Tugas Bu Dwi.docx

  • Uploaded by: Misael Silooy
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Bu Dwi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,168
  • Pages: 28
METODE DAN PERALATAN KONSTRUKSI

NAMA

: MISAEL B A SILOOY

NIM

: 1765490023

MANAGEMEN PERALATAN BERAT

1. Sejarah Penggunaan Metode Pelaksanaan Pondasi Dalam ( Tiang Pancang) Pondasi tiang pancang adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi memindahkan beban struktur dan beban bangunan ke tanah. Umumnya tiang pancang digunakan atau dipilih apabila kondisi tanah relatif stabil dan kedalaman tanah keras masih terjangkau atau tidak terletak jauh di bawah permukaan tanah. Jenis pondasi tiang pancang tidak dapat digunakan pada kondisi tanah yang berisi batu-batuan. Pondasi tiang pancang dapat terbuat dari kayu keras, beton dan baja (pipa atau profil).

Penggunaan Sistem pondasi tiang pancang digunakan untuk berbagai proyek konstruksi dari stabilisasi Hunian tempat tinggal/rumah hingga jembatan dan jalur kereta api hingga gedung pencakar langit di kota-kota besar. Pondasi dalam digunakan untuk memindahkan beban dari konstruksi itu sendiri yang kemudia dihantarkan kedalam tanah hingga mencapai tanah dalam keras yang dapat memikul beban tersebut . Dua alasan paling umum untuk menggunakan pondasi dalam adalah beban desain yang sangat besar (seperti yang terkait dengan pencakar langit) atau tanah dangkal yang buruk yang tidak cocok untuk konstruksi. Para insinyur telah memahami perlunya membangun di atas fondasi yang kokoh selama ribuan tahun.

Penggunaan pondasi dalam untuk konstruksi bangunan dapat dikatakan sudah banyak pada saat ini, asal-usul konstruksi pondasi dalam masih belum jelas dari mana asalnya. Banyak catatan kuno telah didokumentasikan tentang upaya gagal membangun gedung tinggi. Kegagalan seperti itu sangat mungkin disebabkan oleh kekuatan menahan beban dari fondasi yang tidak memadai. Kita tahu bahwa penggunaan tumpukan kayu untuk konstruksi bangunan berasal dari setidaknya Abad Pertengahan; sementara orang Romawi kuno sering menggunakan tumpukan kayu untuk pembangunan jembatan lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Tumpukan ini (balok vertikal) terdiri dari batang kayu yang telah ditajamkan ujungnya dan dimasukan ke dalam tanah, dengan menggunakan mesin yang dioperasikan dengan menggunakan

kekuatan orang sampai batas mekanisme penggerak tercapai dan kayu tidak dapat masuk lebih dalam lagi (suatu kondisi yang dikenal sebagai penolakan) . Teknik ini,

Foto: Replika pengemudi tiang pancang Romawi kuno. Penggunaan alat pengemudi tiang pancang awal inilah yang memungkinkan orang Romawi kuno membangun jembatan besar dan kokoh dengan sangat cepat (kadangkadang dalam waktu kurang dari 10 hari). Hal ini memungkinkan adanya jalur transportasi tidak hanya pasukan Romawi, tetapi juga sebagai jalur transportasi pasokan bahan pangan dan peralatan.

Bangsa Romawi sering menggunakan tiang pancang, dan membangun banyak struktur, termasuk bangunan, rumah, jembatan, jalan dan jembatan di atas tiang pancang. Bangsa Romawi membangun jembatan pertama di seberang Sungai Tiber di Roma dengan menggunakan tiang pancang kayu pada BC 1620. Rumah-rumah di kota-kota Venesia dan Ravenna juga dibangun di atas tiang pancang kayu dari BC 100 hingga 400 Masehi. Orang Romawi juga membangun jembatan pertama di seberang Sungai Thames di London pada tahun 60 M dengan menggunakan pondasi tiang pancang kayu. Zaman modern pengawetan kayu dimulai di Inggris pada tahun 1832 dengan konsep tekanan menyuntikkan bahan kimia ke dalam kayu. Di AS pabrik pengolahan pertama dibangun pada tahun 1848 untuk merawat ikatan kereta api.

