1
BAB 1 SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.1
Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di negara maju
maupun di negara-negara sedang berkembang. Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel, serta meningkatnya respon saluran napas (hipereaktivitas bronkus) terhadap berbagai stimulant. Inflamasi kronik ini akan menyebabkan penyempitan (obstruksi) saluran napas yang reversible, membaik secara spontan dengan atau tanpa pengobatan. Gejala yang timbul dapat berupa batuk, sesak nafas dan mengi. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan menggaggu aktivitas bahkan kegiatan harian sehigga menurunkan kualitas hidup, salah satu faktor pencetus serangan asma adalah kondisi psikologis klien yang tidak stabil termasuk di dalamnya cemas. Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang luas namun bervariasi, biasanya bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Di dunia meliputi di Inggris sekitar 2,5 juta penderita asma bronkiale yang perlu pengobatan dan pengawasan rutin, 10% anak-anak dan 7% dewasa (Crockett A, 1997). Di Amerika serikat diperkirakan 9,5 juta penduduk menderita asma, di Jerman 9 juta penduduk, cemas yang berhubungan dengan sulit bernafas dilaporkan sebagai diagnosa yang sering di tangani (50% - 74%) (Carpenito, 2000 : 128). Ini merupakan angka yang cukup besar yang perlu2 mendapat perhatian dari perawat di dalam merawat klien asma secara komprehensif bio psiko sosial dan spiritual. Di Jawa Timur menurut penelitian Amin Muhammad (2000) dilaporkan terdapat 13,5% dari 6144 responden menunjukkan gejala asma. Badan kesehatan sedunia (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma. Bahkan, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun. Kondisi ini tidak hanya terjadi di negara berkembang, tapi juga di negara maju sekalipun. Penduduk Indonesia menderita asma. Berdasarkan laporan Heru Sundaru (Departemen Ilmu Penyakit Dalam
1
2
FKUI/RSCM), prevalensi asma di Bandung (5,2%), Semarang (5,5%), Denpasar (4,3%) dan Jakarta (7,5%). Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi penyakit Asma tertinggi di Indonesia adalah Aceh Barat (13,6%), Buol (13,5%), Pohuwato (13,0%), Sumba Barat (11,5%), Boalemo (11,0%), Sorong Selatan (10,6%), Kaimana (10,5%), Tana Toraja (9,5%), Banjar (9,2%), dan Manggarai (9,2%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Penyakit Asma terendah adalah Yakuhimo (0,2%), Langkat (0,5%), Lampung Tengah (),5%), Tapanuli Selatan (0,6%), Lampung Utara (0,6%), Kediri (0,6%), Soppeng (0,6%), Karo (0,7%), Serdang Bedagai (0,7%), dan Kota Binjai (0,7%). Pada tahun 2009 jumlah jumlah penderita asma pada lansia di Puskesmas Kedungmundu Semarang dengan jumlah 46 orang penderita, diatas penyakit ISPA, gastritis, hipertensi. Sedangkan pada tahun 2010 di bulan Januari sampai sekarang terdapat 7 orang penderita. 3 Untuk itu perawatan asma untuk lansia haruslah komprehensif mengingat komplikasi seperti gagal nafas, hipoksemia, yang dapat menyebabkan kematian, serta harus melibatkan beberapa elemen seperti individu, keluarga dan perawat. Hal ini sering diabaikan oleh klien sehingga frekwensi kekambuhan menjadi lebih sering dan klien jatuh pada keadaan yang lebih buruk, kondisi ini merupakan suatu rantai yang sulit ditentukan mana yang menjadi penyebab dan mana yang merupakan akibat. Keadaan cemas menyebabkan atau memperburuk serangan, serangan asthma dapat menyebabkan kecemasan besar pada klien asthma padahal kecemasan justru memperburuk keadaan. Cris Sinclair, (1990). Kondisi sesak dapat menimbulkan kecemasan karena klien merasa adanya ancaman kematian (Barbara C. Long, 1996). Menurunkan tingkat kecemasan pada klien asma baik pada saat serangan ataupun saat tidak terjadi serangan sangat penting. Sebab seperti yang telah dijelaskan di atas maka lingkaran mengenai penyebab dan akibat cemas harus diputus. Dengan demikian berarti memutus salah satu faktor pencetus asma dan memutus keadaan cemas yang disebabkan oleh asma. Sehingga dapat memperpendek masa serangan dan memperkecil frekwensi kekambuhan. Sedangkan menurut GINA (Global Initiative For Asthma) 2006, Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, inflamasi kronik ini menyebabkan episode mengi
