452929_rangkuman Tugas Bu Nolen.docx

  • Uploaded by: Vika Merryl
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 452929_rangkuman Tugas Bu Nolen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,705
  • Pages: 6
Bu Nolen Yang disuruh caritahu 1. Ketahui tentang alur distribusi dari gudang ke warehouse Menggunakan sistem IR – DO. Dari warehouse IR ke gudang, gudang DO ke warehouse 2. Ketahui tentang metode pembelian Metode pembelian di rumah sakit Bethesda menggunakan metode Konsumsi. Untuk obatobat yang jarang dan harganya mahal menggunakan metode just in time 3. Ketahui tentang E Katalog (kelebihan dan kelemahan) e.katalog.lpp.co.id E-katalog merupakan daftar obat Kelebihan:  Memberikan kemudahan kepada instani dalam melakukan pengadaan  Memberika kepastian spesifikasi teknis dan acuan harga yang seragam, sehingga pihak Kementerian/lembaga/pemda/instansi tidak perlu membuat spesifikasi, Spesifikasi langsung bias diambil dari E-Catalog.  Dokumen pengadaan disediakan dalam system aplikasi, sehingga mengurangi dokumen seperti dalam dokumen pelelangan  Tidak ada sanggah menyanggah dan mengurangi masalah hokum lainnya  Pelaksanaan E-Purchasing akan terrecord, sehingga memudahkan monitoring dan memudahkan sebagai bahan analisa  Membentuk pasar nasional yang semakin jelas dan terukur  Mempercepat penyediaan fasilitas kinerja kantor dan pelayanan masyarakat  Mempercepat penyerapan anggaran Kelemahan:  Rumah sakit swasta yang belum memiliki akun akses e-purchasing tidak dapat melakukan pembelian secara online  menunggu sisa obat dari rumah sakit pemerintah yang tidak terbeli.  4. Ketahui tentang E procurement (alasan kenapa perlu, kelebihan dan kelemahan) e-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum, pra-kualifikasi dan sourcing secara elektronik dengan menggunakan modul berbasis website. 5. Bandingkan stok obat JKN dan regular Obat JKN dibeli untuk kebutuhan 1 bulan, sedangkan obat regular dibeli untuk kebutuhan minimal 3 hari maksimal 8 hari 6. Cari tahu tentang supplier di Bethesda (min 10) Ø Antar Mitra Sembada (AMS) Ø Anugerah Pharmindo Lestari (APL) Ø Anugrah Argon Medika (AAM)

Ø Bina San Prima (BSP) Ø Combi Ø Distriversa Buana Mas (DBM) Ø Dos Ni Roha Ø Enseval Putra Megatrading (EPM) Ø Indofarma Global Medika (IGM) Ø Kebayoran Pharma (KP) Ø Kimia Farma (KF) Ø Mensa Bina Sukses (MBS) Ø Merapi Utama Pharma (MUP) Ø Millenium Pharmacon International (MPI) Ø Penta Valent (PV) Ø Parit Padang Global (PPG) Ø Rajawali Nusindo (RNI) Ø Sapta Sari Tama (SST) Ø Tempo Ø Tiara Kencana Ø United Dico Citas (UDC) 7. Bandingkan system 1 pintu di RS negeri dan RS swasta (terkhusus Bethesda) beserta kelebihan dan kekurangan Kelebihan  Obat terkendali Kekurangan  Prosedur lebih panjang  Kalau SDM sedikit, pekerjaan yang dilakukan semakin banyak 8. Ketahui tentang akreditasi dan SNARS (grup LINE) 9. Ketahui tentang metode SAS Obat yang sudah resmi di luar negri tapi belum resmi di inonesia, SAS adalah ijin khusus yang dikeluarkan oleh kemenkes untuk membeli obat (baca PMK digrup LINE) 10. Sesuaikan area penyimpanan di RS Bethesda dengan di PKPO (Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat) Standar PKPO 3 Rumah sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang baik, benar, serta aman. Maksud dan Tujuan PKPO 3 Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai disimpan di tempat yang sesuai, dapat di gudang logistik, di instalasi farmasi, atau di satelit atau depo farmasi serta diharuskan memiliki pengawasan di semua lokasi penyimpanan.