The Erie Canal locks di New York, selesai pada tahun 1825, dibangun dengan satu dan dua ton balok pada lantai kunci, didukung dekang menggunakan sistem pondasi tiang pancang kayu setinggi 6 kaki (1,8 meter). Setiap kunci kanal didukung dengan

menggukanan 700 tiang, disusun dalam barisan 15 sampai 20 tiang dengan lebar dan dua kaki terpisah.

Referensi lain untuk tiang pancang kuno termasuk Penduduk danau Swiss yang, sekitar 6000 tahun yang lalu, diperkirakan telah membangun struktur di atas fondasi bertumpuk untuk meninggikan tempat tinggal untuk melindungi penghuninya dari serangan

2. PERSYARATAN KONDISI Untuk mendapatkan mutu kualitas yang sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan yang diperlukan pada pekerjaan pemancangan di lapangan maka diperlukan beberapa hal antara lain a. Uji Labolatorium Sebelum dilakukan pekerjaan, perlu

dilakukan testing / pengujian

material,

terutama test material Tiang Pancang Baja dan Beton Pengujian / testing dilakukan sesuai yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis dan standar yang berlaku umum. 1) Tahapan Slump Beton (untuk Uji Tekan Beton) Setiap 5 ( lima ) m3 beton diambil minimal 3 buah benda uji (atau ditentukan lain sesuai spek. Teknis) berupa silinder atau kubus beton atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis, untuk dibawa ke laboratorium untuk mengetahui strength capacity pada umur 28 hari. Silinder atau kubus beton diberi tanda berupa tanggal dan lokasi pengecoran.

b. Pengendalian kualitas dan Kuantitas pekerjaan. Untuk

menjamin

terlaksananya

pengendalian

kualitas/mutu

proyek

dipergunakan Sistem Manajemen Mutu Standar ISO yang dimiliki kontraktor dengan cara antara lain : •

Membuat Rencana Mutu Proyek.



Membuat Prosedur Kerja.



Membuat Instruksi Kerja Pekerjaan.



Membuat Rencana Inspeksi dan Test.

Untuk menjamin bahwa setiap material yang akan dipergunakan telah memenuhi persyaratan spesifikasi dan setiap proses produksi telah memenuhi prosedur yang telah ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi dan setiap hasil akhir dan setiap pekerjaan betul-betul telah memenuhl persyaratan spesifikasi dan gambar, diper1ukan suatu Rencana Mutu Proyek (Project Quality Plan) berdasarkan Spesifikasi Teknik. Untuk menjamin terlaksananya Sistem Jaminan Mutu maka diperlukan suatu cara pengendalian mutu yaitu dengan melaksanakan Audit Mutu Internal dan Audit Mutu Ekstemal yang dilaksanakan secara periodik selama periode kontrak. Tujuan; 

Menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan spek dan gambar kerja. tidak ada

perbaikan/pembongkaran

yang

berakibat

mundurnya

jadwal

pelaksanaan. 

Dengan terkendalinya Material dan Pekerjaan, maka prediksi item pekerjaan tepat waktu dan akhinya secara keseluruhan pekerjaan dapat tepat waktu sesuai dengan rencana pelaksanaan.

3. Peralatan Berat Dalam Pekerjaan Pemancangan a. Crank dan Alat Pemancang

Bagian2 pada gambar diatas dijelaskan sebagai berikut:

1) Leads ]Bagian ini merupakan jalan (truck) untuk bergeraknya pemukul (hammer) ke atas dan ke bawah. 2) Template Dudukan pada pada alas Alat pancang yang berfungsi untuk membuat alat lebih kuat dan seimbang. Pada pemancangan atas laut dapat juga digunakan kapal tongkang yang diikat sampai pada titik stabil. Sehingga pemancangan dapat dilakukan dengan baik. 3) Cushions Bantalan berfungsi untuk menjaga agar kepala tiang tidak rusak akibat pemukulan, bertempat di antara anvil dan kepala tiang 4) Hammer Bagian ini biasanya terbuat dari bajamasif/pejal yang berfungsi sebagai palu untuk memukul tiang pancang agar masuk ke dalam tanah. Jenis -jenis Humer Head antara lain: a) Drop Hammer Drop Hammer merupakan palu berat yang diletakan pada ketinggian tertentu di atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai bagian atas tiang.

