Winda Silfia(121101113)tg1.doc

  • Uploaded by: winda
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Winda Silfia(121101113)tg1.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,851
  • Pages: 19
PROPOSAL SEMINAR

ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI LOGAM BERHARGA DI DAERAH GUNUNG WUNGKAL KECAMATAN GODEAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh Winda Silfia 121.10.1113

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2017

PRAKATA Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesehatan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan proposal seminar ini dengan lancar. Adapun judul seminar yang diangkat “Alterasi Hidrotermal dan Mineralisasi Logam Berharga di Daerah Gunung Wungkal Kecamatan Godean Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Pemilihan judul tersebut didasarkan rasa ingin tahu penyusun mengenai tipe alterasi didaerah tersebut dan mineralisasi yang terbentuk akibat dari alterasi. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan kepada : 1. Bapak Radhitya Adzan Hidayah, S.T., M.Eng., selaku dosen pembimbing seminar. 2. Bapak Ir. Inti Widi Prasetyanto, selaku dosen wali. 3. Ibu Ir. Dwi Indah Purnamawati, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi, 4. Ibu Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral. 5. Teman-teman mahasiswa geologi 2012 atas bantuan dan dukungannya. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari sempurna, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif, agar dapat digunakan sebagai perbaikan dalam penyusunan proposal ini dan penyusunan draft seminar nantinya. Besar harapan penyusun, semoga proposal seminar geologi ini dapat diterima. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih. Yogyakarta, 29 Mei 2017

Penyusun

DAFTAR ISI iv

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN......................................................... ii PRAKATA

.........................................................................................................iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v DAFTAR TABEL………………………………………………………………vi BAB. I

PENDAHULUAN...........................................................................1

I.1 I.2

Latar Belakang................................................................................ 1 Maksud dan Tujuan......................................................................... 2

I.3

Manfaat Seminar..............................................................................3

I.4

Batasan Masalah...............................................................................3

BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA.................................................................4

II.1 II.2

Dasar Teori.......................................................................................4 Peneliti Terdahulu.............................................................................8

II.3

Sumber Pustaka................................................................................9

BAB. III

METODE PENELITIAN............................................................10

BAB. IV

RENCANA PUSTAKA TERPAKAI...........................................11

LAMPIRAN………………………………………………………………….....12

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 1. Model skematik intrusi dan keberadaan tekstur khasnya di daerah Berjo dan Butak……………………………………………. 4

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 1. Himpunan mineral alterasi dalam sistem hidrotermal berdasarkan Temperatur dan Ph latutan hidrotermal (Cosbett dan Leach,1996)……..5

vii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alterasi hidrotermal dan mineralisasi memiliki kaitan yang sangat erat sehingga tipe alterasi tertentu dapat menunjukan endapan mineral tertentu. Dengan mempelajari tipe-tipe alterasi hidrotermal kita dapat mengetahui mineralisasi mineral yang memiliki nilai ekonomis. Larutan hidrotermal yang mengalami transportasi menyebabkan

terjadinya perubahan komposisi kimia

batuan yang dilewatinya. Mineralisasi adalah proses pembentukan mineral baru pada tubuh batuan yang diakibatkan oleh proses magmatik ataupun proses yang lainnya, namun mineral yang dihasilkan bukanlah mineral yang sudah ada sebelumnya. Alterasi hidrotermal adalah salah satu proses yang dapat menyebabkan terjadinya mineralisasi. Pada proses itu larutan hidrotermal yang bermigrasi melewati batuan berinteraksi dengan batuan tersebut sehingga larutan hidrotermal akan membawa ion-ion dari batuan, di dalam perjalanan ion–ion tersebut akan saling berikatan membentuk suatu senyawa dalam proses pendinginan larutan tersebut akan terjadi presipitasi mineral – mineral baru. Daerah Gunung Wungkal sendiri merupakan daerah perbukitan yang terdiri dari batuan beku yang diikuti adanya alterasi hidrotermal dan pelapukan batuan yang intensif. Litologi daerah Gunung Wungkal terdiri dari andesit dasitik sampai dasit hornblenda, yang teralterasi lemah (klorit-pirit ) sampai kaolinit-smektit kuat kemudian terlapukan. Terdapatnya mineralisasi akibat alterasi hidrotermal yang ada di Gunung Wungkal serta lokasi yang dekat dengan rumah

