TUGAS I MANAJEMEN KONSTRUKSI TENTANG “TUGAS WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM ORGANISASI PROYEK JALAN DAN JEMBATAN”
DISUSUN OLEH : ILHAM MAYANDRA NIM: (4204171161)
DOSEN PENGAMPU : GUSWANDI, MT
PRODI D-IV TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 2019
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah produk atau bangunan tertentu dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Jembatan merupakan suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah, dimana rintangan ini biasanya jalan berupa lain yaitu jalan air atau jalan lalu lintas biasa (Struyk, 1995). Jembatan memiliki arti penting bagi setiap orang, dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda tiap orangnya (Supriyadi, 2000). Menurut Dr. Ir. Bambang Supriyadi, jembatan bukan hanya kontruksi yang berfungsi menghubungkan suatu tempat ke tempat lain akibat terhalangnya suatu rintangan, namun jembatan merupakan suatu sistem transportasi, jika jembatan runtuh maka sistem akan lumpuh. Perencanaan sebuah jembatan menjadi hal yang penting, terutama dalam menentukan jenis jembatan apa yang tepat untuk dibangun di tempat tertentu dan metode pelaksanaan apa yang akan digunakan. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai. Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bertujuan untuk mendukung distribusi lalu lintas barang maupun manusia dan membentuk struktur ruang wilayah (Renstra Kementerian PU 2010-2014,2010), sehingga pembangunan infrastruktur memiliki 2 (dua) sisi yaitu : tujuan pembangunan dan dampak pembangunan.
1.2.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana sistem proyek yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi Jalan dan jembatan 2. Bagaimana karakteristik proyek konstruksi jalan dan jembatan dan macam-macam jenis proyek jalan dan jembatan 3. Bagaimana organisasi dalam proyek jalan dan jembatan. 4. Bagaimana Struktur Organisasi dalam Proyek Jalan dan jembatan 5. Bagaimana tugas wewenang dalam proyek dan tanggung jawab proyek jalan dan jembatan
1.3.
Tujuan dan Manfaat 1. Untuk mengetahui sistem proyek yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi Jalan dan jembatan 2. Untuk mengetahui metode karakteristik proyek konstruksi jalan dan jembatan dan macam-macam jenis proyek jalan dan jembatan. 3. Untuk mengetahui Organisasi dalam Proyek Jalan dan jembatan 4. Untuk mengetahui Struktur Organisasi dalam Proyek Jalan dan jembatan 5. Untuk mengetahui tugas wewenang dalam proyek dan tanggung jawab proyek jalan dan jembatan
BAB 2 PROYEK 2 2.1.Defini Proyek Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan. Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2 2.2.Sistem Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:
Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Indrajit (2001:2), Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang
memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
Lani Sidharta (1995:9), Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling
berhubungan, yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.
Murdick, R.G (1991:27), Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk
kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang.
Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperai
bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.
2 2.3. Jenis-Jenis Proyek Jika ditinjau dari aktivitas yang paling dominan yang dilakukan pada sebuah proyek, maka kita dapat mengkategorikan proyek sebagai berikut: 2.3.1. a.
Proyek Konstruksi Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupan suatu rangkaian kegiatan di bedakan atas dua jenis yaitu
kegiatan rutin dan kegiatan proyek, yaitu : Kegiatan rutin adalah suatu kegiatan yang terus menerus berlangsung dan berlangsung lama. Kegiatan proyek adalah suatu kegiatan yang hanya dilaksanakan satu kali dan umumya berlangsung dalam jangka waktu yang pendek atau dengan kata lain kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. Kegiatan tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan penelitian dan pengembangan. Proyek adalah usaha dengan tujuan tertentu dengan waktu dan sumber daya terbatas, sedangkan konstruksi bangunan adalah mendirikan suatu bangunan, maka proyek konstruksi adalah usaha untuk mendirikan suatu bangunan dengan waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya proyek yang terbatas. b.
Karakteristik Proyek Konstruksi
Dari pengertian di atas terlihat bahwa ciri-ciri pokok proyek adalah:
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
Jumlah biaya, kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan.
Mempunyai awal kegiatan dan mempunyai akhir kegiatan yang telah ditentukan atau
mempunyai jangka waktu tertentu.