b) Vibratory Pile Driver Alat ini sangat baik dimanfaatkan pada tanah lembab. Jika material dilokasi berupa pasir kering maka pekerjaan menjadi lebih sulit karena material tidak terpengaruh dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh alat.

c) Diesel Hammer Diesel hammer memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston, atau ram, tangki bahan baker, tengki pelumas, pompa bahan baker, injector, dan mesin pelumas.

d) Hydraulic Hammer Cara kerja Hammer ini adalah berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis. Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan untuk memancang fondasi tiang baja H dan fondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong, dan ditarik.

5) Crane Crane adalah suatu alat pengangkat dan pemindah material yang bekerja dengan perinsip kerja tali, Crane digunakan untuk angkat muatan secara vertikal dan gerak kearah horizontal bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ke tempat yang telah ditentukan dengan mekanisme pergerakan Crane secara dua derajat kebebasan.

4. Metode Pelaksanaan Pemancangan Tiang Pancang Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang menggunakan alat pancang hidrolik, yaitu sebagai berikut : 1. Penyiapan lahan area kerja yang cukup guna penampatan alat berat juga area manuver alat. 2. Penyiapan lahan untuk penempatan material (tiang pancang) pada posisi yang strategis guna memudahkan dalam pengerjaannya. 3. Pada masing masing tiang pancang diberi identitas dan diberi meteran per satu meter. 4. Penyiapan alat-alat kerja pendukung lainnya. 5. Melakukan pengukuran : 

Pengukuran dilakukan oleh Pemborong dengan disaksikan dan disahkan oleh Direksi/MK.



Kedudukan/posisi dari masing-masing tiang pancang harus ditandai dengan patok bergaris tengah 80 mm dengan panjang 300 mm yang ditancapkan didalam tanah.



Bagian atas patok sepanjang 150 mm harus dicat dengan warna yang menyolok.



Sebelum mulai jacking, tiang yang akan dijacking harus dicheck dan berada dalam keadaan/posisi vertikal.



Penyambungan tiap bagian tiang dengan las harus dilakukan secermat mungkin dan benar, sehingga tidak ada celah/lubang pada sambungan las tersebut.



Semua tiang pancang harus mempunyai nomor referensi, tanggal cor, panjang dan lain lainnya dengan aturan sebagai bcrikut :



Setiap tiang pancang bagian I diberi tanda pada interval 50 Cm.



Setiap tiang pancang bagian II diberi tanda pada interval 25 Cm.



Setiap tiang pancang bagian III diberi tanda pada interval 10 Cm.

6. Pengujian Tiang pancang : 

Pengujian dilakukan terhadap suatu Tiang pancang percobaan yang tidak dipakai (unused pile) sebelum dilakukan pemancangan sebenarnya (used pile).



Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan kebenaran asumsi yang dipergunakan dalam penurunan dan perhitungan design load dari tiang pancang.

7. Penyipapan informasi data teknis : Panjang tiang Pancang, Energi Hammer, Hammer, Literatur dan Referensi teknis lengkap tentang alat pemukul yang dipakai. 8. Tahap-tahap pelaksanaan pemancangan : Sebelum dilakukan pemancangan, semua tiang pancang pra-cetak harus diberikan perincian dan data secara jelas pada sisi puncak tiangnya meliputi : Nomor referensi, Panjang tiang, Tanggal pengecoran, beban Kerja Sebelum dilakukan pemancangan harus diteliti terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut : 

Uraian syarat-syarat teknis pekerjaan .



Pada pemancangan tiang yang utuh maka pemancangan (set) maksirnum umumnya diperoleh dengan cara menggunakan alat pemukul (hammer) yang paling tepat dan paling lunak. Bila pemancangan dilakukan secara sebagian (segmental) maka ketinggian naksimum pemukulan yang diusulkan harus semaksimal mungkin konsisten dengan tegangan maksimum yang diijinkan pada beton dan massa alat pemukulnya juga harus diganti dengan yang sesuai, harus pula diperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan energi pada sambungan sambungan.