2
3
berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, terutama pada malam atau dini hari. Maka sebagian perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu dan keluarga tentang asma agar mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta kemauan dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga. Lima tugas tersebut yaitu, mengenal masalah asma, memutuskan pengobatan yang baik, merawat penderita asma, memodifikasi lingkungan, serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan dokter klinik. 1.2
Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan agar masyarakat tahu
akan bahaya penyakit asma 1.3
Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini, sasaran diharapkan mampu: 1. Menjelaskan Pengertian Asma 2. Menyebutkan Jenis Penyakit Asma 3. Menyebutkan Gejala Penyakit Asma 4. Menyebutkan Penyebab Terjadinya Asma 5. Menyebutkan Bagaimana Cara Atau Proses Penyembuhan
1.4
Sasaran Seluruh Masyarakat Komunikas Puskesmas Kota Palangka Raya
1.5
Metode Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan
dalam Pengabdian Pada Masyarakat STIKes Eka Harap Palangka Raya meliputi : 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Demonstrasi 4. Praktek 1.6
Media Adapun media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan pengabdian
masyarakat ini yaitu meliputi: 1. Leaflet
3
4
2. Alat peraga 3. Warles 4. LCD 1.7
Pelaksanaan Tugas Adapun rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan
oleh Dosen dan Mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka Raya. Topik
: Asma
Media dan Alat
: Leaflet, alat peraga, LCD, Warles,
Tempat
:
Hari dan Tanggal
: Sabtu, 20 Januari 2018
Jam
: 09:00 WIB s/d selesai
1) Seting Tempat
:
Keterangan : : Moderator
: Peserta
: Fasilitator
: Penyaji
: Observer 1.8
Tugas Pengorganisasian Adapun tugas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat STIKes Eka Harap Palangka Raya meliputi : 1.
Moderator : Uraian tugas : Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta. Mengatur proses dan lama penyuluhan. Menutup acara penyuluhan. 4
5
2.
Penyaji : Uraian tugas : Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan Memotivasi peserta untuk bertanya.
3.
Fasilitator : Uraian tugas : Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas. Menginterupsi penyuluh tentang istilah /hal hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta.
4.
Observer : Uraian tugas : Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses penyuluhan. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.
5.
Dokumentasi : Meyie Uraian tugas : Mengambil gambar saat kegiatan penyuluhan.
5
6
1.9
Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
1
2 Menit Pembukaan Membuka Kegiatan Dengan Mengucapkan Salam. Memperkenalkan Diri Menjelaskan Tujuan Penyuluhan Kontrak Waktu Penyampaian Materi 15 Pelaksanaan : Menit Menjelaskan Pengertian Asma Mengetahui Jenis Penyakit Asma Mengetahui Gejala Penyakit Asma Mengetahui Penyebab Terjadinya Asma Mengetahui Bagaimana Cara Atau Proses Penyembuhan Demostrasi Pemberian Oksigen
2
3.
10 Menit
3
10 Menit
4
3 Menit
Kegiatan Penyuluhan
Tanya Jawab : Peserta bertanya tentang materi penyakit asma yang belum diketahui dan dimengerti Evaluasi dan Kesimpulan : Menanyakan pada peserta tentang materi yang telah diberikan dan meminta peserta untuk mengulang kembali materi telah disampaikan. Menyimpulkan materi penyuluhan bersama peserta. Penutup: Mengucapkan terima kasih atas perhatian peserta. Mengucapkan salam penutup.
1.10 Evaluasi 1.
Evaluasi Struktur a. Tempat dan alat sesuai rencana b. Peran dan tugas sesuai rencana. c. Setting tempat sesuai dengan rencana.
2.
Evaluasi Proses a. Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan. b. Selama kegiatan semua peserta aktif.
6
Metode
Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan
Ceramah dan tanya jawab Demonstrasi
Tanya Jawab
Bertanya, diskusi, dan menjawab pertanyaan
Menutup dan Menjawab Salam
7
3.
