TUGAS FARMASI INDUSTRI KUALIFIKASI DAN KALIBRASI
Disusun oleh: ALFIN GIOVANI
2448718058
PROGRAM STUDI APOTEKER PERIODE 53 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2019
ALAT PRODUKSI – V MIXER I.
Kualifikasi Design
Mesin mixer merupakan salah satu dari berbagai jenis mesin yang digunakan untuk mencampur berbagai jenis material, penggunaannya di bidang industri maupun penelitian. Seperti penggunaan mesin mixer internal atau dua buah rol pada proses pembuatan komposit yang masih bisa menimbulkan resiko degradasi terhadap komposit itu sendiri, namun hal ini dapat diperbaiki dengan dengan melakukan metode melt-mixing pada material. Kualitas pencampuran jika menggunakan metode yang lama diukur karakteristik fisis campuran seperti densitas, berat rata-rata partikel dan ukuran masing-masing komponen namun beberapa persamaan Poole, Taylor dan Wall dapat digunakan untuk mengukur seberapa random campuran yang melakukan simulasi perubahan kualitas campuran selama proses mixing menyatakan bahwa pada sistem butiran terlihat jumlah butiran yang paling banyak memperlihatkan kualitas campuran yang kurang baik bila dibandingkan dengan jumlah komponen yang lebih sedikit. Kecepatan sebagai salah satu parameter pengadukan akan mempengaruhi sifat mekanik material seperti pada agar gel yang berasal dari polysacarida kecepatan pengadukan akan mempengaruhi porositas dan terbentuknya gelembung udara, pada material ini kecepatan pengadukan tinggi lebih disukai karena akan menghasilkan modulus yang lebih tinggi. Selain kecepatan pengadukan pada beberapa material sepert concrete memperlihatkan bahwa waktu pengadukan akan yang lebih lama mengakibatkan penurunan terhadap kekuatan kompresi material. Pada skala tertentu dari pengamatan distribusi material-material ini memperlihatkan adanya fenomena segregasi dari campuran. Campuran yang diaduk Universitas Sumatera Utara 7 bisa cairan juga padatan yang berbentuk serbuk, Menurut Bauman.I,dkk bahwa jenis mixer statis, blender typeV juga jenis Turbula dapat digunakan untuk percampuran serbuk (powder) dengan karakteristik yang berbeda. Penggunaan mixer statis juga memiliki keuntungan dibanding mixer jenis lain dikarenakan lebih murah pada saat operasional dan sangat mudah dipasang dan dibersihkan. Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer yang berdasarkan jumlah propeler-nya (turbin), yaitu mixer dengan satu propeller dan mixer dengan dua proeiller. Mixer dengan satu propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer dengan dua
propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositas tinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur (emulsi), selain itu ketinggi emulsi bervariasi dari waktu ke waktu. V Mixer adalah mesin pencampur yang efisien dan serbaguna untuk proses pencampuran serbuk kering secara homogen. Sekitar dua per tiga volume Mixer diisi untuk memastikan pencampuran yang tepat. V mixer cocok untuk jenis bahan yang berbentuk serbuk halus maupun butiran yang kering. Semua bahan mendapatkan gerakan yang kontinyu yang menyebabkan tercampurnya semua bahan secara homogen dikarenakan bentuk wadahnya berbentuk V. Gerakan yang dihasilkan oleh V mixer adalah gerakan sedang dimana akan menghasilkan pencampuran yang baik.V mixer dapat dipasangkan roda tangan yang dapat memutar alat secara manual. V mixer tidak ada pisau yang bergerak sehingga tidak terjadi pengecilan ukuran partikel. Pencampuran silinder memiliki struktur yang unik, efisien untuk pencampuran yang tinggi, seragam dan tidak ada sudut mati. Mesin V mixer terbuat dari Stainless Steel 304 dan Stainless Steel 316 L ataupun besi tahan karat, dinding mesin bagian dalam maupun luar dipolish. Volumenya hingga 10000 L, dirancang untuk suhu normal dan tekanan atmosfer normal. Bagian katup katup dapat dioperasikan secara manual dan tersedia kontrol untuk variabel pergerakan frekuensi, motor stater dan tempat operator. V mixer ini dapat digunakan untuk industri Farmasi, industri kimia dan insustri makanan. Spesifikasi Spesifikasi
Total
Working
Feed
Feeding
Volume
Volume
Volume
Speed
(L)
(L)
(Kg)
(rpm)
Power
Berat
(kw)
(kg)
0,05
50
25
15
25
0,55
500
0,15
150
75
45
20
0,75
650
0,3
300
150
90
20
1,1
820
0,5
500
250
150
18
1,5
1250
1
1000
500
300
15
3
1800
1,5
1500
750
450
12
4
2100
2
2000
1000
600
12
5,5
2450
3
3000
1500
900
9
5,5
2980
4
4000
2000
1200
9
7,5
3300
5
5000
2500
1500
8
7,5
3880
Spesifikasi
II.