Bila tiang pancang segmental menemui tanah yang lembek sekali, batuan keras atau lapisan-lapisan batuan maka ketinggian pcmukulannya harus dikurangi.



Pemborong harus memberikan perincian tentang urutan pemancangan yang harus disusun sedemikian rupa untuk menghindari terangkatnya kembali (up Lifting) tiang pancang.



Bila tiang yang dipancangkan pada tanah lunak sampai kelapisan keras pendukung untuk memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearing) maka ketinggian dari semua tiang pancang yang berdekatan harus diperiksa apakah terjadi pengangkatan, bila mengalami hal tersebut.



Pemborong harus bertanggung jawab untuk melaksanakan semua usaha untuk memancang kembali tiang pancang yang terangkat tersebut.



Semua pemancangan harus dilakukan sampai mencapai kedalaman yang direncanakan dan disyaratkan, dalam pemancangan setiap titik pancang harus secara terus menerus tanpa terputus kecuali terdapat penyambungan bagian tiang pancang.



Dalam pemancangan perlu diperhatikan bahwa jumlah pukulan pada masingmasing tiang pancang diusahakan agar dibatasi sampai lebih kurang 2000 pukulan, apabila dalam harus dilakukan test integritas tiang (Pile Integrity test/PIT) yang bertujuan untuk mengetahui kualitas tiang pancang terpasang.

9. Mengecek kelurusan / kemiringan sudut tiang pancang dengan menggunakan theodolit min. 2 sudut yang berbeda, 10. Siapkan kertas grafik kalendering pada tiang pancang tersebut, 11. Secara berlahan hummer diangkat keatas hingga ketinggian tertentu, kemudian hummer dilapaskan, 12. Bila tiang pancang perlu mendapat sambungan karena kedalaman pemancangan masih belum terlampaui, maka hentukan pemancangan tiang pancang hingga +/1 meter dari muka tanah terhadap kepala tiang pancang, 13. Melakukan sambungan dengan tiang pancang berikutnya yang mana sambungan tersebut dilas pada ujung tiang pancang dengan menggunakan mesin las yang kemudian hasil las diberi bahan anti karat maka konsultasikan dengan Konsultan Perencana untuk langkah berikutnya, 14. Axial Loading Test: 

Axial loading test dilakukan pada setiap tiang pancang dimaksudkan untuk menentukan respon tiang pancang terhadap suatu pembebanan tekan statis. Beban tersebut bekerja secara aksial pada tiang pancang yang bersangkutan.



Untuk axial loading test ini kami menggunakan sistem Non Destructive Test yaitu Pile Driving Analysis (PDA) atau Shock Test dengan tujuan untuk mempersingkat waktu pengetesan, dengan ketentuan beban loading test 200 % dari Design Load.



Beban percobaan pada pengujian ini harus sebesar 200 % dari design load untuk suatu Proving Test, pembebanan dilakukan mengikuti prosedur “Slow maintaned Load test” dengan cyclic loading berdasar ASTM D 1143-8, sedangkan pada Preleminary Loading test pembebanan minimal sebesar 300 % design load.



Jumlah preleminary loading test ditetapkan 2 (dua) titik tiang percobaan, sedapat mungkin pelaksanaan pemancangan tiang uji dilakukan disebelah lobang pemboran Penyelidikan Tanah.



Beban maksimum yang ditumpukan pada pengujian pendahuluan ini harus 3 (tiga) kali besar Design Load, setelah itu penambahan beban dilanjutkan sampai kelongsoran (failure) teljadi.



Apabila telah dicapai suatu keadaan pengujian sesuai dengan rencana, maka pemancangan harus dihentikan sementara untuk memberikan kesempatan tanah kembali kepada kondisi semula. Pemancangan/Pemukulan tiang pancang dapat dilanjutkan kembali setelah selang waktu yang cukup untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan dari keadaan semula.

15. Lateral Loading Test : 

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan respon tiang terhadap pembebanan lateral.



Jumlah lateral loading test adalah 1 (satu) buah, sebagai percobaan digunakan used pile.



Untuk setiap tiang pancang yang dilakukan pengujian ini tidak boleh mengalami kegagalan struktural, untuk mengatasi kegagalan Pemborong harus memantau secara langsung hubungan antara beban dan defleksi lateral.