Evaluasi Hasil a. Peserta Dapat Mengerti Penyakit Asma b. Peserta Dapat Mengerti Jenis Penyakit Asma c. Peserta Dapat Mengerti Gejala Penyakit Asma d. Peserta Dapat Mengerti Penyebab Terjadinya Asma e. Peserta Dapat Mengerti Bagaimana Cara Atau Proses Penyembuhan
7
8
BAB 2 MATERI PENYULUHAN
2.1
Pengertian Asma Asma sendiri berasal dari kata asthma. Kata ini berasal dari bahasa Yunani
yang memiliki arti sulit bernafas. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak nafas, batuk, dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran nafas. Atau dengan kata lain asma merupakan peradangan atau pembengkakan saluran nafas yang reversibel sehingga menyebabkan diproduksinya cairan kental yang berlebih (Prasetyo, 2010). Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-lymphocytes terhadap stimuli tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang (Brunner & Suddarth, 2001). Menurut Prasetyo (2010) Asma, bengek atau mengi adalah beberapa nama yang biasa kita pakai kepada pasien yang menderita penyakit asma. Asma bukan penyakit menular, tetapi faktor keturunan (genetic) sangat punya peranan besar di sini. Saluran pernafasan penderita asma sangat sensitif dan memberikan respon yang sangat berlebihan jika mengalami rangsangan atau ganguan. Saluran pernafasan tersebut bereaksi dengan cara menyempit dan menghalangi udara yang masuk. Penyempitan atau hambatan ini bisa mengakibatkan salah satu atau gabungan dari berbagai gejala mulai dari batuk, sesak, nafas pendek, tersengalsengal, hingga nafas yang berbunyi ”ngik-ngik” (Hadibroto et al, 2006). 2.2
Jenis Penyakit Asma Beberapa ahli membagi asma dalam 2 golongan besar, seperti yang dianut
banyak dokter ahli pulmonologi (penyakit paru-paru) dari Inggris, yakni: 2.2.1 Asma Ekstrinsik Asma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan disebabkan karena reaksi alergi penderitanya terhadap hal-hal tertentu (alergen), yang tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap mereka yang sehat. Pada orang-orang tertentu, seperti pada penderita asma, sistem imunitas bekerja lepas kendali dan menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ini disebabkan oleh alergen. Alergen bisa
8
9
tampil dalam bentuk: mulai dari serbuk bunga, tanaman, pohon, debu luar/dalam rumah, jamur, hingga zat/bahan makanan. Ketika alergen memasuki tubuh pengidap alergi, sistem imunitasnya memproduksi antibodi khusus yang disebut IgE. Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada sel-sel batang. Peristiwa ini terjadi dalam jumlah besar di paru-paru dan saluran pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel melepaskan zat kimia yang disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini adalah histamin. Akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah reaksi penegangan/ pengerutan saluran pernafasan dan meningkatnya produksi lendir yang dikeluarkan jaringan lapisan sebelah dalam saluran tersebut. 2.2.2 Asma Intrinsik Asma intrinsik tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti cuaca, kelembaban dan suhu udara, polusi udara, dan juga oleh aktivitas olahraga yang berlebihan. Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan paru-paru yang kurang baik, misalnya karena bronkitis dan radang paru-paru (pneumonia). Penderita diabetes mellitus golongan lansia juga mudah terkena asma intrinsik. Tujuan dari pemisahan golongan asma seperti yang disebut di atas adalah untuk mempermudah usaha penyusunan dan pelaksanaan program pengendalian asma yang akan dilakukan oleh dokter maupun penderita itu sendiri. Namun dalam prakteknya, asma adalah penyakit yang kompleks, sehingga tidak selalu dimungkinkan untuk menentukan secara tegas, golongan asma yang diderita seseorang. Sering indikasi asma ekstrinsik dan intrinsik bersama-sama dideteksi ada pada satu orang. 2.3
Gejala Penyakit Asma Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih
sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak napas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah
menderita
suatu infeksivirus,
olah
raga
atau
setelah
terpapar
oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan
9
10
timbulnya gejala dan juga sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca dingin. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan
napas
yang
berbunyi
napas. Bunyi mengi terutama
(mengi,
terdengar
bengek),
ketika
batuk
penderita
dan
sesak
menghembuskan
napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari. Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satusatunya gejala. Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi
sulit
untuk
berbicara
karena
sesaknya
sangat
hebat.