1

2

penyusun menambah rasa ingin tahu penyusun untuk mendalami pembelajaran mengenai alterasi hidrotermal dan mineralisasi logam pada daerah tersebut. Adanya jalur urat kuarsa yang membentuk sebaran mineral lempung merupakan salah satu bukti bahwa pada daerah tersebut terdapat hasil aktivitas hidrotermal. Dengan penelitian yang dilakukan penyusun berharap dapat memahami tentang konsep-konsep alterasi dan mineralisasi. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, harapan penyusun nantinya yaitu dapat membagikan sedikit tentang gambaran mengenai geologi alterasi dan mineralisasi khususnya didaerah Gunung Wungkal Yogyakarta, terutama di daerah penelitian, sehingga para rekan-rekan mahasiswa teknik geologi nantinya dapat memiliki tambahan ilmu dan konsep mengenai ilmu alterasi dan mineralisasi. Sehingga aplikasi dari studi ini nantinya dapat diterapkan lebih lanjut dalam usaha dan kegiatan eksplorasi yang ada didunia kerja nantinya.

I.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan proposal seminar ini adalah sebagai pengantar dalam menyusun seminar geologi, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi akademik kurikulum tingkat sarjana pada Jurusan Teknik Geologi, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tipe alterasi hidrotermal dan jenis mineralisasi yang terjadi pada daerah Gunung Wungkal. Selain itu penyusunan seminar ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu geologi yang

3

didapatkan dibangku kuliah serta dapat melatih mahasiswa untuk berfikir ilmiah serta mengembangkan kemampuan mengeluarkan gagasan ilmiah sehingga mahasiswa dapat mengembangkan kemampuannya.

I.3. Manfaat Seminar Adapun manfaat dari penulisan seminar ini yakni seperti yang sudah disebutkan pada poin tujuan seminar adalah untuk melatih mahasiswa untuk berfikir ilmiah serta dapat mengembangkan potensi dan kemampuan mahasiswa dalam hal akademik. Selain itu juga dengan adanya seminar ini mahasiswa dapat memiliki gambaran untuk meneruskan lebih lanjut pada tahap skripsi, sehingga diharapkan nantinya mahasiswa yang sudah menempuh skripsi sudah dibekali dengan materi dan konsep-konsep ilmiah yang cukup. Dan yang paling penting adalah melatih mahasiswa berbicara di depan umum.

I.4. Batasan Masalah Bahasan utama pada penulisan seminar ini adalah untuk mempelajari alterasi hidrotermal dan kaitanya dengan mineralisasi logam berharga pada daerah Gunung Wungkal yang dilakukan melalui pengamatan dilapangan dan menginterpretasikan apakah daerah penelitian tersebut terdapat mineralisasi logam berharga sebagai akibat dari adanya alterasi hidrothermal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Dasar Teori Alterasi hidrotermal merupakan perubahan komposisi dan mineralogi yang terjadi pada batuan

ketika berinteraksi dengan larutan hidrotermal. Larutan

hidrotermal adalah suatu cairan yang berasal dari kulit bumi yang bergerak ke atas dengan membawa komponen-komponen pembentuk mineral bijih. Ketika larutan hidrotermal mengalami kontak dengan batuan, maka akan terjadi perubahan mineralogi dan kimia antara batuan dan larutan tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses alterasi hidrotermal adalah temperatur, kimia, fluida, konsentrasi dan komposisi batuan samping, durasi aktifitas hidrotermal dan permeabilitas. Dari beberapa faktor tersebut yang merupakan faktor yang paling berpengaruh adalah kimia dan temperatur fluida.

