Tugas Keperawatan Medikal Bedah Hafna.docx

  • Uploaded by: PIPIT
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Keperawatan Medikal Bedah Hafna.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,468
  • Pages: 19
TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH VERTIGO (DIZZYNESS) Dosen Pengajar : Hafna Ilmy Muhalla Hafna Ilmy Muhalla S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.MB

Di susun oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Fitria Elza Nurul Ajis Ferlian Firmanda Eryka Widya Chinika Ariantiva S. Pipit Rahayu Ningtias Khoridatul Bahiyah Bella ernanda ika f

(201601092) (201601100) (201601102) (201601106) (201601108) (201601110) (201601112) (201601081)

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO TAHUN AJARAN 2018/2019

LEMBAR PENGESAHAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, Menyatakan bahwa makalah yang telah kami buat ini adalah sah dan asli hasil diskusi yang kami kerjakan sebaik-baiknya. Dengan ini kami kelompok 4 tingkat IIIC angkatan 2018/2019 menyerahkan makalah ini pada : Hari/tanggal

:

Tempat

:

Pukul

:

Oleh

: Mojokerto,

November 2018

Mengetahui dan menyetujui Dosen Pengajar

Ketua Kelompok

(Hafna Ilmy Muhalla S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.MB )

(Chinika Ariantiva Sari)

1

DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1 Asuhan Keperawatan pada Pasien Vertigo 2. Lampiran 2 Hubungan Antara Cideranya Kepala Dan Terjadinya Vertigo Di RS Muhammadiyah Lamongan

2

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................i DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................ii DAFTAR ISI.............................................................................................iii KATA PENGANTAR.................................................................................v BAB 1..........................................................................................................1 PENDAHULUAN......................................................................................1 1.1

Latar Belakang.............................................................................1

1.2

Rumusan Masalah........................................................................1

1.3

Tujuan............................................................................................1

BAB 2..........................................................................................................2 TINJAUAN TEORI...................................................................................2 2.1 Definisi..............................................................................................2 2.2 Etiologi..............................................................................................3 2.3 Insiden dan Prevalensi.....................................................................4 2.4 Manifastasi Klinis............................................................................6 2.5 Komplikasi.......................................................................................9 BAB 3........................................................................................................10 PENUTUP................................................................................................10 3.1

Kesimpulan.................................................................................10

3

3.2

Saran............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................12

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat – Nya, sehingga kami telah menyelesaikan makalah kami berjudul “Vertigo (dizzyness) ” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “KMB” Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto. Adapun penyelesaian makalah ini tak luput dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Segenap dosen dan staff di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang turut membantu menyediakan fasilitas belajar serta arahan – arahan yang telah diberikan 2. Ucapan terimakasih kepada Bapak, Ibu serta semua keluarga yang telah mendukung, mendorong serta memberikan fasilitas kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan 3. Serta Rekan – rekan mahasiswa STIKes Bina SeHat PPNI yang ikutsertadalammembantumenyelesaikanmakalahini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama bagi pembaca, penulis dan mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Mojokerto, 5 November 2018

Penulis

5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar. Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalam 4 subtipe tergantung gejala yang digambarkan oleh pasien. Terdapat empat tipe dizziness yaitu vertigo, lightheadedness, presyncope, dan disequilibrium. Yang paling sering adalah vertigo yaitu sekitar 54% dari keluhan dizziness yang dilaporkan pada primary care. Diagnosis banding vertigo meliputi penyebab perifer vestibular (berasal dari system saraf perifer), dan sentral vestibular (berasal dari sistem saraf pusat) dan kondisi lain. 93% pasien mengalami BPPV, acute vestibular neuronitis, atau meniere disease. Karena pasien dengan dizziness seringkali sulit menggambarkan gejala mereka, menentukan penyebab akan menjadi sulit. Penting untuk membuat sebuah pendekatan menggunakan pengetahuan dari kunci anamnesis, pemeriksaan fisik, dan temuan radiologis akan membantu dokter untuk menegakkan diagnosis dan memberi terapi yang tepat untuk pasien. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang kami dapat yaitu mengetahui klasifikasi dari vertigo. 1.3 Tujuan Tujuan penulisan tinjauan pustaka ini antara lain untuk memenuhi salah satu tugas Saraf & Jiwa. Selain itu, tujuan penulisan tinjauan pustaka ini juga untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan bagi orang lain yang membacanya terutama mengenai neurologi klsifikasi dari vertigo

