UPAYA PENCEGAHAN MALARIA Upaya pencegahan malaria adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, pengendalian vektor dan kemoprofilaksis. Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk dan lain-lain (Kemenkes, 2012). 1.
Mencegah Gigitan Nyamuk a.
Pemakaian kelambu merupakan salah satu tindakan protektif yang bertujuan untuk mengurangi kontak manusia dengan nyamuk baik untuk per orang ataupun keluarga dalam satu rumah, salah satu tindakan protektif ini yaitu dengan menggunakan kelambu tidur dengan atau tanpa insektisida pada saat tidur malam.
b.
Kasa dipasang pada ventilasi rumah yang menutupi masuknya vector serangga yakni nyamuk. Kasa umum digunakan seperti tenda yang menutupi ventilasi. Agar dapat berfungsi efektif, perlu dijaga agar tidak dapat lubang atau celah yang memungkinkan serangga masuk. Kasa dapat digunakan sebagai perlindungan terhadap nyamuk, lalat dan serangga lainnya termasuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh serangga seperti Malaria dan Filariasis, kasa merupakan sebuah tirai tipis, tembus pandang dengan jaring-jaring yang dapat menahan berbagai serangga menggigit atau mengganggu orang yang mengunakannya. Jaringjaringnya dibuat sedemikian rupa walaupun serangga tak dapat masuk tetapi masih memungkinkan melalui udara.
c.
Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mencegah penyakit malaria diantaranya yaitu dengan menggunakan obat anti nyamuk, jenis dari obat anti nyamuk yang banyak beredar di masyarakat yaitu obat nyamuk bakar (Fumigan), obat nyamuk semprot (Aerosol), obat nyamuk listrik (Electrik) dan zat penolak nyamuk (Repllant). (Engka, Dkk. 2017).
2.
Pengendalian Vektor Untuk meminimalkan penularan malaria maka dilakukan upaya pengendalian terhadap Anopheles sp sebagai nyamuk penular malaria. Beberapa upaya pengendalian vektor yang dilakukan misalnya terhadap jentik dilakukan larviciding (tindakan pengendalian larva Anopheles sp secara kimiawi, menggunakan insektisida), biological control (menggunakan
ikan pemakan jentik), manajemen lingkungan (Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan air, membersihkan lumut, gotong royong membersihkan lingkungan sekitar, mencegahnya dengan kentongan), dan lain-lain. Pengendalian terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan dinding rumah dengan insektisida (IRS/ indoors residual spraying) atau menggunakan kelambu berinsektisida. Namun perlu ditekankan bahwa pengendalian vektor harus dilakukan secara REESAA (rational, effective, efisien, suntainable, affective dan affordable) mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas dan bionomik vektor yang beraneka ragam sehingga pemetaan breeding places dan perilaku nyamuk menjadi sangat penting. Untuk itu diperlukan peran pemerintah daerah, seluruh stakeholders dan masyarakat dalam pengendalian vektor malaria (Kemenkes RI, 2011). Sumber: Engka, W.S.R, dkk. 2017. Studi Tentang Peran Serta Masyarakat dalam UpayaPencegahan Penyakit Malaria di Puskesmas Rumbia Tengah Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2 (5) : 1-8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Epidemiologi Malaria. Jakarta: Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan