120973_case - Skizofrenia Hebefrenik.pptx

  • Uploaded by: firda17
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 120973_case - Skizofrenia Hebefrenik.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,502
  • Pages: 43
1

Skizofrenia Hebefrenik

Oleh: Muhammad Kokoh Saputra, S.Ked Puspa Anggraini, S.Ked Nyayu Firda, S.Ked

04054821719122 04054821820013 04054821820047

Pembimbing: dr. Zainie Hassan A.R, Sp.KJ(K)

PENDAHULUAN

2

PENDAHULUAN Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental yang berat dan bertahan lama yang sering didiagnosis pada akhir masa remaja atau dewasa muda. Skizofrenia dapat hadir dengan berbagai gejala yang mendistorsi baik bentuk maupun isi dari pemikiran dan persepsi, yang dapat menyebabkan berkembangnya perilaku aneh. Skizofrenia dapat menjadi kronis atau kambuh maupun remisi.

Skizofrenia adalah gangguan yang berlangsung selama minimal 6 bulan dan mencakup setidaknya 1 bulan gejala fase aktif. Terdapat beberapa tipe dari skizofrenia (paranoid, hiberfrenik, katatonik, undifferentiated, dan Residual).

Skizofrenia hebefrenik merupakan gangguan kepribadian dengan kemunduran perilaku dan prognosis buruk. Skizofrenia hebefrenik cenderung memiliki onset awal. Delusi dan halusinasi muncul relatif kecil, dan gambaran klinis didominasi oleh perilaku aneh, asosiasi longgar, dan bizzare. Keseluruhan perilaku pasien tampak kekanak-kanakan. Tanpa alasan mereka mungkin sibuk sendiri, tanpa tujuan, sering bertingkah konyol dan tertawa dangkal. Di lain waktu mereka menarik diri dan tidak dapat diakses. Beberapa mungkin menampilkan asosiasi longgar menuju inkoherensi.

3

PENDAHULUAN  WHO  7 dari 1000 populasi usia 15 sampai 35 tahun merupakan penderita skizofrenia. Hal ini menunjukan bahwa 24 juta penduduk dunia adalah penderita skizofrenia.  Indonesia 2,5 % dari total penduduk dengan 80 % tidak diobati.  Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat, prevalensi gangguan mental berat di Lampung mencapai 0,8 jiwa per 1000 penduduk.

4

STATUS PASIEN

5

IDENTIFIKASI • • • • • • • • • • • •

Nama Umur Jenis Kelamin Status Perkawinan Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Agama Alamat Datang ke RS Cara ke RS Tempat Pemeriksaan

: Ny. T : 33 tahun : Perempuan : Menikah : Sumatera selatan : SD (tamat) : IRT : Islam : Karya Jaya kertapati, Palembang : Kamis, 25 Oktober 2018 : Diantar keluarga : Poliklinik RSUD BARI Palembang

6

AUTOANAMNESIS Keluhan utama Sebab utama

: Pasien sulit tidur sejak 3 hari SMRS. : Pasien sering berjalan-jalan tanpa arah dirumah.

Riwayat Perjalanan Penyakit:

• Kurang lebih 3 hari yang lalu pasien sulit tidur. Keluarga pasien sering melihat pasien berjalan-jalan tanpa tujuan di rumah pada malam hari. Pasien mudah merasa tersinggung dan marah jika ditegur oleh keluarga. Pasien sering meminta uang kepada keluarganya dan jika tidak dituruti pasien akan marah dan mengamuk. Pasien sering membeli banyak makanan untuk anaknya dari uang tersebut seperti bakso, nasi goreng, model dan tekwan. Terkadang uang tersebut sering diberikan orang lain. Pasien mulai berperilaku aneh seperti senyum sendiri dan sering berbicara sendiri semenjak remaja. Pasien sehari-hari masih mandiri dalam beraktifitas rumah tangga, seperti mengurus anak, mencuci pakaian, memasak, membersihkan rumah. Mendengar bisikan gaib pernah dirasakan oleh pasien.