Persyaratan pelaksanaan Lateral Loading test mencakup hal-hal berikut :



Prosedur Pembebanan



Peralatan pengadaan beban



Prosedur dan peralatan untuk pengukuran lateral displacement



Laporan hasil pengujian



Pembebanan dilaksanakan dengan cyclic loading scsuai dengan persyaratan ASTM D 3966-81, beban percobaan ditetapkan sebesar maksimum 200 % x 5 % dari daya dukung izin vertikal tiang bor, kecuali ditentukan lain.



Pada bagian atas dari tiang pancang Pada tanah yang bcrada disekitar kepala tiang yang akan diuji, harus dipadatkan sampai pada “cut off level” dengan nilai CBR minimal 5 %.



Lateral Displacement yang diijinkan untuk pengujian ini adalah sebesar 12 mm pada beban percobaan lateral maksimum.



Segera

setelah

pengujian

beban

dilakukan,

Pemborong

harus

menyerahkan laporan lengkap tentang hasil pembebanan, agar dapat dilakukan evaluasi oleh Konsultan 

Evaluasi akan dilakukan untuk menentukan daya dukung akhir tiang pancang tersebut. Kegagalan memenuhi daya dukung tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.

5. Keunggulan Penggunaan Tiang Pancang 

Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.



Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.



Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang.



Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.



Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.



Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja. Walaupun lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus sehingga pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat dilakukan.



Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali jika diperlukan tiang dengan ukuran khusus.



Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.



Pondasi tiang pancang mempunyai tegangan yang kuat karena ia terbuat dari mutu beton terbaik. Jadi sebelum memesannya anda harus tahu pondasi tiang pancang dengan ukuran mutu beton seperti apa yang dibutuhkan agar sesuai dengan pengaplikasian konstruksinya nanti.



Dengan menggunakan pondasi tiang pancang, konstruksi galian pada tanah akan lebih minim sebab Reinforced Concrete Pile pengaplikasiannya tidak dipengaruhi tinggi muka air tanah.



Jika mutu beton berkualitas terbaik, otomatis beton dekkingnya pun tebal sehingga ia bisa melindungi bagian dalam tulangan beton bila terkena air maupun bahan kimia korosif, hal ini menjadikannya lebih kuat dan awet disegala kondisi.

6. Kelemahan Penggunaan Tiang Pancang 

Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan.



Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.



Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.



Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan. Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di sekitarnya. Kecuali Untuk Penggunaan Tipe Hidraulic, getaran dan kebisingan dapat dihilangkan.



Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan menggunakan pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas atau bawahnya berkepala baja). Bila pekerjaan penyambungan tidak baik, akibatnya sangat merugikan.



Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang cepat hancur. Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang dilapisi dengan kayu.



Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah ditentukan, diperlukan perbaikan khusus.



Untuk penggunaan tiang pancang dalam jumlah besar maka diperlukan juga untuk disediakan tempat yang cukup luas untuk meletakan tiang pancang tersebut.



Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut atau dipasang. Karena itu diperlukan mesinpemancang yang besar.



Produk tiang pancang beton memiliki bobot yang sangat berat dan dimensinya besar. Jadi sangat tidak memungkinkan bila produksi RCP ini dilakukan pada pabrik, karena proses pengangkutannya nanti akan sulit dan memakan biaya yang mahal



Dalam proses produksinya, produk tiang pancang membutuhkan waktu untuk memastikan kualitas beton cukup keras dengan maksimal. Karena hal ini akan mempengaruhi kualitasnya dalam menahan beban yang berat.



Proses produksi tiang pancang yang harus dilakukan dengan cermat, terutama pada ukuran panjang yang dimilikinya. Jika tiang pancang ternyata memiliki ukuran tinggi yang kurang, akan sangat sulit dalam melakukan penyambungan karena membutuhkan penyambungan khusus.