Total
Working
Feed
Feeding
Volume
Volume
Volume
Speed
(L)
(L)
(Kg)
(rpm)
Power
Berat
(kw)
(kg)
6
6000
3000
1800
8
11
4550
8
8000
4000
2400
6
15
5200
10
10000
5000
3000
6
16,5
6000
Kualifikasi Instalasi V Mixer terdiri dari dua pipa berdiameter besar yang dipotong dengan sudut 60 derajat dan disambung untuk membentuk V. Tempat masuk bahan biasanya terletak diatas pada masingmasing kaki dari V. Pada titik V terdiri perpindahan dari aliran elliptical pada titik putar agar dapat berguling 360° dan setiap pengoperasian dari titik putar ke dalam unit. Bahan dimasukan biasanya hingga mencapai tingkat pemasukan 50-60 persen dari kapasitas Mixer. Alat ini berguling seperti double-cone blender, tapi sifat pencampuran berbeda karena bentuk dari unitnya.Seperti Mixerbentuk V berguling, bahan secara kontinyu terpisah dan menjadi satu kembali. Proses pencampuran mencapai 5 hingga 15 menit dengan homogenitas 95 persen atau lebih baik. Mesin pencampur ini cocok digunakandi industri farmasi skala besar.
Pemasangan Instalasi
1
5 2 3 4
1. Dimana tempat masuknya granul atau serbuk yang akan di mixer. Disana terdapat penutup yang akan dikunci, sehingga saat dilakukan proses pencampuran tutup tidak akan terlepas dan serbuk tidak akan tercecer. 2. Dimana tempat keluarnya granul atau serbuk setelah proses pencampuran, dibagian bawah juga terdapat penutup yang dikunci agar pada saat proses pencampuran tutup tidak akan terlepas dan serbuk tidak akan tercecer. 3. Merupakan penghubung antara mesin dan bagian V shape, disana letak pemutaran alat agar alat dapat berputar dan juga terdapat kunci agar alat berjalan dengan baik 4. Merupakan tombol tombol untuk pengoperasian mesin 5. Tempat mengatur kecepatan mesin. III.
Kualifikasi Operasional Kualifikasi Operasional diartikan sebagai dokumentasi yang memverifikasikan bahwa seluruh fasilitas, system dan peralatan yang telah diinstalasi atau dimodifikasi berfungsi sesuai rancangan pada rentang operasional yang diantisipasi. Tujuannya adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa system atau peralatan yang telah diinstalasi bekerja sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Penggunan suatu barang dengan fungsi yang tepat dan batasan pemakaian yang tepat dapat memperkecil biyaya cost untuk perawatan atau perbaikan mesin. Misalkan saj bahwa V mixer dapat digunakan untuk pencampuran serbuk atau granul, misalkan saja kita menggunakan alat V mixer spesifikasi 1 dimana mesin dapat menampung 1000 L serbuk atau granul namun yang diisi hanya 500 L dengan kecepatan 15 rpm, powernya 3 kw dan berat totalnya 1800 kg. Penggunaan V mixer perlu operator khusus yang mengetahui cara kerja dari mesin dan bagaimana protap menjalankan mesin V mixer ini. Perlu adanya pelatihan khusus untuk operator
bagaimana menjalankan mesin dengan baik dan benar. Protap menjalankan mesin V mixer sebagai berikut: 1. Memastikan alat sudah dicuci 2. Menghubungkan V shape dengan mesin dan memastikan bahwa kunci antara V shape denga mesin sudah terpasang kuat. 3. Menutup bagian bawah dari V shape dan memastikan sudah terkunci dengan benar 4. Membuka kedua tutup dari Ujung Vshape dan mengisi dengan granul secara rata baik dari bagaian kanan atau kiri, Mengisi serbuk atau granul hanya 50% dari volume mesin. 5. Menutup bagian atas V mixer dan memastikan kunci tertutup rapat 6. Mengatur rpm yang diinginkan dan lama waktu yang diinginkan Setelah alat digunakan, maka perlu lakukan pencucian alat. Tersedianya prosedur pembersihan yang efektif untuk membersihkan peralatan pengolahan hingga pengemasan primer adalah penting untuk mencegah risiko kontaminasi silang terhadap produk berikutnya yang diproduksi di peralatan yang sama. Kontaminasi dapat bersumber dari bahan aktif dari produk sebelumnya, deterjen, mikroba dari lingkungan atau bahan lain seperti pelumas dan debu. Untuk menjamin bahwa suatu mesin sudah dilakukan pembersihan dan dilakukan secara efisien maka dilakukan validasi pembersihan, di dalam validasi pembersihan ditentukan beberapa macam senyawa marker yang jumlahnya dibatasi misalkan saja jumlah produk sebelumnya, jumlah mikroba jumlah deterjen. Beberapa cara untuk menunjukan batasan senyawa maker : Pengamatan secara visual kebersihan permukaan alat yang kontak langsung dengan produk Kualitas air bilasan akhir Residu yang diambil secara usap dan / atau bilas Cemaran mikroba pada permukaan alat yang kontak dengan produk
IV.