7

• Pasien sudah menikah pada tahun 2010 dan melahirkan seorang anak perempuan. Pasien diceraikan oleh suami setelah anaknya lahir. Sebelum bercerai pasien sering bertengkar dengan suaminya dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. • Lebih kurang 1 hari sebelum dibawa ke RS pasien masih merasakan gejala yang sama. Sulit tidur dan sering berjalan tanpa tujuan pada malam hari semakin sering.Pasien masih mau beraktivitas seperti biasa, seperti mengurus anak, rumah tangga, memasak, mencuci, makan, minum dan mandi. Lalu pasien dibawa berobat ke poli RSUD BARI Palembang.

8

Riwayat Penyakit Dahulu • • • • • • • •

Riwayat trauma kepala : tidak ada Riwayat Penyakit : Pasien terdiagnosa gangguan psikiatri pada tahun 2003 berobat ke RSJ Ernaldi Bahar Riwayat demam tinggi : tidak ada Riwayat kejang : ada (pasien terdiagnosis epilepsi sejak balita) Riwayat asma : tidak ada Riwayat hipertensi : tidak ada Riwayat diabetes mellitus: tidak ada Riwayat alergi : ada (makanan laut)

Riwayat Pengobatan • Pasien pernah berobat ke rumah sakit jiwa pada tahun 2003, minum obat hanya satu bulan dan tidak pernah kontrol lagi hingga sekarang. Pasien dan keluarga lupa nama obatnya. 9

Riwayat Premorbid • • • • • • •

Lahir : lahir spontan, langsung menangis Bayi : tumbuh kembang baik Anak-anak : sosialisasi kurang baik Remaja : sosialisasi kurang baik Dewasa : sosialisasi kurang baik Riwayat minum alkohol (-) Riwayat NAPZA (-)

10

Riwayat Keluarga • Os merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Os memiliki satu orang adik laki-laki dan satu orang adik laki-laki. • Riwayat pada keluarga dengan keluhan yang sama ada yaitu ibu pasien • Hubungan dengan anggota keluarga kurang baik yaitu ayah pasien. • Ayah bekerja sebagai petani. Pasien mengaku ayah kandungnya tegas, namun ayahnya sudah meninggal 5 tahun yang lalu. • Ibu merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien mengaku ibunya sosok yang penyabar, penyayang, dan tidak pilih kasih. Ibu juga sudah meninggal 1 bulan yang lalu. • Adik kandung lelaki pasien diakuinya adalah seseorang yang akrab dengan pasien. Pasien mengakui bahwa adik kandung lelakinya tidak ada riwayat penyakit yang sama seperti pasien maupun kedua orang tuanya. 11

12

Riwayat pendidikan : SD (tamat) Riwayat pekerjaan : IRT Riwayat gaya hidup : Pasien sering jajan sembarangan dan makan mie instant Riwayat perkawinan : Pasien sudah bercerai sejak tahun 2010 dan memiliki satu anak perempuan.

13

Riwayat perkawinan : Pasien pernah menikah pada tahun 2009 kemudian bercerai pada tahun 2010 karena pasien sering menjadi korban KDRT

Keadaan sosial ekonomi : Pasien tinggal bersama keluarganya dan saudaranya di rumah orang tuanya. Rumahnya sederhana dengan model rumah panggung. Terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar mandi, 1 dapur, dan 3 kamar tidur. Pendapatan yang didapatkan oleh saudaranya sebagai pedagang. Dalam satu bulan, bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp. 1.500.000 – Rp. 2000.000.