 Gudang di RS Bethesda dibedakan menjadi 5 tempat yaitu gudang pusat, gudang infus, gudang bahan mudah terbakar, gudang gas medis, dan gudang produksi. Penggolongan ini berdasarkan karakteristik dari sifat masing-masing sediaan farmasi dan alat kesehatan serta jenis pelayanannya. Penyimpanan sediaan farmasi dipisah berdasarkan bentuk sediaan kemudian disusun secara alfabetis dan menggunakan sistem kombinasi First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Penataan obat berdasarkan bentuk sediaan, farmakologi, alfabetis, suhu penyimpanan, dan undang-undang. Penyimpanan dibagi menjadi tiga: suhu ruang (>25oC), suhu 2°-8°C, suhu 15°- 25°C dan kelembapan 60-70% disesuaikan dengan stabilitas obat masing-masing. Kontrol terhadap suhu dan kelembaban dilakukan setiap pagi sebelum aktivitas gudang dimulai, siang dan sore hari dengan mencatat angka suhu dan kelembaban yang tertera pada alat termohygrometer.  Obat yang membutuhkan penanganan khusus perlu diberikan tambahan stiker pada embalase. Setiap bulan gudang perbekalan kesehatan RS Bethesda melakukan stok opname dan cek expired date (ED), sedangkan setiap tiga bulan diadakan stok opname dan cek ED dari satelit.  Gudang infus dibagi menjadi dua tempat berada di sebelah ruang layanan farmasi pusat dan di dekat gedung bedah sentral .Infus-infus yang disimpan adalah infus yang penggunaannya bersifat fast moving. Infus disimpan suhu ruangan antara 25-30ºC. Tata cara penataan barang di gudang infus tidak menggunakan sistem apapun, hal ini dikarenakan kecepatan penggunaan infus tersebut sangat tinggi sehingga kemungkinan adanya stok yang menumpuk akan menjadi rendah. Standar PKPO 3.1 Rumah sakit mengatur tata kelola bahan berbahaya, serta obat narkotika dan psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan PKPO 3.1 Beberapa macam obat seperti obat radioaktif dan obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap mungkin memiliki risiko keamanan. Obat program pemerintah atau obat darurat dimungkinkan ada kesempatan penyalahgunaan atau karena ada kandungan khusus (misalnya nutrisi), memerlukan ketentuan khusus untuk menyimpan dan mengawasi penggunaannya. Rumah sakit menetapkan prosedur yang mengatur tentang penerimaan, identifikasi, tempat penyimpanan, dan distribusi macam obatobat ini.  Obat-obat berbahaya (ex: sitostatik), narkotika, psikotropika diletakkan sesuai dengan persyaratan penyimpanan CDOB. Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda dengan kunci yang berbeda (kunci dipegang oleh KSP), obat psikotropika di letakkan di lemari yang berbeda dan dipisahkan dengan obat lain, serta untuk obat sitostatika disimpan dalam rak obat terpisah. Standar PKPO 3.2 Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan PKPO 3.2

Jika ada pasien emergensi maka akses cepat ke tempat obat yang diperlukan menjadi sangat penting dan obat harus siap pakai bila sewaktu-waktu diperlukan. Setiap rumah sakit harus membuat rencana lokasi penyimpanan obat emergensi, contoh troli obat emergensi yang tersedia di berbagai unit pelayanan, obat untuk mengatasi syok anafilatik di tempat penyuntikan, dan obat untuk pemulihan anestesi ada di kamar operasi. Obat emerjensi dapat disimpan di lemari emerjensi, troli, tas/ransel, kotak, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan di tempat tersebut. Rumah sakit diminta menetapkan prosedur untuk memastikan ada kemudahan untuk mencapai dengan cepat tempat penyimpanan obat emerjensi jika dibutuhkan, termasuk obat selalu harus segera diganti kalau digunakan, bila rusak atau kadaluarsa, selain itu keamanan obat emergensi harus diperhatikan.  Belum bisa dijawab  Bisa dilihat/ditanyakan apakah elektrolit disimpan di lokasi yang berbeda dengan sediaan farmasi yang lain