7. Contoh Penggunaan Tiang Pancang di Indonesia Pemancangan Pada Pembangunan Dermaga TNI Angkatan Laut Tawiri Ambon. a. Pekerjaan Pengadaan material Tiang Pancang Material dari supplier diproduksi dengan dimensi dan bentuk sesuai pemesanan dari kontraktor (mengacu pada Spesifikasi teknis)

b. Material dibawa kelokasi pekerjaan selanjutnya diletakan pada stock pile kontraktor

Tahapan Proses Pembuatan Dermaga dapat secara singkat dilihat dalam gambar berikut

c. Pekerjaan Pemancangan Pekerjaan pemancangan menggunakan 2 (dua) unit

pontoon,

satu

buah

Pontoon

Service

dipergunakan untuk mensupply tiang pancang yang diambil dari stok. tempat penimbunan sementara yang berada didarat. Di darat telah dlsiapkan Crane Service untuk memindahkan tiang pancang ke atas Pontoon Service

Gambar disamping hanya sebagai ilustrasl "pekerjaan mobilisasi/langsir material tiang pancang ke work site dengan Ponton". Adapun bentuk, dimensi dan material tiang sesuai dengan tender dokumen)

Setelah Pontoon Service diberi muatan material tiang pancang pipa / SPP, Pontoon Service ditarik

denganTugboat mendekat ke arah

Pontoon Pancang

Pekerjaan dengan Spun Pile arah vertical tanpa Kemiringan

Pekerjaan dengan Spun Pile arah vertical dengan Kemiringan

Pemancangan pertama dengan Tiang Pertama setelah ditentukan titik vertical dan Horizontal. Tiang pancang ke 2 disambung dengan tiang pancang pertama sesuai dengan shop drawing dan instruksi dari engineer Pemancangan dilaksanakan sampai didapat Final set (S) yang disyaratkan, yaitu: 2,5 (10 x tumbukan) sebanyak 3 kali berturut turut. Pemancangan dapat menggunakan Pile Follower jika tiang pancang terakhir tdk mencapai elevasi rencana

Gambar Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Dipasang stage sementara pekerjaan untuk memotong ujung tiang pada elevasi yang ditetapkan (Pile Cut Off) Elevasi Cut Off ditandai di pipa pancang dengan menggunajan alat ukur level yang diletakan didarat Gambar disamping adalah sebagai ilustrasi pekerjaan cut top pile. Adapun bentuk dan dimensi Pile sesuai dengan gambar rencana.

8. Kompetitor a. Bore Pile Contoh Kingdom Tower Di Jeddah, Arab Saudi EC mengklaim pembangunan pondasi ini memakai teknologi terkini. Pondasi memang menjadi bagian terpenting. Sebab tugasnya menggendong si jangkung agar bisa berdiri kokoh dalam waktu yang panjang. Untuk itu dibutuhkan 270 bore pile berdiameter 1,5 meter hingga 1,8 meter. Paku-paku bumi tersebut ditancapkan hingga kedalaman 105 meter di bawah permukaan tanah. Instrumen pendeteksi perubahan kondisi tanah juga dipasang. Fungsinya selain membaca perubahan kondisi tanah, juga menangkap segala perubahan di sekitar pondasi.

Pekerjaan pondasi pada konstruksi ini memakan waktu dalam 1 tahun. Saat ini bangunan ini adalah konstruksi bangunan tertinggi di dunia mengalahkan tower Burj Khalifa di Dubai, Uni Arab Emirates (UAE) setinggi 828 meter.

Pada gambar di atas menjelaskan tipe batuan yang terdapat pada area konstruksi Kingdom Tower. Dapat dilihat tenah keras didapat pada kedalaman 100-120 m bawah permukaan tanah.

Model Pembebanan pada Kingdom Tower.

Sebaran Titik Bore Pile pada Kingdom Tower.

Alat yang digunakan Pada Metode Bore Pile

Untuk segala jenis pemancangan diperlukan pekerjaan yang tepat. Dimulai dari besar beban konstruksi itu sendiri hingga penentuan besar tiang pancang yang akan digunakan. Hingga pelaksanaan pada lapangan, pekerjaan pada lapangan juga diperlukaan metode pelaksanaan yang tepat agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berpengaruh pada kualitas tiang yang telah dipancangkan. 9. Analisa Biaya Mutu dan Waktu a. Analisa Biaya Apabila dibandingkan untuk Penggunaan Pondasi Tiang pancang dan tiang bor dapat dilihat pada contoh penggunaan tiang pancang dan bore pile pada sebuah konstruksi di bawah ini. Sebagai pembanding akan digunakan sebuah metode Analisa pembanding untuk satu lokasi dengan menggunakan dua metode pemancangan dan bore Tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang beton persegi pejal dengan dimensi 45x45 cm dan panjang 15 m