Gambar 1. Model skematik intrusi dan keberadaan tekstur khasnya di daerah Berjo dan Butak (Okky Verdiansyah 2016) 4

5

Mineral-mineral alterasi yang dihasilkan pada proses ubahan hidrotermal terjadi melalui empat cara, yaitu pengendapan langsung dari larutan pada rongga, pori, retakan membentuk urat, penggantian pada mineral primer batuan guna mencapai kesetimbangan pada kondisi dan lingkungan yang baru, pelarutan dari mineral primer batuan, dan pelamparan akibat arus turbulen dari zona didih. Tabel 1.Himpunan mineral alterasi dalam sistem hidrotermal berdasarkan temperatur dan pH larutan hidrotermal (Corbett dan Leach, 1997).

6

Berdasarkan himpunan dan asosiasi mineral alterasi, Corbett dan Leach (1997) membagi beberapa zona, yaitu: 1. Argilik Lanjut: merupakan zona alterasi yang terbentuk pada fluida asam pH <4. Mineral penciri adalah alunit, kuarsa, diaspor, atau pirofilit. 2. Argilik: merupakan suatu zona yang ditandai dengan pembentukan mineral

lempung

yang

bertemperatur

rendah

seperti

kaolinit,

monmorilonit, dan illit. Temperatur pembentukan relatif rendah (<200°C250°C) dengan pH 4-5. 3. Filik: merupakan zona ubahan yang ditandai dengan kehadiran mineral ubahan seperti serisit, ilit, kuarsa, pirit, dan anhidrit. Terbentuk pada pH yang sama dengan zona argilik namun dengan temperatur yang sedikit lebih tinggi (>200°C-250°C). Biasanya terbentuk pada daerah permeabel dan dekat dengan jalur urat. 4. Propilitik, merupakan zona ubahan yang terbentuk pada pH netral hingga alkali dengan temperatur (<200°C-300°C). Mineral penciri adalah klorit, dengan epidot, kuarsa, albit, kalsit, dan anhidrit. Zona subpropilitik hadir pada temperatur rendah (<200 -250°C) dan dicirikan oleh ketidakhadiran epidot. 5. Potasik, merupakan zona alterasi yang berada dekat dengan intrusi dengan temperature larutan hidrotermal lebih dari 300°C dengan salinitas yang tinggi. Dicirikan dengan kehadiran biotit, ortoklas, kuarsa, dan magnetit. 6. Skarn, merupakan zona yang berada didekat kontak antara intrusi larutan hidrotermal dengan litologi gampingan. Terbentuk pada temperatur 300°C700°C. Mineral penciri adalah garnet, klino piroksen, vesuvianit, skapolit, epidot, amfibol, magnetit, dan kalsit.

7

II.2. Peneliti Terdahulu Geologi daerah penelitian dan daerah sekitarnya telah banyak diteliti oleh peneliti-peneliti pendahulu, antara lain: 1. Van Bemmelen (1949), mengelompokkan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur kedalam lima zona dari selatan ke utara, yaitu: Zona Pegunungan Selatan, Zona Solo, Zona Kendeng, Zona Randublatung, dan Zona Rembang. 2. Mulyaningsih, S., dkk., (2006), membahas mengenai perkembangan geologi pada kuarter awal sampai masa sejarah di dataran Yogyakarta. 3. Purnamawati, D.I., Tapitalu, S.R., (2012), membahas mengenai genesa dan kelimpahan mineral logam emas, dan asosiasinya berdasarkan analisis petrografi, dan atomic absorbtion spectrophotometry (ASS) di daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo, DIY. 4. Verdiansyah, O., (2016), melakukan penelitian mengenai perubahan unsur geokimia batuan hasil alterasi hidrotermal di daerah Gunung Wungkal, Godean, Yogyakarta. II.3. Sumber Pustaka Pustaka yang digunakan dan dirujuk penyusun dalam penyusunan seminar ini adalah sebagai, berikut : 1. Buku “The Geology of Indonesia” oleh Van Bemmelen tahun 1949. 2. Buku “Atlas Of Alteration” oleh R. L. Allen, dkk tahun 1996 3. Buku “ Southwest Pacific Rim Gold-Copper System : Structure, Alteration,and Mineralization” oleh G Corbett & T Leach tahun 1997. 4. Buku “ Geologi Mineral Logam” oleh Sukandarrumi tahun 2007. 5. Buku “Bahan Galian Indutri” oleh Sukandarrumi tahun 2009.