Rangkaian kegiatan hanya dilakukan sekali (non rutin), tidak berulang-ulang,
sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik (tidak identik tapi sejenis)
Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
c. Sasaran Proyek Dan Tiga Kendala (Triple Constraint) Di atas telah disebutkan bahwa tiap proyek memiliki tujuan khusus, misalnya rumah tinggal, jembatan, atau instalasi pabrik. Dapat pula berupa produk hasil kerja penelitian dan pengembangan. Di dalam proses mencapai tujuan tersebut telah ditentukan batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga
batasan di atas disebut tiga kendala (triple constraint). Seperti diperlihatkan oleh gambar ini merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek.Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal.Tahapan Proyek Konstruksi Secara Berurutan (Life Cycle) Tahapan proyek konstruksi terdiri dari :
2.3.2.
Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap Perekayasaan dan Perancangan
Tahap Pengadaan/ Pelelangan/ Procurement
Tahap Pelaksanaan
Tahap Test Operasional
Tahap Pemanfaatan dan Pemeliharaan
Proyek Manufaktur a. Pengertian Manufaktur Teknik manufacturing merupakan perancangan proses produksi sebuah produk. Teknik produksi atau manufaktur mempelajari semua hal yang berhubungan dengan proses produksi, termasuk beberapa fungsi dibawah ini (Turner, 2000:53), yaitu :
Mengevaluasi dapat tidaknya suatu produk diproduksi.
Memilih jenis dan menentukan parameter dari proses produksi tersebut,
seperti komponen yang digunakan, alat potong, kedalaman pemotongan dan lainlain.
Merancang peralatan pembantu pekerjaan yang berfungsi untuk menjamin
dan mengatur posisi dari benda kerja pada saat berlangsungnya proses produksi.
Mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk produksi sebuah komponen
dari sebuah produk.
Menjamin kualitas dari produk yang diproduksi. Disamping beberapa fungsi diatas terdapat beberapa aktifitas yang termasuk
operasi produksi yang berhubungan dengan perencanaan dan control produksi adalah membuat analisa persediaan membuat perencanaan kebutuhan komponen.
Saat ini perkembangan dan perubahan teknik produksi ini sangat cepat. Untuk meningkatkannya lagi merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Dimasa yang akan datang seorang engineer akan menghabiskan 5%-25% dari waktunya untuk mempelajari teknologi baru. Komputerisasi, sistem pengendalian yang terintegrasi dan koordinasi kegiatan manufaktur merupakan area yang sangat cepat mengalami perubahan. b. Interaksi Desain Produk – Produksi Rekayasa proses adalah teknik yang memperhatikan desain dari proses produksi yang digunakan dalam proses manufaktur sebuah produk, terdapat 6 urutan langkah yang harus dilakukan (Turner 2000:56) yaitu : 1. Menentukan struktur produk yang harus dibuat. 2. Menafsir kemampuan proses produksi dari masing-masing komponen. 3. Mencatat senua proses masing-masing komponen. 4. Mengevaluasi biaya yang ditimbulkan oleh masing-masing alternative produksi. 5. Menentukan urutan tiap-tiap operasi yang harus dilakukan. 6. Mendokumentasikan proses tersebut. Desain Produk memerlukan seseorang yang mengembangkan dan mengevaluasi kemampuan suatu komponen untuk diproduksi sesuai dengan fungsinya. Karakteristik komponen tersebut, ukuran, bentuk kekuatan, keandalan, keamanan dan lain-lain, dievaluasi dengan menggunakan ilmu fisika, kekuatan suatu material, tribologi, dan seterusnya serta seringkali menggunakan analisis computer. Rekayasa manufactur (Manufacturing Engineering) membuat dan mengevaluasi biaya untuk memproduksi sebuah komponen dan menggunakan pengetahuannya terhadap biaya, kemampuan dan keterbatasan berbagai metode pengolahan yang tersedia untuk memproduksi komponen tertentu disamping terhadap alat potong, mesin, tingkat keahlian tenaga kerja, kesamaan proses dengan komponen lain dan lain sebagainya (Turner 2000: 54). Dalam berbagai operasi produksi, beberapa variasi dalam ukuran komponen yang diproduksi dapat saja terjadi karena berbagai hal, misalnya karena alat yang digunakan, kesalahan operator, dan variasi material. Rentang ukuran komponen yang masih diijinkan yang tidak akan mengurangi fungsi komponen dan keandalannya disebut sebagai toleransi produk.toleransi ini
merupakan variasi pada masing-masing produk yang masih dapat diterima. Perancang komponen, yaitu orang yang paling mengerti tentang fungsi dari produk tersebut, akan menginginkan toleransi sekecil-kecilnya untuk menjamin produk tersebut dapat berfungsi sebaik-baiknya. Orang teknik produksi, orang yang sangat peduli dengan biaya produksi, menginginkan toleransi yang sebesar-besarnynya karena akan memberikannya banyak pilihan dalam menentukan proses produksi yang akan digunakan untuk memproduksi komponen tersebut. Dengan semakin banyaknya pilihan, akan memungkinkan untuk melakukan pengurangan biaya produksi, kadang, desainer produk juga memberikan toleransi produk yang sangat ketat karena dia tidak peduli dengan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi produk dengan toleransi yang sangat ketat atau tidak kemampuan suatu mesin untuk memproduksi suatu konfigurasi yang tidak biasa. Seringkali, orang teknik produksi akan mengansumsikan bahwa toleransi yang sangat ketat an konfigurasi yang tidak biasa ini adalah suatu yang penting (padahal sebenarnya tidak). Hal ini hanya akan menambah biaya produksi yang sebenarnya tidak penting. Idealnya, seorang ahli teknik produksi seharusnya mendesain produk dari awal untuk mengetahui dapat tidaknya suatu produk diproduksi. Jika interaksi antar desainer dengan orang teknik produksi dapat dilakukan dari awal, maka seharusnya orang teknik produksi dapat menginformasikan dari awal biaya yang dibutuhkan untuk membuat sebuah komponen kepada desainer produk. Dengan informasi ini, seorang desainer akan dapat terhindar dari biaya produksi yang tinggi. (Turner 2000:55) c. Manajemen Proyek Ketika kita memikirkan sebuah tim proyek, dengan segera kita mengingat tentang sebuah tim olah raga. Konsep tentang relasi dalam tim, seperti mempunyai kejiwaan pada tim, sering sekali diperlihatkan dalam konsep tim olah raga keseharian, seperti pelatih selalu memberi petunjuk kepada atletnya, bila sedang makan bersama mereka memperbincangkan berbagai macam strategi untuk mengalahkan lawan. Sangat disayangkan pengertian tim dalam bidang olah raga tidak sama dengan pengertian tim dalam proyek, karakteristik tim dalam olah raga adalah jelas, yaitu peraturan dalam sebuah pertandingan yaitusangat jelas yaitu
menang, agarmenang seorang atlet harus jujur, inti dari permainan secara tim sangat jelas, harus dapat bersatu dalam tim memenangkan sebuah pertandingan. Proyek pada kenyataannya mempunyai karakteristik yang kabur, kadang hanya sedikit saja peraturan-peraturan yang jelas dalam menjalankan sebuah proyek, tujuan dari sebuah proyek kadang sering sekali kabur dari tujuan awalnya, biasanya diakibatkan karena proyek tersebut mempunyai berbagai macam tujuan yang saling bertabrakan satu sama lain, struktur anggota proyek kadang berubah karena anggota dari tim tersebut sangat dibutuhkan untuk pekerjaannya yang normal. Peraturan antar anggota pun tidak jelas. Sebuah kunci kesuksesan dalam satu proyek profesional adalah bagaimana menciptakan semangat kebersamaan tim dalam lingkungan tim tersebut. Keadaan normal dalam satu tim, sebagai contoh, kedekatan antar tim, pengenalan tim terhadap lingkungan, kemampuan dari pimpinan tim dan anggota saling memotivasi, hal-hal tersebut yang jarang kita temui dalam suatu proyek (Frame, 1994: 73) d. Ekonomi Teknik Ekonomi teknik adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspekaspek ekonomi dalam teknik, yang terdisi dari evaluasi sistematis dari biayabiaya dan manfaat-manfaat usulan proyek-proyek teknik. Prinsip-prinsip ini dimanfaatkan untu menganalisis penggunaan-penggunaan alternative terhadap asset-aset fisik dan operasi suatu organisasi. (L. Grant, 1994:6)
2.4.1. Organisasi Pemilik Proyek Pada Kegiatan Preservasi Rekonstruksi Jalan dan Pemeliharaan RutinJembatan Kalahien-Buntok-Ampah, Tahun Anggaran 2017 ini bertindaksebagai pemilik proyek adalah Kementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga. Struktur organisasi sertatugas-tugasnya dijelaskan sebagai berikut : 1. Tugas dan Tanggung Jawab Kuasa Pengguna Anggaran (Kasatker), yaitu : 1. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran. 2. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan.
3. Membentuk dan mengangkat panitia pengadaan 4. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas bebananggaran belanja 5. Melaksanakan pungutan penerimaan negara bukan pajak 6. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan anggaran 7. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan serta pertanggung jawaban. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Komitmen, yaitu : 1. Menyusun perencanaan barang dan jasa 2. Mendapatkan paket-paket pekerjaan.3. 3. Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri, jadwal dan tatacara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun oleh panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan 4. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia barang/jasasesuai kewenangannya 5. Menetapkan besar uang muka yang menjadi hak penyedia barang/jasasesuai ketentuan yang berlaku 6. Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa. 7. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa ke KPA. 8. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak 9. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepadaMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan berita acara penyerahan. 3. Tugas dan Tanggung Jawab Bendahara Pengeluaran Pembantu, yaitu: 1. Menerima penyimpanan, melakukan pembayaran dan pembukuankegiatan anggaran. 2. Meneliti kelengkapan, menguji kebenaran tagihan dan ketersediaandana serta menolak apabila persyaratan tidak terpenuhi. 3. Menyiapkan dan menyusun serta menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan. 4.
Tugas dan Tanggung Jawab Koordinator Lapangan, yaitu : Tugas Koordinator Pengawas Lapangan adalah orang yang bertanggung jawab atas keseluruhan dari kegiatan yang berlangsung dilokasi proyek, dan memiliki tugas selalu memonitoring dan mengkordinasi pekerjaan dari beberapa pokja ( Kelompok Kerja ).
5. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Urusan Tata Usaha Tugas kepala urusan tata usaha yaitu: 1. Menginventaris semua barang-barang milik proyek 2. Membuat pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek. 3. Memelihara peralatan administrasi dan bangunan kantor. 4. Mempersiapkan semua kebutuhan perlengkapan administrasi dan alat-alat kantor untuk menunjang kelancaran proyek tersebut. 6.
Tugas dan Tanggung Jawab Petugas Sub Urusan Umum dan Gudang Berikut kami uraikan tugas-tugas kerja Petugas urusan umum dan gudang: 1. Menyusun perencanaan dari mulai pengadaan hingga distribusi 2. Mengawasi dan mengendalikan operasional gudang. 3. Sebagai pemimpin bagi semua staff gudang. 4. Mengawasi dan mengendalikan semua barang yang masuk dan keluarsesuai dengan SOP perusahaan.
7.
Tugas dan Tanggung Jawab Petugas Sub Urusan Administrasi Teknik dan Pelaporan, yaitu : 1. Bertanggung jawab kepada manajer proyek dan 2. Melakukan ketata usahaan dan melakukan administrasi proyek. 3. Kepegawaian dan ketenaga kerjaan dan urusan rumah tangga.
8 Tugas dan Kewajiban Petugas Sub Urusan Keuangan Tugas dan kewajiban Petugas Sub Urusan Keuangan yaitu : 1. Mempersiapkan daftar biaya berkaitan dengan rancangan dalam bentuk batas biaya dan target biaya untuk setiap bagian pekerjaan. 2. Menyelenggarakan sistem administrasi umum dan teknis dalam rangkamemperlancar pengelolaan proyek. 3. Membuat pembukuan arsip-arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek dan melaksanakan pengendalian biaya selama pelaksa naan proyek. 9. Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Lapangan, yaitu : Pengawas lapangan adalah orang yang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai dengan ketentuan yangtelah disepakati agar dapat memberikan laporan kepada Pimpinan Proyekmengenai kualitas material dan peralatan yang digunakan sesuai denganrencana atau belum. Tugas dan tanggung jawab pengawas lapangan yaitu:
1. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetapterlaksana dengan baik sesuai dengan rencana kerja. 2. Menampung segala persoalan di lapangan dan menyampaikannyakepada pemimpin proyek. 3. Membantu survey dan mengumpulkan data di lapangan. 4. Menjaga hubungan baik dengan instasi serta masyarakat setempat yang berhubungan dengan pekerjaan. 5. Meneliti laporan bulanan yang diserahkan oleh kontaktor 2.5.1 Struktur Organisasi Dalam Proyek 1. Struktur Organisasi Dalam Proyek Jembatan
Gambar 2.5.1.1 (Struktur Organisasi Dalam Proyek Jembatan Tayan, Kalbar,2012)
2. Struktur Organisasi Dalam Proyek Jalan
Gambar 2.2 Struktur Bawah (Sub Structure) pada Pier 3. Abutment
Abutment merupakan bagian dari bangunan pada ujung-ujung jembatan,yang memiliki fungsi sebagai pendukung untuk bangunan struktur atas dan juga berfungsi untuk penahan tanah. Abutment mempunyai bagian sebagai berikut :
a. Abutment b. Wing Wall c. Pelat Injak d. Back Wall Gambar 2.5.1.2 (Struktur Organisasi Dalam Proyek Jalan Tol Surabaya-Mojokerto,2015)