Kebingungan,letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna, Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam ronggapleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita. 2.3.1 Terapi Penanganan Terhadap Gejala Terapi ini dilakukan tergantung kepada pasien. Terapi ini dianjurkan kepada pasien yang mempunyai pengalaman buruk terhadap gejala asma, dan dalam kondisi yang darurat. Penatalaksanaan terapi ini dilakukan di rumah penderita asma dengan menggunakan obat bronkodilator seperti: β2 -agonist inhalasi dan glukokortikosteroid oral (GINA, 2005).
10
11
2.4
Penyebab Terjadinya Asma Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi
pencetus asma, yaitu: Pemicu (trigger) yang mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernafasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan. Banyak kalangan kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah gangguan pernafasan akut, yang belum berarti asma, tapi bisa menjurus menjadi asma jenis intrinsik. Gejala-gejala bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu cenderung timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran pernafasan akan bereaksi lebih cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi peradangan. Umumnya pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi termasuk stimulus sehari-hari seperti: perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi saluran pernafasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan. Penyebab (inducer) yang mengakibatkan peradangan (inflammation) pada saluran pernafasan. Penyebab
asma
(inducer)
bisa
menyebabkan
peradangan
(inflammation) dan sekaligus hiperresponsivitas (respon yang berlebihan) dari saluran pernafasan. Oleh kebanyakan kalangan kedokteran, inducer dianggap sebagai penyebab asma sesungguhnya atau asma jenis ekstrinsik. Penyebab asma (inducer) dengan demikian mengakibatkan gejala-gejala yang umumnya berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi, dibanding gangguan pernafasan yang diakibatkan oleh pemicu (trigger). Umumnya penyebab asma (inducer) adalahalergen, yang tampil dalam bentuk: ingestan, inhalan, dan kontak dengan kulit. Ingestan yang utama ialah makanan dan obat-obatan. Sedangkan alergen inhalan yang utama adalah tepung sari (serbuk) bunga, tungau, serpih dan kotoran binatang, serta jamur 2.5
Bagaimana Cara Atau Proses Penyembuhan Cara Mengatasi dan Menghilangkan Penyakit Asma - Di antara upaya
menghilangkan penyakit asma yang sekarang ini banyak dipakai penduduk pada umumnya yaitu penggunaan alat bantu pernapasan atau inheler, namun di sini kami berikan langkah alami dalam menghilangkan penyakit asma.
11
12
Sekilas perihal penyakit asma yang disebut juga penyakit bengek, asma merupakan masalah pernafasan yang berbentuk alergis atau sensitif pada suatu hal yang masuk ke dalam tubuh apakah debu atau hawa dingin. Pasien penyakit asma dapat mengalami kesulitan bernafas dan merasa sesak di dada. Biasanynya disertai batuk saat bernafas dan bunyi tinggi tapi terdengar menyempit.Orang yang hidup dengan asma bisa merasakan bahwa kualitas hidup akan terpengaruh asma apalagi sampai mengancam jiwa oleh karena itu harus diketahui hal-hal yang dibutuhkan untuk menanganinya. Asma sesungguhnya dapat dikelola. 2.5.1 Berikut Cara Mengatasi dan Mengobati Penyakit Asma : 2.5.1.1 Alpukat Alpukat telah diketahui memiliki kandungan konsentrasi paling tinggi lglutathione ialah makanan anti-asma yang mampu membuat perlindungan sel, melawan rusak disebabkan radikal bebas, dan detoksifikasi tubuh dari polutan serta zat beresiko lain. l-glutathione dalam alpukat juga bisa menolong peradangan quells sistemik dan melakukan perbaikan kesehatan usus yang rusak. Suatu sistem yang pada gilirannya menolong menghindari penyebab asma. 2.5.1.2 Kubis Kubis adalah sumber alami vitamin c yang mempunyai kekuatan unik memblokir radikal bebas dan bertanggung jawab pada kontraksi otot polos saluran napas sisi didalam. Kubis juga adalah sumber fitokimia beta-karoten sebagai antioksidan kuat mengurangi tanda-tanda asma atau mencegahnya. 2.5.1.3 Bayam Suatu penelitian yang melibatkan 68.535 partisipan wanita menunjukkan bahwa konsumsi tinggi bayam terkait segera dengan menyusutnya resiko asma. Hasil riset ini barangkali didukung oleh fakta bahwa bayam tinggi kandungan vit. c, beta-karoten, vit. e, dan magnesium. 2.5.1.3 Pisang Menurut studi yang dilakukan pada tahun 2011 oleh beberapa peneliti dari imperial college london, makan pisang tiap-tiap hari bisa menghindari asma. penelitian tersebut mendapatkan bahwa anak-anak yang makan satu buah pisang 1 hari, alami penurunan risiko tanda-tanda asma layaknya mengi sampai lebih kurang 34 %.