1

BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi ”Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan pusing (Wahyono, 2007). Definisi vertigo adalah gerakan (sirkuler atau linier), atau gerakan sebenarnya dari tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti dengan gejala dari organ yang berada di bawah pengaruh saraf otonom dan mata (nistagmus) (Jenie, 2001). Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2005, mendefinisikan vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-objek disekitar penderita yang bersangkutan dengan gangguan sistem keseimbangan (ekuilibrum). Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system somato sensorik

(propioseptik).

Untuk

memperetahankan

keseimbangan

diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata (Lumban Tobing, 2003). Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar,

yang

biasanya

disertai

dengan

mual

dan

kehilangan

keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih

2

baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali (Israr, 2008). Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah telinga. Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah keseimbangan. Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan penglihatan (Putranta, 2005) Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009) 2.2 Etiologi Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008) 1. Keadaan lingkungan Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut) 2. Obat-obatan a. Alkohol b. Gentamisin 3. Kelainan sirkulasi

3

Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler 4. Kelainan di telinga a. Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo) b. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri c. Herpes zoster d. Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga) e. Peradangan saraf vestibuler f. Penyakit Meniere 5. Kelainan neurologis a. Sklerosis multipel b. Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya c. Tumor otak d. Tumor yang menekan saraf vestibularis. 2.3 Insiden dan Prevalensi Vertigo

seringkali

dinyatakan

sebagai

rasa

pusing,

sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya berputar-putar dan berjungkir balik. Vertigo disebabkan karena alat keseimbangan tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan tubuh dengan baik Prevalensi vertigo di Jerman, usia 18 tahun hingga 79 tahun adalah 30%, 24% diasumsikan karena kelainan vestibular. Penelitian di Prancis menemukan prevalensi vertigo 48%.(Grennberg DA, et al, 2013) Di Indonesia angka kejadian vertigo pada tahun 2012 dari usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50%, yang merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikeluhkan oleh penderita yang datang ke praktek umum, setelah nyeri kepala dan stroke. (Joesoef AA et. al., 2012) Keluhan vertigo sering muncul pada berbagai kasus yang sering kita jumpai di kehidupan seharihari diantaranya pada kasus cedera kepala .Distribusi cedera kepala terutama melibatkan kelompok

4

usia produktif antara 15-55 tahun dan lebih didominasi oleh kaum laki-laki dibandingkan dengan perempuan.(Japardi, 2010) Prevalensi cedera kepala di Indonesia adalah 8,2%, dengan prevalensi tertinggi ditemukan di Sulawesi Selatan (12,8%) dan terendah di Jambi (4,5%). Perbandingan hasil Riset Kesehatan Dasar / Riskesdas 2007 dengan Riskesdas 2013, menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi cedera kepala dari 7,5% menjadi 8,2%. Jawa Timur menduduki nomor 4 untuk kasus cedera kepala terbanyak (0,7%) setelah Papua (1%), Sumatra Utara (0,9%) dan Bangka Belitung (0,8%).(Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes, 2013) Vertigo pasca cedera kepala bisa timbul pasca cedera, beberapa hari atau minggu pasca cedera kepala ringan, sedang maupun berat. Angka kejadian vertigo pada pasien cedera kepala berkisar 55%. Insiden vertigo yang terjadi setelah cedera kepala sekitar 40-60% biasanya terjadi setelah cedera kepala ringan dan sedang.(Ramos ZR et al, 2016) Survei pendahuluan yang dilakukan dari data rekam medik di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, didapatkan kasus cedera kepala sebagai kasus yang cukup tinggi dengan jumlah pasien sebanyak 148 orang pada tahun 2016.

