Ajeng Winda Pinasthi_111.docx

  • Uploaded by: Ajeng W. Pinasthi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ajeng Winda Pinasthi_111.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,221
  • Pages: 4
Ajeng Winda Pinasthi 201610060311111 Matkom 6C

Sejarah Seni Rupa dan Desain

1. Sejarah dan Perkembangan Seni Rupa Dunia Jejak seni rupa dapat ditemukan mulaizaman Paleolitikum (zaman Batu sekitar 3000 SM), sejak patung Venus of Willendorf ditemukan di Austria. Jejak-jejak dari zaman Mesopotamia Kuno dan Mesir Kuno, berupa tulisan dan gambar-gambar di dinding gua yang menceritakan sejarah kepahlawanan, juga merupakan bagian dari periode awal sejarah seni rupa. Jejak yang sangat kaya ditemukan dari zaman Yunani Kuno (800 SM) dan Romawi Kuno (500 SM). Saat itu, teknik realisme yang berusaha mencapai kesempurnaan pada gambar-gambar para dewa sangat terlihat. Pada sekitar masa itu jejak sejarah Asia Selatan, Jepang, dan China pada 700 SM mulai ditemukan. Karya-karya seni yang berasal dari Asia memiliki karakteristik yang berbeda daripada yang berasal dari Barat. Spiritualisme mendominasi karya-karya dari Asia. Secara visual, berbeda dengan yang dilakukan di Barat, kemewahan dekoratif mengalahkan usaha pencarian bentuk realisme. Jejak seni dari kerajaan Konstantinopel di Eropa juga merupakan bagian sejarah seni rupa yang penting untuk ditilik. Salah satunya adalah arsitektur Hagia Sophia yang menunjukkan kejayaan kerajaan Kristen Eropa, sebelum kerajaan tersebut jatuh ke tangan bangsa Turki yang kemudian mengubah fungsi Hagia Sophia, dari gereja menjadi masjid. Pada awal sejarah seni rupa, keberadaan arsitektur dan seni rupa kerap disandingkan. Kejayaan seni pada jaman tersebut berlanjut ke zaman Renaissance (1430–1550 M), pada masa kelahiran para maestro seperti Michaelangelo dan Leonardo Da Vinci.Pada masa itu, peran gereja dalam kerja komisi dan koleksi seni rupa sangatlah besar. Seni, sebagai alat propaganda gereja, terutama oleh Gereja Katolik di Roma, semakin kental dipraktikkan pada periode Baroque (1600–1700-an M), pada saat konflik antara Katolik dan Protestan memanas. Seniman-seniman seperti Caravaggio, Reubens, dan Rembrandt berkarya pada periode Baroque ini. Periode-periode seni berikutnya—romantisisme, realisme, dan Impresionisme (akhir 1800-an M)—lebih merayakan kebebasan individual, revolusi rakyat, dan isu sosial. Setelah Perang Dunia I, seni cenderung menuntut kebebasan bereksperimen melalui dekonstruksi bentuk visual dan persepsi. Pada era yang disebut Era Seni Modern ini, lahir gerakan-gerakan seperti Kubisme, Futurisme, Dadaisme, dan Surealisme. Karya Marcel Duchamp,Fountain (1917), yang merupakan objek temuan ( found object) berupa jamban yang dipajang sebagai karya seni, selain menjadi ikon perlawanan atas persepsi estetika pada masa itu juga merupakan revolusi seni konseptual. Filsuf dan seniman seperti Andre Breton, Picasso, Frida Kahlo, Henri Matisse menjadi ikon era itu. Karya Edvard Munch, The Scream, yang sempat menempati posisi sebagai karya termahal di dunia, juga diciptakan pada era itu. Pasca-Perang Dunia II, seni semakin membebaskan dirinya dari persepsi bentuk. Konsep dan bentuk dalam pop art, Fluxus, happening art, performance art, video art, land art, selain mengaburkan batasan seni dan publik, juga membebaskan seni dari keterbatasan bentuk dan mediumnya. Jika kita fokus pada perkembangan seni rupa Asia Tenggara sebagai lokasi regional Indonesia, maka dapat dilihat bahwa pengaruh kolonialisme dan keragaman budaya Hindu, Buddha, Muslim, China, Melayu, dan India turut membentuk akar budaya Asia Tenggara

yang sporadis dan beragam. Selain itu, seni tradisi dan seni klasik banyak mengalami kepunahan.Penyebabnya, antara lain, karena medium-medium seni tradisi dan seni klasik kebanyakan berasal dari bahan yang mudah rusak.Kepunahan seni tradisi dan seni klasik juga terjadi karena tidak terkontrolnya arus arus perdagangan budaya pada zaman kolonial, yang menjadikan karya seni tradisi dan seni klasik sebagai benda dagangan yang eksotis. Ikon terpenting dan terbesar dari karya seni Nusantara adalah Candi Borobudur. Pada 2000-an, fokus dunia terhadap seni rupa mulai beralih ke Asia Tenggara, terutama setelah seni rupa China sempat menjadi primadona. Berbagai kajian dan pameran yang berfokus pada perkembangan seni rupa Asia Tenggara semakin banyak dilakukan. Pada saat ini, karya-karya seni rupa dari Indonesia dan Filipina yang memiliki komunitas seni rupa terbesar di Asia Tenggara tampak semakin menonjol.

2. Sejarah seni rupa di indonesia Jejak seni rupa Indonesia mulai terlihat sejak Raden Saleh kembali dari belajar seni rupa di Eropa untuk berkarya dan mengajar di Indonesia pada 1857. Sejak saat itu, seni rupa Indonesia mulai mendapat pengaruh dari seni rupa global. Seni Rupa Indonesia berkembang bersamaan dengan keberadaan kebudayaan nasional Indonesia, yang dimulai dari pendirian Taman Siswa oleh Ki Hadjar Dewantara pada 1922. Pada masa itu, pendidikan mulai menunjukkan fokus pada pendidikan seni dan budaya. Muncul pula insiatif-inisiatifyang dilakukan oleh pelaku kreatif dalam perkembangan seni rupa, salah satu yang pertama adalah komunitas Pita Maha di Bali. Komunitas ini didirikan oleh dua seniman Barat yang menetap di Bali, yaitu Walter Spies dan Rudolf Bonnet, bersama dengan dua seniman Bali, Cokorda Agung Sukawati dan Cokorda Raka Gde Sukowati. Pada 1938, S. Sudjojono dan Agus Djaja mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahliahli Gambar Indonesia). Sejak itulah seni rupa modern Indonesia mulai menunjukkan identitas nasional yang jelas.

3. Sejarah Desain Sejarah Desain bermula dari perkembangan revolusi industri yang pada tahun 1750 1850 ( Eropa ), dengan adanya perubahan besar-besaran dalam bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi dan teknologi yang mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi, seni/desain dan budaya di seluruh dunia. Asal mula Revolusi industri sendiri berkembang dari Britania Raya yang terletak di lepas pantai barat laut benua Eropa dan menyebar keseluruh belahan dunia lain seperti : Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang dan Semua benua di bumi. Jika kita lihat dari silsilah pohon ilmu mungkin bisa jadi Desain adalah ilmu tertua bahkan lebih tua dari pada ilmu ke Tuhan an dibuktikan dengan adanya peninggalan prasejarah berupa lukisan dinding gua yang ditemukan pertama kali pada akhir abad 19 di Altamira Spanyol Utara. Lukisan-lukisan itu memiliki kualitas luar biasa sehingga pada awalnya masyarakat ilmiah meragukan otentisitasnya. Bahkan menuduh penemunya, Marcelino Sanz de Sautuola melakukan pemalsuan. Banyak orang yang tidak percaya bahwa manusia prasejarah memiliki kapasitas intelektual untuk memproduksi segala jenis ekspresi artistik. Namun pada 1902 setelah melalui penelitian mendalam lukisan-lukisan ini dapat dibuktikan keasliannya. Lukisan berbahan arang dan oker berupa penggambaran kuda, bison dan cetakan tangan di Gua Altamira adalah salah satu lukisan gua terbaik yang terawetkan di dunia.

Selain itu bangsa-bangsa timur yang mendiami daerah Timur Tengah dan Asia Kecil serta daerah Mesir dikenal sebagai bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Di mesir kita dapat menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi dalam bentuk karya seni arsitektur, patung, serta lukisan dinding yang bernilai tinggi seperti piramida, spinx serta relief-relief dan lukisan pada dinding bagian dalamnya. Selain bangsa Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia merupakan bangsa-bangsa yang memiliki kebudayaan yang tinggi. 4. Ragam Desain  Gaya Desain Grafis Gaya desain bisa memberi petunjuk mengenai suatu masa atau periode tertentu, suatu tempat atau negara tertentu, atau suatu aliran pemikiran atau mashab tertentu. Gaya desain juga memberi petunjuk tentang sikap dan konsep pribadi desainernya. Sejalan dengan itu, gaya desain dapat dibedakan berdasarkan: (1) Gaya Zaman (Period Style) (2) Gaya Tempat (Regional Style, National Style, Local/ Provincial Style) (3) Gaya karena suatu Gerakan Pemikiran (Movement) (4) Gaya Pribadi (Personal Style) 

Gaya Desain Pra-Modern (1) Gaya Desain Victoria (2) Gaya Art and Crafts



Gaya Desain Modern Awal (1) Gaya Art Nouveau (2) Plakatstil (3) Wiener Werkstate



Gaya Desain Modern (1) Rasionalisme dan Bauhaus



Gaya Desain Modern Akhir (1) Art Deco (2) Konstruktivisme (3) Futurisme (4) Ekspresionisme (5) Vortikisme (6) De Stijl (The Style) (7) Bauhaus (8) New Thypography (9) Dadaisme (10) Realisme Heroik (11) Swiss-International (12) Corporate Style (13) Eclectical & Revival



Gaya Desain Pasca-Modern (1) New Wave Amerika (2) Punk Amerika (3) New Wave Eropa (4) Identias Nasional & Regional (5) Gerakan Moral & Etika

Sumber : 1. Sunarto, Wagiono.2013.Gaya Desain Tinjauan Sejarah.Jakarta: Pasca Sarjana IKJ. 2. Maria, Mia, Asep Topan dan Dila Martina Ayu.2015.Ekonomi Kreatif : Rencana Pengembangan Seni Rupa Nasional 2015-2019.Jakarta: PT. Republik Solusi.

Related Documents

Ajeng
July 2020 19
Winda Gituhhh
December 2019 20
Winda Filsafat.docx
July 2020 20
Ulangan Klas 5 Winda
July 2020 16

More Documents from "Anha Yulia Rahma"