr. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993. Baidan, Nashruddin. Metode Penafsiran Al-Qur‟an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002. Bakker, Anton. Metode Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1992. Al-Bāqī, Muhammad Fuad Abd. Al-Mu‟jam Al-Mufahras li Alfāẓ Al-Qur‟ān AlKarīm. Beirut: Dār al-Fikr, 1981. Al-Dimasyqī, Imam al-Jalīl al-Hāfiẓ „Imād al-Dīn Abi al-Fidā‟ Ismāil ibn Kaṡīr al-Qurasyī. Tafsir Al-Qur‟ān Al-„Aẓīm. Juz I. Semarang: Toha Putra, tt. _______ Tafsir Al-Qur‟ān Al-„Aẓīm. Juz III. Semarang: Toha Putra, tt. Al-Dimasyqī, Al-Imām Abī Al-Fidā‟ Al-Hāfiẓ Ibnu Kaṡīr. Tafsir Al-Qur‟an AlAẓīm. Juz II. Beirut: Maktabah Al-Nūr Al-„Ilmiyyah, 1992. _______ Tafsir Al-Qur‟an Al-Aẓīm. Juz III. Beirut: Maktabah Al-Nūr Al„Ilmiyyah, 1992. _______ Tafsir Al-Qur‟an Al-Aẓīm. Juz IV. Beirut: Maktabah Al-Nūr Al„Ilmiyyah, 1992. Al-Farmawi, Abdul Hayy. Metode Tafsir Mauḍū‟i dan Cara Penerapannya. Bandung: Pustaka Setia, 2002. Ghofur, Saiful Amin. Mozaik Musafir Al-Qur‟an dari Klasik hingga Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit Kaukaba, 2013. _______ Profil Para Mufassir Al-Qur‟an. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008. Al-Hafidz, Ahsin W. Kamus Ilmu Al-Qur‟an. Jakarta: AMZAH, 2005. Hs, Fachruddin. Ensiklopedi Al-Qur‟an. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.

96

Ibn Manzur, Abū al-Fadl Jamal al-Dīn Muhammad Ibn Mukrom Lisān Al-„Arab. Juz 16. Cet. 1. Beirut: Dār Shadr, 1995. Kaṡīr, Al-Hāfiẓ „Imāduddin Abu Al-Fidā Ismāil Ibnu. Tafsir Juz „Ammā, terj. Farizal Tirmizi. Jakarta: Pustaka Azzam, 2007. _______ Mukhtaṣᾱr Al-Bidᾱyah wa An-Nihᾱyah, terj. Asmuni. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008. Mahmud, Mani‟ Abd Halim. Metodologi Tafsir Kajian Komprehensif Metode Para Ahli Tafsir, terj. Faisal Saleh dkk. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Al-Marāghī, Ahmad Mustafa. Tafsir al-Marāghī, terj. Bahrun Abu Bakar dkk. Semarang: Toha Putra, 1986. Mohaqqeq, Mehdi. Kamus Kecil Al-Qur‟an: Homonim Kata Secara Alfabetis, terj. Musa Muzauwir. Jakarta: Penerbit Citra, 2012. Munawwir, A. W. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyurahman. Sirah Nabawiyyah, terj. Suchail Suyuti. Jakarta: Gema Insani, 2013. Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2014. Nurhaedi, Dadi. “Tafsir al-Qur‟an al-„Aẓīm karya Ibnu Kaṡīr” dalam Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir. Yogyakarta: Teras, 2004. Pulungan, Sahmiar. Wawasan Tentang Amānah Dalam Al-Qur‟an. Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2006. Pusat Dakwah Islamiyah Kementrian Hal Ehwal Ugama. Jujur, Amanah dan Bijaksana dalam Pekerjaan. Cetakan I. Brunei Darussalam: 1999. Al-Qaṭṭān, Mannā‟ Khalīl. Mabāhiṣ fi „Ulūmil Qur‟an, terj. Mudzakir AS. Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 2011. Al-Qurṭubī, Syaikh Imam. Tafsir Al-Qurṭubī, terj. Dudi Rosyadi dkk. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009. Quthb, Sayyid. Fī Ẓilālil Qur‟an, terj. As‟ad Yasin dkk. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.

