RESPON PEMBENTUKAN BUNGA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) AKIBAT PEMBERIAN PUPUK N DENGAN DOSIS BERBEDA DI PTPN VII UNIT USAHA REJOSARI
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditi dari tiga komoditi (karet, kakao, dan kelapa sawit) pada sub sektor perkebunan yang mendapat prioritas utama pemerintah dalam revitalisasi perkebunan Permasalahan utama rendahnya produktivitas pertumbuhan, perkembangan, dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. pemberian pupuk N pada tanaman kelapa sawit akan mempengaruhi pembentukan jumlah tandan bunga betina yang terbentuk secara optimum
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk N yang diaplikasikan pada tanaman kelapa sawit dalam pembentukan tandan bunga. 3. Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk N terhadap besarnya sex rasio yang timbul pada bunga betina dan bunga jantan kelapa sawit.
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
II. METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan dalam bentuk percobaan yang berlangsung di kebun PTPN VII Unit Usaha Rejosari, percobaan dimulai pada bulan Agustus 2008 sampai dengan Juli 2009. Umur tanaman yang dijadikan sebagai bahan percobaan adalah 8 tahun dengan jenis tanah Ultisol, dengan pH 5,47 – 5,97.
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
3.2 Bahan dan Alat Bahan : Alat :
Pupuk Urea, cangkul, meteran, cat, tali rafia, bor, label, cawan, oven, plastik, golok, tangga, ember, timbangan, dan alat tulis menulis.
3.3 Metode Pelaksanaan Percobaan disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok, yaitu dua belas perlakuan dosis pupuk urea dengan tiga ulangan sebagai berikut: 1. 0 g 5.1.250 g 9. 2.250 g 2. 500 g 6. 1.500 g 10. 2.500 g 3. 750 g 7. 1.750 g 11. 2.750 g 4. 1.000 g 8. 2.000 g 12. 3.000 g Dari hasil uji F, pada analisis varians menunjukkan perbedaan yang bermakna pada taraf 5%, maka dilanjutkan pengujiannya dengan uji BNT berikut, BNT = nilai pada t tabel 0,05 2kt r
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
3.4 Pelaksanaan Percobaan
Tanaman yang dijadikan sebagai bahan percobaan adalah kelapa sawit yang berumur 8 tahun (PTPN VII Kebun Rejosari) dengan pH tanah 5,47 sampai 5.97. Sebelum aplikasi pemupukan terlebih dahulu dilakukan pembersihan bokoran sepanjang 1,5 m yang melingkari, pupuk dibenamkan sedalam 10 cm. Pupuk diberikan pada awal percobaan. 3.5 Jadwal Pelaksanaan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Triw u l a n Keterangan 1 2 3 4 Izin dan Penetapan Blok x Surat izin dari PTPN VII Penelitian x Pemupukan x Pemeliharaa Tanaman x Pengamatan x x x Analisis Data x Penulisan Laporan x Seminar x Penyerahan Laporan x Uraian Kegiatan
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
3.6 Pengamatan
Data analisis tanah sebelum aplikasi pupuk urea diperoleh dari PTPN VII Unit Usaha Rejosari. Pengamatan dilakukan setelah tiga bulan aplikasi pupuk urea, adapun variabel yang diamati adalah : •Jumlah tandan bunga yang terbentuk, dihitung setiap bulan, setelah tiga bulan aplikasi perlakuan pemupukan, hal tersebut dilakukan karena bunga yang terbentuk hingga mekar atau anthesis memerlukan waktu 2 bulan sampai 2,5 bulan, •Sex rasio bunga jantan dan bunga betina yang terbentuk.
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. analisis tanah dari PTP N VII No. Jenis 1 formasi 2. bahan induk 3. Fisiografi 4. bentuk wilayah 5. jenis tanah 6. kesuburan 7. Tekstur 8. struktur 9. Konsistensi 10. kedalaman efektif 11. pH 12. C organic 13. N 14. C/N 15. P tersedia 16. K-dd 17. Ca-dd 18. Mg-dd 19. kejenuhan basah 20. KTK
Nilai
> 100 cm 5,47–5,97 0,34–0,97 % 0,07-0,17 % 4,86–6,80 5–8 ppm 0,29–0,38 me/100g 1,55–4,99 me/100g 0,34–1,115 me/100g 16 – 25 % 9,83 – 13,50 me/100g
Harkat tertier batuanliat/batuan pasir lipatan datar samapai berombak typic palendult (Podsolik kuning) sedang lempung liat berpasir gumpal-remah agak tegak cukup dalam rendah-sedang rendah rendah-agak rendah rendah-agak rendah rendah-agak rendah agak rendah rendah-agak rendah rendah-tinggi rendah-agak rendah agak rendah-sedang
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
4.1.2 Jumlah tandan bunga yang terbentuk Tandan bunga No
Perlakuan Jantan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0 gr 500 gr 750 gr 1000 gr 1250 gr 1500 gr 1750 gr 2000 gr 2250 gr 2500 gr 2750 gr 3000 gr
Betina
4,7 ns 2 ns 3,7 ns 3,3 ns 2,7 ns 2,3 ns 1,7 ns 1,7 ns 2 ns 1.7 ns 1.7 ns 5,3 ns
3,3 c 9,3 ab 6 bc 8,7 ab 10 a 8,7 ab 12,7 a 9,7 ab 9,7 ab 10 a 9,7 ab 9 ab
Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dengan uji BNT pada taraf 5%.
Hasil rata-rata bunga betina yang terbentuk (Tabel 3) menunjukkan perbedaan yang nyata dengan kontrol, dan tidak berbeda nyata antar perlekuan, sedankan pada pembentukan bunga jantan tidak menunjukan hubungan yang signifikan pada setiap perlakuan.
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
4.1.3 Sex rasio bunga jantan dan bunga betina yang terbentuk Sex rasio bunga jantan dan betina yang terbentuk selama percobaan yang dilakukan kurang lebih 12 bulan .
No
Perlakuan
Sex rasio
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000
42,42% 78,5% 38,33% 62,07% 73% 73,56% 86,62% 82,47% 79,38% 83% 82,47 41,12%
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
Rumus perhitungan sex rasio adalah: 100 – perbandingan bunga jantan dan bunga betina X 100% (suwandi, 1982)
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis tanah dari PTP N VII PT. Perkebunan VII Unit Usaha Rejosari berdasarkan data hasil analisis tanah PPKS Marihat yang diperoleh pada bulan Agustus, 2008 secara geologis tergolong dalam formasi tertier dengan bahan induk batuan liat/batuan pasir, fisiografi sebagian besar areal adalah lipatan dengan bentuk wilayah datar samapai berombak. Jenis tanah typic palendult (Podsolik kuning), kesuburan sedang, tekstur lempung liat berpasir dengan struktur tanah gumpal-remah dan konsistensi tergolong agak tegak, kedalaman efektif cukup dalam > 100 cm, pH 5,47 – 5,97 rendah-sedang, C organik (0,34 – 0,97 %) rendah, N tergolong rendah-agak rendah (0,07 - 0,17 %), C/N tergolong rendahagak rendah = 4,86 – 6,80, P tersedia rendah-agak rendah (5 – 8 ppm), kation-kation yang dapat dipertukarkan (-dd) seperti K-dd tergolong agak rendah 0,29 – 0,38 me/100 g, Ca-dd tergolong rendahagak rendah (1,55 – 4,99 me/100 g), Mg-dd tergolong rendah-tinggi 0,34 – 1,115 me/100 g, kejenuhan basah rendah-agak rendah (16 – 25 %), KTK agak rendah-sedang (9,83 – 13,50 me/100 g.