12
13
2.5.1.5 Air Umumnya orang yang didiagnosis dengan asma, biasanya situasinya dikarenakan dikarenakan dehidrasi. menurut beberapa pakar, tanda-tanda asma itu awalannya bermula sebagai peringatan bahwa tubuh memerlukan air. hingga anda butuh memenuhi keperluan air tiap-tiap hari untuk menghindar berkembangnya tanda-tanda asma. 2.5.1.6 Jahe Jahe yaitu ramuan anti-asma yang kuat, apalagi sebagian orang menyebutkan bahwa manfaatnya tambah baik dibanding obat antihistamin layaknya benadryl saat membersihkan saluran hawa serta menghentikan peradangan. serat serta karakter antioksidannya bikin jahe bisa jadi obat yang ampuh tanpa menyebabkan dampak samping yang beresiko, yang bermakna safe untuk anda untuk menambahkannya ke didalam makanan sehari-hari serta minuman untuk kesehatan yang baik. 2.5.1.7 Kunyit Bahan aktif anti-inflamasi didalam kunyit juga bisa menangani peradangan yang bertanggung jawab pada pembengkakan paru-paru serta konstriksi saluran pernapasan sepanjang serangan asma. dikarenakan menolong melebarkan pembuluh darah serta mengendurkan otot, kunyit adalah senjata ampuh saat mencegah kambuhnya tanda-tanda asma. 2.5.1.8 Apel Apel memiliki kandungan quersetin yang sudah dapat dibuktikan berikan perlindungan yang kuat pada asma. sesuatu studi dari eropa mendapatkan bahwa wanita hamil yang konsumsi sekurang-kurangnya empat apel per minggu, 53 % lebih rendah pada risiko melahirkan anak dengan asma. 2.5.2
Langkah Lain Cara Menyembuhkan Penyakit Asma :
2.5.2.1 Konsumsi Kopi Seseorang yang konsumsi kopi hangat waktu asma kambuh, bisa menolong seseorang meredakan rasa sesaknya. perihal ini dikarenakan kopi telah banyak diketahui, serta efisien untuk buka saluran hawa yang terhimpit di dada.
13
14
2.5.2.2 Menghirup Aroma Minyak Kaya Putih Apabila anda telah rasakan tanda-tanda asma dapat nampak, cepatlah menghirup aroma minyak kayu putih. pasalnya aroma minyak kaya putih bisa menenangkan saraf. hingga bisa menghindar asma kembali kambuh, atau bisa melapangankan tarikan nafas anda waktu asma kambuh. 2.5.2.3 Meminum Jus Daun Kemangi Serta Madu Langkah lain agar bisa menangani serangan asma, anda dapat konsumsi jus daun kemangi yang digabung dengan madu. perihal ini sudah dapat dibuktikan menolong derita pasien asma serta mengembalikan pernafasan kembali ke situasi normal. 2.5.2.4 Menjauhi Area Yang Sesak Serta Berdebu Bila seseorang alami serangan asma, langkah paling baik yaitu untuk pergi ke tempat terbuka. tujuannya supaya anda dapat bernafas dengan bebas, tak tahu sembari duduk atau berdiri. 2.5.2.5 Geser Ke Area Yang Hangat Terkadang, hawa dingin juga menyebabkan asma seseorang kambuh, lantas cepatlah geser ke area hawa yang lebih hangat atau lembab. tujuannya supaya bisa meringankan sesak nafas anda dikarenakan asma, atau menghindar asma kambuh lagi. 2.5.2.6 Kurangi Serta Mengelola Stres. Stres yaitu factor lain yang bisa bikin asma lebih jelek. untuk menolong mengelola stres, sebagian metode layaknya pijat, meditasi, olahraga teratur, serta yoga bisa dicoba. 2.5.2.7 Mendapatkan Olahraga Yang Pas. Latihan aerobik baik dikerjakan oleh orang yang hidup dengan asma. latihan ini meliputi joging atau jalan pada pagi hari. tetapi, janganlah terlalu berlebih saat melakukan olahraga. olahraga terlalu berlebih dapat bikin tubuh kelelahan yang bisa menyebabkan serangan asma. tanyakan dengan dokter tentang type serta intensitas latihan yang pas. 2.5.2.8 Memelihara Sanitasi Yang Baik Di Lebih Kurang Area Tinggal. Orang yang hidup dengan asma mesti berusaha bikin lingkungan rumah sebersih barangkali.