2.4 Manifastasi Klinis 2.4.1 Vertigo Sentral Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan serisibilitas dan fungsi

motorik.

Biasanya

pasien

mengeluh

lemah,

gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi

tanyanye

secara

berturut-turut

5

(dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler. 2..4.1 Vertigo perifer Lamanya vertigo berlangsung: a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik. Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB). Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan. b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam. Dapat dijumpai pada penyakit

meniere atau

vestibulopati berulang. Penyakit meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.

6

Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan. Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita

mengalami

disekuilibrium

(gangguan

keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap penderi penyakit meniere. c. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini mulanya vertigo, nausea,

dan

muntah

yang

menyertainya

mendadak. Gejala ini berlangsung

ialah

beberapa hari

sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam. Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit ini akan mereda 7

secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.Pemeriksaan menunjukkan penyakit

elektronistagmografi

penyembuhan

namun

pada

(ENG)

total

pada

beberapa

sebagian

besar

penderita

didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus

akan

berkurang

bila

kita

menfiksasi

pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere, vertigo pasca trauma N

2.5 Komplikasi

O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Vertigo Periferal (Vestibulogenik)

Vertigo Sentral (Non-Vestibuler)

Pandangan gelap Rasa lelah dan stamina

Penglihatan ganda Sukar menelan Kelumpuhan otot-otot Sakit kepala yang parah Kesadaran terganggu Tidak mampu berkata-

menurun Jantung berdebar wajah Hilang keseimbangan Tidak mampu berkonsentrasi Perasaan seperti mabuk Otot terasa sakit Mual dan muntah-muntah Memori dan daya pikir menurun Sensitif

pada

kata Hilangnya koordinasi Mual dan muntahmuntah Tubuh terasa lemah

cahaya

terang dan Suara Berkeringat Komplikasi vertigo adalah masalah vertigo pada seseorang yang terjadi akibat dari masalah lain. Sehingga vertigo adalah bukan

8

penyakit utama namun hanya berupa gejala yang terasa pada kepala seseorang seperti berputar dan mual yang mana sebenarnya vertigo itu terjadi bila ada penyebabnya. Berdasarkan skenario komplikasi yang dapat dialami pasien adalah: a. b. c. d. e. f. g.

Mual. Muntah. Pusing. Pandangan berputar. Lemas. Tidak nafsu makan. Kurang bertenaga.

9

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali. Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran

vestibular

yang mengalami

kerusakan,

yaitu

vertigo

periferal dan vertigo sentral. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan),

dan

labyrinthitis

(radang

di

bagian

dalam

pendengaran). Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil). 3.2 Saran Penulis

menyadari

dalam

penulisan

masih

jauh

dari

kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan dan perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan tentang Vertigo (dizzyness) kepada

pembaca,penulis dan mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.

DAFTAR PUSTAKA

Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI Iswahyuni, S. (2012). Asuhan keperawatan pada pasien vertigo. ISSN: 2085.2754, VOL 4 Hal 27- 33. cantik mahendra putri, r. b. (2016). Hubungan antara cidera kepala dan terjadinya vertigo di rumah sakit muhamadiyah lamongan. vol 12 no 1. Greenberg DA, Simon, RP, 2013. Mononeuropathy Simplex. A Lange Medical Book Clinical Neurology. 3rd ed. USA : Appleton Lange; 171.lippincot William & Wilkins. Joesoef AA, Suryamihardja A, Dewanti et al., 2012. Pedoman Tatalaksana Vertigo, Kelompok Studi Vertigo, PERDOSSI. Japardi, I, 2010. Cedera Kepala. PT Bhuana IlmuPopuler Kelompok Gramedia, Jakarta

12

Related Documents


More Documents from "Putri Mayang"