Gambar Titik Tiang Pancang

Gambar Tiang Bore Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang No 1 A 1

Uraian 2 Pekerjaan Tanah Galian tanah pile cap

B 1 2 3 4 5 6

Pekerjaan Pondasi Pemancangan Pemotongan pile head Pembuatan lantai kerja 10 cm Bekisting pile cap Pembesian pile cap Pengecoran beton f'c 30 MPa

C D E F

Jumlah Harga PPN 10% Total Harga Pembulatan

Satuan 3

Volume 4

Biaya Satuan (Rp) 5

m

748,5443

Rp

m' m' m m kg m

2655 265,5 18,71361 50,13036 52091,01 336,8449

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Jumlah (Rp) 6 Rp 33.944.776,13 45.347,72 Rp 33.944.776,13

411.903,31 271.570,05 597.111,28 204.627,45 14.480,90 1.299.746,87

Rp 2.379.275.331,42 Rp 1.093.603.296,69 Rp 72.101.848,28 Rp 11.174.105,38 Rp 10.258.047,48 Rp 754.324.913,03 Rp 437.813.120,57 Rp 2.413.220.107,56 Rp 241.322.010,76 Rp 2.654.542.118,31 Rp 2.654.542.120,00

Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Pondasi Tiang Bor Biaya Satuan No

Uraian

Satuan

Volume

Jumlah (Rp) (Rp)

1 A 1 2

2 Pekerjaan Tanah Galian tanah pile cap Galian tiang bor

3

4

5

m m

572,5338 316,7946

Rp 40.288,64 Rp 215.520,09

B 1 2 3 4 5 6

Pekerjaan Pondasi Pemasangan tulangan tiang bor Pengecoran tiang bor Pembuatan lantai kerja 10 cm Bekisting pile cap Pembesian pile cap Pengecoran beton f'c 30 MPa

kg m m m kg m

66515,50969 316,7946 14,313345 45,634704 44768,24668 229,01352

Rp 14.514,89 Rp 1.278.391,58 Rp 597.111,28 Rp 204.627,45 Rp 14.531,89 Rp 1.299.746,87

C D E F

Jumlah Harga PPN 10% Total Harga Pembulatan

Rp Rp Rp

6 91.342.209,68 23.066.608,98 68.275.600,70

Rp 2.336.564.451,55 Rp 965.465.439,47 Rp 404.987.549,70 Rp 8.546.659,75 Rp 9.338.112,88 Rp 650.567.084,02 Rp 297.659.605,72 Rp 2.427.906.661,23 Rp 242.790.666,12 Rp 2.670.697.327,36 Rp 2.670.697.330,00

Dari segi biaya apabila dibandingkan maka akan terlihat bahwa penggunaan Tiang Bore dan Tiang pancang, perbedaan harga sangat sedikit. Dalam RAB tersebut sudah diperhitungkan termasuk biaya angkut tiang pancang yang harus di transpotasikan ke lokasi pemancangan.

b. Analisa Waktu Dengan menggunakan lokasi yang sama pada pembanding biaya, waktu yang diperlukan untuk pembuatan bore pile dan pancang dapat dijelaskan dalam tabel berikut

Tabel. Durasi Aktivitas Pekerjaan Pondasi Tiang Bor N A 1

Item Pek . Pekerjaan Tanah Galian tanah pile cap

B Pekerjaan Pondasi 1 Pemasangan tulangan tiang bor

SDM dan Alat Excavator dan Dump Truck

Koef . 0,0414

Prod.