14

STATUS INTERNUS Keadaan Umum • Sensorium • Frekuensi nadi • Tekanan darah • Suhu • Frekuensi napas

: Compos Mentis : 98 x/menit : 120/80 mmHg : 36,50 C : 20 x/menit

15

STATUS NEUROLOGIS Urat Syaraf Kepala (panca indera) : tidak ada kelainan Gejala Rangsang Meningeal : tidak ada kelainan Gejala Peningkatan Tekanan Intrakranial : tidak ada kelainan Mata: Gerakan : baik ke segala arah Persepsi Mata : baik, diplopia tidak ada, visus normal Pupil : bentuk bulat, sentral, isokor, Ø 3mm, reaksi cahaya +/+ Refleks Kornea : +/+ Pemeriksaan Oftalmoskopi : tidak dilakukan Motorik: Tonus : eutoni Koordinasi : baik Turgor : baik Refleks : fisiologis +/+ normal, patologis -/Kekuatan : otot lengan 5/5, otot tungkai 5/5 Sensibilitas : normal Susunan Saraf Vegetatif : tidak ada kelainan Fungsi Luhur : tidak ada kelainan Kelainan khusus : tidak ada

16

STATUS PSIKIATRIKUS Keadaan Umum ◦ Penampilan

: Perempuan usia 33 tahun paras wajah sesuai umur

◦ Sensorium

: Compos Mentis

◦ Perhatian

: Atensi adekuat

◦ Sikap

: Kooperatif

◦ Inisiatif

: Adekuat

◦ Tingkah laku motorik

: Normal

◦ Ekspresi fasial

: Wajar

◦ Cara bicara

: Lancar

◦ Kontak psikis

: adekuat

◦ Kontak fisik

: adekuat

◦ Kontak mata

: adekuat

◦ Kontak verbal

: adekuat

17

Keadaan Khusus 1.Keadaan Afektif ◦ Afek ◦ Mood

: Labil : Irritable

2. Hidup Emosi ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦

Stabilitas Dalam-dangkal Pengendalian Adekuat-Inadekuat Echt-Unecht Skala Diferensiasi Einfuhlung Arus Emosi

: Stabil : Normal : Terkendali : Adekuat : Echt : Normal : Bisa dirabarasakan : stabil 18

3. Keadaan dan

Fungsi Intelektual Daya ingat : Baik Daya Konsentrasi : Baik Orientasi Tempat : Baik Waktu : Baik Personal : Baik Luas Pengetahuan Umum dan Sekolah : Sulit dinilai Discriminative Judgement : Baik Discriminative Insight : Baik Dugaan taraf intelegensi : sulit dinilai Kemunduran intelektual : Tidak ada

4. Kelainan Sensasi dan Persepsi Ilusi : Tidak ada Halusinasi : auditorik (+), visual (-) 19

5. Keadaan Proses Berpikir ◦ Arus Pikiran ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦

Flight of ideas Asosiasi Longgar Inkoherensi Sirkumstansial Tangensial Terhalang Terhambat Perseverasi Verbigerasi

: Tidak ada : ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

20

6. Isi Pikiran ◦ Pola Sentral ◦ Waham ◦ Ide terfiksir ◦ Fobia ◦ Hipokondria ◦ Konfabulasi ◦ Perasaan inferior ◦ Perasaan berdosa/salah ◦ Rasa permusuhan/dendam ◦ Ide bunuh diri ◦ Ide melukai diri ◦ Kecurigaan ◦ Lain-lain

: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

21

7. Pemilikan Pikiran ◦ Obsesi

: Tidak ada

◦ Alienasi

: Tidak ada

8. Bentuk Pikiran ◦ Autistik

: Tidak ada

◦ Dereistik

: Tidak ada

◦ Simbolik

: Tidak ada

◦ Paralogik

: Tidak ada

◦ Simetrik

: Tidak ada

◦ Konkritisasi

: Tidak ada

◦ Lain-lain

: Tidak ada 22

9. Keadaan Dorongan Instinktual dan Perbuatan

◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦

Abulia/Hipobulia Vagabondage Katatonia Kompulsi Raptus/Impulsivitas Mannerisme Kegaduhan Umum Autisme Deviasi Seksual Logore Ekolalia Ekopraksi Mutisme Lain-lain