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
4.2.2 Jumlah tandan bunga yang terbentuk 14 12
t a R
-ra t
10 8 6
bunga jantan
4
bunga betina
2 0 0
500 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 Dosis
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
Grafik hasil pembentukan tandan bunga pada menunjukan
pembentukan rata-rata bunga betina tertinggi pada dosis perlekuan 1750 g pohon-1, sedangkan pada hasil uji BNT pembentukan rata-rata bunga betina pada setiap dosis perlakuan, kecuali kontrol tidak berbeda nyata, sehingga penambahan dosis pupuk N cukup dilakukan pada perlakuan 500 g pohon-1. Sebaliknya pada hasil rata-rata pembentukan bunga jantan setelah dilakukan uji BNT tidak menunjukan perbedaan yang nyata antara dosis perlakuan dengan kontrol.
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
Tingginya bunga betina yang terbentuk diduga adanya kontribusi sudut pelepah daun, karena dengan sudut pelepah 70 - 75 derajat akan menghasilkan fotosintesis pada tanaman kelapa sawit sekitar 26 mg/C02/dm2/jam (IOPRI, 2008).
Nilai N daun yang diperoleh sebelum penelitian di lakukan adalah 55,1, sedang angka kritisnya adalah 51. Dengan demikian, kandungan N daun yang di atas kritis menunjukkan bahwa dengan penambahan sekitar 500 g tanaman-1 dapat meningkatkan pembentukan bunga betina. Adanya peningkatan tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Gardner, dkk., (1985), bahwa meningkatnya serapan nitrogen pada tanaman dapat meningkatkan kandungan klorofil daun dan enzim fotosintesis dalam menghasilkan pati. Hal inilah, yang memungkinkan adanya peningkatan pembentukan bunga lebih tinggi.
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
4.2.3 Sex rasio bunga jantan dan bunga betina yang terbentuk
100 90 80 70 60
a t n s r e p
50 40 30 20 10 0 0
500
750
1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 Dosis
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
Hasil Sex rasio bunga jantan dan bunga betina yang terbentuk menunjukkan bahwa persentase tertinggi pada perlakuan dosis 1750 g tanaman-1 yaitu sebesar 86,62%. Persentase terkecil didapat pada perlakuan dosis 3000 g tanaman-1 yaitu sebesar 41,12%, sedangkan pada perlakua kontrol 0 g tanaman-1 persentase yang didapat juga kecil yaitu sebesar 42,42%. Tingginya sek rasio yang terbentuk pada pembentukan bunga kelapa sawit didukung oleh penyinaran yang cukup. Kekurangan cahaya matahari akan menyebabkan sex rasio pada tanaman kelapa sawit kecil yang ditunjukan dengan pembentukan bunga betina lebih sedikit dari bunga jantan (Priyono, 2008).
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
IV. RENCANA ANGGARAN Rencana anggaran yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan selama kegiatan proyek usaha mandiri ini dilaksanakan. Biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 2.078.310.00, meliputi Biaya izin kegiatan Rp. 25.000.00, Biaya pemupukan Rp. 651.370.00, Biaya pemeliharaan tanaman Rp. 54.700.00, Biaya pengamatan Rp. 402.000.00, Biaya analisis laboratorium Rp. 795.240.00, Biaya analisis data Rp. 105.000.00. dengan rincian seperti pada Tabel 5.
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan •Penambahan dosis pupuk N tidak mempengaruhi pembentukan bunga jantan, •Penambahan dosis pupuk N mempengaruhi pembentukan hasil bunga betina, dengan dosis perlakuan 1750 g pohon-1 bunga betina yang terbentuk sebanyak 12,7 tandan, tetapi tidak berbeda dengan perlakuan dosis 500 g pohon-1 sampai 3000 g pohon-1, •Penabahan dosis pupuk N terbaik dilakukan pada perlakuan 500 g pohon-1, •Hasil sex rasio dari rata-rata bunga jantan dan bunga betina yang terbentuk menunjukkan bahwa sex rasio tertinggi pada perlakuan dosis 1750 g tanaman-1 yaitu sebesar 86,62%.
5.2 Saran Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, Perlu percobaan lanjut dilakukan pada musim kemarau dengan variasi umur tanaman.
yang
Respon Pembentukan Bunga Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk N d