14
15
yakinkan kamar mandi bersih, tidak lembab, atau ditumbuhi jamur. yakinkan juga semua ruangan rumah memperoleh ventilasi yang cukup. 2.5.2.9 Jauhi Semprotan Insektisida. Seorang pasien asma mesti hindari semprotan insektisida serta pestisida yang bisa mengganggu saluran pernapasan. bila pingin membasmi serangga di rumah, pakai langkah lain tak hanya memakai racun serangga. semprotan racun serangga cuma dapat menyebabkan serangan asma 2.5.2.10 Imbuhkan Penyaring Hawa Pada Ac. Debu dapat jadi penyebab asma. debu yang beterbangan waktu ac dihidupkan dapat jadi problem tersendiri untuk pasien asma. yakinkan untuk menempatkan filter hawa pada ac untuk memperoleh hawa yang bersih dari debu. 2.5.2.11 Kerjakan Latihan Pernapasan. Studi bagaimana bernapas dalam-dalam juga bisa menolong menangani masalah asma. kesusahan bernapas adalah di antara efek serangan asma serta studi bagaimana mengelola problem ini dapat sangat menolong. 2.5.2.12 Menambah mengonsumsi makanan yang kaya vit. a, b6, b12, vit. c, e, serta omega-3. membangun sistem kekebalan tubuh dengan makanan kaya nutrisi layaknya dijelaskan diatas dapat menolong kurangi derita serta tingkat kekambuhan asma. 2.5.2.13 Berhenti Merokok Serta Jauhi Asap Rokok. Asap rokok dapat jadi penyebab asma. lantas, berhentilah merokok serta jauhi asap rokok. 2.5.2.14 Hewan Peliharaan. Bila menderita asma, seseorang barangkali pingin mengambil keputusan untuk tidak memelihara hewan peliharaan di rumah. namun bila telah terlanjur memilikinya, yakinkan melindungi rumah bersih terlebih dari bulu hewan peliharaan yang bisa menyebabkan asma
15
16
DAFTAR PUSTAKA Adeniyi BO., Awopeju OF., Erhabor GE., 2009. Acute Severe Asthma. African Journal of Respiratory Medicine. Arif M., 2010. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: UNS Press hal. 71-131. Atmoko W., Khairina H., Faisal O., Bobian E. F., 2011. Prevalens Asma Tidak Terkontrol dan FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kontrol Asma di Poliklinik Asma Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta. J Respir Indo. 31 (2):53-60 (April, 2011) Bachtiar D., Wiyono W. H., Yunus F., 2011. Proporsi Asma Terkontrol di Klinik Asma RS Persahabatan Jakarta 2009. J Respir Indo. 31(2):90-100 (April, 2011) Cicak B., Verona E., Stefanovic M., 2008. An Individualized Approach in The Education of Asthmatic Children. Acta Clinica Croatica. 47(4):231-8 (Desember, 2008) Departemen Kesehatan RI., 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Departemen Kesehatan RI., 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007, Laporan Provinsi Jawa Tengah. Departemen Kesehatan RI., 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah., 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009. http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/2009/Profil_2009br.pdf (14 Mei 2013) Djojodibroto D., 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC hal. 105-15. Gan WQ., Man P., Sin DD., 2005. The Interactions Between Cigarette Smoking and Reduced Lung Function on Systemic Inflamation. CHEST. 127: 558-564 42 Global Initiative for Asthma (GINA)., 2006. Global Strategy for Asthma Management and Prevention
16