: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

10. Dekorum : kebersihan, cara berpakaian, span santun : cukup 11. Reality Testing Ability : RTA terganggu 23

Pemeriksaan Lain ◦ Pemeriksaan radiologi/foto thoraks

: tidak dilakukan

◦ Pemeriksaan radiologi/ CT scan

: tidak dilakukan

◦ Pemeriksaan darah rutin

: tidak dilakukan

◦ Pemeriksaan laboratorium

: tidak dilakukan

◦ Pemeriksaan urin

: tidak dilakukan

◦ Pemeriksaan LCS

: tidak dilakukan

◦ Pemeriksaan elektroensefalogram

: tidak dilakukan

24

AksisI AksisII

AksisIII

AksisIV

AksisV

• F20.1 Skizofrenia Hebefrenik • Tidak ada diagnosis • Penyakit sistem pernapasan Asma

• Tidak ada diagnosis

• GAF Scale 70-61 25

DIAGNOSIS BANDING F20.0 Skizofrenia Paranoid F20.2 Skizofrenia Katatonik F20.4 Depresi Pasca-skizofrenia 26

TERAPI Psikofarmaka ◦ Risperidon

2 x 2 mg

◦ THP 2 x 2 mg ◦ Clorpromazin 1 x 50 mg

27

PSIKOTERAPI Suportif

◦ Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya. ◦ Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi penyakit. ◦ Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur. Kognitif

◦ Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara berpikir yang salah, mengatasi perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapi. ◦ Keluarga ◦ Memberikan pengertian kepada keluarga tentang penyakit pasien sehingga diharapkan keluarga dapat membantu dan mendukung kesembuhan pasien. Religius ◦ Bimbingan keagamaan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya, yaitu menjalankan solat lima waktu, menegakkan amalan sunah seperti mengaji, berzikir, dan berdoa kepada Allah SWT. 28

Prognosis Quo ad Vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad Functionam

: Dubia ad bonam

Quo ad Sanationam

: Dubia ad malam

29

TINJAUAN PUSTAKA

30

Skizofrenia Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental yang berat dan bertahan lama yang sering didiagnosis pada akhir masa remaja atau dewasa muda Gangguan skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi, dan berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara social. Gangguan ini berlangsung selama sedikitnya 6 bulan dan termasuk minimal satu bulan yang diakibatkan gangguan susunan sel-sel syaraf pada otak manusia.

31

Sudut pandang biologis

Model diatesis stres

etiologi

Sudut pandang genetik

Sudut pandang psikososial •Teori Psikoanalitil dan psikodinamik • teori belajar •Teori tentang keluarga •Teori sosial

Angka prevalensi : 56%, prognosis perempuan lebih baik daripada laki-laki (depkes 2016)

Ratio

perempuan =

laki-laki

Insiden sering terjadi pada usia 15-25 tahun

Gejala prodormal atau residual 1. Penarikan diri atau isolasi hubungan sosial 2. Enggan bergaul 3. Tidak mampu menjalan kan urusan RT 4. Malas 5. Tingkah laku aneh 6. Hendaya yang nyata dalam hyginitas 7. Afek tumpul/miskin/datar 8.Pembicaraan yang melantur, berbelit-belit, 9. Ide dan gagasan aneh 10. Persepsi yang tak lazim

simtom

Simtom positif Simtom negatif

Simtom disorganisasi

Berdasarkan ICD 10 dan PPDGJ III untuk skizofrenia

Harus ada satu dari gejala berikut yang jelas: •Thought echo, Thought insertion or withdrawal, Thought broadcasting •Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion of perception. •Halusinasi auditorik (suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus, diskusi antara mereka sendiri, berasal dari salah satu bagian tubuh) Atau dua dari gejala berikut yang jelas: •Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja. •Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan. •Perilaku katatonik •Gejala negatif Gejala tersebut berlangsung satu bulan atau lebih. Harus ada perubahan secara keseluruhan dari tingkah laku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri dari sosial.