Kualifikasi Perfomance Kualifikasi Perfomance merupakan dokumentasi yang memverifikasikan bahwa fasilitas, sistem dan peralatan, yang telah terpasang dan difungsikan, dapat bekerja secara efektif dan memberi hasil yang dapat terulang, berdasarkan metode proses dan spesifikasi yang disetujui. Kualifikasi performance dilakukan setelah KI dan KO selesai dilaksanakan, dikaji dan disetujui. Kualitas perfomance mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut:
Pengujian dengan menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang memenuhi spesifikasi atau produk simulasi yang dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses, fasilitas, sistem dan peralatan; Uji yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional atas dan bawah. Untuk memastikan bahwa mixer berjalan sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan maka perlu dilakukan percobaan. Percobaan dapat dilakukan dengan menggunakan placebo. Dimasukan 50% volume placebo dari volume tangki mixer, kemudian di atur keepatan dan waktunya, lalu alat dijalankan, setelah menggunakan placebo maka dapat dilakukan pengujian dengan bahan sesungguhnya, dengan demikian dapat mendokumetasikan spesifikasi alat yang sesuai dengan persyaratan yang ada dengan hasil yang diinginkan. Untuk personalia yang menjalankan alat perlu dilakukan pelatihan bertahap untuk menjalankan sebuah prosedur yang sudah dibuatkan, dan melakukan protap cara kerja alat V mixer dengan baik agar tidak adanya kesalahan yang mengakibatkan kerusakan alat ataupun produk.
A. HPLC (ALAT QC)
1. Design Qualification (DQ) Elemen Desain Tujuan Penggunaan
Contoh Analisis Senyawa Obat
Elemen Desain
Contoh
Spesifikasi kebutuhan pengguna untuk
• Hingga 100 sampel / hari
analisis HPLC
• Analisis over-night otomatis • Batas kuantitasi: 0,1% • Konfirmasi identitas puncak secara otomatis dan kemurnian dengan deteksi diode-array • Kuantisasi senyawa otomatis dan
Spesifikasi Fungsional a. Pump b. Detector c. Autosampler d. Column Compartment e. Computer
pencetakan laporan Gradien yang lebih tinggi UV / Vis Diode-array, 190-900 nm 100 sampel, 0,5 ul hingga 5 ml volume sampel Kompartemen kolom 15 hingga 60 Deg C, peltier controlled Akuisisi data untuk sinyal dan spektrum, integrasi puncak dan kuantisasi, evaluasi spektral untuk kemurnian puncak dan konfirmasi gabungan. Simpan semua kromatogram secara elektronik
Spesifikasi Operasional
dihasilkan oleh sistem. Detektor: Baseline noise: <5 x 10-5 AU • Sampler: Inj presisi. volume: <0,5% RSD, sampel terbawa: <0,5% • Pompa: presisi retent. Waktu: <0,5%
Instruksi Penggunaan
RSD Buku panduan dan tutorial berbasis
Validasi
komputer Harus memberikan prosedur dan layanan untuk IQ dan OQ
2. Installation Qualification a. Sebelum instalasi - Dapatkan rekomendasi pabrik untuk situs pemasangan - Periksa listrik, dan kondisi lingkungan seperti kelembaban dan suhu.