Volume

Dur./ Grup

24,17 m /jam

572,5338 m

4 hari

m /hari

m3

hari

N Gru p 1

Dur. 4 har i hari

Pekerja Tukang besi Kepala tukang Mandor

0,0030 0,0015 0,0005 0,0005

2025,995 kg/hari

66515,51 kg

33 hari

2

17 hari

2 Pengecoran tiang bor

Concrete mixer

0,4910

14,26 m /hari

316,7946 m

23 hari

1

51 hari

3 Pembuatan lantai kerja 10 cm

Pekerja Tukang batu Kepala tukang Mandor Vibrator

1,2000 0,2000 0,0200 0,0600 0,0500

2 m /hari

14,31335 m

8 hari

1

8 hari

4 Bekisting pile cap

Pekerja Mandor

0,1500 0,0050

4 m /hari

45,56347 m

12 hari

1

12 hari

5 Pembesian pile cap

Pekerja Tukang besi Kepala tukang Mandor

0,0024 0,0012 0,0006 0,0006

1653,58 kg/hari

44.768,25 kg

28 hari

2

14 hari

6 Pengecoran beton f'c 30 MPa

Concrete mixer

0,6310

11,09 m /hari

229,0135 m

21 hari

1

21 hari

No

A 1

Item Pek.

Pekerjaan Tanah Galian tanah pile cap

B 1

Pekerjaan Pondasi Pemancangan

2

Pemotongan pile head

3

Pembuatan lantai kerja 10 cm

SDM dan Alat

Excavator Dump truck

Koef

Prod.

0,0414

Dur./

N

Grup

Grup

Volume

Dur

24,17

748,544

5

m /jam

m

hari

1

5 hari

Pile driver

1,000

16,6 m'/jam

2655 m'

23 hari

1

23 hari

Mandor

0,050

20

265,5

14

1

14

Pekerja Tukang potong

0,200 0,100

m'/hari

m'

hari

Pekerja

1,200

2

18,713606

8

Tukang batu Kepala tukang Mandor Vibrator Pekerja Mandor

0,200 0,020 0,060 0,050 0,150 0,005

m /hari

m

hari

4 m /hari

50,13036 m

13 hari

1

13

hari

1

8 hari

4

Bekisting pile cap

5

Pembesian pile cap

Pekerja Tukang besi Kepala tukang Mandor

0,010 0,005 0,003 0,003

2700,55 kg/hari

85067,43 kg

32 hari

2

16 hari

6

Pengecoran beton f'c 30 MPa

Concrete mixer

0,631

11,09

336,84491

31

1

31

m /hari

m

hari

Tabel Durasi Aktivitas Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan tabel durasi pekerjaan bore pile dan tiang pancang maka dapat diperhitungkan bahwa waktu yang diperlukan dalam metode pelaksanaan pekerjaan tiang bor memerlukan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan metode tiang pancang. Pelaksanaan yang sangat berpengaruh dalam waktu dalam metode pelaksanaan tiang bor adalah pada pekerjaaan galian tanah untuk tiang bor,penulangan tiang bor dan pengecoran untuk tiang bor. Untuk tiang pancang, diperlukan waktu yang lama pada proses pengangkutan tiang pancang menuju lokasi pekerjaan. Karena tiang pancang di produksi secara fabrikasi. Lama dan cepat proses pengangkutan tiang pancang tergantung pada lokasi pekerjaan pemancangan dilakukan dekat atau tidak. Semakin jauh maka akan diperlukan waktu yang lama pula. Karena harus di transpotasikan melalui kapal ponton.

c. Analisa Mutu Mutu dari perbandingan metode tiang pancang dan metode tiang bor adalah sama. Karena pembuatan pondasi untuk tiang pancang dan tiang bor mengikuti desain rencana lapangan yang telah direncanakan. Daya dukung dan kekuatan dari tiang bor dan tiang pancang dibuat mengikuti desain yang telah dibuat. Apabila dilihat dari sisi pengerjaan nya, mutu tiang pancang kadang mengalami keretakan apabila terjadi kesalahan prosedur kerja dilapangan. Contoh nya kesalahan pemancangan jumlah tumbukan dan kekuatan tumbukan yang terlalu kuat akan menghancurkan kepala tiang pancang itu sendiri.

Related Documents


More Documents from "Yulia Sumanti"

Uas_resiko_misaelsilooy.docx
November 2019 10
Tugas Bu Dwi.docx
November 2019 14
Drogas
April 2020 32
Informe Sobre Flujos
October 2019 39
April 2020 29