Standar PKPO 3.3 Rumah sakit menetapkan pengaturan penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat tertentu. Maksud dan Tujuan PKPO 3.3 Beberapa macam obat memerlukan ketentuan khusus untuk menyimpan dan mengawasi penggunaannya seperti produk nutrisi; obat dan bahan radioaktif; obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap mungkin memiliki risiko terhadap keamanan; obat program atau bantuan pemerintah/pihak lain; obat yang digunakan untuk penelitian. Rumah sakit menetapkan prosedur yang mengatur penerimaan, identifikasi, tempat penyimpanan, dan distribusi macam obat-obat ini.  Belum bisa dijawab  Bisa ditanyakan langsung bagaimana ketentuannya Standar PKPO 3.4 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk memastikan obat emergensi yang tersimpan di dalam maupun di luar unit farmasi tersedia, tersimpan aman, dan dimonitor. Maksud dan Tujuan PKPO 3.4 Jika ada pasien emergensi maka akses cepat ke tempat obat yang diperlukan menjadi sangat penting dan obat harus siap pakai bila sewaktu-waktu diperlukan. Setiap rumah sakit harus membuat rencana lokasi penyimpanan obat emergensi, contoh troli obat emergensi yang tersedia di berbagai unit pelayanan, obat untuk mengatasi syok anafilatik di tempat penyuntikan, dan obat untuk pemulihan anestesi ada di kamar operasi. Obat emergensi dapat disimpan di lemari emergensi, troli, tas/ransel, kotak, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan di tempat tersebut. Rumah sakit diminta menetapkan prosedur untuk memastikan ada kemudahan untuk mencapai dengan cepat tempat penyimpanan obat emergensi jika dibutuhkan, termasuk obat selalu harus segera diganti kalau digunakan, bila rusak, atau kadaluarsa. Selain itu, keamanan obat emergensi harus diperhatikan.  Belum bisa dijawab secara pasti, Namun obat emergensi pasti harus selalu dimonitoring supaya jenis dan jumlah obatnya terjamin ketersediannya. Obat emergensi juga pasti diletakkan di tempat yang mudak diakses dan aman

Standar PKPO 3.5 Rumah sakit memiliki sistem penarikan kembali (recall), pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai tidak layak digunakan karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa.  Barang yang sudah hampir expired harus segera dikeluarkan terlebih dahulu dan letaknya dipisahkan dengan barang lain sehingga dapat ditentukan waktu pengembalian kepada distributor sesuai kesepakatan.  System penarikan kembali mungkin lebih mudah dikarenakan menggunakan system satu pintu  Pemusnahan belum tau apakah RS melakukan atau tidak 11. Ketahui tentang buffer stok, lead time 12. Ketahui tentang SPO di area logistik 13. Cari tahu tentang obat hibah di Bethesda apa saja? Cara mendapatkan Beserta pola susunannya Obat Hibah adalah obat yang secara cuma – cuma, dimana rumah sakit tidak perlu memberikan surat pesanan, ataupun tidak perlu mengeluarkan biaya, akan tetapi tetap dan perlu dibuat berita acara serah terima dan pemantauan stok penggunaan dan pendistribusian di lingkungan rumah sakit.dihibahkan oleh pemerintah Contoh obat – obatnya: Obat program pemerintah= ARV, TB, Vaksin-vaksin 14. Cari tahu tentang obat high alert di Bethesda apa saja? Beserta pola susunannya 6 kategori: - LASA (MgSO4 i.m x MgSO4; NTG inj x Neulin inj; tarontal inj x bralin inj; cordarone tab x cardiomin tab; Lasix inj x novalgin inj) - Elektrolit konsen tinggi (NaCL 3% dan KCL 25 mEq inj) - Narkotika (kecuali kodein dan codipront, ex Ventanil patch (durogesic), Morfin 10mg (MST continus), ventanil inj, pethidin inj (Clopedin), morfin inj. - Sitostatika (ex Capecitabine tab (Xeloda), Letrozole tab (femara), gefitinib tab (iressa), Anastrozole tab (Arimidex) - Insulin (Novorapid, Novomix 30 flexpen, lantus solostar, levemir flexpen) - Anti koagulan (Foundaparinux inj (Arixtra), Enoxaparin inj (levonox), Warfarin tab (simarc-Z), Heparin inj (Inviclot), Streptokinase inj (Streptaza), Alteplase inj (Actilyse) 15. Cari tahu tentang obat yang slow dan fast moving 16. Ketahui tentang drower (sarana untuk menyimpan obat – obatan pada FTB yang bersifat tidak fast namun juga tidak slow moving. Disusun berdasarkan farmakologinya, lalu diurutkan abjad. 17. Ketahui tentang barcode system serta RF ID (ada jurnalnya di grup)

Intinya untuk mengetahui jumlah stok barang. Barcode system menggunakan alat yang menetap, discan bagian barcodenya. Sedangkan RF ID menggunakan alat yang fleksibel untuk dibawa kemana saja, bisa dikenakan ke bagian barang. 18. Pelajari tentang PMK 72 2016 dan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia (buka grup) Tugas 1. Pareto VEN (per klp). Cari tahu tentang obat vital (5), esensial (15), dan NE (5). Beserta inovasi yang dapat dikembangkan 2. Cari tahu tentang aspek logistic (perencanaan sd penyimpanan)

Related Documents


More Documents from "Yulia Sumanti"