Tanda khas Skizofrenia hebefrenik  perilaku tak bertanggungjawab dan tak bertujuan, “sinting”, kekanakan, waham agama, grimes, disorganize, kekanakkanakan (menyukai polisi/tentara, bemain dengan anak-anak), senyum sendiri atau tertawa dangkal.

36

(1) Berlangsung paling sedikit enam bulan

(2) Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan, hubungan interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi

(3) Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas selama periode tersebut

(4) Tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan mood mayaor, autism, atau gangguan organik.

Dopamine Receptor Antagonis (DRA).

• chlorpromazine 1x50mg. Chlorpromazine adalah antipsikotik tipikal atau golongan I. Pada kasus ini chlorpromazine digunakan sebagai antipsikotik dan mengambil efek sedatifnya. Pada kasus ini pasien mengalami sulit tidur sehingga dibutuhkan sedatif untuk membantunya beristirahat. Selain itu, Chlorpromazine merupakan inhibitor enzim CYP2D6 yang dapat meningkatkan efek dari risperidon.

Serotonin Dopamine Antogonis(SDA)

• Resperidon merupakan antipsikosis golongan II yaitu golongan atipikal. Antipsikosis golongan II merupakan golongan obat yang efektif baik untuk gejala positif(halusinasi, gangguan proses pikir) maupun gejala negatif (upaya pasien yang menarik diridari lingkungan). • Risperidon mempunyai afinitas tinggi terhadap reseptor serotonin (5HT2) dan aktivitas menengah terhadap reseptor dopamin (D2), α1 dan α2 adrenergik, sertahistamin. Risperidon dapat memblokade reseptor pasca sinaptik neuron di otak sehingga dopamin terblokade, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2 Receptor Antagonist). • Metabolisme risperidon terletak dihati dan diekskresikan lewat urin. Berdasarkan hal tersebut maka setiap pemberian risperidon perlu diadakan pengawasan terhadap fungsihati. Dosis anjuran risperidon adalah 2-6 mg/hari.

Triheksiphe nidil( THP)

• Selain diberikan antipsikosis, pasien ini juga diberikan triheksiphenidil 2x2mg. Triheksiphenidil merupakan obat yang sering digunakan apabila didapatkan sindrom ekstrapiramidal sebagai akibat penggunaan antipsikotik. Obat ini lebih dikenal sebagai antiparkinson. Antipsikotik mengurangi aktivitas dopamin di jalur nigrostriatal (melalui blokade reseptor dopamin), sehingga tanda ekstrapiramidal dan gejalanya mirip penyakit Parkinson’s. • Triheksiphenidil bekerja melalui neuron dopaminergik. Mekanismenya mungkin melibatkan peningkatan pelepasan dopamin dari vesikel prasinaptik, penghambatan ambilan kembali dopamin ke dalam terminal saraf prasinaptik atau menimbulkan suatu efek agonis pada reseptor dopamin pascasinaptik Triheksiphenidil memiliki efek menekan dan menghambat reseptor muskarinik sehingga menghambat sistem saraf parasimpatetik, dan juga memblok reseptor muskarinik pada sambungan saraf otot sehingga terjadi relaksasi. Pemberian secara oral triheksiphenidil diabsorbsi cukup baik dan tidak terakumulasi dijaringan. Ekskresi terutama bersama urin dalam bentuk metabolitnya

39

Suportif Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya. Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi penyakit. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur. Kognitif Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara berpikir yang salah, mengatasi perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapi. Keluarga Memberikan pengertian kepada keluarga tentang penyakit pasien sehingga diharapkan keluarga dapat membantu dan mendukung kesembuhan pasien. Religius Bimbingan keagamaan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya, yaitu menjalankan solat lima waktu, menegakkan amalan sunah seperti mengaji, berzikir, dan berdoa kepada Allah SWT.

ANALISIS MASALAH

41

Aksis II

Aksis III

Aksis IV

Aksis V

43

Related Documents


More Documents from "firda17"