8

6. Buku “Geologi Dasar” oleh Soetoto tahun 2013. 7. Buku “Metodologi Penelitian” oleh Sukandarrumidi tahun 2002. Semua sumber pustaka di atas sangat membantu penyusun dalam memberikan referensi, baik dalam segi materi pembahasan sesuai judul seminar maupun dari segi tata cara penelitian dan penulisannya

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan oleh penyusun adalah berupa studi lapangan dengan pengamatan langsung di lapangan, studi laboratorium serta studi pustaka dan referensi terkait yang berhubungan dengan judul seminar. Tempat penelitian dilakukan di daerah Gunung Wungkal, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di lokasi tersebut penyusun melakukan pengamatan lapangan dan melakukan pengambilan data lapangan. Setelah pengambilan data penyusun melakukan analisis data dengan metode XRay Diffraction (XRD) dan pengolahan data di laboratorium terkait. Alat penelitian yang digunakan yakni berupa peta topografi, sepasang palu geologi, 1 unit kompas geologi, loupe, larutan HCL, GPS peralatan tulis lengkap serta alat-alat pendukung lainnya. Jenis sumber data yaitu berupa penggabungan antara data primer atau data hasil pengamatan langsung di lapangan dan ditambah dengan data sekunder dari literature atau referensi terkait, serta dari peta geologi regional terkait daerah penelitian. Analisis data dan pembahasan meliputi analisis litologi dan stratigrafi (batuan penyusun) yang ada di daerah penelitian yang mengindikasikan adanya aktifitas alterasi hidrotermal dan mineralisasi . Diharapkan dengan adanya pembahasan seminar ini maka pembelajaran dan aplikasi tentang studi geologi alterasi dan mineralisasi dapat semakin berkembang serta bias ditingkatkan lagi agar menambah kompetensi mahasiswa

9

10

geologi dalam hal kegiatan eksplorasi nantinya. Dan yang lebih penting adalah agar mahasiswa dapat lebih memahami tentang konsep-konsep alterasi dan mineralisasi.

BAB IV RENCANA PUSTAKA TERPAKAI

Allen, R. I., dkk, 1996, Atlas Of Alteration, GAC & ACG, Kanada. Corbett, G., Leach, T., Southwest Pacific rim gold-copper system : Structure, and And mineralization, Short Course Manual Sukandarrumidi, 2002, Metodologi Penelitian, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sukandarrumidi, 2007, Geologi Mineral Logam, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sukandarrumidi, 2009, Bahan Galian Indutri, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Verdiansyah, O., 2016, Perubahan Unsur Geokimia Batuan Hasil Alterasi Hidrotermal Di Daerah Gunung Wungkal Godean Yogyakarta. jurnal kurvatek, v.1, pp.59-67. Verdiansyah, O., 2016, Alterasi Hidrotermal dan Mineralisasi Logam Berharga Di Cekungan Yogyakarta. jurnal peranan geologi dalam pengembangan pengelolaan sumberdaya alam dan kebencanaan.

11

Jadwal Waktu

N Jenis Kegiatan o . 1 Penyusunan Proposal . 2 Pengurusan izin lapangan . 3 Lapangan . 4 Pengumpulan data . 5 Pengolahan dan analisis . data 6 Penyusunan laporan . penelitian 7 Penyajian laporan .

Oktober 1 2 3 4

November 1 2 3 4

Desember 1 2 3 4

12

Related Documents


More Documents from "Johanes Kevins"