- Berikan ruang rak yang cukup untuk peralatan, SOP, operasi manual dan perangkat lunak. b. Selama instalasi
-
Bandingkan peralatan, seperti yang diterima, dengan pesanan pembelian (termasuk perangkat lunak, aksesori, suku cadang)
-
Periksa dokumentasi untuk kelengkapan (manual operasi, instruksi perawatan, prosedur operasi standar untuk sertifikat pengujian, keamanan dan validasi)
-
Periksa peralatan apakah ada kerusakan
-
Instal perangkat keras (komputer, peralatan, perlengkapan dan tabung untuk koneksi cairan, kolom dalam HPLC dan GC, kabel daya, data kabel kontrol aliran dan instrumen)
-
Nyalakan instrumen dan pastikan semua modul menyala dan melakukan swa-uji elektronik
-
Identifikasi dan buat daftar dengan deskripsi semua perangkat keras,termasuk gambar yang sesuai.
-
Jalankan sampel uji dan bandingkan hasil cetak kromatogram dengan kromatogram referensi
-
Daftar manual peralatan dan SOP
-
Siapkan laporan instalasi
3. Operational Qualification
4. Performance Qualification Tes PQ adalah aplikasi spesifik. Jika batas deteksi dan / atau kuantisasi sangat penting, profil intensitas lampu atau baseline noise dseharusnya diuji. Mereka harus menggunakan kolom dan bahan kimia yang sama seperti yang digunakan untuk sampel nyata. Tes harus mencakup : a. ketepatan jumlah b. ketepatan waktu retensi c. resolusi antara dua puncak d. lebar puncak setengah tinggi atau e. tailing puncak f. baseline noise g. kurasi panjang gelombang UV / Visible wavelength h. detektor, lebih disukai menggunakan filter holmium-oksida. 5. Kalibrasi HPLC Prosedur kalibrasi alat HPLC bertujuan untuk menjamin bahwa kalibrasi dilakukan sesuai dengan prosedur sehingga hasil kalibrasi yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan
ketepatan dan kebenarannya. Kalibrasi dalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Prosedur Quaternary Pump Tes kebocoran pada 350 bar dengan solvent methanol - Lepaskan tubing pada outlet pump - Tutup outlet pump dengan “ Column end plug “ - Max Pressure limit sebesar 350 bar - Set flow rate 0.2 ml /menit , jalankan pump -
pump akan berhenti secara otomatis bila tekanna telah mencapai 350 bar. Amati tekanan pada 1 menit setelah pump berhenti.
-
Tekanan tidak bleh turun <310 bar. Buka reference valve untuk menghilangkan tekanan. bila pump gagal, amati apakah ada kebocoran pada setiap sambungan, seal pluger dan lakukan perbaikan atau pergantian spare part bila diperlukan, kebocoran ini.
Tes Akurasi Flow Rate dengan Solvent Methanol - Ganti “ Column end plug “ pada outlet pump dengan SS Tubing. - Arahkan tubing ke dalam labu ukur 25 ml set flow rate pada pump A sebanyak 5 ml / menit, dengan menggunakan stop watch catat waktu yang perlu diperlukan untuk menampung 25 ml, lalu set flow rate 0 ml/menit.
-
Arahkan tubing ke dalam labu ukur 10 ml, set flow rate pump A sebanyak 0,5 ml/menit dengan menggunakan stop watch , catat waktu yang perlu untuk menampung 25 ml, lalu set
-
flow rate 0 ml/menit. Hitung akurasi flow rate dengan rumus = 1/3{(A/300)+(B/600)+(C/1200)} x 100%, dimana : A = penyimpangan waktu ( dalam detik ) dari waktu 5 menit B = penyimpangan waktu ( dalam detik ) dari waktu 10 menit C = penyimpangan waktu ( dalam detik ) dari waktu 20 menit
-
Akurasi flow rate harus <3%. Lakukan hal yang sama untuk pump B, C, dan D.
Tes Akurasi Komposisi Gradient - Siapkan Erlenmeyer 500 ml dan isis dengan methanol yang telah disring dengan filter 0.4 , -
masukan selang pump A ke dalam Erlenmeyer tersebut. Siapkan Erlenmeyer 500 ml dan isi dengan larutan propyl paraben dalam methanol dengan
-
konsentrasi 10 mg/ml, masukkan selang pump B ke dalam Erlenmeyer tersebut. Lakukan priming untuk kedua solvent tersebut Sambungkan tubing outlet injector ke detector ( tanpa column dan pre column ). Atur set up pump sebagai berikut : Tabel 1 Akurasi Komposisi Gradient
-
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Klik detector VWD
Time 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 25.00
Flow 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
%A 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 100 100
klik set up VWD signal -
set Wave length = 257 nm Klik run control Klik sample info lalu isikan nama sampel dan nama file
%B 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 0
Curva * 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
-
Lakukan injeksi methanol, tunggu hingga 25 menit Setelah didapatkan kromatogram , lakukan integrasi dengan parameter sebagai berikut : Minimum area Minimum
0 0
height Peak width
Di set sehingga satu level diwakilinoleh satu
Peak treshold
puncak (ada RT-nya) Di set sehingga satu level diwakili oleh satu
puncak (ada RT-nya) Pada integration event, lakukan force baseline by time mulai 0.0 -
menit -25 menit Cetak kromatogram dengan menggunakan reporting method yang ada kolom peak height
-
nya Masukkan nilai peak height tiap level yang menyatakan komposisi vitamin B. Bagi peak height tiap peak dengan peak height dari peak yang mewakili 100% B. Kurangkan hasil pembagian tersebut dari 1/100 nilai %B yang diwakilinya. Nilai maksimum dari hasil pada step sebelumnya adaah persentase akiurasi komposisi. nilainya harus <0.5%.