97

Raharjo, M. Dawan. Ensiklopedi al-Qur‟an: Tafsir Sosial Berdasarkan KonsepKonsep Kunci, Jakarta: Paramadina, 1996. Rahmawati, Diah. Penafsiran Kata Amanah dalam Al-Qur‟an Menurut Ṭabātabᾱ‟i dan Sayyid Quthb. Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008. Ar-Rifa‟i, Muhammad Nasib. Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Kaṣīr, terj. Syihabuddin. Jakarta: Gema Insani Press, 1999. RI, Kementerian Agama. Al Qur‟an dan Terjemahnya. Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012. _______ Tafsir Al-Qur‟an Tematik “Etika Berkeluarga, Bermasyarakat dan Berpolitik”. Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012. Romadlon, Arif Firdaus Nur. Penafsiran Amanah Menurut Hamka, M. Quraish Shihab dan Depag. Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011. Shaleh, Qamaruddin. Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis Turunnya AyatAyat Al-Qur‟an. Bandung: CV. Diponegoro, 1995. Shihab, M. Quraish. Tafsir Al Misbah, Volume II. Jakarta: Lentera Hati, 2002. As Sidokare, Abu Ahmad. CHM Kitab Shahih Bukhari. As Sidokare, Abu Ahmad. CHM Kitab Sunan Abu Dawud. Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996. As-Suyūṭī, Jalāluddīn. Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟an, terj. Tim Abdul Hayyie. Jakarta: Gema Insani, 2008. Syakir, Syaikh Ahmad. Mukhtashar Tafsir Ibnu Kaṡīr, terj. Suharlan. Jakarta: Darus Sunnah, 2014. Al-Ṭabārī, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarīr. Tafsir Al-Ṭabārī, terj. Ahsan Askan dkk. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009. Tim Baitul Kilmah Jogjakarta. Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadits. Jakarta: Kamil Pustaka, 2013. Wassil, Jan Ahmad. Tafsir Qur‟an Ulul Albab. Bandung: PT Karya Kita, 2009.

98

Zainu, Syaikh Muhammad Jamil. Bagaimana Memahami al-Qur‟an, terj. Salafuddin Aj. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1995. Zenrif, M. F. Sintesis Paradigma Studi Al-Qur‟an. Malang: UIN-Malang Press, 2008.

SUMBER INTERNET: Bambumoeda, “Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Islam” dalam www.bambumoeda.wordpress.com, diakses tanggal 12 Januari 2017.

99

LAMPIRAN KESELURUHAN AYAT-AYAT AMĀNAH BERDASARKAN PENGELOMPOKAN MAKKIYAH DAN MADANIYAH

MAKKIYAH Q.S Al-Mu’minūn : 8

MADANIYAH Q.S Al-Baqarah : 283

ۖ ۗ ۗ

Q.S Al-Ma’ārij : 32

ۚ

Q.S Al-Baqarah : 125

ۖ

Q.S Al-An’ām : 81

Q.S Ali Imrān : 154

ۚ ۖ

ۖ ۖ ۗ

100

ۗ ۖ ۗ

ۖ ۗ Q.S Al-An’ām : 82

Q.S Al-Nisā’ : 58

ۚ ۗ

Q.S Al-A’rāf : 68

Q.S Al-Nisā’ : 83

ۗ

ۖ

101

Q.S Yusūf : 54

Q.S Al-Anfāl : 11

ۖ

Q.S Al-Syu’arā’ : 107, 125, 143, 162 Q.S Al-Ahzāb : 72 dan 178

ۖ Q.S Al-Syu’arā’ : 193

Q.S Al-Nūr : 55

ۚ

Q.S Al-Qaṣ aṣ : 26

ۖ

Q.S Al-Anfāl : 27

ۚ

102

Q.S Al-Naml : 39

ۖ Q.S Al-Dukhan : 18

ۖ Q.S Al-Dukhan : 51

Q.S Al-Takwīr : 21

Q.S Al-Tīn : 3

103  

CURRICULUM VITAE

Nama

: Muhammad Jawis Samak

TTL

: Bantul, 11 Juni 1992

Alamat Asal

: Kanggotan, RT 02 RW 05, Pleret, Pleret, Bantul, Yogyakarta 

Alamat di Yogyakarta : Kanggotan, RT 02 RW 05, Pleret, Pleret, Bantul, Yogyakarta No HP

: 085800077790

Email

: [email protected] / [email protected]

Orang Tua Ayah

: Abdullah

Ibu

: Saryanti

Pekerjaan

: Buruh

Alamat

: Kanggotan, RT 02 RW 05, Pleret, Pleret, Bantul, Yogyakarta

Riwayat Pendidikan 1. SDN Jejeran II (2005) 2. Madrasah Tsanawiyah Bambanglipuro (2008) 3. Madrasah Aliyah Hamalatul Qur’an Bantul (2011) 4. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2013)

 

More Documents from "Mugi"