-
Temperature Acuracy Ganti “column end plug” pada outlet pump dengan SS tubing. Set flow rate 2 ml /min. Set suhu 36C Arahkan tubing ke thermometer dan setelah suhu stabil, catat hasil yang ditunjukkan
-
thermometer. Selisih sushu maksimum 2C
-
Detector VWD Tes Linearity Absorbens Detector Siapkan standard caffeine dalam air dalam konsentrasi : 5 mg/L, 25 mg/L, 125 mg/L, 250 mg/L, dan beri label masing –masing larutan #1 sampai #4.
-
set panjang gelombang = 272 nm. Pasang coloumn ODS STR-II 250 L x 4.0 mml. D, mobile phase aquabidest 85%
-
acetonenitrile 15%, flow rate 0.8 ml/min, suhu column 36C Injekkan masing-masing standard an print hasil kromatogramnya Hitung sensitifity dengan cara membagi pembacaan absorbens membagi pembacaan absorbens dengan konsentrasi larutan masing-masing dan catat pada
-
column sensitivity. Hitung %RSD dari coloumn sensitivity Hasilnya haru s <5%
-
Buat kurva yang menghubungkan konsentrasi dengan area Hitung nilai korelasinya , nilai min adalah 0.99900
-
Noise, Pressure, dan Temperature Stability Pasang column ODS STR-II 250 L x 4.0 mml. D, mobile phase aquabidest 100%, flow rate
-
1.0 ml/min , suhu column 36C Set panjang gelombang = 254 nm. Stop time 10 min. Run method tanpa menginajk apapun dan print hasil kromatogramnya Amati nilai Wander dan drift pada kromatogram, nilai Wander (mAU) maksimum 0.2 mAU
-
dan nilai drift maksimum 0.5 mAU/h. Untuk temperature stability , nlai selisih temperature maksimum adalah 0.5C Untuk temperature stability, nilai selisih temperature maksimum 0.5C Sedangkan untuk pressure stability, nilai selisih makimum 5% OVERAL SYSTEM PERFORMANCE (HPLC dengan DETECOR UV/VIS) Bahan yang diperlukan Methanol Milli-Q Water Methyl paraben Prophyl paraben Column ODS STR-II 250 L x 4.0 mml.D. Overal method Parameter Column Mobile Phase Flow rate Wave lenght Sampel
ODS STR-II 250 L x 4.0 mml.D. 60/40 methanol/air 1 ml/min 254 nm 0.05 mg/ml methyl dan prophyl paraben
Injection volume
20
I
Penyiapan Fasa Gerak Untuk membuat 500 ml methanol /H2O 60/40, tambahkan 300 ml methanol ke dalam 200 ml air, aduk sampai homogen Penyiapan Sampel - Buat “ Stock Solution” methyl prophyl parabnen ( dicampur ) , sehingga -
konsentrasinya 0.5 mg/ml Untuk membuat konsentrasi 0.05 mg/ml, pipet “stock solution” dan masukkan ke dalam labu ukjr 10 ml dan tambahkan sampai dengan tanda dengan menggunkan fasa gerak
Melakukan Enam (6) kali Injeksi - Siapkan fase geerak methanol di pump A dan air di pump B. -
atur perbaningan fase gerak methanol /air 60/40 Alirkan fase gerak denga flow rate 1.0 ml/min selama satu jam hingga output
-
detector stabil Catat area dan teetion time untuk tiap peak dari setiap injeksi Hitung % RSD retention time dan area atau amount , menggunakan prophyl paraben
-
untuk perhitungan Presisiuntuk area atau amount harus <1.0% RSD Presisi untuk retention time harus <1.0%RSD -